Anda di halaman 1dari 12

Sejarah Hukum Indonesia

By : Dr. Muhammad Arif Sahlepi


Lubis, S.H., M.Hum.
Akademisi dan Praktisi.
Sejarah Tata Hukum dan Politik
Hukum Indonesia
 Sejarah Tata Hukum Masa Kolonial
 Zaman Penjajahan Belanda
 Masa VOC
 Masa Pemerintahan Belanda
 Masa Penjajahan Inggris
 Zaman Penjajahan Jepang
 Sejarah Tata Hukum Indonesia dan Politik
Hukum Masa Kemerdekaan
 Politik Hukum Pasca Perubahan UUD 1945
Zaman Penjajahan Belanda dan
Inggris
 Masa Vereenigde Oost Indische Compagnie
(VOC) 1602 – 1799
 VOC dibentuk untuk mengamankan kepentingan
ekonomi penjajah Belanda.
 Oleh Pemerintah Belanda, VOC diberi hak-hak istimewa
(octrooi) termasuk membuat peraturan dan
membangun kekuatan militer.
 Tahun 1610, oleh pengurus VOC Pusat, VOC Indonesia
juga diberi kewenangan untuk menyelesaikan perkara-
perkara tertentu termasuk perkara pidana dan perdata.
Zaman Penjajahan Belanda dan
Inggris

 Penjajahan Pemerintah Belanda dan Inggris


1800 – 1942
 Sejak 1 Januari 1800 Indonesia diambil alih dari VOC
ke Pemerintah Belanda.
 Pada masa Daendels, hukum pribumi tetap diakui
sepanjang tidak bertentangan dengan aturan dari
pemerintah Belanda.
 Pada masa penjajahan Inggris di bawah Gubernur
Raffles (1811-1814), hukum pribumi tetap diakui
tetapi kedudukannya berada di bawah hukum Eropa.
 Pada masa Raffles pula, dilakukan penyusunan pengadilan
yang diadopsi dari India, yakni:
1. Division’s Court.
 Terdiri dari beberapa pribumi, yaitu Wedana atau Demang dan
pegawai bawahannya.
 Berwenang mengadili perkara pelanggaran kecil dan sipil dengan
pembatasan sampai 20 ropyen.
2. District’s Court atau Bopati’s Court.
 Terdiri dari Bupati sebagai ketua, penghulu, jaksa dan beberapa
pegawai bumiputra di bawah perintah Bupati.
 Wewenangnya mengadili perkara sipil. Dalam memberikan putusan,
Bupati meminta pertimbangan jaksa dan penghulu.
 Kalau tidak ada persesuaian pendapat, perkaranya harus diajukan
kepada Resident’s Court.
3. Resident’s Court
 Terdiri dari residen, para bupati, hooft jaksa dan hooft penghulu.
 Wewenangnya mengadili perkara pidana dengan ancaman bukan
hukuman mati
4. Court of Circuit
 Terdiri dari seorang ketua dan seorang anggota.
 Bertugas sebagai pengadilan keliling dalam menangani perkara pidana
dengan ancaman hukuman mati. Dalam peradilan ini dianut sistem juri
yang terdiri dari lima sampai sembilan orang bumiputra
Zaman Penjajahan Jepang

 Berpedoman kepada undang-undang Jepang


(Gunseirei).
 Setiap peraturan yang diperlukan demi
kepentingan pemerintah di Jawa dan Madura
dibuat berpedoman pada Gunseirei melalui
”Osamu Seirei”.
 Osamu Seirei mengatur segala hal yang
diperlukan untuk kepentingan pemerintahan
melalui peraturan pelaksana yang disebut
”Osamu Kanrei”.
Zaman Penjajahan Jepang

 Dalam bidang hukum, pemerintah


balatentara Jepang melalui Osamu Seirei No.
1 Tahun 1942, dalam Pasal 3 menyatakan
”Semua badan pemerintahan dan
kekuasaannya, hukum dan undang-undang
dari pemerintah yang terdahulu tetap diakui
sah bagi sementara waktu, asal saja tidak
bertentangan dengan aturan pemerintahan
militer”.
 Tidak ada lagi dualisme hukum sehingga
hukum berlaku untuk semua golongan.
Masa Kemerdekaan

 Awal kemerdekaan:
 Pasal II Aturan Peralihan UUD 1945:
”Segala badan negara dan peraturan yang
ada masih langsung berlaku, selama
belum diadakan yang baru menurut Undang
Undang Dasar ini”
Masa Kemerdekaan

 Masa Konstitusi RIS:


 Aturan peralihan dalam Pasal 192 ayat (1) UUD
RIS: ”Peraturan-peraturan undang-undang dan
ketentuan-ketentuan tata usaha yang sudah ada
pada saat konstitusi ini mulai berlaku, tetap
berlaku dengan tidak berubah sebagai
peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan
Republik Indonesia Serikat sendiri, selama dan
sekedar peraturan-peraturan dan ketentuan-
ketentuan itu tidak dicabut, ditambah atau diubah
oleh undang-undang dan ketentuan-ketentuan tata
usaha atas kuasa konstitusi ini”.
Masa Kemerdekaan
 Masa UUDS 1950:
 Pasal 102 UUDS menyatakan: ”Hukum perdata
dan hukum dagang, hukum pidana sipil maupun
militer, hukum acara perdata dan hukum acara
pidana, susunan dan kekuasaan pengadilan
diatur dengan undang-undang dalam kitab
hukum, kecuali jika pengundang-undang
menganggap perlu untuk mengatur beberapa
hal dalam undang-undang sendiri”.
 Dikehendaki jenis-jenis hukum tertulis
dikodifikasikan berupa KUHPerdata, KUHP sipil
maupun militer, dan KUHA.
Pasca Perubahan UUD 1945

 Pasal I Aturan Peralihan UUD 1945: “Segala


peraturan perundang-undangan yang ada
masih tetap berlaku selama belum
diadakan yang baru menurut undang-
undang dasar ini.”
 Pasal II Aturan Peralihan UUD 1945:
“Semua badan negara yang ada masih
tetap berfungsi sepanjang untuk
melaksanakan ketentuan undang-undang
dasar dan belum diadakan yang baru
menurut undang-undang dasar ini.”
Politik Hukum Pasca
Perubahan UUD 1945

 Penguatan check and balances (eksekutif


vs legislatif dan legislatif vs yudikatif)?
 Penguatan sistem demokrasi.
 Penataan kelembagaan negara.
 Penguatan jaminan atas HAM.
 Penguatan sistem pemerintahan daerah
berdasarkan asas otonomi dan
desentralisasi.

Anda mungkin juga menyukai