Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MENGHADAPI DEGRADASI MORALITAS KEPOLISIAN


REPUBLIK INDONESIA MELALUI REFORMASI KULTURAL
Disusun untuk Memenuhi Ujian Tengah Semester Ganjil
Mata Kuliah Etika Profesi Hukum
Kelas A

Oleh:
Linda Dewi Rahayu

NIM. 135010100111028

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS HUKUM
MALANG
2016

1 Makalah Etika Profesi Hukum

UPAYA MENGHADAPI DEGRADASI MORALITAS KEPOLISIAN


REPUBLIK INDONESIA MELALUI REFORMASI KULTURAL
Linda Dewi Rahayu

A. JUDUL : UPAYA MENGHADAPI DEGRADASI MORALITAS


KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA MELALUI REFORMASI
KULTURAL

B. LATAR BELAKANG
Dr. James J. Spillane SJ. mengungkapkan bahwa ethics atau etika
memperhatikan

atau

mempertimbangkan

tingkah

laku

manusia

dalam

pengambilan keputusan moral. Etika mengarahkan atau menghubungkan


penggunaan akal budi individual dengan objektivitas untuk menentukan
kebenaran atau kesalahan dan tingkah laku seseorang terhadap orang lain. 1
Sebagai suatu subyek, etika berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu
ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang dikerjakannya
itu salah, benar, baik, atau buruk.2
Hukum dan etika adalah dua istilah penting yang terkait dengan ilmu
manajemen. Hukum adalah seperangkat aturan universal yang dibingkai, diterima
ketika biasanya ditegakkan. Kemudian disisi lain etika adalah yang menentukan
bagaimana individu lebih memilih untuk berinteraksi satu sama lain. 3 Kemudian
etika dalam hukum menjadi kode etik profesi penegak hukum, yang merupakan
tuntutan, bimbingan atau pedoman moral atau kesusilaan untuk penegak hukum
yang disusun dan bersifat mengikat dalam praktek. Dengan demikian maka kode
etik profesi hukum berisi nilai-nilai etis yang ditetapkan sebagai sarana
pembimbing dan pengendali bagaimana seharusnya atau seyogyanya profesi
1 Suhrawardi K. Lubis. Etika Profesi Hukum. Jakarta: Sinar Grafika Offset. Cetakan
keenam: 2012. Hlm. 1.
2 Muhammad Nuh. Etika Profesi Hukum. Jakarta: Pustaka Setia Offset. 2011. Hlm xvii.
3 P. Vasantha Kumar. Research Scholar Department of legal Studies University of
Madras. An Analysis on Law Vs. Ethics and Morals in a Changing Society. (Online:
http://www.internationalseminar.org/XIII_AIS/TS%204/3.%20Dr.%20P%20Vasantha
%20Kumar.pdf) diakses pada 25 Oktober 2016.

2 Makalah Etika Profesi Hukum

UPAYA MENGHADAPI DEGRADASI MORALITAS KEPOLISIAN


REPUBLIK INDONESIA MELALUI REFORMASI KULTURAL
Linda Dewi Rahayu

hukum bertindak atau berperilaku atau berbuat dalam menjalankan profesinya.


Jadi, nilai-nilai yang terkandung dalam kode etik profesi adalah nilai-nilai etis 4
yang mengikat secara moral.
Upaya penegakan hukum yang dilakukan oleh pemerintah, tidak dapat
dilepaskan dari kepolisian. Tugas Pokok kepolisian adalah memelihara keamanan
dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, dan memberikan perlindungan,
pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.5 Berdasarkan arti pentingnya
kedisiplinan bagi anggota Polri sebagai penegak hukum, pemerintah telah
menerbitkan Kode etik bagi profesi kepolisian tidak hanya didasarkan pada
kebutuhan profesional, tetapi juga telah diatur secara normatif dalam UndangUndang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia, Peraturan
Pemerintah Nomor 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota Kepolisian
Negara Republik Indonesia6, dan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik Profesi Kepolisian Negara
Republik Indonesia.
Namun tujuan tersebut tidak akan terwujud bila tidak dilakukan dengan
dedikasi tinggi, disiplin serta profesionalisme dari para anggota Polri itu sendiri
untuk berusaha melakukan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan baik
dan bertanggung jawab. Kemudian seperti yang bisa kita lihat, belakangan ini
banyak ditemui adanya gejala penurunan etika di kalangan aparat penegak
hukum.7
Pada tahun 2013 terdapat sebanyak 4.315 oknum keplisian melakukan
pelanggaran, 169 polisi diberhentikan tidak dengan hormat, dan terdapat 197
anggota polisi yang melakukan pelanggaran kode etik profesi Polri. Meski jumlah
4 Pudi Rahardi. Hukum Kepolisian, Profesionalisme dan Reformasi Polri. Surabaya:
Laksbang Mediatama. 2007. Hlm. 146.
5 Pasal 13 UU No.2 Tahun 2002 Tentang Undang-undang Kepolisian Negara Republik
Indonesia.
6 Ali Subur dkk. Pergulatan Profesionalisme Dan Watak Pretorian (Catatan Kontras
Terhadap Kepolisian). Kontras. 2007. Hlm. 4.
7 Suhrawardi K. Lubis. Op.Cit. Hlm. 4.

3 Makalah Etika Profesi Hukum

UPAYA MENGHADAPI DEGRADASI MORALITAS KEPOLISIAN


REPUBLIK INDONESIA MELALUI REFORMASI KULTURAL
Linda Dewi Rahayu

tersebut jauh menyusut dari tahun sebelumnya yang berada di angka 661 kasus
dan tahun sebelumnya pula 106 polisi personel tercatat melakukan tindak pidana,
seharusnya Polri perlu memulai langkah baru dengan menghindarkan diri dari
kesan menerapkan asas imunitas untuk melindungi sesama anggota korps dalam
berbagai penyelewengan.8
Kemudian pada tahun 2013 pula Wakil Ketua Komisi Pemberantasan
Korupsi Adnan Pandu Praja mengatakan, berdasarkan data yang didapatkannya
dari Transparancy International Indonesia (TII), Polri adalah institusi yang paling
korup pada tahun 20139 diantara praktik korupsi kepolisian negara lain di Asia
Tenggara. Dimana praktik korupsi kepolisian di Indonesia menunjukkan angka
yang paling tinggi, yaitu mencapai angka 75%, menyusul satu tingkat di
bawahnya kepolisian Kamboja yang mendapat 65 %, dan Malaysia sebagai negara
dengan praktik korupsi kepolisian paling minim dengan angka 12%. Kasus
korupsi yang dilakukan petinggi Polisi Indonesia membuat rakyat geram. Sebut
saja kasus Jendral Polisi (Purn) Rusdiharjo tentang penggelapan uang KBRI
Malaysia, Irjen Pol (Purn) Udju Djuhaeri dengan kasus cek perjalanan, suap
Miranda Gultom agar terpilih jadi Deputi Bank Indonesia, dan Komjen Pol (Purn)
Susno Duadji terjerat kasus suap mantan anggota BIN Sjahril Djohan, serta lain
sebagainya dimana kasus korupsi kepolisian telah menjamur dan meradang
sampai pada tingkat daerah.
Pada satu sisi penegak hukum dituntt utuk menjalankan tugas sesuai
dengan amanat Undang-Undang, yang berujung apda pemberian putusan dengan
substansi keadilan bagi para pihak, akan tetapi disisi lain dijumpai penegak huku
yang justru melakukan kejahatan dan ini menyebabkan citra lembaga penegak
hukum dan penegakan hukum Indonesia terpuruk ditengah-tengah arus perubahan
zaman.10
8 Dewi Mardiani. Disersi Puluhan Hari Polisi Ini Dipecat. 2013. (Online:
http://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/13/12/27/myga90-disersi-puluhan-haripolisi-ini-dipecat) diakses pada 26 Oktober 2016.
9 Ihsanuddin. Di Polisi Depan Wakil Ketua KPK Sebut Polri Paling Korup. 2013.
(Online:http://nasional.kompas.com/read/2013/11/14/1600438/Di.Depan.Polisi.Wakil.Ket
ua.KPK.Sebut.Polri.Paling.Korup) diakses pada 26 Oktober 2016.

4 Makalah Etika Profesi Hukum

UPAYA MENGHADAPI DEGRADASI MORALITAS KEPOLISIAN


REPUBLIK INDONESIA MELALUI REFORMASI KULTURAL
Linda Dewi Rahayu

Salah satu upaya untuk mewujudkan cita-cita negara hukum yang ideal
dalam suatu negara yang memiliki permasalahan kompleks penegak hukumnya
yaitu melalui reformasi hukum dengan tujuan membangun dan menata kembali
(reformasi) hukum (law making activities) berdasar keadilan sebagaimana
mestinya.11 Maka berdasarkan hal tersebut, Penulis akan untuk mengalisa dan
mengevaluasi upaya menghadapi degradasi moralitas kepolisian di Indonesia
melalui reformasi kultural.
C. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pelanggaran kode etik kepolisian terjadi di Indonesia?
2. Bagaimana upaya menghadapi degradasi moralitas kepolisian melalui
reformasi kultural?
D. KAJIAN PUSTAKA
A. MORAL DAN ETIKA
Istilah latin etika adalah ethos, dimana selalu disebut dengan mos,
sehingga lahirlah moralitas atau yang disebut moral. Moralitas adalah fenomenan
sosial.12 P.F. Strawson di bukunya his book Social Morality and Individual
Ideal, menjelaskan tentang etika dan moral dalam jangka pendek dan perbedaan
antara sosial moralitas dan etika, yang menjelaskan mengenai hubungan nilai-nilai
individu untuk orang-orang dari tatanan sosial dan hukum. 13 Etika dipandang
memiliki makna lebih luas dibanding dengan istilah moral, karena istilah moral
lebih sering digunakan hanya untuk menerangkan sikap lahiriah seseorang yang

10 Agus Raharjo. Hukum dan Dilema Pencitraannya (Transisi Paradigmatis Ilmu


Hukum dalam Teori dan Praktik. Artikel dalam Jurnal Hukum Pro Justitia Vol 24 No.
1 Januri 2006. Bandung: FH UNPAR.
11 Eric B. Rasmusen. Judicial Independence in a Civil Law Regime. JLEO JOURNAL
Volume 13 N2.
12 P. Vasantha Kumar. Op.cit.
13 Ibid.

5 Makalah Etika Profesi Hukum

UPAYA MENGHADAPI DEGRADASI MORALITAS KEPOLISIAN


REPUBLIK INDONESIA MELALUI REFORMASI KULTURAL
Linda Dewi Rahayu

biasa dinilai dari wujud tingkah laku atau perbuatannya saja. Sedangkan etika
dipandang juga meliputi kaidah-kaidah motif perbuatan seseorang.14
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Etika adalah ilmu tentang apa yang
baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak). 15 Moral
merupakan landasan dan patokan bertindak bagi setiap orang dalam kehidupan
sehari-hari ditengah-tengah kehidupan sosial kemasyarakatan maupun dalam
lingkungan keluarga dan yang terpenting moral berada pada batin dan atau pikiran
setiap insan sebagai fungsi kontrol untuk penyeimbang bagi pikiran negatif yang
akan direalisasikan.16 Jadi kata etika dipakai dalam dua pengertian, yaitu17:
1. Sebagai nilai-nilai dan norma-norma moral yang diterima sebagai
pegangan bagi perilaku masyarakat. Dalam hal ini etika sama artinya
dengan moral atau moralitas, seperti dalam ungkapan hal itu tidak etis.
2. Etika adalah ilmu. Etika adalah studi tentang moralitas dan etika dalam arti
pertama. Etika mempelajari kehidupan baik dan buruk dalam arti moral
dan menentukan yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
Masalah etika dan moral perlu mendapat perhatian pada hukum dan
penegaknya.18 Dalam rangka revitalisasi hukum untuk mendukung demokratisasi,
maka masalah moral dan etika mendesak untuk ditingkatkan fungsi dan
14 Suhrawardi K. Lubis. Loc.Cit.
15 http://kbbi.web.id/etika
16 A. Purwa hadiwardoyo, Moral dan masalahnya, Kanisius, Yogyakarta, 1994, hal 13.
17 Redaksi Berita Transparansi. Penegakan Hukum di Indonesia hambatan dan Upaya
Mengatasinya. (Online: http://beritatransparansi.com/etika-profesi-hukum-danpenegakan-hukum-di-indonesia-hambatan-dan-upaya-mengatasinya/) diakses pada 26
Oktober 2016.
18 Petrus Kanisius Noven Manalu. Fungsi Kode Etik Profesi Polisi Dalam Rangka
Meningkatkan Profesionalitas Kinerjanya. Universitas Atma Jaya Yogyakarta Fakultas Hukum.
2014. (Online: http://e-journal.uajy.ac.id/5978/1/JURNAL.pdf) diakses pada 26 Oktober 2016.

6 Makalah Etika Profesi Hukum

UPAYA MENGHADAPI DEGRADASI MORALITAS KEPOLISIAN


REPUBLIK INDONESIA MELALUI REFORMASI KULTURAL
Linda Dewi Rahayu

keberadaanya, karena saat ini aspek moral dan etika telah menghilang dari sistem
hukum di Indonesia.19

B. ETIKA PROFESI HUKUM


Profesi hukum bukan saja menyangkut amanat kepercayaan yang
menyangkut kepentingan individu (private trust), tetapi juga menyangkut
kepentingan umum (public trust).20 Tidak dapat disangkal bahwa jabatan atau
profesi tertentu mempunyai kedudukan atau tugas khusus karena fungsinya itu
yang mempunyai persyaratan-persyaratan yang lebih berat daripada yang berlaku
umum demi pelaksanaan yang baik daripada tugas atau fungsinya dan
perlindungan yang bersangkutan.
Menurut Notohamidjojo,21 dalam melakukan kewajiban profesinya,
seorang profesional hukum harus memiliki: sikap manusiawi; sikap adil; sikap
patut; dan sikap jujur. Kemudin terdapat lima masalaha yang cukup serius bagi
profesi hukum, yaitu sebagai berikut:
a. Kualitas pengetahuan profesional hukum;
b. Terjadi penyalahgunaan profesi hukum;
c. Kecenderungan profesi hukum menjadi kegiatan bisnis;
d. Penurunan kesadaran dan kepedulian sosial; dan
e. Kontinuitas sistem yang sudah usang.

19 Supriadi. 2006. Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum di Indonesia. Jakarta:
Sinar Grafika. Hal. 38.
20 Steve Sheppard. The University of Arkanasas, Fayetterville. USA. Law, Ethics, and
Justice. (Online: http://www.eolss.net/sample-chapters/c04/e6-31-03.pdf) diakses pada
26 Oktober 2016.
21 Ibid. Hal. 20.

7 Makalah Etika Profesi Hukum

UPAYA MENGHADAPI DEGRADASI MORALITAS KEPOLISIAN


REPUBLIK INDONESIA MELALUI REFORMASI KULTURAL
Linda Dewi Rahayu

Pengemban profesi hukum memiliki dan menjalankan otoritas profesional


yang bertumpu pada kompetensi teknis yang lebih superior dibanding
masyarakat.22 Frans Margins Suseno (1975) mengemukakan lima kriteria nilai
moral yang kuat yang mendasari keperibadian profesional hukum.
1. Kejujuran
2. Otentik
3. Bertanggung jawab
4. Kemandirian moral
5. Keberanian moral
Menurut Hoesada (1997), tuntutan akan etika dan tolok ukur etika
meningkat disebabkan oleh:
-

Pengungkapan etika pada publik, pengumuman dan media massa

(pengaruh terbesar, menurut suatu survei).


Kepedulian publik meningkat, kewaspadaan publik meningkat, kesadaran
publik meningkat, tekanan sosial baik dalam maupun luar negeri

(pengaruh besar).
Regulasi pemerintah, intervensi pemerintah dan tuntutan pengadilan akan

malpraktek (pengaruh besar).


Jumlah dan mutu manajer profesional dan terdidik meningkat.
Pengharapan baru akan suatu peran sosial suatu profesi.
Kesadaran dunia usaha dan para CEO akan etika bisnis meningkat
(pengaruh besar).

C. KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA


Konsep penegakan hukum merupakan salah satu tumpuan sebuah negara
yang menyebut dirinya sebagai negara hukum. 23 Konsep penegakan hukum juga

22 Walter Eckstein. The Journal Phylosphy: Law and Morality. Volume 53, Issue 1,
January 1956. Pages 24-26.

23 Michael T. Cahill. Grading Arson. Criminal Law and Philosophy 3 (1):79-95. 2009.

8 Makalah Etika Profesi Hukum

UPAYA MENGHADAPI DEGRADASI MORALITAS KEPOLISIAN


REPUBLIK INDONESIA MELALUI REFORMASI KULTURAL
Linda Dewi Rahayu

menjadi konsep penting dalam melihat masa depan hukum Indonesia.24 Kemudian
setidaknya terdapat empat elemen yang menegakkan hukum di Indonesia, yakni
Kepolisian, Kejaksaan, KPK, dan Kehakiman.
Charles Reith25 mengemukakan pengertian polisi dalam bahasa Inggris:
Police Indonesia the English Language came to mean of planning for improving
ordering communal existence, yang memiliki arti bahwa tiap-tiap usaha untuk
memperbaiki atau susunan kehidupan masyarakat. bahwa manusia adalah mahluk
sosial, hidup berkelompok, membuat aturan-aturan` yang disepakati bersama.
Ternyata diantara kelompok itu ada yang tidak mau mematuhi aturan bersama
sehingga timbul masalah siapa yang berkewajiban untuk memperbaiki dan
menertibkan kembali anggota kelompok yang telah melanggar. Dari pemikiran ini
kemudian timbul Polisi, baik organnya maupun tugasnya untuk memperbaiki dan
menugaskan tata susunan kehidupan masyarakat tersebut.26 Pelaksanaan
wewenang kepolisian didasarkan pada tiga asas yakni:27
1. Asas legalitas
2. Asas plichmatigheid
3. Asas subsidiaritas
Peraturan kepolisian adalah segala peraturan yang dikeluarkan oleh
Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam rangka memelihara ketertiban dan
menjamin keamanan umum sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Kelahiran UU Kepolisian No. 2 Tahun 2002 telah memisahkan institusi Polri dari
TNI, sehingga diharapkan dengan adanya undang-undang tersebut dapat
terciptanya kemandirian dan profesionalisme Polri. dalam undang-undang tersebut

24 Sarifuddin Sudding. Hukum dan Politik dalam Negara Demokrasi. Yogyakarta:


Rangkang Education. 2014. Hal. 137.
25 Charles Reith. The Blind Eye of History : A Study of the Origins of the Present Police Era
(Patterson Smith Series, Publication Number 203). 1975.

26 Warsito Hadi Utomo. Hukum Kepolisian di Indonesia. Jakarta: Prestasi Pustaka


Publisher. 2005. Hal 5.
27 Kelana Momo. Hukum Kepolisian (edisi ketiga cetakan keempat). Jakarta:
Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian. 1984. Hal. 98.

9 Makalah Etika Profesi Hukum

UPAYA MENGHADAPI DEGRADASI MORALITAS KEPOLISIAN


REPUBLIK INDONESIA MELALUI REFORMASI KULTURAL
Linda Dewi Rahayu

diatur mengenai hak dan kewajiban serta tanggung jawab anggota Polri yang
tunduk pada kekuasaan peradilan umum, bukan lagi tunduk pada peradilan militer.
Undang-undang Kepolisian menyebutkan bahwa tugas pokok kepolisian
Negara Repubik Indonesia adalah:28
a. Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat;
b. Menegakkan hukum; dan
c. Memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.
Penjelasan

tersebut

menyebutkan

bahwa

rumusan

tersebut

tidak

didasarkan pada suatu urutan prioritas, artinya ketiganya sama penting untuk
dilaksanakan. Dalam pelaksanaannya tugas pokok yang akan dikedepankan sangat
tergantung pada situasi masyarakat dan lingkungan yang dihadapi karena pada
dasarnya ketiga tugas pokok tersebut dilaksanakan secara simultan dan dapat
dikombinasikan.

E. PEMBAHASAN
1. Pelanggaran Kode Etik Kepolisian
Kode etik profesi sangatlah penting karena kode etik memiliki tiga fungsi,
yaitu sebagai sarana kontrol social; pencegah campur tangan pihak lain; dan
pencegah kesalahpahaman dan konflik.29 Maka kode etik profesi merupakan suatu
pedoman untuk menjalankan profesi dalam rangka menjaga kualitas moral dari
profesi itu sendiri, sekaligus untuk menjaga kualitas dan independensi serta
pandangan masyarakat terhadap profesi tersebut, termasuk juga terhadap profesi
hukum terutama profesi kepolisian. Kemudian apabila mencermati pedoman
pengamalan kepolisian Rastra Sewakottama30 dan memegang teguh prinsipprinsip kode etik pada Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2003 tentang Peraturan
28 Lihat Pasal 13 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik
Indonesia.
29 Ibid, hlm.24.

10 Makalah Etika Profesi Hukum

UPAYA MENGHADAPI DEGRADASI MORALITAS KEPOLISIAN


REPUBLIK INDONESIA MELALUI REFORMASI KULTURAL
Linda Dewi Rahayu

Disiplin Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia31, dan Peraturan Kepala


Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik
Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia, maka sebenarnya institusi
Kepolsian dalam menjalankan tugasnya telah dibekali sebuah pedoman yang
sangat baik. Namun sampai saat ini masih banyak anggota kepolisian yang
menjalankan tugasnya justru tidak mematuhi peraturan tersebut.
Dari sekian banyaknya agenda reformasi yang ada, kegagalan di bidang
reformasi hukum khususnya penegakan hukum paling menyedihkan. Tingkat
kepercayaan masyarakat kepada penegak hokum, khususnya polisi, dari hari ke
hari grafiknya terus mengalami penurunan dan sebaliknya pada tingkat
ketidakpuasan masyarakat terhadap polisi semakin meningkat. Berikut merupakan
survey tingkat kepercayaan publik terhadap penegak hukum di Indonesia pada
tahun 2015:
Tabel. Tingkat Kepercayaan Publik Terhadap Penegak Hukum Tahun 201532
Kinerja Lembaga
Kepolisian
Kejaksaan
Komisi Pemberantasan Korupsi
Kehakiman

Puas
44,8%
37,7%
68,2%
40,7%

Tidak Puas
50,8%
47,0%
26,5%
43,0%

Tidak Tahu
4,8%
15,3%
5,3%
16,3%

Hal seperti ini menampakkan bahwa hukum dengan mudahnya


dipermainkan melalui formalitas-semu penguasa dan dilepaskan dari ruh etiknya
oleh para penegak hukum. Para penegak hukum bukan lagi mencari kebenaran
30 Rastra Sewakottama memiliki arti bahwa Polri adalah Abdi Utama dari pada Nusa
dan Bangsa. Sebutan itu adalah Brata pertama dari Tri Brata yang diikrarkan sebagai
pedoman hidup Polri sejak 1 Juli 1954. (Online: https://www.polri.go.id/tentanglogo.php) diakses pada 26 Oktober 2016.
31 Ali Subur dkk, Pergulatan Profesionalisme Dan Watak Pretorian (Catatan
Kontras Terhadap Kepolisian), Kontras, 2007, Hal. 4.
32 Survei Indo Barometer. Survey dilakukan terhadap 1.200 responden di 34 provinsi
pada 14-22 September 2015. Margin of error sebesar 3.0 persen pada tingkat
kepercayaan 95 persen.

11 Makalah Etika Profesi Hukum

UPAYA MENGHADAPI DEGRADASI MORALITAS KEPOLISIAN


REPUBLIK INDONESIA MELALUI REFORMASI KULTURAL
Linda Dewi Rahayu

melainkan bagaimana mencapai kemenangan riil sesuai dengan yang diinginkan


dirinya untuk kepentingan pribadi. Dalam sturktur sosial masyarakat yang bersifat
heterogen jelas mempunyai kepentingan atau interes yang berlainan sehingga akan
mempengaruhi tujuan hukum itu sendiri termasuk pula mempengaruhi tindakan
polisi dalam penegakan hukum.33 Polri yang tumbuh dan berkembang dari rakyat,
untuk rakyat, seharusnya berinisiatif dan bertindak sebagai abdi sekaligus
pelindung dan pengayom rakyat, harus jauh dari tindak dan sikap sebagai
penguasa.34 Prinsip tersebut ternyata sejalan dengan paham kepolisian di semua
Negara yang disebut new modern police philosophy, "Vigilant Quiescant" (kami
berjaga sepanjang waktu agar masyarakat tentram).35
Ketidakmampuan oknum polisi dalam menjabarkan pedoman-pedoman
profesi hukum tersebut dalam mnjalankan tugasnya dan sikap egoisentrism
menjadi faktor utama terjadinya degradasi moralitas kepolisian.kemudian bentuk
pelanggaran ataupun perbuatan pidana kepolisian yang tidak sesuai dengan kode
etik kepolisian ini tentunya berakibat hukum.36 Maka seharusnya kepolisian
bersama-sama pemerintah mencari suatu langkah formulasi untuk pemulihan citra
degradasi moralitas Kepolisian.

2. Upaya Pemulihan Degradasi Moralitas Kepolisian

melalui

Reformasi Kultural
33 Harie Tuesang. Upaya penegakan Hukum dalam Era Reformasi. Jakarta: Restu
Agung. 2009. Hal. 10.
34 Op.Cit (Online: https://www.polri.go.id/tentang-logo.php) diakses pada 26 Oktober
2016.
35 Alexander Boldizar and Outi Korhonen. Ethics, Morals, and International Law.
EJIL (1999). Vol. 10 No. 2. (Online: http://www.ejil.org/pdfs/10/2/582.pdf) diakses pada
26 Oktober 2016.
36 Yanuar Rajalahu. Penyelesaian Pelanggaran Kode Etik Profesi Oleh Kepolisian
Republik Indonesia.

12 Makalah Etika Profesi Hukum

UPAYA MENGHADAPI DEGRADASI MORALITAS KEPOLISIAN


REPUBLIK INDONESIA MELALUI REFORMASI KULTURAL
Linda Dewi Rahayu

Kemasan produk hukum yang dibalut dalam teks peraturan perundangundangan seakan selalu kurang mampu menciptakan keadilan dalam setiap
pasalnya. Padahal seharusnya kehadiran hukum bermakna dapat menghadirkan
ketertiban dan perlindungan. Namun selama ini komunikasi hukum tidak berjalan
sebagaimana mestinya.
Kepolisian merupakan salah satu pilar pertahanan negara, yang khusus
menangani ketertiban dan keamanan masyarakat. Namnu tingginya pelanggaran
kode etik kepolisian oleh para oknum polisi dari tingkat pusat hingga daerah,
membuat degradasi moralitas kepolisian yang signifikan dalam penegakan hukum
di Indonesia dan membuat tingkat kepercayaan masyarakat menurun. Maka untuk
mengubah paradigma masyarakat tentang intitusi kepolisian yang mengalami
degradasi moral adalah mengubah budaya (kultur). Apabila menilik sejarah, ada
seorang tokoh besar Kepolisian Republik Indonesia yaitu Jenderal Soekanto.
Jenderal Soekanto tidak hanya mereformasi tapi juga merevolusi mental
kepolisian.
Langkah-langkah pemulihan citra yang dapat dilakukan oleh kepolisian
diantaranya adalah:
a. menindak tegas oknum polisi yang melakukan tindakan yang merugikan citra
dan martabat kepolisian;
b. memberikan penghargaan kepada oknum polisi yang melakukan tindakan yang
terpuji dalam mengemban tugasnya;
c. memberikan dorongan kepada setiap anggota polisi untuk menuntut ilmu ke
jenjang lebih tinggi;
d. mengundang para pakar untuk berdiskusi mengenai penanganan masalahmasalah sosial dan hukum; dan
e. pengamalan ajaran reformasi kultural Jenderal Polisi R.S Soekanto.

13 Makalah Etika Profesi Hukum

UPAYA MENGHADAPI DEGRADASI MORALITAS KEPOLISIAN


REPUBLIK INDONESIA MELALUI REFORMASI KULTURAL
Linda Dewi Rahayu

Amalan Jenderal Polisi R.S. Soekanto37 adalah reformasi kultural.


Reformasi dalam hal ini artinya ingin kembali pada prinsip utama, yaitu profesi
kepolisian sebagai pengayom, sebagai profesi luhur. Sehingga dalam melakukan
reformasi kultural, penting bagi Polri untuk belajar dari sejarah Jenderal Polisi
R.S Soekanto yang telah mengubah watak dan mental dari Polisi Kolonial
menjadi Polisi Republik Indonesia. Fachrizal Afandi yang juga merupakan
Koordinator Eksekutif PERSADA UB mengatakan rekomendasi kultural terhadap
profesi kepolisian meliputi 3 (tiga) aspek diantaranya adalah:38
1. Aspek pendidikan: Polri diharapkan melakukan evaluasi terhadap pola
pendidikan dari yang bernuansa militer menjadi bernuansa sipil yang
mengutamakan profesionalitas.
2. Aspek manajemen birokrasi: Polri harus menerapkan transparansi dan
akuntabilitas organisasi yang disesuaikan dengan semangat Undang-undang
14/2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
3. Aspek penegakan hukum, Polisi sebagai penyidik sipil dan alat
kekuasaan yudisial dalam proses pencarian alat bukti haruslah dijamin
independensinya dengan mengeliminir hierarki vertikal berdasarkan jabatan dan
kepangkatan dan mulai memperkuat supervisi dan pengawasan dari lembaga
penegak hukum lain dalam sistem peradilan pidana yang dalam hal ini adalah
lembaga kejaksaan dan pengadilan.
37 Jenderal Raden Said Soekanto Tjokrodiatmojo adalah merupakan Kapolri pertama. Sosok ini
dikenal memiliki keteladanan tinggi sebagai peletak dasar struktur kepolisian saat ini. Tgl. 29
September 1945, RS. Soekanto ditetapkan oleh Presiden Republik Indonesia Pertama Soekarno,
sebagai Kepala kepolisian Negara RI. Dengan amanah agar membangun Kepolisian Nasional.Pada
saat itu R.S. Soekanto memulai tugas dari 0 (Nol) tidak mempunyai kantor, tidak mempunyai Staff
dan tidak mempunyai wewenang apa apa, karena belum ada undang-undang yang mengaturnya.
Masa jabatan R.S. Soekanto berada dalam era demokrasi parlementer, yang memisahkan jabatan
presiden sebagai kepala Negara dan Perdana Menteri sebagai Kepala Pemerintahan Negara, yang
mana Perdana Menteri silih berganti, namun R.S. Soekanto tidak pernah diganti. (hasil notulensi
dari Seminar dan Bedah Buku: Biografi Jenderal R.S Soekanto, tanggal 15 Oktober 2016
bertempat di Kantor Peradi Malang oleh Pusat Pengembangan Riset Sistem Peradilan Pidana UB)

38Siti Rahma. Reformasi Polisi Perlu Menilik Sejarah. 2016. (Online:


http://prasetya.ub.ac.id/berita/Reformasi-Polisi-Perlu-Menilik-Dari-Sejarah-KapolriPertama-19050-id.htm) diakses pada 26 Oktober 2016.

14 Makalah Etika Profesi Hukum

UPAYA MENGHADAPI DEGRADASI MORALITAS KEPOLISIAN


REPUBLIK INDONESIA MELALUI REFORMASI KULTURAL
Linda Dewi Rahayu

F. SIMPULAN DAN SARAN


1. Simpulan
a. Masalah etika dan moral perlu mendapat perhatian yang seksama
untuk memberikan jiwa pada hukum dan penegaknya. Dalam rangka
revitalisasi hukum untuk mendukung demokratisasi, maka masalah
moral dan etika mendesak untuk ditingkatkan fungsi dan
keberadaanya, karena saat ini aspek moral dan etika telah
menghilang dari sistem hukum di Indonesia khususnya pada profesi
Kepolisian.
b. Kepolisian merupakan salah satu pilar pertahanan negara, yang
khusus menangani ketertiban dan keamanan masyarakat. Namun
tingginya pelanggaran kode etik kepolisian oleh para oknum polisi
dari tingkat pusat hingga daerah, membuat degradasi moralitas
kepolisian yang signifikan dalam penegakan hukum di Indonesia dan
membuat tingkat kepercayaan masyarakat menurun. Langkahlangkah pemulihan citra yang dapat dilakukan oleh kepolisian
diantaranya adalah:
- menindak tegas oknum polisi yang melakukan tindakan yang
-

merugikan citra dan martabat kepolisian;


memberikan penghargaan kepada oknum

melakukan tindakan yang terpuji dalam mengemban tugasnya;


memberikan dorongan kepada setiap anggota polisi untuk

menuntut ilmu ke jenjang lebih tinggi;


mengundang para pakar untuk berdiskusi

penanganan masalah-masalah sosial dan hukum; dan


pengamalan ajaran reformasi kultural Jenderal Soekanto.

15 Makalah Etika Profesi Hukum

polisi

yang

mengenai

UPAYA MENGHADAPI DEGRADASI MORALITAS KEPOLISIAN


REPUBLIK INDONESIA MELALUI REFORMASI KULTURAL
Linda Dewi Rahayu

2. Saran
Beberapa saran yang dapat dikaji dan ditindaklanjuti antara lain adalah:
a. Seyogyanya

pemerintah

bersama-sama

kepolisian

fokus

menyelesaikan pelanggaran kode etik profesi hukum kepolisian


melalui reformasi kultural untuk mewujudkan negara hukum yang
berintegritas.
b. Seyogyanya masyarakat dan akademisi mampu berpartisipasi aktif
terhadap pengawasan pelaksanaan kode etik berlangsung.

16 Makalah Etika Profesi Hukum

UPAYA MENGHADAPI DEGRADASI MORALITAS KEPOLISIAN


REPUBLIK INDONESIA MELALUI REFORMASI KULTURAL
Linda Dewi Rahayu

DAFTAR PUSTAKA
BUKU:
Harie Tuesang. 2009. Upaya penegakan Hukum dalam Era Reformasi. Jakarta:
Restu Agung.
Kelana Momo. 1984. Hukum Kepolisian (edisi ketiga cetakan keempat).
Jakarta: Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian.
Muhammad Nuh. 2011. Etika Profesi Hukum. Jakarta: Pustaka Setia Offset.
Pudi Rahardi. 2007. Hukum Kepolisian, Profesionalisme dan Reformasi Polri.
Surabaya: Laksbang Mediatama.
Purwa hadiwardoyo. 1994. Moral dan Masalahnya. Kanisius. Yogyakarta.
Sarifuddin Sudding. 2014. Hukum dan Politik dalam Negara Demokrasi.
Yogyakarta: Rangkang Education.
Suhrawardi K. Lubis. Cetakan keenam: 2012. Etika Profesi Hukum. Jakarta:
Sinar Grafika Offset.
Supriadi. 2006. Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum di Indonesia.
Jakarta: Sinar Grafika.
Warsito Hadi Utomo. 2005. Hukum Kepolisian di Indonesia. Jakarta: Prestasi
Pustaka Publisher.

JURNAL/ SKRIPSI/ THESIS:


Ali Subur dkk, Pergulatan Profesionalisme Dan Watak Pretorian (Catatan
Kontras Terhadap Kepolisian), Kontras. 2007.
Agus Raharjo. Hukum dan Dilema Pencitraannya (Transisi Paradigmatis
Ilmu Hukum dalam Teori dan Praktik. Artikel dalam Jurnal Hukum
Pro Justitia Vol 24 No. 1 Januri 2006. Bandung: FH UNPAR.Alexander
Boldizar and Outi Korhonen. Ethics, Morals, and International Law.
EJIL (1999). Vol. 10 No. 2.
Agus Raharjo. 2011. Profesionalisme Polisi dalam Penegakan Hukum.
Purwokerto: Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman.
Eric B. Rasmusen. Judicial Independence in a Civil Law Regime. JLEO
JOURNAL. Volume 13 N2.

17 Makalah Etika Profesi Hukum

UPAYA MENGHADAPI DEGRADASI MORALITAS KEPOLISIAN


REPUBLIK INDONESIA MELALUI REFORMASI KULTURAL
Linda Dewi Rahayu

Jurnal Yudisial Vol. 5 2 Agustus 2012. Kuasa Para Penguasa.


Steve Sheppard. The University of Arkanasas, Fayetterville. USA. Law, Ethics,
and Justice.
Charles Reith. The Blind Eye of History : A Study of the Origins of the Present
Police Era (Patterson Smith Series, Publication Number 203).
Michael T. Cahill. Grading Arson. Criminal Law and Philosophy. 2009.
P. Vasantha Kumar. Research Scholar Department of legal Studies University of
Madras. An Analysis on Law Vs. Ethics and Morals in a Changing
Society.
Petrus Kanisius Noven Manalu. Fungsi Kode Etik Profesi Polisi Dalam Rangka
Meningkatkan Profesionalitas Kinerjanya. Universitas Atma Jaya
Yogyakarta Fakultas Hukum. 2014
Yanuar Rajalahu. Penyelesaian Pelanggaran Kode Etik Profesi Oleh
Kepolisian Republik Indonesia.
Walter Eckstein. The Journal Phylosphy: Law and Morality. Volume 53, Issue 1,
January 1956.

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN:
Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia
Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota
Kepolisian Negara Republik Indonesia
Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2011
tentang Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia

INTERNET:
Dewi Mardiani. Disersi Puluhan Hari Polisi Ini Dipecat. 2013. (Online:
http://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/13/12/27/myga90disersi-puluhan-hari-polisi-ini-dipecat)
Ihsanuddin. Di Polisi Depan Wakil Ketua KPK Sebut Polri Paling Korup.
2013.
(Online:http://nasional.kompas.com/read/2013/11/14/1600438/Di.Depan.P
olisi.Wakil.Ketua.KPK.Sebut.Polri.Paling.Korup)

18 Makalah Etika Profesi Hukum

UPAYA MENGHADAPI DEGRADASI MORALITAS KEPOLISIAN


REPUBLIK INDONESIA MELALUI REFORMASI KULTURAL
Linda Dewi Rahayu

Redaksi Berita Transparansi. Penegakan Hukum di Indonesia hambatan dan


Upaya Mengatasinya. (Online: http://beritatransparansi.com/etika-profesihukum-dan-penegakan-hukum-di-indonesia-hambatan-dan-upayamengatasinya/)
Siti Rahma. Reformasi Polisi Perlu Menilik Sejarah. 2016. (Online:
http://prasetya.ub.ac.id/berita/Reformasi-Polisi-Perlu-Menilik-DariSejarah-Kapolri-Pertama-19050-id.htm)

19 Makalah Etika Profesi Hukum

UPAYA MENGHADAPI DEGRADASI MORALITAS KEPOLISIAN


REPUBLIK INDONESIA MELALUI REFORMASI KULTURAL
Linda Dewi Rahayu

Anda mungkin juga menyukai