Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENUTASAN PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA OLEH KOLONEL INF PRIYANTO


ATAS DUGAAN TABRAK LARI DAN PEMBUNUHAN BERENCANA TERHADAP DUA
REMAJA DI NAGREG

Dosen Pengampu

Marchel Reci Maramis SH, MH

Ronald Elrik Rorie SH, MH

Disusun Oleh :

Oksalin Girysvia Ulaan-20071101737

Rachel Patricia Runtu- 210711010148

William Joshua- 210711010167

Pingkan Tarro- 210711010329

Kezia Wongkar- 210711010695

Sefni Mangare- 20071101706

Seflin Naleng- 20071101705

Tesis Samuntia- 20071101789

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebagai pencipta atas
segala kehidupan yang senantiasa memberikan rahmat-Nya sehingga Penulis dapat
menyeleseikan tugas makalah ini dengan judul “PENUTASAN PERTANGGUNGJAWABAN
PIDANA OLEH KOLONEL INF PRIYANTO ATAS DUGAAN TABRAK LARI DAN
PEMBUNUHAN BERENCANA TERHADAP DUA REMAJA DI NAGREG”

Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Pidana
Militer Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi.

Penulis dapat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan


makalah ini, oleh karena itu Penulis akan sangat menghargai kritikan dan saran untuk
membangun makalah ini menjadi lebih baik lagi. Harapan Penulis semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................2

DAFTAR ISI ......................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................4

A. LATAR BELAKANG...........................................................................................4

B. RUMUSAN MASALAH .....................................................................................5

C. TUJUAN ...............................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................6

BAB III PENUTUP ............................................................................................................9

A. KESIMPULAN ....................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................10

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah salah satu Negara terbesar didunia yang
memiliki keberagaman baik kebudayaan, flora fauna, kepelbagaian adat istiadat serta
suku dari sabang sampai merauke. Untuk itulah peran keamanan sangatlah penting
untuk menjaga keamanaan bangsa ini yang memiliki gelar sebagai Negara kepulauan
terbesar didunia. Disini peran TNI sangatlah penting untuk bangsa dan negara
Indonesia.

Dalam menjaga keamanan serta kedaulatan bangsa Indonesia yang memiliki pulau yang
banyak serta letak geografis yang sangat luas maka dibentuklah TNI. Peran TNI
sangatlah penting dalam pelayanan masyarakat Indonesia secara luas.

Peran TNI penting dalam pelayanan masyarakat serta melindungi keamanan serta
kedaulatan bangsa Indonesia. TNI yang selalu mempertaruhkan nyawanya dalam masa
Pandemi Covid-19 ini dalam menjaga keamanan serta dalam membantu vaksin Covid-
19. Bahkan resiko tertular Virus Covid-19 bukan hal yang menakutkan lagi bagi TNI
dikarenakan TNI sudah menyerahkan jiwa raga demi bangsa negara Indonesia.

Citra baik dari TNI membuat prajurit yang tergabung dalam tubuh TNI menjadi sorotan
masyarakat, karena TNI dianggap sebagai kekuatan utama yang mampu dan andal
dalam menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI. Hal tersebut mewajibkan
seluruh jajaran TNI untuk bersikap profesional dan adaptif baik dalam lingkungan kerja
dan masyarakat.

Hal tersbut menumbuhkan Hawthorne effect bagi para prajurit demi menjaga citra,
harkat, dan martabat para prajurit TNI agar tetap terjaga. Hawthorne effect adalah
ketika manusia menjaga tingkah laku, harkat dan martabat karena merasa dipilih untuk
tanggung jawab yang besar agar supaya mendapat validasi dari lingkungan sekitar
bahwa bercitra baik.

4
Namun di generasi zaman sekarang yang menurut survey dari BPS terkait sensus
penduduk ditahun 2020 bahwa generasi muda mendominasi di Indonesia, dan saat ini
generasi muda mengedepankan kejujuran sebagai hal yang paling vital untuk
diimplementasikan secara nyata, karena kejujuran menjadi hal yang langkah di Bumi
Pertiwi.

Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini kami akan membahas mengenai "Penuntasan
Pelanggaran Pertanggungjawaban Pidana oleh Kolonel Inf Priyanto atas dugaan Tabrak
lari dan Pembunuhan berencana terhadap dua (2) Remaja di Nagreg"

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat diambil suatu
masalah yaitu :

1. Apa yang dimaksud dengan Pidana Militer Campuran?

2. Bagaimana penerapan sanksi pidana terhadap Kolonel Inf Priyanto Atas Dugaan
Tabrak Lari Dan Pembunuhan Berencana Terhadap Dua Remaja Di Nagreg ?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka penulisan ini bertujuan untuk :

1. Untuk mengetahui dan memahami mengenai Pidana Militer Campuran.

2. Untuk mengetahui dan memahami penerapan sanksi pidana terhadap Kolonel Inf
Priyanto Atas Dugaan Tabrak Lari Dan Pembunuhan Berencana Terhadap Dua Remaja
Di Nagreg

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pidana Militer Campuran

Tindak Pidana Militer adalah perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh anggota militer yang
melanggar ketentuan buku Ke-II Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Militer (KUHPM).
Tindak pidana militer yang diatur di dalam KUHPM buku Ke–II tentang Kejahatan-
Kejahatan dibagi menjadi dua bagian yaitu tindak pidana militer murni (Zuiver Militaire
Delict) dan tindak pidana militer campuran (Gemengde Militaire Delict). Tindak pidana
militer campuran (Gemengde Militaire Delict) adalah tindakan-tindakan terlarang atau
diharuskan yang pada pokoknya sudah ditentukan dalam perundang-undangan lain, akan
tetapi diatur lagi dalam KUHPM (atau dalam Undang-Undang Hukum Pidana Militer
lainnya) karena adanya sesuatu keadaan yang khas militer atau karena adanya sesuatu sifat
yang lain, sehingga diperlukan ancaman pidana yang lebih berat, bahkan mungkin lebih berat
dari ancaman pidana pada kejahatan semula dengan pemberatan tersebut dalam pasal 52
KUHP.

Alasan pemberatan tersebut, adalah karena ancaman pidana dalam Undang-Undang Hukum
Pidana Umum itu dirasakan kurang memenuhi keadilan, mengingat hal-hal khusus yang
melekat pada seseorang militer. Tindak pidana militer campuran antara lain: Tindak pidana
pemberontakan militer, Tindak Pidana Pemata-mataan, Tindak Pidana Pencurian dengan
Menyalahgunakan Kesempatan, Tindak Pidana Pencurian Pada Suatu Tempat Yang
Dijaganya, Tindak Pidana Perampokan, Tindak Pidana Penadahan Militer.

Tindak pidana militer campuran adalah tindakan dilarang atau perbuatan melanggar, pada
pokoknya tindakan itu sudah ditentukan oleh Undang-undang lainnya, perbuatan yang
dimaksud lingkupnya bukan sesuatu positif saja, ada sifatnya negatif atau dilarang pada
intinya ada sesuatu yang tidak seharusnya dilakukan, menurut Simons berbuat cendrung ke
sesuatu yang aktif, menggunakan otot dan dapat menimbulkan akibat dari tindakan itu,
sedangkan menurut Pompe gerakan otot

6
tidak bisa dikategorikan sebagai salah satu perbuatan pidana, terkadang juga kehendak untuk
berbuat tidak selalu ada, perbuatan dapat diartikan luas dimana kejadiannya berasal dari
manusia itu sendiri.3 Penulis sepakat dengan pendapat Pompe, dimana pada suatu perbuatan
tidak harus tindakan nyata berupa otot contohnya apa yang diteliti penulis terkait tindak
pidana Insubordinasi, bentuk ancaman saja bisa dikategorikan sebagai tindak pidana
Insubodinasi. Tindak pidana militer campuran selain ada kekhasan militer didalamnya
terdapat sifat lain, biasanya ancaman pidananya menjadi lebih berat, bahkan lebih berat dari
keadaan semula, dasar pemberatan tersebut karena Undangundang lain yang mengatur terkait
persoalan yang ada kurang menerapkan keadilan, disisi lain untuk mempertibangkan hal-hal
khusus kalangan militer.

B. Penerapan Sanksi Pidana terhadap Kolonel Inf Priyanto Atas Dugaan Tabrak Lari
Dan Pembunuhan Berencana Terhadap Dua Remaja Di Nagreg

Dalam sidang lanjutan kasus kecelakaan lalu lintas dan dugaan pembunuhan berencana
terhadap sepasang sejoli Handi Saputra dan Salsabila, Kolonel Priyanto duduk sebagai
terdakwa. Sidang kali ini menghadirkan saksi Kopda Andreas Dwi Atmoko yang bertindak
sebagai sopir mobil panther yang terlibat dalam kecelakaan di Nagreg, Bandung, Jawa Barat.
Kopda Andreas Dwi Atmoko menjelaskan sebelum kecelakaan, dirinya bersama Koptu
Ahmad Soleh dan Kolonel Priyanto berangkat dari Yogyakarta menuju Jakarta melewati
Bandung. Saat itu, Andreas dan Ahmad diperintahkan Priyanto untuk mengantarnya ke
Jakarta karena harus menghadiri rapat intel. Dalam perjalanan menuju Jakarta, mereka
mampir ke Cimahi, Jawa Barat untuk menjemput teman perempuan Priyanto bernama Lala.
"Dari Yogya menuju Jakarta lewat Bandung, mampir ke tempat Saudari Lala," kata Andreas
dalam sidang. Andreas kemudian menjelaskan bahwa Lala adalah teman perempuan Priyanto.
Andreas, Ahmad, Priyanto, dan Lala pun diketahui sempat menginap di beberapa hotel di
antaranya di Jakarta maupun dalam perjalanan kembali dari Jakarta menuju Cimahi. Andreas
mengungkapkan, saat menginap di sebuah hotel di Jakarta mereka berempat tidur di dua
kamar di mana Andreas bersama Ahmad, dan Priyanto bersama Lala. Selama perjalanan dari
Jakarta menuju Cimahi untuk mengantar Lala pulang, kata Andreas, mereka juga sempat
menginap di hotel. Terakhir, mereka juga menginap di sebuah hotel sebelum kecelakaan
terjadi. Saat itu mobil Isuzu Panther dikemudikan Andreas. Sesampainya di lokasi kejadian,
mobil yang dikendarai Andreas tidak sengaja menabrak sepeda motor yang dikemudikan

7
Handi dan ditumpangi Salsabila. Sepeda motor tersebut melaju dari arah berlawanan di Jalan
Raya Nagreg

Menurut Andreas sepeda motor Satria FU yang dikemudikan Handi oleng lalu berpindah
jalur karena bersenggolan dengan satu truk yang melaju searah dengan sepeda motor korban.
Mendapati korban terpental ke jalurnya, Andreas yang memacu mobil dalam kecepatan
sekitar 50-60 kilometer per jam sudah berupaya melakukan pengereman agar mobil tidak
menabrak. Nahas mobil tetap menabrak hingga akhirnya Salsabila ditemukan dalam posisi
berada di kolong mobil Isuzu Panther. Sementara Handi di bagian depan mobil dalam
keadaan terluka. "Saya sudah mengerem. Korban tergeletak di sebelah kanan, di jalur saya,"
kata Andreas. Singkat cerita, usai kecelakaan tersebut dia bersama Priyanto dan Koptu
Ahmad Soleh lalu mengangkat tubuh Handi dan Salsabila ke dalam mobil Isuzu Panther yang
dikemudikannya. Handi yang berdasar keterangan saksi masih hidup dan sempat merintih
kesakitan ditempatkan di bagian bagasi, sementara Salsabila ditempatkan di bagian kursi
penumpang. Andreas mengatakan berdasarkan sepengetahuannya kedua korban dimasukkan
ke dalam mobil dengan tujuan untuk dibawa ke Rumah Sakit (RS) terdekat dari lokasi
kejadian.

Nahas saat melewati satu Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dekat lokasi Priyanto
yang duduk di kursi penumpang bagian depan justru memerintahkan Andreas tidak
menghentikan kedaraan.Dalam perjalanan Andreas mengatakan sudah berulang kali
memohon kepada Priyanto untuk membawa kedua korban Puskesmas dengan tujuan
menolong nyawa Handi dan Salsabila. Tapi Priyanto yang secara pangkat lebih tinggi karena
merupakan perwira menengah TNI AD tetap memerintahkan kepada Andreas untuk diam dan
memacu kendaraan ke arah Jawa Tengah. Setelah mendapati Andreas ketakutan karena telah
mobil menabrak kedua korban, Priyanto memerintahkan Andreas untuk menepikan
kendaraan dan mengambil alih kemudi. Dalam perjalanan tersebut, Andreas sempat kembali
memohon membawa korban ke Puskesmas meskipun sebelumnya sempat diminta diam
oleh Kolonel Priyanto. Andreas sempat kembali memohon kepada Priyanto agar kendaraan
diputar balik menuju Puskesmas sehingga korban mendapat penanganan medis.
Tapi Priyanto kembali memerintahkan Andreas agar diam dan menyatakan kedua korban
akan dibuang ke Jawa Tengah untuk menghilangkan bukti bahwa mobil menabrak kedua
korban. Sadar bahwa Priyanto memerintahkan dia melakukan tindak pidana lebih berat

8
dibandingkan kecelakaan lalu lintas, Andreas makin kalut dan memohon ke Priyanto
membatalkan niat. "Saya memohon. Mohon izin saya punya istri, punya keluarga. Kalau ada
apa-apa bagaimana," kata Andreas saat itu. Cari sungai lewat google map Mobil yang
dikemudikan Kolonel Priyanto pun akhirnya berhenti di sebuah toko. Saat itu Kolonel
Priyanto ingin buang air kecil. Setelah itu, Andreas kembali mengemudikan kendaraan dan
Priyanto duduk di kursi penumpang di sampingnya. Kolonel Priyanto kemudian mencari
sungai melalui Google Maps di ponselnya. Maksud mencari sungai guna membuang Handi
dan Salsabila. Andreas mengungkapkan sebelumnya memang Priyanto sempat
mengungkapkan niatnya untuk membuang Handi dan Salsabila di sungai. Hal itu terungkap
ketika Andreas menanyakan kepada Priyanto tujuannya setelah menolak sarannya untuk
membawa Handi dan Salsabila ke Puskesmas Limbangan. "Tujuannya ke mana Bapak? Nanti
kita bawa ke sungai di Jawa Tengah," kata Andreas. Andreas mengatakan pertama mereka
tidak menemukan sungai dan masuk ke jalan perkampungan. Setelah tiba
di Banyumas mereka kemudian melewati Jembatan Serayu yang besar.
Namun niat mereka untuk membuang Handi dan Salsabila pergi dari sana karena masih ada
sejumlah orang di lokasi. Andreas kemudian memutar balik kendaraan mereka ke arah Jawa
Barat karena bingung. Tak jauh dari sana, kemudian mereka menemukan jembatan lainnya.
Kendaraan tersebut kemudian diputar arah dan diparkir di tengah-tengah jembatan. Di sana
lah mereka kemudian membuang Handi dan Salsabila ke sungai di bawahnya. Hingga
akhirnya jenazah Handi dan Salsabila ditemukan di dua lokasi terpisah di aliran Sungai
Serayu. Priyanto juga tidak membantah keterangan yang disampaikan Andreas tersebut.
"Siap. Tidak ada (yang dibantah)" jawab Priyanto ketika ditanya hakim di ruang sidang.
Diberitakan sebelumnya Kolonel Inf Priyanto didakwa atas dakwaan berlapis pada
persidangan Selasa (8/3/2022). Dakwaan primer yang didakwakan yakni pasal 340 KUHP
tentang Pembunuhan Berencana jo Pasal 55 ayat 1 KUHP tentang Penyertaan Pidana,
subsider Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan, jo Pasal 55 ayat 1 KUHP.
Sedangkan dakwaan subsider pertama yang didakwakan yakni Pasal 328 KUHP tentang
Penculikan juncto Pasal 55 ayat 1 KUHP, subsider kedua Pasal 333 KUHP Kejahatan
Terhadap Kemerdekaan Orang juncto Pasal 55 ayat 1 KUHP
Setelah Melewati Persidangan yang begitu Panjang akhirnya Majelis hakim Pengadilan
Militer Tinggi II Jakarta Timur menjatuhkan vonis penjara seumur hidup terhadap Terdakwa
kasus dugaan pembunuhan berencana kecelakaan dua sejoli di Nagreg, Jawa Barat, Kolonel
Inf Priyanto

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tindak pidana militer campuran adalah suatu perbuatan yang terlarang yang sebenarnya
sudah ada peraturannnya, hanya perbuatan itu berada dalam perundang-undangan yang lain.
Sedangkan ancaman hukumannya dirasakan terlalu ringan apabila perbuatan itu dilakukan
oleh seorang militer. Oleh karena itu perbuatan yang sudah diatur oleh undang-undang lain
yang jenisnya sama, diatur kembali dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana Militer
disertai ancaman hukumannya yang lebih berat, disesuaikan dengan kekhasan militer.

Dalam khasus Kolonel Inf Priyanto atas dugaan tabrak lari dan pembunuhan berencana maka
Majelis Hakim Pengadilan Militer Tinggi II menjatuhkan vonis pidana penjara seumur hidup
dan pemecatan dari TNI terhadap Kolonel Priyanto atas kasus pembunuhan dua remaja sejoli
di Nagreg, Jawa Barat.

Hakim Ketua, Faridah Faisal menyampaikan bahwa Kolonel Priyanto terbukti secara sah dan
meyakinkan telah melakukan tindak pidana berupa pembunuhan berencana, perampasan
kemerdekaan orang lain, dan menghilangkan mayat. Dalam putusan ini, hal yang
memberatkan hukuman adalah pelaku merupakan seorang prajurit aktif berpangkat perwira
menengah yang seharusnya menjadi pelindung masyarakat, namun justru membunuhnya.
Faridah di pengadilan militer tinggi II, cakung, jakarta timur, mengatakan, perbuatan Kolonel
Priyanto telah merusak citra TNI khususnya Angkatan Darat (AD) dan kesatuan di mata
masyarakat. Perbuatan terdakwa pun bertentangan dengan kepentingan militer yang
senantiasa menjaga soliditas dengan rakyat, dalam rangka mendukung tugas pokok TNI.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/18175/05.2%20bab%202.pdf?
sequence=7&isAllowed=y

file:///C:/Users/user/Downloads/764-Article%20Text-2218-1-10-20210601.pdf

https://id.berita.yahoo.com/kolonel-priyanto-divonis-seumur-hidup-110505016.html?
guccounter=1&guce_referrer=aHR0cHM6Ly93d3cuZ29vZ2xlLmNvLmlkLw&guce_
referrer_sig=AQAAANN90LrQwYHn8FG7JYvZZH_D7zzZFeTebCIzvpu7QVSOdu
69-5qp2SsfpJtqoSAanUBDJTuJoMz-
viSgw_IFR3ntXKggWiElt3n450Lm5zGrw3AuFTm0UDG-
AbSPv2vmykGvogIySJSVWgRMPhVFi58_Z-QN-DyulujDdijD0JJw

https://www.tribunnews.com/nasional/2022/03/15/kronologi-lengkap-perjalanan-
kolonel-priyanto-hingga-tabrak-dan-buang-handi-salsabila-ke-sungai?page=4

11

Anda mungkin juga menyukai