Anda di halaman 1dari 11

SEJARAH HUKUM

AGRARIA
DIO PRASETYO BUDI ,SH.,M.H
hand out kuliah

2 SEJARAH PERKEMBANGAN HUKUM


AGRARIA
• Masa sebelum kemerdekaan (1945)
1. Sebelum AW 1870
2. Setelah AW 1870 s/d Proklamasi
• Masa kemerdekaan
1. Sebelum UUPA (1945-1960)
2. Masa UUPA (24 Sep 1960 s/d sekarang)
LANJUTAN…..
• SEJARAH HUKUM AGRARIA SEBELUM UUPA


Menurut Boedi Harsono dalam bukunya Hukum Agraria,menyebutkan ada dua tongggak sejarah,
  

yaitu perundangan Agrarische Wet tahun 1870.


•Berlandaskan tonggak sejarah tersebut sejarah hukum agraria Indonesia dapat dibagi dalam
periodesisasi sebagai berikut :
•Masa sebelum kemerdekan tahun 1945
•Masa sebelum Agrarische (1870)
•Masa setelah Agrarische Wet , tahun 1870 sampai Proklamasi kemerdekaan).
•Masa kemerdekaan :
•Masa sebelum UUPA (Tahun 1945 sampai tahun 1960)
•Masa UUPA (Setelah terbitnya UU No. 5/1960) tentang ketentuan dasar pokok-pokok agraria tanggal
24 September 1960.
 
LANJUTAN….

B.     POLITIK AGRARIA KOLONIAL


     Penjelasan umum UUPA, merumuskan bahwa hukum agraria lama yang berlaku
sebelum tahun 1960 dalam banyak hal, tidak merupakan alat penting untuk membangun
masyarakat yang adil dan makmur, bahkan merupakan penghambat pencapaiannya, yang
disebutkan karena :
Hukum agraria lama sebagian tersusun berdasarkan tujuan dan sendi – sendi dari pemerintah
jajahan, dan sebagian lainnya dipengaruhi olehnya, hingga bertentangan dengan kepentingan
rakyat didalam melaksanakan pembangunan nasional sebagai akibat dari politik pemerintah
jajahan itu, hukum agraria lama bersifat dualisme, yaitu berlakunya peraturan – peraturan
hukum adat disamping peraturan – peraturan dari dan yang didasarkan atas hukum barat,
yang akan menimbulkan pelbagai masalah antar golongan yang seba sulit juga tidak sesuai
dengan cita – cita persatuan bangsa
5 LANJUTAN…..

  Bagi rakyat asli hukum agraria penjajahan tidak menjamin kepastian hukum seluruh rakyat Indonesia.

• Hukum Agraria yang pernah berlaku di Indonesia adalah :      


• Agrarische Wet (Stb. 1870 : 55) yang termuat dalam pasal 51 Wet op de Staatsinrichting voor Nederlands
Indie (Stb. 1925 : 479) dan ditentukan dari ayat – ayat pasal itu.
• 2.a. Algemeene Domein Verklaring tersebut dalam pasal 1 Agrarische Besluit(Stb.1870 :118)
• b. Speciale Domein Verklaring untuk Keresidenan Sumatra, Manado, Zuider en Ooster afdeling van Borneo.
• 3. Koninklijke Besluit tanggal 16 April 1872 No. 29 (Stb. 1872:177) dan peraturan  pelaksanannya.
• 4. Buku II Kitab Undang – Undang Hukum Perdata Indonesia sepanjang yang mengenai bumi, air serta
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya, kecuali ketentuan – ketentuan mengenai hipotik yang masih
berlaku pada mulia berlaku undang – undang ini.
6 LANJUTAN…..

• Sejarah hukum belanda perlu diingat bahwa setelah kerajaan belanda menjadi Negara monarki
konstitusional. Pemerintah di Hindia Belanda dalam menjalankan tugas-tugasnya terkuat dalam bentuk
Undang-Undang (Wet) yang dikenal dengan RR (Regeling Reglement) tahun 1855 (Stb. 1855:2).
•                   Politik agraria tercantum daam pasal 62 RR yang terdiri dari 3 ayat yang antara lain
menggariskan bahwa gubernur jenderal tidak boleh menjual tanah dan bahwa gubernur jenderal dapat
menyewakan tanah berdsarkan ketentuan ordonansi.
•             Tujuan dari Agrarische Wet adalah untuk memberi kemungkinan dan jaminan kepada modal besar
asing agar dapat berkembang di Indonesia, dengan pertama – tama membuka kemungkinan untuk
memperoleh tanah dengan hak erfpacht yang berjangka waktu lama.
•  Agrarische Wet lahir atas desakan masyarakat pemilik modal besar swasta, yang pada masa
kultur stelsel (tanam paksa) sebelumnya terbatas sekali kemungkinannya untuk berusaha dalam lapangan
perkebunan besar. Kesempatan yang ada sebelumnya hanyalah melalui sewa tanah, yang pada masa tanam
paksa, kemungkinan itu sesuai dengan politik monopoli pemerintah justru ditutup.
LANJUTAN…..

•   DUALISME HUKUM AGRARIA

  Sejak Hindia Belanda resmi menjadi jajahan Belanda tahun 1815, praktis kondisi hukum khususnya hukum
perdata sudah bersifat dualisme. Disamping hukum adat yang merupakan hukum perdata bagi golongan
penduduk pribumi, maka bagi golongan penduduk penjajah Belanda, mereka perlakukan hukum perdata yang
mereka bawa dari negara asalnya.
•                   Peraturan perundang – undangan di bidang perdata kemudian diperluas berlakunya bagi golongan
penduduk Timur Asing untuk sebagian kemudian seluruhnya khusus bagi golongan penduduk Tionghoa dan
selanjutnya sampai pula diperuntukkkan untuk golongan penduduk pribumi baik melalui lembaga pernyataan
berlaku atas beberapa bagian hukum perdata tertentu ataupun melalui lembaga pernyataan tunduk secara
sukarela.
•                   Karena peraturan – peraturan mengenai pertanahan, merupakan peraturan yang terdapat pada Buku
II KUH Perdata, disamping peraturan perundang – undangan yang lain, maka kondisi dualistis itu terjadi juga
pada bidang hukum agraria. Berlakunya peraturan – peraturan hukum tanah bagi golongan penduduk eropa,
disamping hukum adat mengenai tanah bagi golongan penduduk pribumi.
Hukum agraria sebelum kemerdekaan (sebelum
AW)
 Ada dua kelompok:
1. Dlm bdg perdata Buku II BW ( sejak 1848)
2. Administratif:Sebelum AW 1870 hk agr tdk tersusun
secara lengkap, diserahkan kpd msg-msg sektor
 Aturan yg dipakai: Ps 62 RR 1854 3 ayat:
1. Gub Jend tdk boleh menjual tanah;
2. kecuali tanah yg kecil utk perluasan kota serta
kegiatan usaha;
3. Gub. Jend dpt menyewakan tanah menurut
ordonansi, kecuali tanah rakyat dan ulayat
 Ketentuan ini tdk memberikan peluang yg besar
kepada swasta, karena: sewa waktunya terbatas
(paling lama 20 th) dan tdk obyek hipotik.
 Ditambah issue/kritik thd tanam paksa (cultur stelsel)
dan monopoli pemerintah Kerajaan Belanda
hand out kuliah 8
Hukum agraria sebelum kemerdekaan (setelah
AW)
 Debat: gol pengusaha (oposisi) dg pemerintah Bld dimenangkan oleh
pengusaha lahir AW 1870.
 AW hanya berisi tambahan 5 ayat terhadap Ps 62 RR 1854 sebelumnya,
meliputi:
1. GJ dpt memberikan tanah dgn hak erfpacht, 75 th;
2. GJ menjaga jgn melanggar hak pribumi;
3. GJ tdk boleh mengambil hak rakyat kecuali utk kepentingan umum
4. Hak milik adat pribumi dapat diberikan agrarische eigendom
5. persewaan/serah pakai tanah pribumi kpd nonpribumi dilakukan dgn
ordonansi
 Didukung oleh AB Ps 1: asas domein verklaring (jg sdh ada pd 519 &
520 BW)

hand out kuliah 9


Hukum agraria masa kemerdekaan (sebelum
UUPA)
 Masih berlaku hukum warisan Belanda Buku II BW dan
AW 1870 dan per pelaksana (Pasal II AP UUD)
 Tetapi pelaksanaannya disesuaikan dgn politik hukum UUD
1945 (Ps 33 (3)) asas domein diganti HMN
 Mulai dilakukan pencabutan thd ketentuan kolonial-feodal
secara parsial penghapusan desa perdikan (1946), hak
konversi (1948), tanah partikelir (kongsi dan usaha)
(1958) dll.

hand out kuliah 10


Hukum agraria setelah lahirnya UUPA
 24 Sep 1960 lahir UUPA
 UUPA mencabut sumber hukum agraria warisan kolonial:
a. Agrarische Wet (AW) (S. 1870-55)
dan semua peraturan pelaksanaan-
nya termasuk Agrarisch Besluit (AB)
1870 administratif
b. Buku II BW yang mengatur bumi, air dan kekayaan
alam kecuali hipotik perdata
 UU No. 4 Tahun 1996 ttg Hak Tanggungan ketentuan
hipotik pun (termasuk credietverband) dicabut.
 Serta peraturan pelaksana dari UU di atas: PP No. 24 Tahun
1997 ttg Pendaftaran Tanah.
 Di samping itu ada pula Tap MPR No. IX/2001 ttg Pembaruan
Agraria dan Pengelolaan Sumberdaya alam

hand out kuliah 11

Anda mungkin juga menyukai