AGRARIA
DIO PRASETYO BUDI ,SH.,M.H
hand out kuliah
•
Menurut Boedi Harsono dalam bukunya Hukum Agraria,menyebutkan ada dua tongggak sejarah,
Bagi rakyat asli hukum agraria penjajahan tidak menjamin kepastian hukum seluruh rakyat Indonesia.
• Sejarah hukum belanda perlu diingat bahwa setelah kerajaan belanda menjadi Negara monarki
konstitusional. Pemerintah di Hindia Belanda dalam menjalankan tugas-tugasnya terkuat dalam bentuk
Undang-Undang (Wet) yang dikenal dengan RR (Regeling Reglement) tahun 1855 (Stb. 1855:2).
• Politik agraria tercantum daam pasal 62 RR yang terdiri dari 3 ayat yang antara lain
menggariskan bahwa gubernur jenderal tidak boleh menjual tanah dan bahwa gubernur jenderal dapat
menyewakan tanah berdsarkan ketentuan ordonansi.
• Tujuan dari Agrarische Wet adalah untuk memberi kemungkinan dan jaminan kepada modal besar
asing agar dapat berkembang di Indonesia, dengan pertama – tama membuka kemungkinan untuk
memperoleh tanah dengan hak erfpacht yang berjangka waktu lama.
• Agrarische Wet lahir atas desakan masyarakat pemilik modal besar swasta, yang pada masa
kultur stelsel (tanam paksa) sebelumnya terbatas sekali kemungkinannya untuk berusaha dalam lapangan
perkebunan besar. Kesempatan yang ada sebelumnya hanyalah melalui sewa tanah, yang pada masa tanam
paksa, kemungkinan itu sesuai dengan politik monopoli pemerintah justru ditutup.
LANJUTAN…..
Sejak Hindia Belanda resmi menjadi jajahan Belanda tahun 1815, praktis kondisi hukum khususnya hukum
perdata sudah bersifat dualisme. Disamping hukum adat yang merupakan hukum perdata bagi golongan
penduduk pribumi, maka bagi golongan penduduk penjajah Belanda, mereka perlakukan hukum perdata yang
mereka bawa dari negara asalnya.
• Peraturan perundang – undangan di bidang perdata kemudian diperluas berlakunya bagi golongan
penduduk Timur Asing untuk sebagian kemudian seluruhnya khusus bagi golongan penduduk Tionghoa dan
selanjutnya sampai pula diperuntukkkan untuk golongan penduduk pribumi baik melalui lembaga pernyataan
berlaku atas beberapa bagian hukum perdata tertentu ataupun melalui lembaga pernyataan tunduk secara
sukarela.
• Karena peraturan – peraturan mengenai pertanahan, merupakan peraturan yang terdapat pada Buku
II KUH Perdata, disamping peraturan perundang – undangan yang lain, maka kondisi dualistis itu terjadi juga
pada bidang hukum agraria. Berlakunya peraturan – peraturan hukum tanah bagi golongan penduduk eropa,
disamping hukum adat mengenai tanah bagi golongan penduduk pribumi.
Hukum agraria sebelum kemerdekaan (sebelum
AW)
Ada dua kelompok:
1. Dlm bdg perdata Buku II BW ( sejak 1848)
2. Administratif:Sebelum AW 1870 hk agr tdk tersusun
secara lengkap, diserahkan kpd msg-msg sektor
Aturan yg dipakai: Ps 62 RR 1854 3 ayat:
1. Gub Jend tdk boleh menjual tanah;
2. kecuali tanah yg kecil utk perluasan kota serta
kegiatan usaha;
3. Gub. Jend dpt menyewakan tanah menurut
ordonansi, kecuali tanah rakyat dan ulayat
Ketentuan ini tdk memberikan peluang yg besar
kepada swasta, karena: sewa waktunya terbatas
(paling lama 20 th) dan tdk obyek hipotik.
Ditambah issue/kritik thd tanam paksa (cultur stelsel)
dan monopoli pemerintah Kerajaan Belanda
hand out kuliah 8
Hukum agraria sebelum kemerdekaan (setelah
AW)
Debat: gol pengusaha (oposisi) dg pemerintah Bld dimenangkan oleh
pengusaha lahir AW 1870.
AW hanya berisi tambahan 5 ayat terhadap Ps 62 RR 1854 sebelumnya,
meliputi:
1. GJ dpt memberikan tanah dgn hak erfpacht, 75 th;
2. GJ menjaga jgn melanggar hak pribumi;
3. GJ tdk boleh mengambil hak rakyat kecuali utk kepentingan umum
4. Hak milik adat pribumi dapat diberikan agrarische eigendom
5. persewaan/serah pakai tanah pribumi kpd nonpribumi dilakukan dgn
ordonansi
Didukung oleh AB Ps 1: asas domein verklaring (jg sdh ada pd 519 &
520 BW)