Anda di halaman 1dari 14

MATERI HUKUM PERUSAHAAN

Sejarah Perusahaan & Hukum Perusahaan


- KUHD pada awalnya menggunakan istilah perdagangan/ pedagang untuk
menjelaskan kegiatan ekonomi dalam masyarakat;
- Istilah perdagangan dirasakan sempit jika dibandingkan dengan kegiatan
perekonomian masyarakat, yang bukan hanya perdagangan, tetapi juga industri dan
jasa;
- Selanjutnya digunakan istilah perusahaan yang juga mengacu kepada bentuk
usaha tertentu, baik perusahaan perseorangan dan perusahaan persekutuan yang
berbadan hukum maupun tidak berbadan hukum;
- Istilah perusahaan adalah istilah yang lahir sebagai akibat adanya
pembaharuan dalam hukum dagang;
- Sejak beberapa pasal dalam KUHD (Pasal 2-5) dicabut, maka sejak saat itu
pula istilah dan pengertian pedagang dan perbuatan perdagangan (perniagaan) tidak
layak lagi mewakili kepentingan kaum pedagang khususnya dan masyarakat pada
umumnya yang kemungkinan memiliki hubungan, kepentingan dan/atau ikut ambil
bagian dalam aktifitas perusahaan;
- Sehingga akhirnya istilah perusahaan menggantikan istilah perdagangan dan
pedagang yang dianggap memiliki jangkauan yang lebih luas.
Pengertian Perusahaan
MOLENGRAAFF
Perusahaan adalah: keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara terus menerus, bertindak
keluar, untuk memperoleh penghasilan, dengan cara memperdagangkan atau menyerahkan
barang atau mengadakan perjanjian perdagangan.
POLAK
Baru dapat dikatakan perusahaan apabila diperlukan perhitungan laba dan rugi yang dapat
diperkirakan dan dicatat dalam pembukaan
PASAL 1 (b) UU NO. 3/1982
Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat
tetap dan terus menerus dan didirikan, bekerja, serta berkedudukan dalam wilayah negara
Indonesia dengan tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba.
PASAL 1 (1) UU NO. 8/1997
Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang melakukan kegiatan secara tetap dan terus
menerus dengan memperoleh keuntungan dan atau laba baik yang diselenggarakan oleh
orang perorangan maupun badan usaha yang berbentuk badan hukum atau bukan badan
hukum, yang didirikan dan berkedudukan dalam wilayah Negara Republik Indonesia.
Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat
tetap dan terus menerus dan didirikan, bekerja, serta berkedudukan dalam wilayah negara
Indonesia dengan tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba.
UNSUR-UNSUR DARI PENGERTIAN PERUSAHAAN
- Bentuk usaha
Bentuk usaha yang menjalankan kegiatan dalam bidang perekonomian, mempunyai
bentuk hukum tertentu, seperti Perusahaan Dagang (PD), firma (Fa), Persekutuan
Komanditer (CV), Perseroan Terbatas (PT), Perusahaan Umum (Perum), Perusahaan
Perseroan (Persero) dan Koperasi.
- Kegiatan dalam bidang perekonomian
Perindustrian, Perdagangan, Jasa
- Terus menerus
Kegiatan usaha yang dilakukan, tidak bersifat insidental dan juga bukan pekerjaan
sambilan melainkan dilakukan secara berlanjut.
- Bersifat tetap
Kegiatan usaha yang dilakukan tidak berubah atau berganti dalam waktu singkat, tetapi
untuk jangka waktu lama yang biasanya disebutkan dalam akta pendirian usaha atau
surat izin usaha.
- Terang-terangan
Kegiatan tersebut diketahui oleh umum, bebas melakukan perjanjian dengan pihak lain
dan dibenarkan oleh undang-undang yang berlaku.
- Keuntungan dan atau laba
Tujuan utama setiap usaha adalah mencari keuntungan dari sejumlah modal yang
ditanamkan oleh pengusaha.
- Pembukuan
Setiap perusahaan wajib membuat catatan mengenai hak dan kewajiban yang berkaitan
dengan kegiatan usaha sesuai dengan kebutuhan perusahaan (Pasal 5 UU 8/1997 tentang
Dokumen Perusahaan)
Pengertian Hukum Perusahaan
- Hukum Perusahaan adalah hukum yang mengatur kegiatan yang digunakan
dalam lapangan perusahaan
- Hukum perusahaan adalah aturan-aturan hukum yang mengatur kegiatan-
kegiatan dalam lapangan perusahaan, yang dilakukan secara tidak terputus-putus,
bertindak keluar, terangterangan, dalam kedudukan tertentu dan untuk mencari laba
atau penghasilan, dengan cara memperniagakan barangbarang, menyerahkan barang-
barang atau mengadakan perjanjian-perjanjian perdagangan dan segala sesuatu itu
dicatat dlam pembukuan (Mulhadi 2010: 9)
Ruang lingkup Hukum Perusahaan
Bentuk Usaha
- Organisasi usaha atau badan usaha yang menjadi wadah penggerak setiap jenis
kegiatan usaha, yang disebut bentuk hukum perusahaan.
- Bentuk hukum persekutuan dan badan hukum telah diatur dalam undang-
undang:
1. Firma dan CV diatur dalam KUHD,
2. PT diatur dengan UU No. 40 tahun 2007
3. Koperasi diatur melalui UU No. 25/1992 (UU No. 17/2012)
4. Perusahaan Umum (Perum) dan Perusahaan Perseroan (Persero) diatur dalam UU No.
9 tahun 1969
Kegiatan Usaha
- Berbagai jenis usaha dibidang perekonomian, yang meliputi bidang
perindustrian, perdagangan, jasa dan keuangan (pembiayaan).
- Pengertian usaha dalam arti hukum perusahaan harus memenuhi unsur-unsur:
1. dalam bidang perekonomian
2. dilakukan oleh pengusaha
3. bertujuan memperoleh keuntungan/laba
Sumber Hukum Perusahaan
1. KUHPerdata
2. KUHD
3. UU (tidak dalam bentuk kompilasi)
UU No. 40/2007 ttg PT
UU No. 19/2003 ttg BUMN
dll
4. Perjanjian

Penggolongan Perusahaan
Bentuk Perusahaan:
Dilihat dari jumlah pemiliknya:
- Perusahaan Perseorangan
- Perusahaan Persekutuan
Dilihat dari status hukumnya:
- Badan usaha yang tidak berbadan hukum
- Badan usaha yang berbadan hukum
Perusahaan Perseorangan
- Adalah perusahaan swasta yang didirikan dan dimiliki oleh pengusaha secara
perseorangan
- Perusahaan Perseorangan memiliki bentuk usaha sesuai dengan bidang
usahanya, yaitu perdagangan, perindustrian dan jasa
- Tidak ada pengaturannya dalam undang-undang, tetapi mendapat pengakuan
dalam praktek perusahaan melalui identitas yang digunakan:
1. Nama yang dipakai sebagai nama perusahaan (UD,…)
2. Legalitas perusahaan, yaitu akta pendirian, Surat Izin Usaha, Surat Izin Tempat
Usaha, Surat Pendaftaran Perusahaan, dll
Perusahaan Persekutuan
Perusahaan yang bukan Badan hukum
- Adalah perusahaan swasta yang didirikan dan dimiliki oleh beberapa orang
pengusaha secara bersama
- Bentuk perusahaan persekutuan yang menjalankan usaha dalam bidang
perindustrian, perdagangan dan jasa
- Bentuk badan usaha : Firma dan CV (diatur dalam KUHD

Perusahaan yang berbadan hukum


- Adalah perusahaan swasta yang didirikan dan dimiliki oleh beberapa orang
secara bersama, dan perusahaan negara yang didirikan dan dimiliki oleh negara.
- Menjalankan usaha dalam bidang perekonomian, yaitu perdagangan,
perindustian dan jasa
- Bentuk hukum:
1. PT (UU No.40/2007),
2. (Koperasi) (UU NO. 25/1992 ----- UU No. 17/2012),
3. BUMN (UU No. 19/2003)
Perum dan Persero
Pengertian Badan Hukum
1. Soebekti
“Suatu bdan atau perkumpulan yang dapat memiliki hak-hak dan melakukan
perbuatan seperti menerima serta memilikikekayaan sendiri, dapat digugat, dan
menggugat di muka hakim”
2. Rohmat Soemitro
“Suatu badan yang dapat mempunyai harta kekayaan, hak serta kewajiban seperti
orang-orang pribadi”
3. Sri Soedewi Masjchoen
“Kumpulan orang yang bersama-sama bertujuan mendirikan suatu badan, yaitu
berwujud himpunan dan harta kekayaan yang disendirikan untuk tujuan tertentu dan
ini dikenal dengam yayasan”
4. Salim HS
“Kumpulan orang-orang yang mempunyai tujuan tertentu, harta kekayaan, hak dan
kewajiban, serta organisasi”

Unsur-Unsur Badan Hukum (syarat Materiil)


1. Adanya pemisahan harta kekayaan antara perusahaan dan harta pribadi (pemilik);
2. Mempunyai tujuan tertentu (idiil/komersial);
3. Mempunyai hak dan kewajiban sendiri, dapat menuntur/ dituntut
4. Adanya organisasi yang teratur;
5. Adanya pengesahan dari pemerintah
Syarat Formil
Syarat terkait dengan permohonan status sebagai badan hukum yang diatur dalam undang-
undang
Firma
Persekutuan Perdata
Pasal 1618-1652 KUH Perdata
Pasal 1618: “Persekutuan Perdata adalah suatu perjanjian di mana dua orang atau lebih yang
mengikatkan diri untuk memasukkan sesuatu ke dalam persekutuan dengan maksud untuk
membagi keuntungan yang terjadi karenanya”
Dasar Hukum Firma
- Pasal 16 – 35 KUHD
- Pasal-pasal dalam KUHPerdata yang terkait (khususnya pasal tentang
Persekutuan Perdata)
Pengertian Firma
- Tiap-tiap persekutuan perdata yang didirikan untuk menjalankan perusahaan
dengan nama bersama (Pasal 16 KUHD)
- Firma adalah persekutuan perdata khusus, dalam hal:
1. Menjalankan perusahaan
2. Memakai nama bersama
3. Adanya pertanggungjawaban sekutu yang bersifat pribadi untuk keseluruhan
(tanggung renteng/solider/tanggung bersama)
Sekutu Firma
- Dalam Persekutuan Firma hanya terdapat satu macam sekutu, yaitu sekutu
komplementer (Firmant)
- Sekutu komplementer menjalankan perusahaan dan bertanggung jawab secara
tanggung renteng untuk seluruhnya (tanggung jawab pribadi untuk keseluruhan) atas
segala perikatan (Pasal 18 KUHD)
Modal Firma
- Tiap-tiap sekutu dalam Firma diwajibkan memasukkan modal (inbreng) dalam
kas persekutuan;
- Inbreng dapat berupa: uang, benda atau tenaga kerja (fisik), dan buah pikiran;
- Pasal 1619 KUHPerdata:
1. Semua Perseroan Perdata harus ditujukan pada sesuatu yang halal dan diadakan untuk
kepentingan bersama para anggotanya.
2. Masing-masing anggota wajib memasukkan uang, barang atau usaha ke dalam
perseroan itu.
Pendirian Firma
Tiap-tiap Persekutuan Firma harus didirikan dengan akta otentik, akan tetapi ketiadaan akta
yang demikian tidak dapat dikemukakan untuk merugikan pihak ketiga (Pasal 22 KUHD)
Pendirian Firma dengan perjanjian/akta dapat menjawab persoalanpersoalan yang mungkin
timbul dalam praktek antara lain:
- Bagaimana cara menyelesaikan suatu masalah jika timbul selisih faham
sesama sekutu;
- Bagaimana cara membagi keuntungan serta menentukan laba rugi Firma;
- Siapa diantara sekutu yang bertindak keluar dengan pihak ketiga untuk dan
atas nama Firma dan siapa yang bertindak sebagai sekutu pengurus
Akta Pendirian Firma
- Nama, nama kecil, pekerjaan dan tempat tinggal para sekutu firma;
- Pernyataan Firmanya dengan menunjukkan apakah persekutuan itu umum
ataukah terbatas pada suatu cabang khusus perusahaan tertentu dan dalam hal terakhir
dengan menunjukan cabang khusus itu;
- Penunjukan para sekutu yang tidak diperkenankan bertanda tangan atas nama
firma;
- Saat mulai berlakunya persekutuan dan saat berakhirnya;
- Bagian-bagian dari perjanjiannya yang harus dipakai untuk menentukan hak-
hak pihak ketiga terhadap para sekutu (Pasal 26 KUHD)
Pendaftaran dan pengumuman firma
- Jika Firma didirikan dengan akta otentik, maka akta tersebut harus didaftarkan
pada Kepaniteraan PN di wilayah hukum dimana Firma berdomisili (Pasal 23 KUHD)
- Ikhtisar resmi dari akta pendirian harus diumumkan dalam Berita Negara
(Pasal 28 KUHD)
Proses pendaftaram firma
1. Pembuatan akta pendirian:
- Nama dan tempat kedudukan
- Maksud dan tujuan
- Jangka waktu
- Modal
- Persero
- Kewenangan persero
- Pembukuan
- Pengaturan laba rugi
2. Pendaftaran pada kepaniteraan Pengadilan Negeri
3. Pengumuman Dalam berita Negara RI
Akibat Hukum Firma tidak didaftarkan
Pasal 29 KUHD
Selama pendaftaran dan pengumuman belum terjadi, maka perseroan firma tersebut dianggap
sebagai perseroan umum untuk semua urusan, dianggap didirikan untuk waktu yang tidak
ditentukan dan dianggap tiada seorang pesero pun yang dilarang melakukan hak untuk
bertindak dan bertanda tangan untuk firma tersebut.
Pembagian Keuntungan & Kerugian dalam Firma
Pasal 1633 KUHPerdata
1. Jika di dalam perjanjian persekutuan tidak telah ditentukan bagian masing-masing
sekutu dalam untung dan ruginya persekutuan maka bagian masing-masing adalah
seimbang dengan apa yang ia telah masukkan dalam persekutuan;
2. Terhadap sekutu yang hanya memasukkan kerajinannya, bagian dari untung rugi
ditetapkan sama dengan bagian sekutu yang memasukkan uang atau barang paling
sedikit
Pasal 1634 KUHPerdata
1. Jika di dalam perjanjian persekutuan tidak telah ditentukan bagian masing-masing
sekutu dalam untung dan ruginya persekutuan maka bagian masing-masing adalah
seimbang dengan apa yang ia telah masukkan dalam persekutuan;
2. Terhadap sekutu yang hanya memasukkan kerajinannya, bagian dari untung rugi
ditetapkan sama dengan bagian sekutu yang memasukkan uang atau barang paling
sedikit
Pasal 1635 KUHPerdata
1. Janji dengan mana kepada salah seorang sekutu dijanjikan semua keuntungan adalah
batal;
2. Namun diperbolehkan untuk memperjanjikan bahwa semua kerugian semata-mata
akan ditanggung oleh salah seorang sekutu atau lebih
Tugas Kepengurusan
- Sekutu yang ditunjuk atau diberi kuasa untuk melaksanakan tugas pengurusan
ditentukan dalam anggaran dasar (akta pendirian) firma.
- Pengurus dapat juga ditentukan dalam akte tersendiri dan didaftarkan pada
kepaniteraan PN setempat serta diumumkan dalam Tambahan Berita Negara.
- Semua sekutu berwenang dan berhak untuk bertindak, untuk mengeluarkan
dan menerima uang ataas nama perseroan, dan mengikat perseroan dengan pihak
ketiga dan sebaliknya, kecuali yang tidak diperkenankan (Pasal 17 KUHD).
- Kekuasaan tertinggi firma ada pada semua sekutu
Hak & Tanggung Jawab Sekutu
- Semua sekutu berhak untuk melakukan pengumuman dan bertindak keluar
atas nama firma, kecuali ditentukan lain dalam AD.
- Perjanjian yang dibuat oleh salah seorang sekutu ,mengikat sekutu lainnya.
- Segala sesuatu yang di peroleh seorang sekutu atas nama firma menjadi harta
firma.
- Tiap-tiap sekutu secara tanggung menanggung bertanggung jawab seluruhnya
atas perikatan firma tsb.
Pelaksanaan Tanggung Jawab Sekutu kepada pihak ketiga
Pertanggung jawaban atas semua kewajiban firma dalam kaitannya dengan hutang dilakukan
dengan terlebih dahulu melihat harta kekayaan firma (kas firma), apabila tidak mencukupi
baru kemudian harta kekayaan pribadi masingmasing sekutu dipertanggungjawabkan untuk
melunasi seluruh hutang firma tersebut (Pasal 18 KUHD )
Sekutu baru
Pendapat para sarjana tentang tanggung jawab sekutu baru terhadap hutang-hutang firma
yang sudah ada adalah:
1. Tidak beralasan sekutu baru harus bertanggung jawab terhadap hutang lama;
2. Sekutu baru dapat dimintakan pertanggung jawabanya apabila ketika masuk
diberitahukan kewajiban tersebut kepadanya dan dia menerimanya
Berakhirnya persekutuan
Pasal 1646 KUHPerdata
1. Jangka waktu PERSEKUTUAN telah berakhir sesuai yang telah ditentukan dalam
akta pendirian
2. Adanya pengunduran diri dari sekutunya atau pemberhentian sekutunya
3. Musnahnya barang atau telah selesainya usaha yang dijalankan persekutuan firma
4. Adanya kehendak dari seorang atau beberapa orang sekutu
5. Salah seorang sekutu meninggal dunia atau berada di bawah pengampuan atau
dinyatakan pailit
Berakhirnya Firma (Pasal 26-31 KUHD)
Pasal 31 KUHD:
- Membubarkan suatu perseroan firma sebelum waktu yang ditentukan dalam
perjanjian, atau terjadi karena pelepasan diri atau penghentian, perpanjangan waktu,
demikian pula segala perubahan yang diadakan dalam perjanjian yang asli yang
berhubungan dengan pihak ketiga, diadakan dengan akta otentik
- Kelalaian tersebut mengakibatkan tidak berlakunya pembubaran, pengunduran
diri, pemberhentian atau perubahan tesebut terhadap pihak ketiga.
- Menurut Pasal 32 KUHD, yang bertugas melakukan pemberesan adalah
sekutu yang sudah ditetapkan dalam anggaran dasar
- Apabila dalam anggaran dasar tidak ditetapkan, maka sekutu pengurus harus
melakukan pemberesan firma tersebut
- Pemberesan dapat juga dilakukan oleh sekutu yang ditunjuk dengan suara
terbanyak oleh sekutu yang lain
- Pengadilan dapat menetapkan sekutu yang harus melakukan pemberesan
- Penyelesaikan semua utang firma dengan menggunakan uang kas. Jika masih
ada saldo, maka saldo itu dibagi antara sekutu sesuai perjanjiannya (Pasal 32 KUHD)
PERSEKUTUAN KOMANDITER
Dasar Hukum
- Pasal 19-21 KUHD
- KUHPerdata (khususnya Persekutuan Perdata)
- Perjanjian/Kontrak
Pengertian CV
Perseroan komanditer merupakan bentuk badan usaha yang mempunyai satu atau beberapa
orang sekutu komanditer
Sekutu dalam CV
1. Sekutu Komplementer
- Sekutu aktif yang bertugas mengurus persekutuan dan bertindak atau
berhubungan dengan pihak ketiga atau disebut juga sekutu pemelihara.
- Sekutu bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pihak ketiga, atau
bertanggungjawab pribadi untuk keseluruhan
2. Sekutu Komanditer
- Sekutu pasif yang tidak ikut mengurus persekutuan CV, melainkan hanya
menyerahkan uang, barang atau tenaga sebagai pemasukan pada persekutuan.
- Dia hanya memperoleh keuntungan dari modal yang di tanamkan dan
bertanggungjawab sebatas pada jumlah pemasukan tersebut
Hubungan Hukum ke dalam & Tanggung Jawab antara Sekutu CV
- Hubungan hukum antara sesama sekutu komplementer sama dengan sekutu
firma.
- Hubungan hukum sekutu komplementer dengan sekutu komanditer diatur
dalam pasal 1624-1641 KUHPerdata.
- Ketentuan ini hanya berlaku apabila tidak diatur secara khusus dlam anggaran
dasar persekutuan.
- Pasal 1633 KUHPerdata menentukan bahwa, keuntungan sekutu komanditer
sesuai dengan ketentuan anggaran dasar.
- Sekutu komanditer dilarang melakukan pengurusan meskipun dengan surat
kuasa.
- Sekutu komanditer hanya boleh melakukan tugas pengawasan thd
kepengurusan jika ditentukan dalam AD.
- Pasal 21 KUHD menentukan bahwa sekutu komanditer yang melakukan tugas
kepengurusan di kenakan tanggung jawab yang sama dengan sekutu komplementer
Hubungan Hukum keluar & tanggung Jawab antara sekutu CV
- Hanya sekutu komplementer yang dapat mengadakan hubungan hukum
dengan pihak ketiga
- Sekutu komanditer tidak mempunyai hubungan hukum keluar, sekutu ini
hanya mempunyai hubungan hukum kedalam
- Tanggung jawab sekutu komplementer terhadap pihak ketiga secara
keseluruhan sampai kepada harta pribadinya
Pendirian CV
- Dalam KUH Dagang tidak ada aturan tentang pendirian, pendaftaran, maupun
pengumuman CV, sehingga prosedur pendiriannya sama dengan prosedur mendirikan
persekutuan firma karenaCV adalah Firma dengan bentuk khusus.
- Persekutuan komanditer dapat diadakan berdasarkan perjanjian baik dengan
akta otentik atau sepakat para pihak (Pasal 22 KUH Dagang).
- CV biasanya didirikan dengan anggaran dasar yang dituangkan dalam akta
pendirian dan harus didaftarkan.
- Dalam praktik di Indonesia pendirian persekutuan komanditer dilakukan
dengan akta pendirian/berdasarkan akta notaris, didaftarkan di Kepaniteraan
Pengadilan Negeri yang berwenang dan diumumkan dalam Berita Negara RI

Prosedur pendirian CV dalam KUHD


1. Pembuatan akta pendirian:
- Nama dan tempat kedudukan
- Maksud dan tujuan
- Jangka waktu
- Modal
- Persero
- Kewenangan persero
- Pembukuan
- Pengaturan laba rugi
2. Pendaftaran pada kepaniteraan Pengadilan Negeri
3. Pengumuman Dalam berita Negara RI
Prosedur pendirian CV, firma, persekutuan perdata dalam Permenkumham No. 17
Tahun 2018
Pembuatan akta pendirian
- Nama dan tempat kedudukan
- Maksud dan tujuan
- Jangka waktu
- Modal
- Persero
- Kewenangan persero
- Pembukuan
- Pengaturan laba rugi
Permohonan pengajuan nama CV, FIRMA, PP melalui sistem SABU
Permohonan pendaftran pendirian CV, FIRMA, PP melalui sistem SABU
Surat Keterangan Terdaftar (SKT)

Modal CV
Masing-masing sekutu diwajibkan memasukkan uang, barang barang lain ataupun
keahliannya ke dalam perseroan (Pasal 1619 KUHPerdata)

Pembagian Keuntungan & Kerugian


- Pembagian keuntungan dan kerugian didasarkan pada perjanjian diantara para
pihak yang termuat dalam anggaran dasar.
- Jika dalam anggaran dasar tidak ditentukan maka sekutu mendapat
keuntungan seimbang dengan apa yang telah dimasukkan dalam persekutuan (Pasal
1633 KUHPdt

Jenis-jenis CV
1. Persekutuan komanditer secara diam-diam
Persekutuan yang belum secara terang-terangan menyatakan sebagai CV kepada
pihak ketiga. Hubungan keluar memakai nama Fa, sedangkan hubungan ke dalam
antara sekutu berlaku hubungan sekutu komplementer dan komanditer.
2. Persekutuan komanditer terang-terangan
Pihak ketiga mengetahui secara terang-terangan bahwa persekutuan ini adalah CV,
yang dapat dilihat dari penggunaan nama kantor, surat keluar/masuk yang
menggunakan nama CV, dll.
3. Persekutuan komanditer bersaham
• Merupakan suatu persekutuan komanditer terang-terangan yang modalnya
terdiri atas saham;
• Bentuk persekutuan macam ini tidak dikenal dalam KUHD akan tetapi muncul
dalam praktek, yang diakibatkan oleh kebutuhan modal perusahaan;
• CV yang sebelumnya atas nama perseorangan, dikembangkan menjadi CV
atas saham, yang diharapak melalui cara ini akan dihimpun dana yang besar.
Pemegang saham bertindak sebagai anggota komanditaris dalam kedudukan
sebagai pemegang saham persekutuan.

Berakhirnya CV
- Karena CV pada hakikatnya adalah persekutuan perdata (Pasal 16 KUH
Dagang), maka mengenai berakhirnya sama dengan berakhirnya persekutuan perdata
dan persekutuan Firma (Pasal 1646 s/d 1652 KUH Perdata dan Pasal 31-35 KUHD)
- Berakhirnya Persekutuan Perdata (Pasal 1646 KUHPdt):
1. Waktu yang ditetapkan telah berakhir;
2. Musnahnya barang atau telah diselesaikan usahanya;
3. Atas kehendak salah salah seorang sekutu atau kehendak beberapa sekutu;
4. Salah seorang sekutu meninggal dunia, jatuh pailit atau ditaruh dibawah pengampuan

Perbedaan antar Firma dan CV


Firma
1. Syarat pembentukan Fa diatur di dalam KUHD.
2. Dalam Fa hanya ada satu macam sekutu saja.. Tangunggung jawab sekutu Fa secara
pribadi (Pasal 18 KUHD).
3. Nama persekutuan Fa diambil dari nama sekutunya
4. Kepailitan Fa mengakibatkan setiap sekutu juga dinyatakan pailit.
CV
1. Syarat CV tidak diatur secara jelas di dalam KUHD.
2. Di dalam persekutuan komanditer terdapat dua macam sekutu yaitu sekutu
komplementer dan sekutu komanditer yang masing-masing berbeda fungsi, tugas dan
tanggung jawab.
3. Nama CV tidak boleh diambil dari nama sekutu komanditernya.
4. Apabila dinyatakan pailit, mengakibatkan sekutu pengurus (komplementer) juga
dinyatakan pailit, namun tidak demikian terhadap sekutu komanditernya.

Perseroan Persorangan UU CIPTAKERJA & Pelaksanaanya


Dasar Hukum
- Undang-Undang Nomor 11 tahun 2020, Pasal 153 A UU Cipta Kerja
- PP No. 8 tahun 2021 tentang Modal Dasar Perseroan serta Pendaftaran
Pendirian, Perubahan, dan Pembubaran Perseroan yang Memenuhi Kriteria Untuk
Usaha Mikro dan Kecil
- PP No. 7 tahun 2021 tentang Kemudahan, Pelindungan, dan Pemberdayaan
Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
Pengertian Perseroan Perorangan
- Perseroan Perorangan (sole proprietorship/sole trader) adalah bentuk badan
hukum yang bisa digunakan oleh pelaku Usaha Mikro dan Kecil (PP No 8 Tahun
2021).
- Perusahaan Perseorangan sebagai perusahaan yang dilakukan oleh satu orang
pengusaha. Perusahaan ini didirikan oleh satu orang, dimodali oleh satu orang, dan
dijalankan oleh satu orang (Zainal Asikin dan Wira Pria Suhartana)
Syarat Pendirian Perseroan Persorangan
- Perseroan perorangan didirikan oleh satu orang pendiri yang berstatus sebagai
warga negara Indonesia, berusia minimal 17 tahun, dan cakap hukum. Pendirian
perseroan perorangan dilakukan berdasarkan surat pernyataan pendirian yang dibuat
dalam bahasa Indonesia dan memuat informasi tentang:
1. Nama dan tempat kedudukan
2. Jangka waktu pendirian;
3. Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha;
4. Jumlah modal disetor, modal ditempatkan, dan modal disetor;
5. Nilai nominal dan jumlah saham;
6. Alamat;
7. Nama lengkap; tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal, nomor induk
kependudukan, dan nomor pokok wajib pajak dari pendiri sekaligus direktur dan
pemegang saham.
- Surat pernyataan pendirian tersebut didaftarkan secara elektronik kepada
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) untuk memperoleh sertifikat
pendaftaran secara elektronik.

Modal Pendirian Perseroan Perseorangan


- Modal dasar perseroan perorangan berasal dari kekayaan pendiri yang
dipisahkan dan besarannya ditentukan berdasarkan keputusan pendiri.
- Modal dasar harus ditempatkan dan disetor penuh paling sedikit 25% yang
dibuktikan dengan bukti penyetoran yang sah dan bukti dimaksud wajib disampaikan
secara elektronik kepada Menkumham dalam waktu paling lama 60 (enam puluh) hari
terhitung sejak tanggal pengisian pernyataan pendirian
Siapa Yang Bertanggung Jawab Pada Perseroan Persorangan ?
Pemegang saham perseroan perorangan tidak bertanggung jawab secara pribadi atas perikatan
yang dibuat atas nama perseroan perorangan dan tidak bertanggung jawab atas kerugian
perseroan melebihi saham yang dimiliki
Pelaporan Keuangan Perseroan Persorangan
- Direksi perseroan perorangan diharuskan untuk membuat laporan keuangan
yang terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, dan catatan atas laporan
keuangan.
- Laporan keuangan tersebut selanjutnya dilaporkan kepada Menkumham
dengan melakukan pengisian format isian penyampaian laporan keuangan secara
elektronik paling lambat 6 (enam) bulan setelah akhir periode akuntansi berjalan
Pembubaran Perseroan Persorangan
Pembubaran perseroan perorangan dituangkan dalam pernyataan pembubaran dan
diberitahukan secara elektronik kepada Menkumham. Pembubaran perseroan perorangan
dapat terjadi karena:
- Berdasarkan keputusan pemegang saham yang mempunyai kekuatan hukum
yang sama dengan RUPS
- Jangka waktu berdirinya yang ditetapkan dalam pernyataan pendirian telah
berakhir
- Berdasarkan penetapan pengadilan
- Dengan dicabutnya kepailitan berdasarkan putusan pengadilan niaga yang
telah mempunyai kekuatan hukum tetap, harta pailit perseroan tidak cukup untuk
membayar biaya kepailitan
- Harta pailit perseroan yang telah dinyatakan pailit berada dalam keadaan
insolvensi
- Dicabutnya perizinan berusaha sehingga mewajibkan perseroan perorangan
melakukan likuidasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

Anda mungkin juga menyukai