Anda di halaman 1dari 53

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS,

UNIVERSITAS GADJAH MADA


MATA KULIAH HUKUM BISNIS

HUKUM PERUSAHAAN
(Persekutuan Perniagaan)
Veri Antoni
Departemen Hukum Bisnis/Dagang, Fakultas Hukum, UGM
081807102413, veri.akademik@yahoo.com, antoni.veri@ugm.ac.id
PENGERTIAN PERUSAHAAN
• UU No. 8 Tahun 1987 tentang Dokumen Perusahaan (“UU
No. 8/1987”).

• Pasal 1 Angka 1 UU No. 8/1997, Perusahaan adalah setiap


bentuk usaha yang melakukan kegiatan secara tetap dan
terus menerus dengan tujuan memperoleh keuntungan atau
laba, baik yang diselenggarakan oleh orang perorangan
maupun badan usaha yang berbentuk badan hukum atau
bukan badan hukum, yang didirikan dan berkedudukan
dalam wilayah Negara republik Indonesia.
Lanjutan…
• Usaha adalah suatu tindakan, perbuatan atau kegiatan di
bidang perekonomian yang dilakukan oleh pengusaha untuk
tujuan memperoleh keuntungan atau laba.
• Pengusaha adalah orang perorangan atau persekutuan atau
badan hukum yang menjalankan suatu jenis usaha.
• Menjalankan usaha (perusahaan) apabila seseorang:
1. pihak yang berkepentingan bertindak secara tidak
terputus-putus,
2. terang-terangan,
3. didalam kedudukan tertentu,
4. berhubungan dengan pihak ketiga,
5. dengan tujuan mendapatkan laba, dan
6. semuanya dicacat dalam pembukuan.
(Memorie van Toelichting dari Minister van Justitie maupun
Doktrin (Molengraaff, Polak) dan Yurisprudensi)
BENTUK-BENTUK PERUSAHAAN/BADAN USAHA

PERSEORANGAN PERKUMPULAN/PERSEKUTUAN

PT .
PERSEORANGA Partnership Firma CV PT
N (UMKM)

BUKAN BADAN HUKUM BADAN HUKUM

ASOSIASI ORANG ASOSIASI MODAL


BADAN HUKUM
• Badan Hukum: sesuatu oleh hukum diakui atau
dianggap sebagai subyek hukum sehingga dapat
melakukan perbuatan hukum layaknya orang.
• Misalnya, Perseroan Terbatas, Koperasi, Yayasan,
dan lain-lain.
• Ciri dari suatu badan hukum:
1. Mempunyai Kekayaan terpisah;
2. Mempunyai tujuan tertentu;
3. Mempunyai kepentingan sendiri;
4. Mempunyai organisasi yg teratur.
5. Secara formal badan hukum dipersyaratkan
bahwa akta pendiriannya disahkan Menteri
(Pemerintah). 6
PERUSAHAAN PERORANGAN
• Perusahaan perorangan; UD (Usaha Dagang);
PD (Perusahaan Dagang): sole trader, sole
proprietorship; perusahaan yang biasanya
dijalankan oleh satu orang pengusaha—one
man corporation, een maanszaak.
• Kedudukannya tidak tegas seperti Maatschap,
Firma, CV, yang diatur dalam
KUHPerdata/KUHD; lahir dari hukum
kebiasaan.
– Eksistensinya diakui, mis, dalam UU No.
3/1982/WDP.
PERUSAHAAN PERORANGAN
KELEBIHAN KEKURANGAN
• Aktivitas relatif sedikit dan • Tanggungjawab pemilik
sederhana, shg organisasi tidak terbatas;
mudah; • Sumber keuangan
• Biaya organisasi rendah; perusahaan terbatas;
• Pemilik bebas mengambil • Status bukan badan hukum;
keputusan;
• Kelangsungan hidup
• Keuntungan menjadi hak perusahaan kurang
pemilik perusahaan; terjamin;
• Rahasia perusahaan
• Aktvitas manajemen
terjamin;
dilakukan sendiri;
• Pemilik lebih giat berusaha;
• Kemampuan manajerial
• Pendirian dan pembubaran terbatas;
mudah karena tidak
memerlukan formalitas
tertentu
PARTNERSHIP, FIRMA, CV, DAN PT
• Partnership atau persekutuan perdata adalah suatu perjanjian
dengan mana dua orang atau lebih mengikatkan diri untuk
memasukkan sesuatu (inbreng) ke dalam persekutuan dengan
tujuan untuk membagi keuntungan yang diperoleh.
• Persekutuan Firma adalah persekutuan perdata yang didirikan
untuk menjalankan perusahaan dengan nama bersama (firma).
• Persekutuan komonditer adalah persekutuan firma yang
mempunyai sekutu komanditer.
• Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut Perseroan,
adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal,
didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha
dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham
atau Badan Hukum perorangan yang memenuhi kriteria Usaha
Mikro dan Kecil sebagaimana diatur dalam peraturan
perundangundangan mengenai Usaha Mikro dan Kecil (UU No.
11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja)
• Bandingkan dengan Pasal 1 Angka 1 UU No. 40 Tahun 2007.
• PT adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan
berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar
yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang
ditetapkan dalam UU ini serta peraturan pelaksanaanya (Pasal 1 UU
Angka 1 UU PT (UU Cipta Kerja.
• Pengertian di atas telah diubah berdasarkan UU Cipta Kerja di atas.
PERSEKUTUAN PERDATA
• Persekutuan Perdata, Partnership, Maatschap, Kongsi,
Kompanyon, Asosiasi, Kemintraan. Diatur dlm Ps 1618 – 1652
KUHPdt.
• Persekutuan Perdata adalah PERJANJIAN antara dua orang
atau lebih yg mengikatkan diri utk memasukkan sesuatu
(inbreng) ke dalam, dengan maksud utk membagi keuntungan
yg diperoleh karenanya.(Ps 1618 KUHPerdata).

• Unsur Persekutuan Perdata


– Perjanjian
– Pemasukkan/ Inbreng.
• Inbreng“ dan “kerjasama“ adalah unsur mutlak utk adanya
persekutuan perdata. Inbreng: uang, barang, tenaga kerja ( skill:
lahiriah- tenaga, batiniah – profesi, keahlian
– Bertujuan utk memperoleh laba
– Keuntungan yang diperoleh dibagi bersama

11
CARA MENDIRIKAN
PERSEKUTUAN PERDATA
• Prinsip : lisan sdh lahir atau berdiri partnership, krn
partnership adl perjanjian ex 1313 j0 1618 KUHPdt.
• Praktek: selalu dibuat dg Akta Notaris. Fungsi akta
hanya sbg alat bukti “ existensi “ Partnership thp
pihak ketiga.
• Akta didaftarkan di Kantor Kepaniteraan Pengadilan
Negeri, sekarang seharusnya di Kantor Pendaftaran
Perusahaan ex UU No.3 Thn 82 Tg WDP utk
kepentingan atau tujuan publikasi.
• Sbg persh juga perlu NPWP, SITU,Ijin HO,SIUP,dll.

12
TANGGUP JAWAB EKSTERN PERSEKUTUAN PERDATA

• Apabila seorang sekutu mengadakan


hubungan dengan pihak ketiga, maka sekutu
itu saja yang bertanggungjawab.
• Perbuatan itu baru dapat mengikat sekutu
lain, apabila:
– Adanya surat kuasa dari sekutu lain;
– Hasil perbuatan/keuantungannya telah dinikmati
oleh persekutuan perdata
– Anggota sekutu tersebut adalah sekutu yang
diangkat sebagai pengurus.
PEMBUBARAN
• Pasal 1646 KUH Perdata menentukan bahwa persekutuan
perdata bubar bila telah terjadi salah satu dari:
1. Lewatnya waktu yang ditentukan dlm perjanjian
pendirian;
2. Musnahnya barang atau diselesaikannya perbuatan yg
menjadi pokok persekutuan;
3. Atas kehendak semata-mata dari beberapa atau seorang
anggota sekutu;
4. Jika salah satu anggota sekutu meninggal, ditempatkan
dibawah pengampuan atau pailit.
• Pasal 1646 ini tidak bersifat limitatif. Artinya, para pihak
dapat membuat ketentuan selain ketentuan di atas.

14
PERSEKUTUAN FIRMA “Fa”
• Diatur dlm Ps 15 sd 35 KUHD.
• Firma (vennotshap order firma, general partnership,
commercial partnership): tiap persekutuan perdata
yang didirikan untuk menjalankan perusahaan dengan
memakai nama bersama atau firma.
– Nama bersama dapat diambil oleh seorang sekutu, gabungan
sekutu, mis, Fa Lenggang & Brothers, Fa Ambari (Amir, Basyir,
dan Heri). Oki, ketentuan KUH Perdata tentang Persekutuan
Perdata juga berlaku sejauh tidak diatur khusus dlm KUHD dan
akta pendirian

• Merupakan bentuk Partnership (persekutuan) Khusus,


kerana menjalankan perusahaan, dg memakai nama
bersama (firman);
– Bertindak keluar sbg perusahaan dgn nama bersama (satu
nama); semua perbuatan hukum dilakukan atas nama firma—
hal ini, yang membedakan dgn pesekutuan perdata.
15
• Mempunyai sistem pertanggungjawaban secara
pribadi antar sekutu untuk seluruhnya.
– Risiko dari badan usaha ditanggung bersama oleh para
sekutu, termasuk dengan harta pribadinya (tanggung
renteng)
– Pasal 18 KUHD, “didalam persekutuan dgn firma setiap
sekutu bertanggungjawab secara pribadi dan untuk
seluruhnya bagi perikatan-perikatan persekutuan”.
• Artinya, penagihan dilakukan terhadap kas atau kekayaan firma
terlebih dahulu, jika tidak cukup maka kekayaan pribadi para
sekutu secara solidier.
KARAKTERISTIK FIRMA
• Sekutu firman (firmant) telah saling kenal
• Perjanjian dapat dilakukan: notaris atau
dibawah tangan;
• Memakai nama bersama dlm kegiatan usaha;
• Adanya tanggungjawab dan risiko yg tidak
terbatas;
HUBUNGAN EKSTERNAL (PIHAK KETIGA)
• Setiap sekutu mempunyai wewenang untuk
mengadakan perikatan dengan pihak ketiga untuk
kepentingan persekutuan—jika tidak dikecualikan
dianggap saling memberi kuasa.
– Oki, asas pertanggungjawaban sekutu adalah pribadi
untuk keseuruhan (solider/renteng)
• Yaitu: tanggungjawab dengan kekayaan pribadi, untuk semua
perikatan yang dibuat persekutuan firma, meskipun yang
membuat adalah sekutu lain, termasuk perikatan-perikatan
yang timbul karena perbuatan melawan hukum. Apabila
salah satu sekutu telah melunasi kewajiban terhadap pihak
ketiga, ia membebaskan sekutu lain.
• Perbuatan yang dilakukan oleh sekutu yang tidak
berhak, menjadi tanggungjawab pribadi sekutu
yang bersangkutan saja.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN FIRMA

KELEBIHAN KEKURANGAN
• Kemampuan manajemen • Tanggungjawab pemilik tidak
lebih besar krn ada terbatas (internal)
pembagian kerja • Ada kemungkinan sekutu yang
• Pendirian relatif lebih muda tidak memiliki integritas
• Kebutuhan modal lebih melakukan perbuatan hukum
mudah terpenuhi yang merugikan firma
• Para sekutu firma memiliki • Kerugian disebabkan seorang
kedudukan yang sama sekutu ditanggung bersama
• Memiliki hak dan kewajiban • Kelangsungan hidup
yang sama perusahaan tidak menentu
PERBANDINGAN MAATSCHAP DAN FIRMA
MAATSCHAP FIRMA
• Ada pertanggungjawaban • Ada pertanggungjawaban secara
sendiri2 dan para sekutu terikat pribadi utk seluruhnya dan
masing2 utk seluruh utang pertanggungjawaban sec
maatschap; tanggung renteng;
• Masing2 anggota tdk dpt • Masing-masing anggota sekutu
mengikat anggota sekutu lain, dapat mengikat anggoa sekutu
kecuali dg surat kuasa khusus;
lain.
• Praktek jarang membuat
kekayaan terpisah ( • Membuat harta kekayaan
pembukuan), namun sudah ada terpisah ( pembukuan ) ;
yg mulai membuat pembukuan; • Didirikan atas dasar perjanjian ,
• Didirkkan berdasarkan dg akta otentik, didaftarkan dan
perjanjian, tdk harus dg akta diumumkan di TBNRI ;
otentik, ada yg membuat akta
otentik; • Pembagian keuntungan
berdasarkan perbandingan besar
• Tdk ada keharusan pendaftaran
dan pengumuman dlm TBNRI kecilnya inbreng masing2.
• Fungsi akta hanya sbg alat bukti.
PEMBUBARAN FIRMA
• Oleh karena Fa pada dasarnya dalah
Partnership Khusus, mk cara mengakhiri Fa
spt diatur di dalam Ps 1646 KUHPdt berlaku
pula bagi Fa, kecuali diatur lain di dalam Akta
Pendirian;
– Lampaunya jangka waktu pendirian
– Musnahnya barang atau diselesaikan usaha yg
menjadi tugas pokok
– Kehendak dari seorang sekutu atau beberapa
sekutu
– Meninggal; dibawah pengampunan; dinyatakan
pailit.
21
COMMANDITAIRE VENNOOTSCHAP (CV)
• Pengaturan Pasal 16 – 35 KUHD
• C.V. adalah perusahaan yg didirikan oleh satu orang atau
lebih dengan satu orang atau lebih yg lain sebagai pelepas
uang (sekutu Komanditer)
– Pasal 19 KUHD, “Persekutuan dengan jalan meminjam uang atau
disebut juga persekutuan komanditer, diadakan antara seorang
sekutu atau lebih yang bertanggungjawab secara pribadi dan untuk
seluruhnya dengan seorang atau lebih sebagai peminjaman uang”.

• Disebut Persekutuan Komanditer, krn memilik sekutu


pelepas uang dan yang tidak ikut campur di dalam mengurus
perusahaan.
– Statusnya dapat dipersamakan dengan seorang yang menitipkan
modal pada satu perusahaa, yang hana menikmati hasil keuntungan

22
• CV mempunyai 2 sekutu :
– Sekutu aktif (sekutu kerja, sekutu komplementer,
sekutu pengurus)—memasukan modal dan
mengurus CV (bertanggungjawab sampai harta
pribadi)
– Sekutu pasif (sleeping partner, sekutu diam,
sekutu tdk kerja, sekutu komanditer )—
memasukkan modal saja. (bertanggungjawab
sebatas modal saja).
• Jika terlibat melakukan pengurusan, maka ia akan
dipertanggungjawabkan seperti sekutu kerja.
• Pihak ketiga tidak tahu keberadaan dari sekutu pasif
ini.
PENDIRIAN CV

• Tdk berbeda dg Maaatschap dan Fa, secara yuridis


cukup lisan.
• Praktek selalu dibuat dg akta notaris, yg berfungsi
sebagai alat bukti adanya CV.
• Status hukumnya tetap bukan badan hukum
menurut KUHD.
• Praktek selalu membuat kekayan terpisah (
pembukuan ex UU No.8 Thn 1997 jo Ps 6 KUHD ).

24
HUBUNGAN INTERNAL SEKUTU
• Sekutu Aktif: selain memasukkan uang atau benda ke
dalam persekutuan, juga melakukan pengurusan.
– Memikul tanggungjawab tidak terbatas atas kerugian yang
diderita persekutuan dalam usahanya, kecuali lain dlm
perjanjian pendirian, secara solider (renteng).
• Sekutu Pasif (komonditer): hanya memasukkan uang
semata
– Apabila dilanggar, maka ia dapat dipertanggungjawabkan
seperti sekutu kerja.
– Dalam hal tertentu dapat diatur hak-hak intern sekutu
pasif, mis, terkait rapat, pembukuan, atau kemungkina
menjadi Komisaris.
– Dapat disamakan seperti kedudukan pemegang saham
pada PT.
HUBUNGAN HUKUM EKSTERNAL
• Hanya sekutu kerja saja (pengurus:
komplementer) yg dpt bertindak untuk dan
atas CV dan mewakili CV.
COMMANDITAIRE VENNOOTSCHAP
KELEBIHAN KEKURANGAN
• Spesifikasi dalam aktivitas semakin • Sebagian sekutu yang menjadi
terlihat sekutu komplementer memiliki
• Proses pendirian relatif mudah tanggungjawab terbatas
• Kemampuan manajemen lebih
besar • Sulit menarik kembali modal yang
• Terdapat sekutu komanditer yang telah disetorkan
memiliki peranan dalam • Sekutu komideter tidak memiliki
pengembangan modal dan akses untk mengelola perusahaan
perusahaan
• Kemungkinan perusahaan salah
• Modal yang dikumpulkan dapat urus lebih besar, karena hak
lebih besar karena ada peluang
masuknya sekutu komanditer lain mutlak sepenuhnya ditangan
utk bergabung sekutu komplementer
• Mudah melakukan kredit dan • Kelangsungan hidup perusahaan
ekspansi usaha tidak menentu.
PEMBUBARAN CV
• CV pada hakikatnya adalah Fa, shg pembubaran
Firma berlaku juga di CV.
• Sama hal dengan firma, harus dilakukan dengan
aka otentik yang dibuat dihadapan Notaris,
didaftarkan di Kepaniteraan PN, dan diumumkan
dlm TBNRI dan proses pembeberasan (baik
keuntungan maupun kerugian)
– Lalai melakukan hal tersebut, tidak berlakunya
pembubara terhadap pihak ketiga.
PERBEDAAN
FIRMA CV

• Tidak ada pembedaan • Ada pembedaan kedudukan


kedudukan diantara sekutu diantara para sekutu
• Semua sekutu memiliki hak • Para sekutu memiliki hak
dan tanggungjawab yang sama dan tanggungjawab
• Semua sekutu adalah berbeda
pengurus, tetapi boleh
ditunjuk satu atau lebih sekutu • Pengurus mutlak dari
tertentu dalam akta pendiran; sekutu komplementer
• Tidak mengenal adanya • Mengenal adanya Komisaris
Komisaris
HUKUM PERSEROAN TERBATAS
PENGERTIAN
• Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut Perseroan, adalah badan hukum yang merupakan
persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar
yang seluruhnya terbagi dalam saham atau Badan Hukum perorangan yang memenuhi kriteria Usaha
Mikro dan Kecil sebagaimana diatur dalam peraturan perundangundangan mengenai Usaha Mikro dan
Kecil (UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja)

• Pengertian Perseroan Terbatas terdiri dari dua kata, yakni “PERSEROAN”


dan “TERBATAS”. Perseroan merujuk kepada modal PT yang terdiri dari
sero-sero atau saham-saham. Adapun kata terbatas merujuk kepada
pemegang yang luasnya hanya sebatas pada nilai nominal semua saham
yang dimilikinya.

• PT memperoleh status BH pada tanggal diterbitkannya keputusan


Menteri mengenai pengesahan badan hukum perseroan. (Pasal 7 ayat 4
UU PT).

• Faham yang dianut adalah faham perjanjian kecuali PT (Persero), UMK, PT


BEI, yang tunduk pada UU No. 19 Tahun 2003 Tentang BUMN, dimana
pemegang saham bisa satu orang/pihak. Misalnya, Pertamina dan PLN.

• PERHATIAN: Beberapa ketentuan dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang


31
Perseroan Terbatas telah diganti dengan UU Cipta Kerja
CIRI KHAS (KARAKTERISTIK) PT
• Sebagai badan hukum mandiri (persona standi in judicio), legal
entity, legal body, sehingga dapat melakukan perbuatan hukum.
• Sebagai asosiasi modal bukan orang.
• Kekayaan dan utang PT adalah terpisah dari kekayaan utang dan
pemegang saham.
• Pemegang saham hanya bertanggungjawab sebatas saham yang
dimilikinya (limited liability).
• Pemegang saham tidak bertanggung jawab atas kerugian PT
melebih saham yg dimiliki kecuali terkena ketentuan Pasal 3 UUPT
(Piercing the Corporate veil).
• Adanya pemisahan tegas antara fungsi pemegang saham (RUPS)
dengan fungsi Direksi.
• Memiliki Komisaris sebagai Supervisor Direksi.
• RUPS sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam arti kekuasaan
yang tidak diberikan kepada Direksi dan Komisaris.

32
PIERCING CORPORATE VEIL

• Pemegang saham dapat diminta pertanggungjawaban


melebihi sahamnya apabila:
a. Persyaratan perseroan sebagai badan hukum belum
atau tidak terpenuhi;
b. Pemegang saham dengan itikad buruk memanfaarkan
perseroan untuk kepentingan pribadi;
c. Pemegang saham terlibat dalam perbuatan melawan
hukum yang dilakukan perseroan;
d. Pemegang saham secara melawan hukum mengunakan
kekayaan perseroan, yang mengakibatkan kekayaan
perseroan tidak cukup melunasi utang perseroan.
(Pasal 3 UU PT)
PROSEDUR MENDIRIKAN PT
• Dua orang atau lebih datang ke Notaris mohon
dibuatkan AKTA PENDIRIAN yang berisi Anggaran
Dasar PT. Akta Notaris adalah syarat adanya PT
(syarat mutlak).
• Akta Pendirian tersebut oleh Notaris akan
dimintakan pengesahan Menteri Hukum dan
HAM.
• Akta yang sudah mendapat pengesahan Menteri
harus diumumkan di Tambahan Berita Negara RI
untuk tujuan publikasi dan diumumkan serta
didaftarkan di Kantor Pendaftaran Perusahaan
sesuai UU No.3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar
Perusahaan dan pendaftaran perseroan yang
diselenggarakan oleh Kementerian Hukum dan
HAM RI.

34
MODAL PT
• Modal PT terdiri dari Modal Dasar dan Modal
Ditempatkan/Disetor.

• Modal Dasar: modal maksimum dimana dapat dikeluarkan


saham tanpa perubahan anggaran dasar.

• Modal Ditempatkan/Disetor: sejumlah modal dengan nilai


nominal yang diambil oleh para pendiri dan telah dipenuhi
kewajiban penyetorannya.

• Dari modal dasar tersebut palilng sedikit 25% harus telah


ditempatkan dan disetor penuh yang dibuktikan dengan
bukti penyetoran yang sah.

(Lihat Pasal 32 dan 33 UU PT) 35


Lanjutan..
• Penyetoran atas modal saham dapat
dilakukan dalam bentuk uang dan atau
bentuk lainnya

• Pemegang saham dan kreditur lainnya yang


mempunyai hak tagihan terhadap perseroan
tidak dapat menggunakan hak tagihnya sbg
kompensasi kewajiban penyetoran, kecuali
disetujui oleh RUPS.
PENAMBAHAN DAN PENGURANGAN
MODAL PT
• Penambahan modal perseroan wajib
memperoleh persetujuan RUPS atau komisaris
yang diberikan kewenangan oleh RUPS, dimana
ditawarkan terlebih kepada pemegang saham
seimbang dengan pemiliknya untuk klasifikasi
saham yang sama.
• Pengurangan modal dilakukan dengan
keputusan RUPS dan keputusan itu
diberitahukan secara tertulis kepada kreditur
dan diumumkan dalam TBNRI dan 2 (dua)
surat kabar paling lambat 7 (tujuh) hari sejak
tanggal keputusan

37
SAHAM
• Saham atau “bukti kepemilikan” adalah bagian
pemegang saham di dalam perseroan, yang
dinyatakan dengan angka dan bilangan yang
tertulis pada surat saham yang dikeluarkan oleh
perseroan.

• Hak Pemegang Saham


• Menerima keuntungan (dividen)
• Menentukan pengurus perusahaan dan meminta
pertanggungjawaban dari mereka
• Mengeluarkan suara
• Mengetahui jalannya perusahaan
• Memeriksa pembukuan
• Hak atas sisa kekayaan likuidasi,

38
DEVIDEN
• Seluruh laba bersih setelah dikurangi penyisihan untuk
cadangan dibagikan kepada pemegang saham sebagai
dividen, kecuali ditentukan lain dalam RUPS.
• Dividen hanya boleh dibagikan apabila Perseroan
mempunyai saldo laba yang positif.
ORGAN PT
RUPS
DEWAN KOMISARIS
DEWAN DIREKSI

• RUPS: organ perseroan yang mempunyai wewenang yang


tidak diberikan kepada Direksi dan Dewan Komisaris dalam
batas yang ditentukan dalam UU dan atau anggaran dasar.
• Dewan Komisaris: organ perseroan yang bertugas melakukan
pengawasan secara umum dan atau khusus serta anggaran
dasar serta memberi nasehat kepada Direksi.
• Direksi: organ perseroan yang berwenang dan
bertanggungjawab penuh atas pengurusan perseroan untuk
kepentingan perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan
perseroan serta mewakili perseroan, baik di dalam maupun
di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar.

40
RUPS
• RUPS mempunyai wewenang yang tidak
diberikan kepada Direksi atau Komisaris.
• Pemegang saham berhak memperoleh
keterangan yang berkaitan dengan perseroan
dari direksi dan dewan komisaris sepanjang
berhubungan dengan mata acara rapat.
• RUPS terdiri dari RUPS Tahunan dan RUPS
lainnya. Pemegang saham dapat juga
mengambil keputusan yang mengikat di luar
RUPS dengan syarat semua pemegang saham
dengan menyetujui secara tertulis.
DIREKSI (Pasal 92-107 UU PT)

• Direksi menjalankan pengurusan perseroan untuk


kepentingan perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan
perseroan.
• Direksi berwenang menjalankan pengurusan sesuai dengan
kebijakan yang dipandang tepat dalam batas yang
ditentukan dalam UU dan atau anggaran dasar.
• Setiap anggota direksi bertanggungjawab penuh secara
pribadi atas kerugian perseroan apabila yang bersangkutan
bersalah atau lalai menjalankan tugas dimana
pertanggungjawabannya bersifat tanggung renteng.
• Anggota Direksi diangkat oleh RUPS.
DIREKSI (lanjutan..)
• Anggota Direksi tidak dapat dipertanggungjawabkan atas
kerugian apabila dapat membuktikan:
a. Kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau
kelalaiannya
b. Telah melakukan pengurusan dengan itikad baik dan
kehati-hatian untuk kepentingan dan sesuai dgn maksud
dan tujuan perseroan;
c. Tidak mempunyai benturan kepentingan atas tindakan
langsung pengurusan yang mengakibatkan kerugian;
d. Telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau
berlanjutnya kerugian tersebut.
DEWAN KOMISARIS (Pasal 108 – 121)

• Dewan komisaris melakukan pengawasan atas


kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada
umumnya, baik mengenai perseroan maupun usaha
perseroan, dan memberi nasihat kepada Direksi.
• Anggota Dewan Komisaris diangkat oleh RUPS.
• Setiap anggota dewan komisaris wajib dengan
itikad baik, kehati-hatian, dan bertanggungjawab
dlm menjalankan tugas pengawasan dan pemberian
nasihat kepada Direksi.
• Setiap anggota dewan komisaris ikut
bertanggungjawab secara pribadi atas kerugian
apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai
DEWAN KOMISARIS (lanjutan)
• Anggota Dewan Komisaris tidak dapat
dipertanggungjawabkan atas kerugian perseroan apabila
dapat membuktikan:
1. telah melakukan pengawasan dengan itikad baik dan
kehatian-hatian utk kepentingan perseroan dan sesuai
dgn maksud dan tujuan perseroan;
2. Tidak mempunyai kepentingan pribadi baik langsung
maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan
direksi mengakibatkan kerugian; dan
3. Telah memberikan nasehat kepada Direksi untuk
mencegah timbul atau berlanjutnya kerugian tersebut.
TANGGUNG JAWAB SOSIAL
(Coorporate Social Responbility)
• Merupakan komitmen perseroan untuk berperan serta
dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan untuk
meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang
bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas
setempat, maupun masyarakat pada umumnya.
• Perseroan yang melakukan kegiatan usaha di bidang dan
atau berkaitan dengan sumber daya alam, wajib
melaksanakan tanggungjawab sosial dan lingkungan.
• Tanggungjawab sosial dan lingkungan merupakan kewajiban
perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai
biaya perseroan.
MERGER, AKUISISI, KONSILIDASI,
DAN SPIN-OFF
• Merger yang dalam UU PT disebut “Pengabungan” adalah
perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu perseroan atau
lebih untuk menggabungkan diri dengan perseroan lain yang
telah ada, yang mengakibatkan aktiva dan pasiva dari
perseroan yang menggabungkan diri beralih karena hukum
kepada perseroan yang menerima penggabungan dan
selanjutnya status badan hukum perseroan yang
menggabungkan diri berakhir karena hukum”. (Pasal 1 Angka
9 UU PT).
• Akuisisi yang dalam UU PT disebut “Pengambilalihan” adalah
perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan hukum atau
orang perseorangan untuk mengambil alih saham perseroan
yang mengakibatkan beralihnya pengendalian atas
perseroan tersebut. (Pasal 1 Angka 11 UU PT).
Lanjutan…
• Konsolidasi yang dalam UU PT disebut “Peleburan” adalah
perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua perseroan atau
lebih untuk meleburkan diri dengan cara mendirikan suatu
perseroan baru yang karena hukum memperoleh aktiva dan
passiva dari perseroan yang meleburkan diri berakhir karena
hukum. (Pasal 1 Angka 10 UU PT)

• Spin Off yang dalam UU PT disebut “Pemisahan” adalah


perbuatan hukum yang dilakukan oleh perseroan untuk
memisahkan usaha yang mengakibatkan seluruh aktiva dan
passiva beralih karena hukum kepada dua perseroan atau
lebih atau sebagian aktiva dan passiva perseroan beralih
karena hukum kepada satu orang atau lebih (Pasal 1 Angka
12 UU PT)
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
• Transaksi merger, akuisisi, maupun konsolidasi wajib
memperhatikan kepentingan:
a. perseroan (Perusahaan Target), pemegang
saham minoritas dan karyawan dari Perusahaan
Target;
b. kreditor dan mitra usaha lainnya dari
Perusahaan Target; dan
c. masyarakat dan persaingan sehat dalam
melakukan usaha.
(Pasal 126 Ayat 1 UU PT).
PEMBUBARAN DAN LIKUIDASI PERSEROAN TERBATAS

• Pembubaran: perbuatan yg mengakibatkan


perseroan berhenti eksistensi dan tidak lagi
menjalan kegiatan bisnis utk selama-lamanya.
– Kemudian diikuti dgn proses administrasi berupa
pemberitahuan, pengumuman, dan PHK dgn
karyawan.
• Likuidasi adalah tindakan pemberesan
terhadap harta kekayaan atau aset (aktiva)
dan kewajiban-kewajiban (pasiva) suatu
perusahaan sebagai tindak lanjut dari
bubarnya perusahaan.
• Pembubaran Perseroan terjadi (Psl 143 Ayat 1 UU PT)
– Berdasarkan putusan RUPS
– Jangka waktu dlm angaran dasar berakhir
– Penetapan pengadilan
– Dicabutnya kepailitan berdasarkan putusan Pengadilan Niaga yg mempunyai
kekuatan hukum tetap, harta pailit perseroan tidak cukup untuk membayar
biaya kepailitan;
– Krn harta pailit perseroan berada dlm keadaan insovensi sbgmn diatur dlm UU
Kepailitan
– Karena dicabutnya izin usaha perseroan shg mewajibkan perseroan melalukan
likuidasi
• Pembubaran perseroan tidak mengakibatkan perseroan
kehilangan status badan hukum sampai dgn selesainya
likuidasi dan pertanggungjawaban likuidator diterima oleh
RUPS.
– Sejak saat pembubaran pada setiap surat keluar Perseroan dicantumkan kata
“dalam likuidasi” di belakang nama Perseroan.
• Setelah pembubaran perseroan, baik karena
RUPS, penetapan pengadilan negeri,
keputusan pengadilan niaga, wajib diikuti
penunjukan LIKUIDATOR atau KURATOR.
• Khusus utk pembubaran krn dicabutnya ijin
usaha bank, penunjukkan likuidator dilakukan
oleh LPS (Psl 3 UU LPS jo Psl 5 Peraturan LPS
tentang Likuidasi Bank).
• Kewajiban likuidator utk melakukan pemberesan
harta keakyaan perseroan dlm proses likuidasi,
meliputi:
– Pencatatan dan pengumpulan kekayaan dan utang
perseroan;
– Pengumuman dlm Surat Kabar dan BNRI mengenai
rencana pembagian kekayaan hasil likuidasi
– Pembayaran kepada kriditur
– Pembayaran sisa kekayaan hasil likuidasi kepada pemegang
saham
– Tindakan lain yang perlu dilakukan dlm pelaksanaan
pemberesan kekayaan.
TERIMAKASIH.

Anda mungkin juga menyukai