SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat
Mencapai Gelar Sarjana Hukum
Oleh :
HARIALDI DHARMAWAN SYAHPUTRA
NPM : 1926000247
Program Studi : Ilmu Hukum
Konsentrasi : Hukum Perdata
Disetujui Oleh:
DIKETAHUI/DISETUJUI OLEH:
KETUA PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
DIKETAHUI OLEH:
DEKAN FAKULTAS SOSIAL SAINS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI MEDAN
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa,
Skripsi ini adalah salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana
Hukum pada Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Sosial Sains Universitas
kekurangan dan kelemahan dalam skripsi ini. Untuk itu, dengan berlapang dada
penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
menyapaikan rasa terima kasih yang tulus atas bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Dalam proses penyusunan
skripsi ini, penulis telah banyak menerima bimbingan dan bantuan dari berbagai
pihak, maka dalam kesempatan ini penulis dengan hormat mengucapkan terima
ii
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
2. Ibu Dr. Onny Medaline, S.H., M.Kn. selaku Dekan Fakultas Sosial
3. Bapak Dr. Syaiful Asmi Hasibuan, S.H., M.H selaku Ketua Program
Budi Medan.
5. Ibu Beby Sendy, S.H, M.H. selaku Dosen Pembimbing II yang telah
6. Ayahanda Edhie Kosasih dan Ibunda Yanse selaku orang tua dari
terima kasih.
iii
8. Kepada Eben Haezer S.H. yang telah memberikan bantuan dan
skripsi ini.
yang telah mengukir kenangan dan melukis suka duka bersama, serta
11. Seluruh keluarga besar yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna,
untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
semua pihak agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Akhir kata penulis berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar selalu
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK............................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................ ii
DAFTAR ISI........................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................ 7
C. Tujuan Penelitian............................................................. 7
D. Manfaat Penelitian........................................................... 8
E. Keaslian Penelitian.......................................................... 9
F. Tinjauan Pustaka............................................................. 15
G. Metode Penelitian............................................................ 23
H. Sistematika Penulisan...................................................... 25
v
B. Hak dan Kewajiban Para Pihak Dalam Bertransaksi Di
Pasar Daring.................................................................... 45
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................... 73
B. Saran................................................................................ 75
DAFAR PUSTAKA............................................................................... 78
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cikal bakal toko online baru muncul di tahun 1999 saat Andrew Darwis
mendirikan sebuah forum bernama Kaskus yang juga menjadi forum jual beli.
Selanjutnya, Bhinneka.com berdiri dan menjadi tempat jual beli juga di tanah
sebagai layanan uang elektronik. Dua tahun kemudian, Tokopedia berdiri. Hype
e-commerce berhembus dengan kencang saat Go-jek didirikan pada tahun 2010
Hingga kini, Tokopedia dan Go-jek terus berinovasi dan telah menjadi
perusahaan yang memiliki pengaruh besar pada ekonomi tanah air. Mulai
bidang seperti Tiket.com yang berdiri pada tahun 2011. Setahun kemudian,
giliran Traveloka dan Idea yang berdiri serta diadakannya Harbolnas (Hari
1
https://www.paper.id/blog/headline/toko-online-di-indonesia/ Diakses pada tanggal
11 November 2021, pukul 07.45 WIB.
1
2
mendapatkan kucuran dana sebesar US$ 100 juta dan menjadi yang terbesar
dalam sejarah e-commerce. Namun, rekor ini dikalahkan juga oleh Tokopedia
pada tahun 2017. Dalam sejarahnya, ada banyak pemain baru atau lama yang
Berniaga memutuskan untuk melebur menjadi satu dibawah nama OLX yang
hukum, yang bermakna bahwa Negara Indonesia adalah Negara hukum yang
Tahun 1945. Pada hakikatnya dalam kehidupan bernegara, salah satu yang
Negara Hukum” jadi setiap tindakan warga negara diatur dengan hukum yang
telah ada, setiap aspek kehidupan memiliki aturan, ketentuan dan peraturannya
masing-masing. Hukum juga menetapkan apa yang harus dilakukan, apa yang
boleh dilakukan, serta apa hal yang dilarang. Salah satu bidang dalam hukum
adalah Hukum Perdata, yaitu sebuah kaidah, perangkat yang digunakan untuk
mengatur tentang segala kepentingan yang bersifat pribadi, yang bersifat privat.
2
Teguh prasetyo, Ilmu Hukum Dan Filsafat Hukum (Studi Penelitian Ahli Hukum
Sepanjang Zaman), Pustaka Pelajar, Yogyakarta, Tahun 2011, hal. 38.
3
pelaksanaan kewajiban yang tidak dipenuhi atau ingkar janji atau kelalaian
yang dilakukan oleh debitur baik karena tidak melaksanakan apa yang telah
boleh dilakukan.3
merupakan sebuah tempat atau platform digital dimana sebuah situs daring
(online) untuk melakukan tindakan berniaga, yang juga bertindak sebagai pihak
Marketplace sendiri awalnya muncul pada tahun 1995 di Amerika Serikat, tidak
Pasar daring juga dikenal dengan online shop yang dalam artian sebagai
3
Kitab Undang-Undang KUHPer, KUHP, KUHAP Beserta penjelasannya, Cet. 2,
Bhuana Ilmu Populer, Jakarta, tahun 2017, Buku ke-tiga Tentang Perikatan, Bagian 4,
Ketentuan-ketentuan Umum, hal. 349.
4
penjual. Yang dalam hal ini penjual melakukan transaksi melalui perantara
pihak ketiga yaitu melalui pasar daring ataupun marketplace yang ada4.
Amerika Serikat, Indonesia sendiri baru mulai mengenal adanya sistem Pasar
Indonesia. Akan tetapi, tanpa disadari banyak juga ditemukan adanya indikasi
konsumen melakukan transaksi dengan pihak produsen, baik itu dari pihak
produsen sendiri maupun pihak konsumen (vice versa), ataupun melalui pihak
pasar daring (marketplace) selaku pihak ketiga, yang tanpa disadari juga ini
merupakan tugas dari dari pihak ketiga yang bertugas pengawas dalam tempat
atau platform (Sebuah tempat untuk menjalankan perangkat lunak) dimana para
masyarakat Indonesia semakin meningkat di tahun 2021 ini5. Hal ini juga dapat
4
Damsar dan Indrayani, Pengantar Sosiologi Pasar, Cet. 1, Prenadamedia Group,
Jakarta, Tahun 2018, hal 235
5
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20210106203654-206-590402/e-commerc
e-diingatkan-belanja-offline-bisa-meningkat-2021, diakses tanggal, 11 November 2021, pukul
08.00 WIB.
5
memicu munculnya celah-celah hukum yang dapat timbul dari adanya aktivitas
konsumen dalam massa bertransaksi. Jika dilihat dari sudut pandang hukum
bahwa wanprestasi adalah pelaksaan kewajiban yang tidak tepat pada waktunya
atau dilakukan tidak menurut selayaknya atau tidak dilaksanakan sama sekali7.
dinyatakan lalai, tetap lalai untuk memenuhi perikatan itu, atau jika sesuatu
Karena seperti yang telah kita ketahui salah satu unsur dari tindakan
6
Salim HS, Pengantar Hukum Perdata Tertulis (BW), Raja Grafindo Persada Jakarta,
tahun 2008 hal. 180.
7
Yahya Harahap, Segi-segi Hukum Perjanjian, Cetakan Kedua, Alumni, Bandung,
tahun 1986, hlm. 60.
8
Ibid, hal 3.
6
2. Ada pihak melanggar atau tidak melaksakan isi perjanjian yang sudah
disepakati;
3. Sudah dinyatakan lalai tapi tetap juga tidak mau melaksanakan isi
perjanjian.
mestinya9. Maka, saat terjadinya suatu tindakan wanprestasi yang terjadi karena
adanya unsur telah dilanggar oleh pihak produsen. Dan juga dengan adanya
indikasi kesalahan yang dibuat oleh pihak produsen seperti, kecacatan barang,
hukum, yang dimana dalam hal ini pihak pasar daring (marketplace) sendiri
dapat dianggap sebagai pihak ketiga dalam pemasaran produk dari pihak
9
J. Satrio, Hukum Perikatan Pada Umumnya, Penerbit Alumni, Bandung, Tahun
1993, hal. 15
7
B. Rumusan Masalah
(online) ?
C. Tujuan Penelitian
penelitiannya, adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
daring (marketplace).
8
(marketplace) yang dalam hal ini bertindak sebagai pihak ketiga atau
D. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini, terdapat beberapa manfaat yang dapat diambil dari
penilitian ini, yaitu manfaat teoritis, manfaat akademis, dan manfaat praktis
berikut:
a. Manfaat Akademis
b. Manfaat Teoritis
secara teoritis kepada disiplin ilmu hukum sehingga dapat berguna bagi
jual beli secara daring (online) terkait dengan wanprestasi yang dilakukan
c. Manfaat Praktis
satu referensi yang dapat diambil oleh pihak penegak hukum untuk
E. Keaslian Penelitian
yang berkaitan dengan judul yang diambil oleh peneliti saat ini. Adapun judul
sebagai berikut10 :
Kesimpulan:
sendiri.
10
Arda Putri Ramadhani, Perlindungan Hukum Pengguna Marketplace Dalam Hal
Keamanan Data Pribadi Pengguna (Studi Penelitian PT. Tokopedia),
https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/26861, diakses pada tanggal, 11 November 2021,
Pukul 08.30 WIB.
11
sebagai berikut11 :
11
Lalu Handika Prayuda, Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Jual Beli Online (E-
Commerce) Ditinjau Dari Undang-Undang Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE),
http://repository.ugr.ac.id:1015/53/, diakses pada tanggal, 11 November 2021, Pukul 08.45
WIB.
12
Kesimpulan:
saat ini.
daring (online).
transaksi e-commerce?
12
Aulia Fajrian Kamaruddin, Tinjauan YuridisTransaksi E-Commerce Yang
Dilakukan Oleh Anak Dibawah Umur Dihubungkan Dengan Syarat Sah Perjanjian Pada Pasal
1320 KUHPerdata, Skripsi Fakultas Hukum Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar,
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/17254/, diakses pada tanggal, 11 November 2021, Pukul
09.00 WIB.
14
Kesimpulan:
jual beli yang dilakukan oleh seseorang anak yang belum cakap
F. Tinjauan Pustaka
menjani kehidupan.
2. Pengertian Konsumen
13
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam KBBI Daring,
Tinjauan Yuridis, https://kbbi.web.id/Tinjauan,diakses pada tanggal, 11 November 2021, Pukul
09.10 WIB
14
Philip Kotler, 2000, Prinsiples Of Marketing, Rajawali Pers, Jakarta, Hal. 12.
16
dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri
sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain dan dan tidak
untuk di perdagangkan”15.
pesan iklan, dan sebagai penerima jasa dari penjual barang dan/atau jasa
tersebut16.
15
Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, mengenai
Ketentuan Umum, https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/447/undangundang-nomor-
8-tahun-1999, diakses pada tanggal, 11 November 2021, Pukul 09.25 WIB.
16
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam KBBI Daring,
Konsumen, https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Konsumen, diakses pada tanggal, 11 November
2021, Pukul 09.35 WIB.
17
3. Pengertian Transaksi
ingin menyewanya. Dalam hal ini kegiatan jual beli ataupun tindakan sewa
“Transaksi” terbagi atas 2 (dua) kata, yaitu “Trans” dan “Aksi” yang
pihak17.
jenis, yaitu:
1) Transaksi Internal
17
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam KBBI Daring,
Transaksi, https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/TRANSAKSI, diakses pada tanggal, 11 November
2021, Pukul 09.40 WIB.
18
2) Transaksi Eksternal
adanya ketertarikan terhadapa barang yang ingin beli ataupun di jual oleh
Dalam KUHPer Pasal 1457 menyatakan bahwa “Jual Beli adalah suatu
menyerahkan suatu barang, dan pihak yang lain untuk membayar harga
yang dijanjikan18.”
18
Kitab Undang-Undang KUHPer, KUHP, KUHAP Beserta penjelasannya, Ibid. Hal. 394.
19
5. Daring (online)
19
Achmad Maulidi, Arti Kata Daring dan Luring, http://www.kanalinfo.
web.id/2016/11/arti-kata-daring-dan-luring.html?m=1, Diakses pada 12 November 2021
Pukul 12.00 WIB.
20
6. Wanprestasi
Dalam ketentuan Pasal 1131 dan Pasal 1132 KUHPer prestasi adalah
semua harta kekayaan debitur baik bergerak maupun tidak bergerak, baik
yang sudah ada maupun yang akan ada menjadi jaminan semacam ini
20
H. Amran Suadi, Penyelesaian Sengketa Ekonomi : Penemuan Kaidah Hukum , Cet.
1, Jakarta, tahun 2018, hal. 107
21
Abdul R. Saliman, Hukum Bisnis Untuk Perusahan Edisi V, Jakarta, tahun 2004,
hal. 15.
22
Sudarsono, Kamus Hukum, Jakarta, Rineka Cipta, tahun 2007, hal. 578.
21
Ialai, tetap Ialai untuk memenuhi perikatan itu, atau jika sesuatu yang harus
7. Produsen
usaha. Dimana pelaku usaha adalah setiap orang perorangan atau badan
usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum
bidang ekonomi.
23
R. Subekti, Hukum Perjanjian, Cet. 2, Pembimbing Massa, Jakarta, tahun 1970, hal.
50.
24
Kitab Undang-Undang KUHPer, KUHP, KUHAP Beserta penjelasannya, Cet. 2,
Ibid. Hal. 394.
22
timbul atas segala kerugian yang timbul dari barang yang mereka
suatu barang.
pelayanan jasa.
25
Celina Tri Siwi Kristiyanti, Hukum Perlindungan Konsumen, Sinar Grafik, Jakarta,
2008, Hal 41.
23
G. Metode Penelitian
1. Sifat Penelitian
sekunder.26
2. Jenis Penelitian
lainnya.
penelitian terdahulu.27
26
Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif : Suatu Tinjauan
Singkat, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, tahun 2003, hal. 13.
27
IqbaI Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, Bumi Aksara, Jakarta,
2008, hal. 5.
24
4. Jenis Data
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Data Primer
b. Data Sekunder
c. Data Tersier
5. Analisis Data
Analsis data merupakan bagian yang sangat vital dalam metode ilmiah,
H. Sistematika Penulisan
5 (lima) bab yang terdiri atas beberapa sub bab yang menguraikan
berkaitan satu sama lain. Sistematika penulisan skripsi ini secara terperinci
wanprestasi.
26
(marketplace).
dan saran.
BAB II
atau kewajiban seseorang yang dilakukan terhadap pihak kedua dalam sebuah
dapat berupa 4 (empat) macam, yaitu: Pertama, tidak melakukan apa yang telah
26
Ibid. hal. 19
27
R. Subekti, Op. Cit, hal. 50
27
28
tetap Ialai untuk memenuhi perikatan itu, atau jika sesuatu yang harus
2. Ada pihak melanggar atau tidak melaksakan isi perjanjian yang sudah
disepakati;
3. Sudah dinyatakan lalai tapi tetap juga tidak mau melaksanakan isi
perjanjian.
wanprestasi, ada juga syarat-syarat tertentu yang yang dapat dianggap sebagai
28
Ibid. hal. 6.
29
lain.
2. Syarat Formil, yaitu adanya peringatan atau somasi hal kelalaian atau
jawabkan olehnya.
29
J. Satrio, Op Cit, hal 16
30
sebagai berikut:
tidak dapat diketahui atau tidak dapat diduga akan terjadi pada
kemampuan debitur.
berikut:
31
dasarnya perbuatan melawan hukum adalah suatu yang perbuatan terjadi karena
30
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5142a15699512/perbuatan-m
elawan-hukum-dalam-hukum-perdata-dan-hukum-pidana/ diakses tanggal, 11 November
2021, pukul 10.00 WIB.
32
ayat 2 huruf (a) yang berbunyi sebagai berikut: “Pihak yang bertanggung jawab
dimaksud pada ayat (1) diatur sebagai berikut: ”Jika dilakukan sendiri, segala
31
https://m.hukumonline.com/pusatdata/detail/27912/undangundang-nomor-11-tahu
n -2008/ diakses tanggal, 11 November 2021, pukul 10.20 WIB.
33
Namun, berbeda halnya jika transaksi daring (online) yang dilakukan oleh
/ force majure) dalam hal ini yang menyebabkan tertundanya suatu perjanjian
jual beli antara konsumen dan produsen, sehingga tidak dapat terpenuhinya
suatu perjanjian dalam kedua belah pihak. Force Majure atau keadaan
suatu keadaan tidak terduga yang dalam hal ini tidak tercapainya sebuah
transaksi.
oleh pihak pasar daring (marketplace) yang dalam hal ini merupakan sebagai
penyedia layanan atau sebagai pihak ketiga, yang sekaligus juga sebagai pihak
dalam bertransaksi secara daring (online), kita dapat mengacu kepada beberapa
bersifat internasional.
vii. Pasal 39 Ayat (1) dan Ayat (2), Konsep penyelesaian sengketa
Perlindungan Konsumen
pelaku usaha.
Perdagangan
(General)
KUHPer, ganti rugi diatur dalam Pasal 1243 yang berbunyi, sebagai
32
Ibid. hal. 29.
37
ganti rugi dan bunga, yang boleh dituntut kreditur, terdiri atas
b) Pembatalan perjanjian
perjanjian yang telah dibuat oleh pihak debitur dan kreditur yang
kewajiban, tetapi jangka waktu itu tidak boleh lebih dari 1 (satu)
bulan”.
c) Peralihan resiko
sepenuhnya melalui jalur litigasi, namun dapat pula diambil langkah jalur non
litigasi atau tanpa melalui pengadilan hukum, sehingga ada beberapa pihak
yang tidak melalui jalur litigasi untuk mencapai kesepakatan bersama dengan
ahli.33 Dalam hal ini penanganan jalur non-litigasi, atau yang lebih dikenal
33
Susanti Adi Nugroho, Penyelesaian Sengketa Arbitrase Dan Penerapan Hukumnya,
Cetakan ke-3, Kencana, Jakarta, tahun 2017, hal. 2
40
personal antara pihak yang dirugikan dengan pihak lain, dalam hal
ini pihak yang dirugikan ataupun pihak yang lainnya biasanya akan
segala pihak.
Informasi dan Teknologi Pasal 38 Ayat (1) memuat unsur tindakan wanprestasi,
unsur yang dimaksud dalam Pasal ini berbunyi “Setiap orang dapat mengajukan
unsur ini menyatakan cukup jelas bahwa kerugian yang dimaksud dapat
merugikan pihak konsumen, yang dalam hal ini merupakan pihak yang
dirugikan.
Informasi dan Teknologi Pasal 39 Ayat (1) dan Ayat (2). Dalam Ayat (1)
dengan cara melibatkan jalur alternatif penyelesaian sengketa yang juga ada
dalam Pasal 39 Ayat (2) yang menyatakan bahwa “Selain penyelesaian gugatan
34
Ibid. hal. 18
42
sengketa dengan bekerja sama dengan pihak-pihak mediator, yang dalam hal
baik penjual (Seller) ataupun pembeli (Buyer) tentunya harus terlebih dahulu
sadar dan dengan keinginannya sendiri. Selain itu, tindakan registrasi ini juga
Dalam laman registrasi calon pengguna akan diwajibkan untuk mengisi data-
data seperti nama lengkap, alamat e-mail, nomor telepon yang kemudian akan
43
44
penting yang berhubungan dengan seluruh kepentingan dan kewajiban serta hak
yang diperoleh baik oleh penjual dan pembeli bahkan hingga promosi dan
penyelesaian sengketa antar penjual dan pembeli yang terjadi dalam pasar
melaksanakan itikad baik dalam berbelanja online antar pembeli dan penjual
terhadap adanya wanprestasi dalam kegiatan jual beli dalam pasar daring
keseluruhan akan ketentuan dan syarat yang ditetapkan pasar daring kepadanya.
pasar daring ternama yang menempati posisi pihak ketiga sebagai penghubung
kalimat dalam bagian batasan pertanggung jawabannya yang memiliki inti yang
hampir serupa yaitu “Pembeli dan Penjual SETUJU bahwa kedua belah pihak
45
ini tidak akan mengajukan klaim / komplain perdata atau pidana terhadap pasar
daring tersebut” dan juga frasa “sejauh yang diizinkan oleh hukum yang
dan ketentuan yang ditetapkan tersebut mencegah peselisihan antar pembeli dan
penjual serta penyedia pasar daring bahkan untuk mencapai klaim hukum.
Tetapi frasa “sejauh yang diizinkan oleh hukum yang berlaku” memberikan
dapat dilakukan tindak hukum atasnya. Dengan kata lain, pembatasan tanggung
jawab oleh pasar daring telah ditentukan sejak pendaftaran awal pengguna baru
dimana sejauh yang diperkenankan oleh hukum, pembeli dan penjual tidak
terhadap kerugian yang dialami oleh penjual maupun pembeli terhadap pengada
Daring
berhubungan dengan penjualan barang-barang pada masa kini dan masa yang
akan datang, dan kontrak penjualan meliputi sebuah transaksi penjualan pada
46
saat ini serta kontrak penjualan pada masa yang akan datang.35 Dalam kontrak
jual beli para pelaku yang terkait didalamya mempunyai hak dan kewajiban
yang berbeda, kewajiban penjual dalam suatu perjanjian jual beli, sebagai
dengan kesepakatan mengenai kondisi dan nilai tukar barang dan/atau jasa yang
rehabilitasi nama baik apabila tidak terbukti secara hukum bahwa kerugian
Hak atas barang tertentu berpindah tergantung dari keinginan para pihak
berdasarkan suatu perjanjian yang dibuat, dan untuk menentukan maksud dari
35
M. Arsyad Sanusi, Transaksi Bisnis dalam E-comerce: Studi Tentang
Permasalahan Hukum dan Solusinya, dalam Jurnal Hukum Ius Quia Iustum, No. 16 Vol.
8 Maret 2001, Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia, Jakarta, Tahun 2001. Hal. 38.
47
sehingga berdasarkan Pasal 4 UUPK, hak pembeli atau hak konsumen antara
lain:
dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta
adalah:
keselamatan;
jasa;
produk yang dibuatnya. Dalam pelaksanaan kontrak jual beli, adanya itikad
baik merupakan hal yang harus dimiliki oleh para pihak. Legalitas atau
keabsahan dari suatu kontrak atau perjanjian khususnya dalam kontrak jual beli
secara elektronik menjadi sebuah fenomena yuridis yang relatif baru bagi
hukum positif Indonesia pada umumnya. Hal ini perlu dikaji lebih lanjut
disebutkan bahwa, alat bukti dapat bersifat oral, documentary, atau materiil,
alat bukti yang bersifat oral merupakan kata-kata yang diucapkan seorang
bukti yang bersifat oral, alat bukti yang bersifat documentary adalah alat bukti
yang surat atau alat bukti tertulis, sedang alat bukti yang bersifat materiil adalah
alat bukti barang fisik yang tampak atau dapat dilihat selain dokumen.36
36
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum (Suatu Pengantar), Liberty, Yogyakarta.
Tahun 2002. Hal. 119.
49
telah menjadi bagian dari hidup manusia, transaksi yang praktis, nyaman, dan
cepat menjadi nilai tambah konsumen memilih transaksi jual beli online.
Namun hak konsumen di dalam transaksi dalam pasar daring masih sering
diabaikan oleh para pelaku usaha. Masalahnya, banyak konsumen yang tidak
barang, hak peroleh barang sampai tepat pada waktu yang sudah diperjanjikan,
hak untuk mendapatkan harga yang terjangkau dan penawaran yang terbaik,
Salah satu contoh kasus yang dilansir dari situs Quora, akun dengan
salah satu penyedia jasa pasar daring. Pesanan oli mobil yang dipesannya
melalui salah satu platform jual beli online tersebut yang setelah diterima dan
50
kantor tempat ia bekerja diterima oleh satpam karena tiba pada hari libur.
penjual. Tetapi setelah ia menerima paket tersebut, ternyata oli yang ia beli
tidak memiliki warna, bau ataupun tekstur seperti oli pada umumnya. Akhirnya
“hilanglah uang saya yang sekian ratus ribu itu” ujarnya menyesalkan
pembeliannya itu.37
tidak tercapainya prestasi yang terdapat pada isi perjanjian yang disepakati
pihak penjual dan pembeli, baik itu karena murni kesalahan debitur yang
itu, menurut R. Subekti, wanprestasi adalah suatu kelalaian debitur berupa tidak
37
https://id.quora.com/Bagaimana-pengalaman-terburukmu-saat-berbelanja-online,
Diakses pada 11 November 2021, Pukul 10.30 WIB.
38
R. Subekti, Hukum Perjanjian, Ctk. Keempat, Pembimbing Masa, Jakarta, Tahun
1979. hal. 59.
51
dan melakukan sesuatu hal yang di dalam perjanjiannya tidak boleh untuk
dilakukan.39
kali terjadi dalam pasar daring. Hal tersebut karena jual beli online ini tidak
Dalam hal jual beli online, pembeli selaku konsumen dapat menyuarakan
umpan balik (feedback) yang dapat pembeli tuangkan pada kolom ulasan yang
ada terdapat dalam situs jual beli online milik pelaku usaha. Banyak ditemui di
dalam kolom ulasan situs pelaku usaha yang ditulis pembeli mengenai
kesannya membeli barang ditoko online penjual tersebut, seperti barang tidak
sampai tepat waktu, barang sampai tidak sesuai seperti foto atau deskripsi yang
dituliskan penjual dalam kolom deskripsi atau iklan. Hal–hal tersebut tentu saja
39
Ibid.
52
Dari kebanyakan kasus wanprestasi di dalam jual beli online atau pasar
diantaranya:
a. Biaya
biaya transfer beda bank. Di dalam Pasal 4 huruf b UUPK diatur hak
tidak sedikit pula orang yang keberatan apabila tidak diberikan ganti
barang sepatu pada salah satu akun penjual sepatu online, setelah
yang dijanjikannya
dilakukannya.
c. Kegunaan barang
40
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt50bf69280b1ee/perlindungan-konsum
en-dala-ecommerce, Diakses pada 11 November 2021, Pukul 10.45 WIB.
55
dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta
Selain itu juga terdapat larangan dalam Pasal 8 ayat (2) UUPK yaitu
akan tipu daya penjual. Mengenai hal tersebut perlu bagi konsumen untuk
mencari tahu hak–hak seperti apa yang mereka miliki atau dapatkan menurut
daring. Perlindungan hukum bagi konsumen dalam transaksi pasar daring dapat
perlindungan konsumen.
56
perlu diketahui para pihak isi pasal–pasal yang terdapat di dalamnya, berikut
dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta
c. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi
g. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta
tidak diskrimanatif;
undangan lainnya.
Di dalam pasal ini jelas tertera hak–hak konsumen yang dilindungi oleh
hururf c, 4 huruf d, 4 huruf g, dan 4 huruf h, yang dilakukan pelaku usaha. Pada
Pasal 4 Huruf c UUPK disebutkan “Hak atas informasi yang benar, jelas, dan
jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa”, misalnya pelaku
Pada Pasal 4 huruf d UUPK disebutkan “Hak untuk didengar pendapat dan
keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan”, misalnya sesuatu terjadi
pada barang atau jasa yang dijual seperti halnya terdapat cacat pada barang,
ketika konsumen melakukan komplain pada pelaku usaha justru kontak mereka
dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak
maka secara tidak langsung konsumen tidak mendapat hak kompensasi atau
ganti rugi sebagai bentuk tanggung jawab pelaku usaha. Sementara itu Pasal 4
58
huruf g UUPK dapat dikaitkan dengan Pasal 4 huruf h UUPK dimana ketika
tidak mendapat pertanggung jawaban dari pelaku usaha, berarti konsumen tidak
diperdagangkan;
Pasal ini berkaitan dengan Pasal 4 UUPK mengenai hak–hak konsumen. Hak
demikian sebaliknya. Ketika hak konsumen tidak dipenuhi oleh pelaku usaha
maka kewajiban bagi pelaku usaha untuk bertanggung jawab. Bentuk tanggung
jawab disini adalah ganti rugi. Seperti yang telah dijelaskan, ganti rugi
konsumen.
usaha. Diantaranya:
b. Tidak sesuai dengan berat bersih, isi bersih atau netto, dan
tersebut;
tersebut;
pangan yang rusak, cacat atau bekas dan tercemar, dengan atau tanpa
4. Pelaku usaha yang melakukan pelanggaran pada ayat (1) dan ayat (2)
1. Pelaku usaha yang menjual barang dan/atau jasa kepada pelaku usaha
konsumen apabila:
komposisi.
62
tersebut merupakan pemberian ganti rugi. Seperti yang sudah diatur di dalam
Pasal 8 ayat (1) huruf a UUPK bahwa pelaku usaha dilarang memproduksi
perundang–undangan.
barang atau jasa yang berlaku. Ketika pelaku usaha tidak menjalankan
kewajibannya seperti menjamin mutu barang dan/atau jasa yang mereka jual,
yang lalai itulah debitur selaku konsumen dapat meminta ganti rugi yang harus
41
Ridwan Khairandy, Hukum Kontrak Indonesia: dalam Perspektif Perbandingan
(Bagian Pertama), FH UII Press, Yogyakarta, Tahun 2013. hal. 287.
63
prestasi oleh kreditur selaku pelaku usaha seperti diatas berlaku juga terhadap
menurut ketentuan hukum yang berlaku. Ketika ada perbuatan yang melanggar
pembeli dibatasi oleh hak dan kewajiban yang diatur dalam UUPK. Selain itu,
telah menjadi bagian dari kumpulan regulasi yang ada yaitu UUITE.
42
Wahyu Sasongko, Ketentuan – ketentuan Pokok Hukum Perlindungan Konsumen,
UNILA, Bandar Lampung, Tahun 2007, hal. 96.
64
informasi elektronik baik yang bersifat umum maupun yang bersifat pribadi.
Terkait perlindungan data pribadi dari pengguna tanpa izin Pasal 26 UUITE:43
43
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt4f235fec78736/dasar-hukum-perlindun
gan-datapribadi-pengguna-internet, Diakses pada 11 November 2021, Pukul 11.00 WIB.
BAB IV
(MARKETPLACE)
Upaya hukum yang dapat ditempuh bagi pembeli dalam sengketa jual beli
online adalah melalui dua jalur yaitu jalur litigasi dan jalur non litigasi. Jalur
Litigasi atau melalui proses pengadilan, pembeli atau pihak yang dirugikan
transaksi dagang melalui sistem elektronik, orang atau badan usaha yang
45 ayat 1 UUPK juga disebutkan bahwa “Setiap konsumen yang dirugikan bisa
65
66
sengketa antara konsumen dan pelaku usaha atau melalui peradilan yang berada
mediasi, konsiliasi, negosiasi atau arbitrase yang diatur dalam pasal 39 ayat 2
untuk mencapai kesepakatan mengenai bentuk dan besarnya ganti rugi dan/atau
kerugian yang diderita oleh konsumen (Pasal 47 UUPK). Upaya hukum dalam
44
Hakiki. Aditya, dkk, Perlindungan Hukum Bagi Pembeli Dalam Sengketa Jual Beli
Online, Justisia Jurnal Hukum FH Universitas Muhammadiyah Surabaya, Surabaya, Tahun
2017. Hal. 127.
67
menggunakan ADR maka para pihak tidak perlu dipusingkan dengan perbedaan
sistem hukum, budaya dan bahasa. Dasar hokum ADR diIndonesia adalah
menggunakan e-mail.
Selain upaya hukum yang dapat dilakukan oleh para pihak, juga dapat
melalui prinsip tanggung gugat. Prinsip tanggung jawab mutlak adalah prinsip
45
http://hukumonline.com/klinik_detail.asp, Diakses tanggal 11 November 2021,
Pukul 11.40 WIB.
69
commerce.
jawab adalah pihak yang melakukan wanprestasi yang dalam hal ini dilakukan
oleh pelaku usaha. Bentuk tanggung jawab yang diberikan oleh pelaku usaha
adalah ganti rugi sesuai dengan besar kerugian yang diderita oleh konsumen.
jalur hukum sesuai yang diatur dalam pasal 38 dan 39 UUITE tentang
pihak yang bersangkutan, yang dalam hal ini merupakan pihak produsen yang
Selain itu, tidak hanya pihak produsen yang dipanggil untuk mengikuti
karena pihak pasar daring merupakan pihak yang menyediakan tempat atau
layanan bagi pihak produsen melakukan transaksi jual beli terhadap pihak
ketiga. Maka dari itu, pemanggilan pihak pasar daring disini memiliki peranan
70
mestinya.
Sengketa (UU Arbitrase dan APS) dan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014
(mediation submission).
46
Ahmadi Miru, Hukum Kontrak dan Perancangan Kontrak, Rajawali Pers, Jakarta,
Tahun 2014, hal 115-117.
71
dari mediasi adalah dengan dasar kompromi para pihak sehingga para
pihak tidak perlu mempertahankan fakta dan bukti yang mereka miliki.
yang didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat oleh para pihak
pengadilan.
pengadilan dan hampir sama denga biaya melalui litigasi; selain itu pada
dan panjang.
kompromi dari para pihak sehingga kesepakatan dapat diterima oleh para pihak,
PENUTUP
A. Kesimpulan
telah dilakukan:
atau force majure / keadaan memaksa) dan materil (kelalaian dan atau
pengguna baru saat hendak mendaftar sebagai pengguna jasa pasar daring.
73
74
Pihak penyedia jasa pasar daring juga tentunya wajib memberikan jaminan
terkait perlindungan data pribadi dari pengguna tanpa izin Pasal 26 UUITE.
Sedangkan bagi hak konsumen telah dijelaskan pada Pasal 4 UUPK dan
melalui jalur litigasi ataupun non litigasi. Sesuai Pasal 38 Ayat 1 UU ITE,
arbitrase seperti yang dijelaskan dalam UU Arbitrase dan APS dan Pasal
cara berkompromi antara para pihak yang dibantu oleh Mediator sebagai
pihak ketiga namun penyelesaian tidak bersifat mengikat. Hal serupa juga
berlaku terhadap konsiliasi dimana terjadi pertemuan antar para pihak yang
B. Saran
dan juga minat masyarakat dalam bertransaksi dalam pasar daring serta
secara daring. Pihak penyedia jasa pasar daring juga tentunya diharuskan
agar dapat secara kreatif memberikan pemahaman yang baik dan interaktif
akan terlaksana lebih baik apabila subjek yang diatur mengetahui dasar-
dasar perbuatannya dalam hal ini hak dan kewajiban masing-masing pihak.
76
hukum atas hak dan kewajiban penyelenggara pasar daring, pembeli dan
percepatan pemerataan informasi terkait kewajiban dan hak para pihak agar
pengguna nantinya.
wanprestasi dalam kalangan pengguna jasa pasar daring, serta agar tercapai
interaktif dan juga lebih singkat sehingga prestasi yang dijanjikan dapat
tetap dipenuhi kedua belah pihak ataupun apabila telah terjadi wanprestasi,
A. Buku
Jakarta.
78
79
Aksara, Jakarta.
Bandung.
Jakarta.
Jakarta.
Jakarta.
Alfabeta, Bandung.
Liberty, Yogyakarta.
Yogyakarta.
Alumni, Bandung.
B. Peraturan Perundang-Undangan
Perdagangan
Perlindungan Konsumen
SKEP/152/DPH//1977.
C. Jurnal Ilmiah
D. Skripsi
2020.
E. Internet
web.id/2016/11/arti-kata-daring-dan-luring.html?m=1, Diakses
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20210106203654-206-590
402/e-commerce-diingatkan-belanja-offline-bisa-meningkat-2021,
https://m.hukumonline.com/pusatdata/detail/27912/undangundang-
10.20 WIB.
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5142a15699512/p
erbuatan-melawan-hukum-dalam-hukum-perdata-dan-hukum-
https://id.quora.com/Bagaimana-pengalaman-terburukmu-saat-berbel
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt50bf69280b1ee/perlindun
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt4f235fec78736/dasar-hu
https://www.paper.id/blog/headline/toko-online-di-indonesia/ Diakses
pusatdata/detail/447/undangundang-nomor-8-tahun-1999, diakses
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Keaslian Penelitian
F. Tinjauan Pustaka
G. Metode Penelitian
H. Sistematika Penulisan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN