Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN

EMOSIONAL SPIRITUAL INTELEKTUAL

AKPER KRIDA HUSADA


KUDUS 2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya manusia memiliki tiga potensi yang harus dikembangkan dalam
menjalankan eksistensi kehidupanya di muka bumi. Ketiga potensi tersebut
adalah kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ) , dan kecerdasan
spiritual (SQ). Pada awal abad kedua puluh, IQ digunakan untuk memecahkan
masalah logika maupun strategis, sehingga para psikolog berupaya menyusun
berbagai tes untuk mengukur kemampuan seseorang. Menurut teori ini, semakin
tinggi IQ seseorang maka semakin tinggi pula kecerdasanya. IQ pada saat
itusangatlah diagungkan keberadaanya sebagai kunci sukses kehidupan seseorang.
Akan tetapi IQ terbukti tidak selalu menjamin kesuksesan seseorang.

Pada pertengahan 1990, penelitian Daniel Goleman menunjukan bahwa


kecerdasan emosional (EQ) sama pentingnya dengan IQ. EQ memberikan
kesadaran mengenai perasaan milik sendiri dan juga perasaan milik orang lain.
EQ memberikan rasa empati, cinta, motivasi dan kemampuan menanggapi
kesedihan atau kegembiraan secara tepat. EQ merupakan persyaratan dasar dalam
menggunakan IQ secara efektif (Goleman, 2000: 13) Dalam EQ terdapat seperangkat
kecakapan khusus yang berupa empati, disiplin diri, dan inisiatif, akan
membedakan antara mereka yang suksessebagai bintang kinerja dengan hanya
sebatas bertahan di lapangan pekerjaan. (McCleland, 1973: 5)

Untuk mensinergikan EQ, diperlukan keseimbangan dalam menjalankanya


yang dilandasi oleh kecerdasan spiritual. Danah Zohar danIan Marshall
mendefinisikan kecerdasan spiritual sebagai kecerdasan untukmenghadapi persoalan
makna dan nilai (value), yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup
kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai
bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan
yang lain ( Zohar, 2000: 4). Kecerdasan Spiritual (SQ) adalah landasan yang
diperlukan untuk memfungsikan kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan
emosional (EQ)secara efektif. Sedang ESQ, kecerdasan spiritual adalah
kemampuan untuk memberi makna spiritual terhadap pemikiran,perilaku dan
kegiatan, serta mampu menyinergikan IQ, EQ, dan SQ secara komprehensif.
Dengan mensinergikan antara rasionalitas dunia dengan kepentingan spiritual,
maka kebahagiaan dan kedamaian akan tercapai secara maksimal serta menjadi
asset di dunia maupun di akhirat. SQ dan EQ diperoleh dari pengalaman hidup
seseorang. Salah satu cara untuk memperolehnya adalah dengan pemahaman yang
mendalam dalam karya sastra. Karya sastra tidak pernah berangkat dari imajinasi
semata tanpa pelibatan latar belakang kehidupan penulis. Penulis selalu
melibatkan pengalaman batinnya (EQ) maupun apa yang diyakininya yakni
pelibatan nilai-nilai dan moral (SQ) dalam karyanya. Dari sastra itulah penulis
mencoba mentransformasikan pengalaman batin berikut nilai-nilai kepada
pembacanya. Karya sastra merupakan karya imajinatif yang dipadukan dengan
kenyataan sosial yang ada di sekitar pengarang atau tidak lepas dari pengaruh
lingkungan dimana lingkungan itu tumbuh. Karya sastra tercipta dalam rangka
merefleksikan apa yang dirasakan dan dialami oleh pengarang di lingkungan
dimana pengarang hidup dan bersosialisasi. Oleh karena itu, sebuah cipta sastra
mengungkap tentang masalah-masalah manusia (Esten, 1998: 8).

Untuk dapat memahami tentang kecerdasan emosional dan kecerdasan


spiritual(ESQ), dapat ditelaah melalui cara kajian sastra karya Ahmad Fuadi dalam
novel yang berjudul Ranah 3. Warna. Ranah 3 warna adalah buku kedua dari
trilogy Negeri 5 Menara yang ditulis oleh Ahmad Fuadi. Novel ini menceritakan
tentang kisah seorang pemuda Minangkabau yang bernama Alif. Alif baru saja
tamat dari Pondok Madani. Dia bahkan sudah bermimpi dalam bahasa arab dan
inggris. Impian Alif pun sangatlah tinggi. Impianya ingin belajar teknologi
tinggi di Bandung seperti Habibie, lalu merantau sampai ke Amerika. Perjuangan
Alif dalam mewujudkan segala impianya ia optimalkan dengan perjuangan tinggi
dan segala usaha yang ia milki. Akan tetapi ketika badai cobaan silih berganti
menimpanya, dan mantra man jadda wajadasudah tak lagi mempan, perjuanganya
kian melengah.

B. TUJUAN

Mengubah Paradigma menjadi pemimpin yang bisa membawa perubahan


disekitar mereka menjadi lebih baik dan memberikan pemikiran baru dan ide yang
kreatif yang bisa mereka aplikasikan di organisasi dan lingkungan kampus

C. Sasaran

Sasaran kegiatan ini adalah Mahasiswa Akper Krida Husada Kudus dari tigkat
1 sampai tinggat 3
II. PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Waktu dan Tempat

Tanggal Pelaksanaan : Selasa 3 Juli 2018

Waktu : 08.00 – Selesai

Tempat : Audutorium Akper Krida Husada Kudus

B. Deskripsi Kegiatan

Kegiatan siminar Leadership ini dilaksanakan diruang aula. Kegiatan ini


dihadiri oleh 200 mahasiwa. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih lulusan dan calon
lulusa agar nanti mampu bersaing dengan lulusan dari universita maupun dari
perguruang tinggi lainnya.

Selanjutnya kegiatan ini dimulai denga materi yang diberika oleh Maswan
Yulianto S.Kep Ns. M.Kep Dengan judul materi Cara Meningkatkan IQ. Berbagai
permasalahan yang sering muncul dalam kehidupan ini banyak diakibatkan oleh
ketidak mampuan seseorang dalamkehidupan ini banyak diakibatkan oleh
ketidakampuan seseorang dalam mengendalikan diri. Materi ini sangat menarik
karena fasilitas memeancing peserta dalam pertanyaan “ masalah paling berat dalam
kehidupan da bagaimana peserta dapat menyelesaikan masalahnya” dari kalimat
tersebut dapat terlihat antusias peserta menceritakan masalah dalam hidupnya dan
bagaimana mereka menyelesaikannya dari cerita mereka fasilitator
memberikanarahan cara menyelesaikan sebuah masalah yang baik semakin bertambah
usia seseorang maka cara mereka mengontrol diri akan berbeda. Setelah menjelaskan
materi itu, fasilitator memberikan terapi relaxsasi bagi peserta.

Materi kedua diberikan oleh ibu Dyah Wikursari, S.E Fasilitator memberikan
tema High Order Thinking. Pada materi ini fasilitator membentuk kelompok diskusi.
Kelompok terdiri atas 5 orang. Setiap kelompok memberikan sebuah kartu dan dikartu
tersebut ada yang berbentuk pernyataan, maslah dan pernyataan. Semua
harusdiselesaikan kemudian fasilitator mengaamati bagaimana diskusi masing masing
kelompok. Setelah itu masing masing kelompok diberikan kesempatan
untukmenjawab yang ada dikartu tersebut lalu menyimpilan secara bersama sama.

Komunikasi ditempat kerja sangat penting maka dari itu fasilitator


memberikan pengarahan kepada mahasiswa dalam berkomunikasi yang baik. Misal
selalu terlibat dalam diskusi mengajukanpertanyaan dimana diperlukan dan
memberikan masukan atau saran yang tepat.

SUSUNAN PANITIA
PELATIHAN KEPEMIMPINAN MAHASISWA

LEADERSIP
Pelindung : Jamalludin, A., M.Kes

(Direktur Akper Krida Husada Kudus)

Penasihat :1. Icca Narayani P., S.Kep., Ns., M.Kep.

2. Hirza Ainin Ns., S.Kep., M.Kep.

Penanggung Jawab : Luluk Cahyanti, S.Kep.Ns.,M.Kep

Ketua Pelaksana : Muhammad Abdul Faqih

Sekertaris : Mudrikah

Narasumber : 1. Maswan Yulianto S.Kep Ns. M.Kep

2. Dyah Wikursari, S.E

Ketua Devisi Humas : Muhammad Abdul Faqih

Ketua Pelaksana Sekertaris

(Muhammad Abdul F) (Mudrikah)

Mengetahui,

Penanggung Jawab

(Jamalludin, A., M.Kes)

Ringkasan Kegiatan
Nama Kegiatan : Latihan Kepemimpinan Mahasiswa

Tema : “Leadership”

Tujuan : 1. Mengbah paradigma menjadi pemimpin yang bisa


membawa perubahan disekitar mereka menjadi lebih baik

2.Memberikan pemikiran baru dan ide yang kreatif yang bisa


mereka aplikasi diorganisasi dan lingkungan tempat mereka
tinggal.

Sasaran : Mahasiswa Akper Krida Husada Kudus dari Tingkat 1 sampai


tingkat 3

Tempat Pelaksanaan : Auditorium Akper Krida Husada Kudus

Hari/ Tempat : Selasa 3 Juli 2018

Waktu : 08.00 – Selesai


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai