Anda di halaman 1dari 11

Lex Et Societatis Vol. VIII/No.

3/Jul-Sept/2020

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KREDITUR PENDAHULUAN


DENGAN OBJEK HAK GUNA BANGUNAN YANG A. Latar Belakang Masalah
AKAN BERAKHIR MASA BERLAKUNYA SEBELUM Penyaluran dana pinjaman kredit dilakukan
PERJANJIAN KREDIT JATUH TEMPO DILIHAT oleh pihak bank selaku lembaga perantara atau
DARI ASPEK HUKUM HAK TANGGUNGAN 1 penyalur dana kepada masyarakat yang
Oleh: Yurichty Poppy Suhantri2 membutuhkan modal, dan penyaluran tersebut
Friend H. Anis3 dibuat dalam suatu perjanjian sebagai dasar
Deasy Soeikromo4 hubungan hukum diantara para pihak (kreditur
dan debitur). Adanya perjanjian pinjam
ABSTRAK meminjam uang tersebut, sehingga
Dari jenisnya, penelitian ini adalah penelitian diperlukannya solusi hukum dengan adanya
hukum normatif. Sumber data pada penelitian lembaga penjamin agar dapat memberikan
hukum normatif adalah sekunder yang diperoleh kepastian bagi pengembalian pinjaman tersebut.
dan dikumpulkan dari bahan hukum primer, Keberadaan lembaga jaminan sangat diperlukan
bahan hukum sekunder, dan bahan hukum karena dapat memberikan kepastian serta
tersier atau penunjang. Bahan hukum yang dikaji perlindungan hukum bagi penyedia dana / kredit
dan yang dianalasis dalam penelitian hukum (kreditur) dan penerima pinjaman (debitur)5.
normatif meliputi bahan hukum primer, Ketika memberikan kredit sebagai fungsi
sekunder dan tersier. Analisis data yang pokok dari bank, maka pemberian kredit harus
digunakan adalah analisis kualitatif. SKMHT memperhitungkan agar tidak membahayakan
dibuat oleh notaris atau PPAT dan dapat pemenuhan kewajiban kepada nasabah jika
dipergunakan dalam hal pemberi hak sewaktu-waktu diperlukan. Kredit dapat berupa
tanggungan berhalangan hadir dalam kredit jangka pendek, menengah, dan panjang.
memberikan hak tanggungan dan Kredit jangka pendek dapat memberi pengaruh
menandatangani APHT sehingga dikuasakan langsung terhadap pasar uang, sedangkan kredit
kepada pihak lain. Jangka waktu berlakunya jangka menengah dan jangka panjang dapat
SKMHT adalah satu bulan dalam hal dijadikan mempunyai pengaruh langsung terhadap pasar
objek hak tanggungan hak atas tanah yang modal. 6 Dalam perkembangan usaha saat ini,
sudah didaftar, dan tiga bulan untuk jaminan bank merupakan salah satu lembaga keuangan
hak atas tanah yang belum didaftar atau yang sangat berperan aktif dalam membiayai
bilamana hak atas tanah yang bersangkutan usaha yang ada di dalam masyarakat. Salah satu
sudah bersertifikat, tetapi belum tercatat atas produk yang diberikan oleh bank dalam
nama pemberi hak tanggungan sebagai membantu kelancaran usaha debitornya adalah
pemegangnya hak yang baru. Pembebanan hak pemberian kredit, di mana hal ini merupakan
tanggungan untuk tanah-tanah yang sudah salah satu fungsi bank sebagai modal ekonomi
terdaftar (ada sertifikat) didahului dengan yang sangat mendukung pertumbuhan dan
pembuatan APHT oleh PPAT, yang kemudian perkembangan ekonomi. Kredit merupakan
berdasarkan APHT tersebut oleh Kantor perjanjian pinjam meminjam uang antara bank
Pertanahan dikeluarkan sertifikat hak sebagai kreditur dengan nasabah sebagai
tanggungan. Untuk tanah-tanah yang belum debitur. Dalam perjanjian ini, bank sebagai
terdaftar dan tanah-tanah yang berada diluar pemberi kredit percaya terhadap nasabah dalam
wilayah kerja kreditur, pembebanan hak jangka waktu yang disepakatinya akan
tanggungannya adalah dalam bentuk SKMHT dikembalikan (dibayar) lunas. Tenggang waktu
yang juga dibuat oleh Notaris/PPAT. antara pemberian dan penerimaan kembali
Kata Kunci: Perlindungan Hukum, Hak Guna prestasi menurut Mgs. Edy Putra Tje’ Aman
Bangunan, Perjanjian Kredit, Hak Tanggungan merupakan suatu hal yang abstrak yang sukar

5
Sony Harsono. 1996. Sambutan Menteri Agraria/ Kepala
BPN Dalam Seminar Hak Tanggungan atas Tanah dan
1
Artikel Tesis. Benda-benda yang Berkaitan dengan Tanah. Fakultas
2
Mahasiswa pada Pascasarjana Unsrat, NIM. 18202108034 Hukum UNPAD. Bandung. 33
3 6
Fakultas Hukum Unsrat, Doktor Ilmu Hukum Nindyo Pramono. 2006. Hukum Bisnis Aktual. Cetakan
4
Fakultas Hukum Unsrat, Doktor Ilmu Hukum Kesatu . Bandung: Citra Aditya Bakti. 212.

82
Lex Et Societatis Vol. VIII/No. 3/Jul-Sept/2020

diraba, karena masa antara pemberian dan Undang-undang No. 5 Tahun 1960, tentang
penerimaan prestasi tersebut dapat berjalan Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria, benda-
dalam beberapa bulan, tetapi dapat pula benda lain yang merupakan satu kesatuan
berjalan beberapa tahun.7 dengan tanah itu, untuk pelunasan utang
Jaminan yang dianggap paling efektif dan tertentu, yang memberikan kedudukan yang
aman oleh lembaga perbankan adalah tanah diutamakan kepada kreditur tertentu terhadap
dengan jaminan Hak Tanggungan. Hal ini kreditur-kreditur lain9.
didasari oleh adanya kemudahan dalam Perjanjian jaminan yang melahirkan Hak
mengidentifikasi objek Hak Tanggungan, Tanggungan, dibuat oleh para pihak dengan
eksekusinya jelas dan pasti, disamping itu tujuan agar melengkapi perjanjian pokok yang
hutangnya dijamin dengan Hak Tanggungan umumnya merupakan perjanjian utang piutang
yang harus dibayar terlebih dahulu dari tagihan atau perjanjian kredit. Melihat penjelasan-
lainnya dengan uang hasil dari pelelangan tanah penjelasan seperti diatas dapat diambil suatu
yang menjadi objek Hak Tanggungan, salah satu pemahaman, bahwa hubungan hukum antara
hal paling penting yang tidak dapat diabaikan para pihak dijalin oleh 2 (dua) jenis perjanjian,
dalam perjanjian kredit adalah perlindungan yakni perjanjian kredit sebagai perjanjian pokok
hukum bagi kreditur manakala ketika debitur dan perjanjian jaminan sebagai jaminan
wanprestasi, apalagi kalau debitur sampai tambahan (accessoir)10.
mengalami kemacetan dalam pembayarannya. Meskipun Hak Tanggungan sebagai
Manfaat lembaga eksekusi Hak Tanggungan perjanjian jaminan tambahan, akan tetapi
merupakan cara untuk mempercepat pelunasan fungsinya sebagai pemberi rasa aman bagi
piutang agar dana yang telah dikeluarkan/ kreditur, karena apabila debitur cedera janji/
dipinjam itu dapat segera dikembalikan kepada wanprestasi, kreditur mendapatkan
kreditur dalam hal ini adalah Bank, agar dana perlindungan hukum, karena benda yang
tersebut dapat digunakan dalam perputaran dijaminkan tersebut dapat diuangkan sebagai
roda perekonomian8. pelunasan utang dari debitur kepada debitur.
Awalnya lembaga jaminan atas tanah adalah Fungsi jaminan secara hukum dipertegas pula
hipotek dan credietverband. Hipotek diatur oleh Juhaendah Hasan, yakni untuk mengcover
dalam Buku II BW Burgelijke Wetboek hutang, karena jaminan merupakan sarana
(selanjutnya disebut B.W.), yang sama dengan perlindungan bagi para kreditur yakni kepastian
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dalam akan pelunasan hutang debitur atau
Pasal 1162-1232 BW; sedang credietverband pelaksanaan suatu prestasi oleh debitur atau
diatur dalam Staatsblaad Tahun 1908 nomr 542 penjamin debitur, sehingga jaminan yang
yang diubah menjadi Stb. 1937-190. Sejak memberikan sebuah kepastian kepada pihak
berlakunya Undang-Undang no. 5 tahun 1960, pemberi kredit, dalam artian bahwa barang
menjadikan untuk membuat perangkat jaminan yang dikreditkan setiap waktu tersedia
peraturan aturan tentang Hak Tanggungan yang untuk dieksekusi, yaitu bila perlu dapat dengan
baru terealisasi diundangkan pada 9 April 1996, mudah diuangkan untuk melunasi utang pihak
lahirlah UU no. 4 tahun 1996 tentang Hak pengambil kredit11.
Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-benda Pemberian kredit yang diberikan oleh Bank
yang berkaitan dengan Tanah (selanjutnya sebagai suatu lembaga penyedia dana, sudah
disingkat UUHT) yang selanjutnya disebut Hak seharusnya dapat memberikan perlindungan
Tanggungan. hukum bagi pihak pemberi dan penerima kredit
Sebagai lembaga jaminan, Hak Tanggungan melalui suatu lembaga perlindungan hukum bagi
adalah hak jaminan yang dibebankan pada hak para pihak yang berkepentingan.
atas tanah sebagaimana yang dimaksud dalam
9
Kansil. Pokok-Pokok Hak Tanggungan Atas Tanah. 2009.
7
Adrian Sutedi. 2006. Implikasi Hak Tanggungan Terhadap Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. 19-20.
10
Pemberian Kredit Oleh Bank dan Penyelesaian Kredit M. Isnaeni. 1999. Kerancuan Hak Tanggungan Dalam
Bermasalah. Jakarta: Cipta Jaya. 19. Kaitannya Sebagai Pengamanan Penyaluranan Kredit Bank.
8
Retnowulan Sutantio 1999. Penelitian Tentang Jurnal Hukum Hak Tanggungan. Vol. I. Jakarta. 80
11
Perlindungan Hukum Eksekusi Jaminan Kredit. Jakarta: Juhaenda Hasan. 2000. Aspek Hukum Jaminan
Badan Pembinaan Hukum Nasional-Departemen Kebendaan dan Perorangan, Jurnal Hukum Bisnis. Nomor
Kehakiman RI. 8. 16: 11. 23

83
Lex Et Societatis Vol. VIII/No. 3/Jul-Sept/2020

Tanah merupakan bagian dari permukaan bumi pengalaman. Oleh karena itu untuk menemukan
yang merupakan satuan dari bidang-bidang yang metode ilmiah, maka digabungkanlah metode
memiliki batasan tertentu. Terdapat hak atas pendekatan rasional dan metode pendekatan
tanah dari setiap orang atau badan hukum 12 empiris, di sini rasionalisme memberikan
diatas setiap bidang tanah yang ada di kerangka pemikiran yang logis sedang
permukaan bumi ini. empirisme memberikan kerangka pembuktian
atau pengujian untuk memastikan suatu
B. Rumusan Masalah kebenaran.14
1. Bagaimana akibat hukum terlaksananya Menurut Soerjono Soekanto ada dua jenis
Surat Kuasa Membebankan Hak penelitian hukum, yaitu penelitian hukum
Tanggungan (SKMHT) dalam perjanjian normatif dan penelitian hukum empiris.
kredit perbankan? Penelitian hukum normatif atau yang disebut
2. Bagaimana perlindungan hukum terhadap juga penelitian hukum kepustakaan adalah
kreditur pemegang Hak Tanggungan yang penelitian hukum yang dilakukan dengan cara
obyeknya berupa Hak Guna Bangunan, meneliti bahan pustaka atau data sekunder
apabila Hak Guna Bangunan tersebut belaka. Sedangkan penelitian hukum empiris
berakhir sedangkan jangka waktu adalah penelitian yang datanya diperoleh secara
kreditnya belum jatuh tempo? langsung dari masyarakat yang dinamakan data
primer.15
C. Tujuan Penelitian Dalam Penelitian ini, tipe penelitian yang
Berdasarkan latar belakang dan rumusan dipakai oleh penulis adalah tipe penelitian
masalah yang menjadi fokus pembahasan dan hukum yuridis normatif dimana tipe penelitian
penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah yang dilakukan bertujuan untuk meneliti asas-
sebagai berikut : asas hukum dengan menggunakan peraturan
1. Untuk mengetahui dan menganalisis perundang-undangan yang berkaitan dengan
bagaimanakah akibat hukum permasalahan dan untuk mengetahui
terlaksananya Surat Kuasa Membebankan bagaimanakah perlindungan hukum terhadap
Hak Tanggungan (SKMHT) dalam kreditur dalam hal, kredit dari debitur yang
perjanjian perjanjian kredit perbankan. dijaminkan di bank dalam bentuk Hak
2. Untuk mengetahui perlindungan hukum Tanggungan dalam hal ini objeknya adalah Hak
bagi kreditor pemegang Hak Tanggungan Guna Bangunan, habis masa berlakunya
yang berupa Hak Guna Bangunan dalam sebelum masa kredit jatuh tempo.
hal jangka waktu haknya berakhir
sebelum kreditnya jatuh tempo. B. Sumber Pengumpulan Data
Sumber data pada penelitian hukum normatif
adalah sekunder yang diperoleh dan
METODE PENELITIAN dikumpulkan dari bahan hukum primer, bahan
A. Jenis Penelitian hukum sekunder, dan bahan hukum tersier atau
Menurut Sutrisno Hadi, penelitian atau penunjang16
research adalah usaha untuk menemukan,
mengembangkan dan menguji kebenaran suatu C. Metode Pendekatan
pengetahuan, usaha mana dilakukan dengan Metode pendekatan dalam penelitian hukum
menggunakan metode-metode ilmiah.13 normatif peulisan ini meliputi:
Dengan demikian penelitian yang 1. Pendekatan perundang-undangan (statute
dilaksanakan tidak lain untuk memperoleh data approach);
yang telah teruji kebenaran ilmiahnya. Namun
14
untuk mencapai kebenaran tersebut ada dua Ronny Hanitijo Soemitro. 1990. Metodologi Penelitian
buah pola berpikit secara empiris atau melalui Hukum dan Jurimetri, Jakarta: Ghalia Indonesia. 36.
15
Soerjono Soekanto, Sri Mamuji, Penelitian Hukum
Normatif Suatu Tinjauan Singkat. (jakarta : PT. Raja
12
Florianus SP Sangsun. 2007. Tata Cara Mengurus Grafindo Persada 2015) cetakan ke- 17, 12-14.
16
Sertifikat Tanah. Jakarta: Visi Media. 2007. 5 Soerjano Soekanto dan Sri Mamudji. 2005. Penelitian
13
Soerjono Soekanto. 1986. Pengantar Penelitian Hukum. Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat. Cetakan V.
Jakarta: UI Press. 6. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 24

84
Lex Et Societatis Vol. VIII/No. 3/Jul-Sept/2020

Pendekatan ini dilakukan dengan cara dalam proses peroyaan menyebabkan APHT
menelaah, menganalisis, semua peraturan tidak dapat dibuatkan saat itu. Bila kreditur
perundang-undangan yang berkaitan setuju maka saat itu dibuat saja akta perjanjian
dengan isu perlindungan hukum terhadap kredit dan SKMHT sedangkan APHT akan
kreditur yang disebabkan oleh dibuatkan dikemudian hari yaitu setelah proses
wanprestasi dari debitur. peralihan atau proses peroyaan selesai.
2. Pendekatan konseptual (conseptual SKMHT memberikan kedudukan yang kuat
approach); kepada kreditur karena SKMHT tidak dapat
Pendekatan konseptual dilakukan untuk ditarik kembali dan dan tidak dipergunakan atau
memahami konsep-konsep mengenai isu karena telah habis jangka waktunya. Oleh sebab
hukum masalah yang sedang dikaji, itu kreditur tidak perlu merasa khawatir akan
sehingga diharapkan pernormaan dalam kekuatan SKMHT, yang perlu diperhatikan
aturan hukum, tidak lagi ada ambigu dan adalah masa berlakunya SKMHT karena SKMHT
kabur.17 akan gugur demi hukum bila masa berlakunya
berakhir. Disarankan agar PPAT mempunyai
D. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data daftar atau catatan khusus tentang semua
Bahan hukum yang dikaji dan yang dianalasis SKMHT yang dibuatnya sehingga mudah
dalam penelitian hukum normatif meliputi dikontrol untuk mengetahui kapan berakhirnya
bahan hukum primer, sekunder dan tersier. masa berlaku SKMHT yang dibuatnya. SKMHT
Teknik untuk mengkaji dan mengumpulkan yang telah berakhir masa berlakunya tidak dapat
ketiga bahan itu, yaitu menggunakan studi dipergunakan lagi sebagai alas hak untuk
dokumenter. Studi dokumenter merupakan membuat APHT bila hal ini terjadi maka dapat
studi yang mengkaji tentang berbagai dokumen- menimbulkan kelemahan/potensi kerugian pada
dokumen, baik yang berkaitan dengan peraturan kreditur. Harus diingatkan bahwa SKMHT yang
perundang-undangan maupun dokumen- telah habis masa berlakunya menyebabkan
dokumen yang sudah ada.18 SKMHT gugur demi hukum dengan demikian
Analisis data yang digunakan adalah analisis dapat disimpulkan bahwa masa berlaku SKMHT
kualitatif. Analisis kualitatif merupakan analisis tidak dapat diperpanjang oleh karena itu PPAT
data yang tidak menggunakan angka, melainkan harus sungguh-sungguh memperhatikan dan
memberikan gambaran-gambaran (deskripsi) memperhitungkan masa berlakunya SKMHT
dengan kata-kata atas temuan-temuan, dan sehingga menghindarkan diri dari tidak dapat
karenanya ia lebih mengutamakan dibuatnya APHT yang dikarenakan telah
mutu/kualitas dari data, dan bukan kuantitas. 19 berakhirnya masa berlakunya SKMHT.20
Penggunanaan SKMHT yang lahir dari
HASIL DAN PEMBAHASAN perjanjian kredit terjadi karena kreditur yakin
A. Akibat Hukum Terlaksananya Surat Kuasa pinjamannya akan aman dikarenakan jaminan
Membebankan Hak Tanggungan (SKMHT) yang di berikan debitur adalah berupa hak atas
Dalam Perjanjian Kredit Perbankan tanah yang dipasang SKMHT serta kreditur
Dalam praktek sehari-hari pembuatan yakin akan kemampuan debitur dalam
SKMHT dibuat guna menjadi jembatan untuk mengembalikan kredit sesuai kesepakatan.
mewujudkan pembuatan APHT dikemudian hari Keuntungan yang diproleh dari penggunaan
dikarenakan pada saat itu APHT belum dapat SKMHT adalah kredit yang di berikan oleh
dibuat sehingga terpaksa dibuat SKMHT lebih kreditur menjadi lebih terjamin. Kredit tersebut
dahulu, misal pada saat pembuatan akta terjamin dikarenakan diberikannya hak dan
perjanjian kredit seharusnya dilanjutkan dengan kekuasaan kepada bank untuk mendapat
pembuatan APHT namun karena sertifikat pelunasan dari agunan apa bila debitur
sedang dalam proses peralihan hak atau sedang melakukan cidera janji, yaitu untuk membayar
kembali utangnya pada waktu yang telah di
17
tentukan dalam perjanjian,dan adanya kepastian
Johnny Ibrahim. 2007. Teori dan Metodologi Penelitian
Hukum Normatif. Surabaya Bayumedia Publishing. Cetakan
hukum kepada pihak Bank bahwa kreditnya
ke-3. 391
18
H. Salim HS, Erlies Septiana Nurbani. op.cit. 19.
19 20
Ibid. Ibid. 248

85
Lex Et Societatis Vol. VIII/No. 3/Jul-Sept/2020

akan tetap kembali dengan cara mengesekusi undangan termasuk dalam kategori pemberian
jaminan kreditnya.21 kuasa.23
Pembuatan SKMHT dilatarbelakangi berbagai Kewenangan Notaris dalam jabatannya
kepentingan dan hambatan, terutama karena bersumber pada Undang-Undang, sebagai
proses pembebanan, pemberian, dan kewenangan atribusi yang diberikan oleh
pemasangan Hak Tanggungan tidak mudah Undang-Undang, yang dalam hal ini pada
antara lain disebabkan hal-hal sebagai berikut:22 dasarnya berwenang membuat akta autentik
a. Harus melalui suatu formalitas tertentu; sebagaimana yang diatur dalam UU No. 30
b. Memakan waktu yang lama relatif cukup tahun 2004 sebagaimana telah diubah dengan
lama; UU No. 2 tahun 2014. Kehadiran Notaris sebagai
c. Memerlukan biaya pembebanan yang pejabat umum dalam membuat akta autentik
relatif cukup tinggi memang diperlukan, agar menjamin
d. Kredit yang diberikan oleh kreditur keautentikan suatu keadaan, peristiwa, atau
kepada debitur jangka waktunya pada perbuatan yang diselenggarakan, sehingga dapat
dasaraya terlalu singkat dan jumlahnya menjamin kepastian, ketertiban, dan
juga tidak terlalu besar perlindungan hukum bagi masyarakat dan para
e. Benda yang akan dijaminkan belum pihak yang membutuhkan alat bukti tertulis
bersertifikat; yang bersifat autentik.
f. Kreditur mempercayai debitur, artinya ia Kewenangan Notaris dalam jabatannya
merasa terjamin bilamana telah sebagai pejabat umum tersebut diatur dalam
mendapat kuasa dari debitur untuk Pasal 15 UU No. 30 tahun 2004 sebagaimana
memasang Hak Tanggungan. Sebaliknya, telah diubah dengan UU No. 2 tahun 2014, yang
debitur juga merasa tertolong dan aman menyatakan sebagai berikut:
dengan dipasangnya hak tanggungan oleh 1) Notaris berwenang membuat Akta autentik
pihak kreditur; mengenai semua perbuatan, perjanjian,
g. Pemberi hak tanggungan terkadang tidak dan penetapan yang diharuskan oleh
dapat hadir sendiri di hadapan peraturan perundang-undangan dan/atau
Notaris/PPAT untuk membuat APHT. yang dikehendaki oleh yang berkepentingan
Pada dasarnya, pemberian kuasa diberikan untuk dinyatakan dalam Akta autentik,
dalam bentuk perjanjian antara pemberi kuasa menjamin kepastian tanggal pembuatan
dan penerima kuasa untuk melakukan suatu Akta, menyimpan Akta, memberikan
tindakan atau urusan tertentu. Oleh karena itu, grosse, salinan dan kutipan Akta, semuanya
terkait dengan keabsahan pemberian kuasa juga itu sepanjang pembuatan Akta itu tidak
harus memuat syarat sahnya suatu perjanjian. juga ditugaskan atau dikecualikan kepada
Dimana dalam perjanjian, terdapat syarat pejabat lain atau orang lain yang ditetapkan
subjektif yaitu sepakat mereka yang oleh undang-undang.
mengikatkan dirinya dan kecakapan untuk 2) Selain kewenangan sebagaimana dimaksud
membuat suatu perjanjian, kemudian syarat pada ayat (1), Notaris berwenang pula:
objektif yaitu suatu hal tertentu dan suatu sebab a. mengesahkan tanda tangan dan
yang halal. Ketentuan mengenai syarat subjektif menetapkan kepastian tanggal surat di
dan syarat objektif yang berlaku pada umumnya bawah tangan dengan mendaftar dalam
dalam pemberian kuasa, pada dasarnya berlaku buku khusus;
juga dalam pembuatan SKMHT. Hal tersebut b. membukukan surat di bawah tangan
dikarenakan, substansi yang termuat dalam dengan mendaftar dalam buku khusus;
SKMHT berdasarkan peraturan perundang- c. membuat kopi dari asli surat di bawah
tangan berupa salinan yang memuat
uraian sebagaimana ditulis dan
digambarkan dalam surat yang
21
I Gusti Nyoman Kusuma Primayadnya. 2019. Pelaksanaan bersangkutan;
Perjanjian Kredit Bank Dengan Surat Kuasa Membebankan
Hak Tanggungan (SKMHT) di Kabupaten Tabanan. Jurnal
Ilmu Hukum. Nomor 11: 7. 7
22
Rachmadi Usman. 2013. Hukum Kebendaan. Jakarta:
23
Sinar Grafika. 347 Ibid. 440

86
Lex Et Societatis Vol. VIII/No. 3/Jul-Sept/2020

d. melakukan pengesahan kecocokan c. Isi Akta yang merupakan kehendak dan


fotokopi dengan surat aslinya; keinginan dari pihak yang
e. memberikan penyuluhan hukum berkepentingan;
sehubungan dengan pembuatan Akta; d. Nama lengkap, tempat dan tanggal
f. membuat Akta yang berkaitan dengan lahir, serta pekerjaan, jabatan,
pertanahan; atau kedudukan, dan tempat tinggal dari
g. membuat Akta risalah lelang. tiap-tiap saksi pengenal.
3) Selain kewenangan sebagaimana dimaksud 4. Akhir atau penutup Akta memuat:
pada ayat (1) dan ayat (2), Notaris a. Uraian tentang pembacaan Akta
mempunyai kewenangan lain yang diatur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16
dalam peraturan perundang-undangan.24 ayat (1) huruf m atau Pasal 16 ayat (7);
Dalam pembuatan kuasa membebankan Hak b. Uraian tentang penandatanganan dan
tanggungan oleh notaris adalah dalam bentuk tempat penandatanganan atau
akta dibuat dihadapan (ten overstaan) notaris penerjemahan Akta jika ada;
yang berisi uraian atau keterangan, pernyataan c. Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir,
para pihak yang diberikan atau yang diceritakan pekerjaan, jabatan, kedudukan, dan
dihadapan notaris. Dalam uraian sebelumnya, tempat tinggal dari tiap-tiap saksi Akta;
telah dijelaskan bahwa pembuatan SKMHT dan
harus memenuhi syarat-syarat secara substantif d. Uraian tentang tidak adanya perubahan
seperti yang disebutkan dalam UUHT. Disamping yang terjadi dalam pembuatan Akta atau
syarat substantif, sesungguhnya terdapat pula uraian tentang adanya perubahan yang
syarat bentuk dari suatu akta notaris yang harus dapat berupa penambahan, pencoretan,
dipenuhi bersama-sama dengan syarat atau penggantian serta jumlah
substantif. Seperti telah dijelaskan di atas perubahannya.
bahwa, akta notaris agar dapat dinilai sebagai 5. Akta Notaris Pengganti dan Pejabat
akta otentik, maka akta tersebut harus dibuat Sementara Notaris, selain memuat
dalam bentuk yang ditentukan undang-undang. ketentuan sebagaimana dimaksud pada
Ketentuan undang-undang yang dimaksud ayat (2), ayat (3), dan ayat (4), juga memuat
adalah ketentuan yang terdapat dalam UUJN. nomor dan tanggal penetapan
Dalam UUJN, ditentukan bahwa bentuk suatu pengangkatan, serta pejabat yang
akta notaris harus terdiri dari: mengangkatnya.25
1. Setiap Akta terdiri atas: Bentuk dari akta notaris wajib memenuhi
a. Awal Akta atau kepala Akta; ketentuan seperti disebutkan pada di atas.
b. Badan Akta; dan Sehingga terdapat konsekuensi hukum, apabila
c. Akhir atau penutup Akta. salah satu unsur ketentuan tersebut tidak
2. Awal Akta atau kepala Akta memuat: tercantum dalam suatu akta notaris. SKMHT
a. Judul Akta; sebagai akta notaris dan agar terpenuhi sebagai
b. Nomor Akta; akta otentik juga harus memenuhi ketentuan
c. Jam, hari, tanggal, bulan, dan tahun; tersebut. Sehingga SKMHT mempunyai kekuatan
dan pembuktian yang sempurna sebagai akta
d. nama lengkap dan tempat kedudukan otentik. Konsekuensi hukum merupakan akibat
Notaris. yang timbul dari dilaksanakannya atau tidak
3. Badan Akta memuat: dilaksanakannya suatu ketentuan hukum dalam
a. Nama lengkap, tempat dan tanggal sebuah perbuatan hukum. Dalam hal, tidak
lahir, kewarganegaraan, pekerjaan, terpenuhinya seluruh ketentuan UUJN oleh
jabatan, kedudukan, tempat tinggal Notaris saat pembuatan suatu akta, maka
para penghadap dan/atau orang yang konsekuensi hukumnya adalah terdegradasinya
mereka wakili; akta tersebut menjadi akta di bawah tangan
b. Keterangan mengenai kedudukan setelah akta itu ditandatangani. Secara normatif,
bertindak penghadap; dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

25
Ketentuan Pasal 38 Undang-Undang Nomor 2 Tahun
24
Rachmadi Usman. Op.cit 229. 2014.

87
Lex Et Societatis Vol. VIII/No. 3/Jul-Sept/2020

sebagai lex generali dari akta otentik dan UUJN memberikan kemungkinan diterimanya
sebagai lex spesialis akta otentik yang dibuat HGB yang hampir jatuh tempo, meskipun
notaris, sesungguhnya telah mengatur mengenai jatuh tempo hak tersebut tinggal satu
“sanksi” terhadap akta yang pembuatannya tahun. Namun perlu dicatat disini, jika
tidak memenuhi ketentuan yang berlaku.26 kredit tersebut adalah kredit baru, maka
perpanjangan hak dilakukan bersamaan
B. Perlindungan Hukum Terhadap Kreditur dengan saat pemasangan Hak
Pemegang Hak Tanggungan yang Obyeknya Tanggungan atas jaminan tersebut. Proses
Berupa Hak Guna Bangunan yang Akan pemasangan Hak Guna Bangunan yang
Berakhir Sedangkan Jangka Waktu akan jatuh tempo dilakukan langsung
Kreditnya Belum Jatuh Tempo setelah proses pembebanan Hak
Perlindungan hukum yang diberikan kreditur Tanggungan selesai, dimana pihak bank
sebagai pemegang Hak Tanggungan yang akan mengeluarkan surat persetujuan
mempunyai preferensi dari kreditur lainnya untuk memperpanjang Hak Guna
apabila ada jaminan dengan status Hak Guna Bangunan tersebut, karena masih
Bangunan yang akan atau telah jatuh tempo, dijadikan jaminan pada bank. Apabila
dapat dilakukan dari 3 (tiga) aspek, yaitu : 27 kredit tersebut tergolong kredit lama dan
1. Aspek sebelum pengikatan kredit akan diulang ataupun diperpanjang tiap
dilakukan yang merupakan tindakan tahun, review terhadap jaminan yang
preventif dari pihak bank; akan jatuh tempo tentu akan selalu
Khusus mengenai tanah dengan status diberikan setiap kali kredit akan
Hak Guna Bangunan, dapat diterima diperpanjang, agar jangan sampai hak
sebagai jaminan kredit, dengan syarat tersebut berakhir tidak diperpanjang oleh
kredit tersebut jangka waktunya lebih, bank. Jadi disini pihak bank akan
dan jatuh tempo hak tersebut mengharuskan pihak debitur untuk
dimungkinkan juga, namun diberikan memperpanjang hak tersebut apabila
dengan selektif dan mengingat sifat kredit menghendaki kredit tersebut akan diulang
tersebut, apakah bisa diperpanjang atau atau diperpanjang. Biasanya debitur
tidak. Selama kredit tersebut memberikan kuasa kepada bank untuk
diperpanjang (revolving), tentu akan memperpanjang hak tersebut yang
mudah bagi bank untuk memantau jatuh bertujuan agar kredit yang diadakan oleh
tempo Hak Guna Bangunan tersebut, bank dengan debitur tetap dijamin
karena setiap kali diperpanjang selalu ada dengan Hak Tanggungan. Berdasarkan
review dari Analis, Taksasi, dan Legal. Lain segi kreditur, dengan adanya
halnya jika kredit tidak diperpanjang perpanjangan SHGB tersebut, maka kredit
(unrevolving), tentu memerlukan yang diberikan oleh bank akan tetap
perhatian khusus, karena bila sampai dijamin oleh SHGB yang telah
berakhir haknya, sedangkan kredit belum diperpanjang. Dari segi debitur, maka
berakhir, pihak bank di sini tentu akan debitur tetap memiliki tanah tersebut,
mengalami kerugian karena hanya karena dengan diperpanjang hak tersebut,
berkedudukan sebagai kreditur konkuren, tanah tidak jatuh ke negara.
yang hanya berhak atas bangunan yang 2. Menurut Pasal 26 ayat (1) dan (2) PP No.
berdiri di atas tanah yang menjadi 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha,
jaminan, sedangkan hak atas tanah Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai Atas
tersebut kembali kepada negara. Tanah, atas permohonan pemegang
Untuk kredit yang diberikan dengan sifat haknya Hak Guna Bangunan atas tanah
dapat diulang (revolving), seperti dalam Negara dapat diperpanjang jika :
bentuk kredit modal kerja yang berupa a. Tanahnya masih dipergunakan dengan
Kredit Rekening Koran, Kredit Fixed Loan, baik sesuai dengan keadaan, sifat dan
dan Kredit Demand Loan, akan tujuan pemberian hak tersebut;

26
Made Oka Cahyadi Wiguna Op.cit. 443-444.
27
Evani Rahayu. Ibid, 250.

88
Lex Et Societatis Vol. VIII/No. 3/Jul-Sept/2020

b. Syarat-syarat pemberian hak tersebut dilampaukannya”.Sedangkan Pasal 1244


dipenuhi dengan baik oleh pemegang KUHPerdata menyatakan“Debitur harus
hak; dihukum untuk mengganti biaya, kerugian dan
c. Pemegang hak masih memenuhi bunga, bila ia tidak dapat membuktikan
syarat sebagai pemegang hak, yaitu bahwa tidak dilaksanakannya perikatan itu
Warga Negara Indonesia dan Badan atau tidak tepat waktu dalam melaksanakan
Hukum yang didirikan menurut hokum perikatan itu disebabkan oleh sesuatu hal
Indonesia dan berkedudukan di yang tak terduga, yang tidak dapat
Indonesia; dipertanggungkan kepadanya, walaupun tidak
d. Tanah tersebut masih sesuai dengan ada itikat buruk kepadanya”.29
Rencana Tata Ruang Wilayah yang Terhadap kredit yang telah berjalan, tidak
bersangkutan; tertutup kemungkinan bagi debitur yang ingin
e. Hak Guna Bangunan atas tanah Hak merubah status tanahnya yang semula Hak
Pengelolaan diperpanjanag atau Guna Bangunan menjadi Hak Milik, karena
diperbarui atas permohonan memang dimungkinkan oleh Keputusan Menteri
pemegang Hak Guna Bangunan setelah Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan
mendapat persetujuan dari pemegang Nasional Nomor 6 Tahun 1998 tentang
Hak Pengelolaan. Pemberian Hak Milik atas Tanah untuk rumah
f. Menurut Pasal 30 sub a PP No.40 tinggal. Upaya preventif lainnya adalah terhadap
Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, permohonan yang diajukan oleh debitur, pihak
Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai bank akan mempertimbangkan terlebih dahulu
Atas Tanah, pemegang Hak Guna apakah debitur tersebut lancar dalam
Bangunan berkewajiban membayar pembayaran kreditnya, agar tidak timbul akibat
uang pemasukan yang jumlah dan cara yang tidak diinginkan dikemudian hari. Bank juga
pembayarannya ditetapkan dalam dapat meminta jaminan tambahan maupun
keputusan pemberian haknya.28 jaminan pengganti. Langkah ini diambil oleh
Apabila debitur menolak jangka waktu kredit bank, karena bank merasa dengan jaminan yang
yang diperpendek sebagai akibat Hak Guna diberikan oleh debitur masih tidak mencukupi
Bangunan yang akan jatuh tempo, pihak bank ataupun karena alasan lain yang mengharuskan
memberikan 2 (dua) altematif, yaitu : meminta jaminan tambahan ataupun jaminan
a. Merubah Hak Guna Bangunan tersebut pengganti. Jaminan tambahan diminta oleh
menjadi Hak Milik; pihak bank, karena dengan jaminan utama yang
b. Memperpanjang Hak Guna Bangunan diberikan oleh debitur belum mencukupi untuk
tersebut, segera setelah pengikatan kredit menjamin utang/ kreditnya. Biasanya jaminan
dilakukan. tambahan ini berupa barang bergerak seperti
Apabila debitur dalam hal ini tidak mobil, maupun asset berupa mesin/ 30 stok
melaksanakan pembayaran angsuran kredit barang, yang pengikatannya dilakukan secara
selama 3 bulan berturut-turut, atas fasilitas fidusia maupun berupa deposit yang ada pada
kredit yang telah diberikan kreditur (Bank) bank tersebut, yang pengikatannya dilakukan
tersebut digolongkan sebagai kredit macet. secara gadai bawah tangan dilengkapi dengan
Dalam prakteknya, penyelesaian kredit kuasa dari debitur kepada bank untuk
bermasalah oleh kreditur dilakukan dengan cara memblokir, memperpanjang maupun
ganti rugi. Wanprestasi diatur pada Pasal 1243 mencairkan deposito tersebut. Jaminan
KUHPerdata menyatakan “Penggantian biaya, pengganti diminta oleh bank, karena jaminan
kerugian, dan bunga karena tidak dipenuhinya yang diberikan oleh debitor tidak dapat diterima
suatu perikatan mulai diwajibkan, bila oleh bank sebagai jaminan kredit. Mengenai Hak
debitur, walaupun telah dinyatakan lalai untuk Guna Bangunan yang akan jatuh tempo, pihak
memenuhi perikatan itu, tetap melalaikannya, bank dapat juga meminta jaminan pengganti.
atau jika sesuatu yang harus diberikan atau
29
dibuatnya dalam tenggang waktu yang telah Mitia Intansari. 2017. Kedudukan Kreditur Pemegang Hak
Tanggungan Dalam Hal Debitur Wanprestasi. Journal Ilmu
Hukum. Nomor 2: 5. 5
28 30
Eka Widya Retno Sari. Op.cit. 99-100. Lushun Adji Dharmanto. Op.cit. 250.

89
Lex Et Societatis Vol. VIII/No. 3/Jul-Sept/2020

Kasus yang terjadi di Bank BRI cabang Biaya yang dipakai untuk perpanjangan masa
Manado, dimana jaminan kredit Hak waktu Hak Guna Bangunan tersebut
Tanggungan yang Obyeknya Berupa Hak Guna dilimpahkan/ ditanggung oleh debitur, namun
Bangunan, yang akan berakhir pada Desember apabila debitur belum mempunyai dana untuk
2018 sedangkan jangka waktu kreditnya jatuh membayar pada saat itu, bank bersedia
tempo pada Juli 2019 dan juga sementara pihak membayarnya terlebih dahulu lalu dikemudian
Bank hanya sebagai pemegang SKMHT. hari ketika masa kredit dari debitur jatuh tempo,
Dalam wawancara dengan salah satu biaya tersebut akan ditambah di dalam jumlah
Pegawai Legal Officer di Bank BRI cabang piutang dari debitur. Sehingga tidak akan
Manado, pihak Bank telah melakukan upaya menyebabkan kredit macet dan tidak akan
preventif dan represif untuk mencegah menyebabkan Hak Tanggungan tersebut batal
hapusnya Hak Tanggungan berupa Objeknya Hak demi hukum.31
Guna Bangunan yang akan berakhir masa Bank juga dapat meminta jaminan pengganti
berlakunya sebelum Kredit jatuh tempo, upaya kepada debitur tersebut dikarenakan pihak bank
preventif tersebut adalah menurut peraturan merasa bahwa dengan jaminan yang diberikan
Bank BRI dimana setiap nasabah yang ingin oleh pihak debitur tidak mencukupi ataupun
mengajukan kredit harus mengisi formulir karena dengan alasan lain sehingga diperlukan
permohonan kredit secara lengkap dengan jaminan pengganti. Meminta jaminan pengganti
dilampiri data kemudian dilakukan analisis dan kepada debitur terhadap jaminan kredit
dievaluasi, dengan tetap memperhatikan faktor utamanya berupa tanah dengan status Hak
5C (character, capacity, capital, collateral, dan Guna Bangunan yang jangka waktu haknya
condition of economy), 3P (purpose, prospect, terbatas serta akan berakhir. Pentingnya adanya
dan payment), serta 3R (returns, repayment, dan jaminan pengganti ini karena jika jangka waktu
risk bearing ability). Hak Guna Bangunan tersebut berakhir, maka
Adapun upaya preventif lainnya sebagai berikut: Hak Tanggungan yang membebaninya juga ikut
a. Menentukan jangka waktu kredit yang akan hapus. Selain itu dapat juga guna menjamin
diberikan; kepastian pengembalian kreditnya apabila
b. Menentukan berapa lama kredit akan debitur wanprestasi. Hal ini dilakukan mengingat
diberikan berdasarkan sisa jangka waktu ketentuan perundang-undangan telah mengatur
jatuh tempo Hak Guna Bangunan yang dengan tegas bahwa dengan berakhirnya Hak
dijadikan agunan kredit. Guna Bangunan, Hak Tanggungan yang
Upaya preventif ini dapat melindungi pihak membebaninya juga ikut hapus. Selain itu juga
bank dari tejadinya wanprestasi debitur. Dengan untuk mengantisiapsi jika proses perpanjangan
menganut prinsip kehati-hatian bank, pihak dari Hak Guna Bangunan tersebut ditolak atau
bank dapat memeriksa formulir kelengkapan tidak dapat diperpanjang.
kredit tersebut sehingga sebelum agunan Hak
Guna Bangunan habis masa berlaku, pihak bank PENUTUP
sudah bisa menghubungi pihak debibur untuk A. Kesimpulan
memperpanjang masa berlaku Hak Guna 1. SKMHT dibuat oleh notaris atau PPAT dan
Bangunan tersebut. dapat dipergunakan dalam hal pemberi
Dalam kasus tersebut selain telah hak tanggungan berhalangan hadir dalam
dilakukannya upaya preventif, pihak bank juga memberikan hak tanggungan dan
telah melakukan upaya represif dimana debitur menandatangani APHT sehingga
mempunyai itikad baik yaitu telah membuat dikuasakan kepada pihak lain. Jangka
surat pernyataan bahwa sebelum masa kredit waktu berlakunya SKMHT adalah satu
selesai, debitur akan mengganti SKMHT yang bulan dalam hal dijadikan objek hak
dipegang oleh bank dengan membuat APHT tanggungan hak atas tanah yang sudah
dihadapan pejabat pembuat akta tanah yaitu didaftar, dan tiga bulan untuk jaminan hak
Notaris, dan lalu setelah APHT selesai dibuat, atas tanah yang belum didaftar atau
debitur akan memberikan kewenangan kepada bilamana hak atas tanah yang
bank sebagai kreditur untuk memperpanjang
31
masa berlaku Hak Guna Bangunan tersebut. Wawancara dengan SJ Pegawai Legal Officer di Bank BRI
cabang Manado

90
Lex Et Societatis Vol. VIII/No. 3/Jul-Sept/2020

bersangkutan sudah bersertifikat, tetapi ternyata HGB tersebut tidak dapat


belum tercatat atas nama pemberi hak diperpanjang lagi, sedangkan debitur tidak
tanggungan sebagai pemegangnya hak dapat melunasi hutangnya dengan
yang baru. Pembebanan hak tanggungan seketika lunas, bank segera meminta
untuk tanah-tanah yang sudah terdaftar jaminan pengganti.
(ada sertifikat) didahului dengan
pembuatan APHT oleh PPAT, yang DAFTAR PUSTAKA
kemudian berdasarkan APHT tersebut Sony Harsono. 1996. Sambutan Menteri Agraria/
oleh Kantor Pertanahan dikeluarkan Kepala BPN Dalam Seminar Hak
sertifikat hak tanggungan. Untuk tanah- Tanggungan atas Tanah dan Benda-
tanah yang belum terdaftar dan tanah- benda yang Berkaitan dengan Tanah.
tanah yang berada diluar wilayah kerja Fakultas Hukum UNPAD. Bandung.
kreditur, pembebanan hak tanggungannya Nindyo Pramono. 2006. Hukum Bisnis Aktual.
adalah dalam bentuk SKMHT yang juga Cetakan Kesatu . Bandung: Citra Aditya
dibuat oleh Notaris/PPAT. Bakti.
2. Kreditur pemegang Hak Tanggungan yang Adrian Sutedi. 2006. Implikasi Hak Tanggungan
objeknya tanah dengan status Hak Guna Terhadap Pemberian Kredit Oleh Bank
Bangunan yang berakhir sebelum dan Penyelesaian Kredit Bermasalah.
kreditnya jatuh tempo tidak mendapat Jakarta: Cipta Jaya.
perlindungan hukum berdasarkan UUHT. Retnowulan Sutantio 1999. Penelitian Tentang
Perlindungan Hukum Eksekusi Jaminan
B. Saran Kredit. Jakarta: Badan Pembinaan
1. Akibat hukum dari berlakunya SKMHT ini Hukum Nasional-Departemen
merupakan perbuatan hukum yang telah Kehakiman RI.
dilakukan sesuai dengan peraturan- Kansil. Pokok-Pokok Hak Tanggungan Atas
peraturan perundang-undangan yang Tanah. 2009. Jakarta: Pustaka Sinar
berlaku. Namun hendaknya para pihak Harapan.
khususnya kreditur agar M. Isnaeni. 1999. Kerancuan Hak Tanggungan
mempertimbangkan penggunaan SKMHT Dalam Kaitannya Sebagai Pengamanan
dalam hal debitur meminjam kredit, Penyaluranan Kredit Bank. Jurnal Hukum
karena perbedaan dari segi fungsi antara Hak Tanggungan. Vol. I. Jakarta.
SKMHT dan APHT, perbedaan dari segi Juhaenda Hasan. 2000. Aspek Hukum Jaminan
jangka waktu berlakunya maupun tentang Kebendaan dan Perorangan, Jurnal
perbedaan kedudukan kreditur pada Hukum Bisnis. Nomor 16: 11.
SKMHT dan APHT. Sehingga kreditur Florianus SP Sangsun. 2007. Tata Cara Mengurus
dapat menilai apakah nilai kredit tersebut Sertifikat Tanah. Jakarta: Visi Media.
sesuai bila digunakan SKMHT atau 2007.
langsung dengan APHT. Soerjono Soekanto. 1986. Pengantar Penelitian
2. Bank pemberi kredit harus waspada Hukum. Jakarta: UI Press.
dalam menerima jaminan dengan Hak Ronny Hanitijo Soemitro. 1990. Metodologi
Guna bangunan yang jangka waktu Penelitian Hukum dan Jurimetri, Jakarta:
haknya berakhir sebelum kreditnya jatuh Ghalia Indonesia.
tempo, sebab bila hak atas tanahnya Soerjono Soekanto, Sri Mamuji, Penelitian
hapus maka Hak Tanggungannya akan ikut Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat.
hapus. Untuk mengantisipasi hal tersebut (jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
maka bank pemberi kredit harus: 2015) cetakan ke- 17, 12-14.
Meminta kuasa dari pemilik jaminan dan Johnny Ibrahim. 2007. Teori dan Metodologi
semua dokumen untuk proses Penelitian Hukum Normatif. Surabaya
perpanjangan hak atas tanah yang Bayumedia Publishing. Cetakan ke-3.
dijadikan jaminan, Perpanjangan hak I Gusti Nyoman Kusuma Primayadnya. 2019.
tersebut kiranya mulai diurus jauh Pelaksanaan Perjanjian Kredit Bank
sebelum jangka waktunya habis, Apabila Dengan Surat Kuasa Membebankan Hak

91
Lex Et Societatis Vol. VIII/No. 3/Jul-Sept/2020

Tanggungan (SKMHT) di Kabupaten


Tabanan. Jurnal Ilmu Hukum. Nomor 11:
7.
Rachmadi Usman. 2013. Hukum Kebendaan.
Jakarta: Sinar Grafika.
Mitia Intansari. 2017. Kedudukan Kreditur
Pemegang Hak Tanggungan Dalam Hal
Debitur Wanprestasi. Journal Ilmu
Hukum. Nomor 2.

92

Anda mungkin juga menyukai