3/Jul-Sept/2020
5
Sony Harsono. 1996. Sambutan Menteri Agraria/ Kepala
BPN Dalam Seminar Hak Tanggungan atas Tanah dan
1
Artikel Tesis. Benda-benda yang Berkaitan dengan Tanah. Fakultas
2
Mahasiswa pada Pascasarjana Unsrat, NIM. 18202108034 Hukum UNPAD. Bandung. 33
3 6
Fakultas Hukum Unsrat, Doktor Ilmu Hukum Nindyo Pramono. 2006. Hukum Bisnis Aktual. Cetakan
4
Fakultas Hukum Unsrat, Doktor Ilmu Hukum Kesatu . Bandung: Citra Aditya Bakti. 212.
82
Lex Et Societatis Vol. VIII/No. 3/Jul-Sept/2020
diraba, karena masa antara pemberian dan Undang-undang No. 5 Tahun 1960, tentang
penerimaan prestasi tersebut dapat berjalan Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria, benda-
dalam beberapa bulan, tetapi dapat pula benda lain yang merupakan satu kesatuan
berjalan beberapa tahun.7 dengan tanah itu, untuk pelunasan utang
Jaminan yang dianggap paling efektif dan tertentu, yang memberikan kedudukan yang
aman oleh lembaga perbankan adalah tanah diutamakan kepada kreditur tertentu terhadap
dengan jaminan Hak Tanggungan. Hal ini kreditur-kreditur lain9.
didasari oleh adanya kemudahan dalam Perjanjian jaminan yang melahirkan Hak
mengidentifikasi objek Hak Tanggungan, Tanggungan, dibuat oleh para pihak dengan
eksekusinya jelas dan pasti, disamping itu tujuan agar melengkapi perjanjian pokok yang
hutangnya dijamin dengan Hak Tanggungan umumnya merupakan perjanjian utang piutang
yang harus dibayar terlebih dahulu dari tagihan atau perjanjian kredit. Melihat penjelasan-
lainnya dengan uang hasil dari pelelangan tanah penjelasan seperti diatas dapat diambil suatu
yang menjadi objek Hak Tanggungan, salah satu pemahaman, bahwa hubungan hukum antara
hal paling penting yang tidak dapat diabaikan para pihak dijalin oleh 2 (dua) jenis perjanjian,
dalam perjanjian kredit adalah perlindungan yakni perjanjian kredit sebagai perjanjian pokok
hukum bagi kreditur manakala ketika debitur dan perjanjian jaminan sebagai jaminan
wanprestasi, apalagi kalau debitur sampai tambahan (accessoir)10.
mengalami kemacetan dalam pembayarannya. Meskipun Hak Tanggungan sebagai
Manfaat lembaga eksekusi Hak Tanggungan perjanjian jaminan tambahan, akan tetapi
merupakan cara untuk mempercepat pelunasan fungsinya sebagai pemberi rasa aman bagi
piutang agar dana yang telah dikeluarkan/ kreditur, karena apabila debitur cedera janji/
dipinjam itu dapat segera dikembalikan kepada wanprestasi, kreditur mendapatkan
kreditur dalam hal ini adalah Bank, agar dana perlindungan hukum, karena benda yang
tersebut dapat digunakan dalam perputaran dijaminkan tersebut dapat diuangkan sebagai
roda perekonomian8. pelunasan utang dari debitur kepada debitur.
Awalnya lembaga jaminan atas tanah adalah Fungsi jaminan secara hukum dipertegas pula
hipotek dan credietverband. Hipotek diatur oleh Juhaendah Hasan, yakni untuk mengcover
dalam Buku II BW Burgelijke Wetboek hutang, karena jaminan merupakan sarana
(selanjutnya disebut B.W.), yang sama dengan perlindungan bagi para kreditur yakni kepastian
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dalam akan pelunasan hutang debitur atau
Pasal 1162-1232 BW; sedang credietverband pelaksanaan suatu prestasi oleh debitur atau
diatur dalam Staatsblaad Tahun 1908 nomr 542 penjamin debitur, sehingga jaminan yang
yang diubah menjadi Stb. 1937-190. Sejak memberikan sebuah kepastian kepada pihak
berlakunya Undang-Undang no. 5 tahun 1960, pemberi kredit, dalam artian bahwa barang
menjadikan untuk membuat perangkat jaminan yang dikreditkan setiap waktu tersedia
peraturan aturan tentang Hak Tanggungan yang untuk dieksekusi, yaitu bila perlu dapat dengan
baru terealisasi diundangkan pada 9 April 1996, mudah diuangkan untuk melunasi utang pihak
lahirlah UU no. 4 tahun 1996 tentang Hak pengambil kredit11.
Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-benda Pemberian kredit yang diberikan oleh Bank
yang berkaitan dengan Tanah (selanjutnya sebagai suatu lembaga penyedia dana, sudah
disingkat UUHT) yang selanjutnya disebut Hak seharusnya dapat memberikan perlindungan
Tanggungan. hukum bagi pihak pemberi dan penerima kredit
Sebagai lembaga jaminan, Hak Tanggungan melalui suatu lembaga perlindungan hukum bagi
adalah hak jaminan yang dibebankan pada hak para pihak yang berkepentingan.
atas tanah sebagaimana yang dimaksud dalam
9
Kansil. Pokok-Pokok Hak Tanggungan Atas Tanah. 2009.
7
Adrian Sutedi. 2006. Implikasi Hak Tanggungan Terhadap Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. 19-20.
10
Pemberian Kredit Oleh Bank dan Penyelesaian Kredit M. Isnaeni. 1999. Kerancuan Hak Tanggungan Dalam
Bermasalah. Jakarta: Cipta Jaya. 19. Kaitannya Sebagai Pengamanan Penyaluranan Kredit Bank.
8
Retnowulan Sutantio 1999. Penelitian Tentang Jurnal Hukum Hak Tanggungan. Vol. I. Jakarta. 80
11
Perlindungan Hukum Eksekusi Jaminan Kredit. Jakarta: Juhaenda Hasan. 2000. Aspek Hukum Jaminan
Badan Pembinaan Hukum Nasional-Departemen Kebendaan dan Perorangan, Jurnal Hukum Bisnis. Nomor
Kehakiman RI. 8. 16: 11. 23
83
Lex Et Societatis Vol. VIII/No. 3/Jul-Sept/2020
Tanah merupakan bagian dari permukaan bumi pengalaman. Oleh karena itu untuk menemukan
yang merupakan satuan dari bidang-bidang yang metode ilmiah, maka digabungkanlah metode
memiliki batasan tertentu. Terdapat hak atas pendekatan rasional dan metode pendekatan
tanah dari setiap orang atau badan hukum 12 empiris, di sini rasionalisme memberikan
diatas setiap bidang tanah yang ada di kerangka pemikiran yang logis sedang
permukaan bumi ini. empirisme memberikan kerangka pembuktian
atau pengujian untuk memastikan suatu
B. Rumusan Masalah kebenaran.14
1. Bagaimana akibat hukum terlaksananya Menurut Soerjono Soekanto ada dua jenis
Surat Kuasa Membebankan Hak penelitian hukum, yaitu penelitian hukum
Tanggungan (SKMHT) dalam perjanjian normatif dan penelitian hukum empiris.
kredit perbankan? Penelitian hukum normatif atau yang disebut
2. Bagaimana perlindungan hukum terhadap juga penelitian hukum kepustakaan adalah
kreditur pemegang Hak Tanggungan yang penelitian hukum yang dilakukan dengan cara
obyeknya berupa Hak Guna Bangunan, meneliti bahan pustaka atau data sekunder
apabila Hak Guna Bangunan tersebut belaka. Sedangkan penelitian hukum empiris
berakhir sedangkan jangka waktu adalah penelitian yang datanya diperoleh secara
kreditnya belum jatuh tempo? langsung dari masyarakat yang dinamakan data
primer.15
C. Tujuan Penelitian Dalam Penelitian ini, tipe penelitian yang
Berdasarkan latar belakang dan rumusan dipakai oleh penulis adalah tipe penelitian
masalah yang menjadi fokus pembahasan dan hukum yuridis normatif dimana tipe penelitian
penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah yang dilakukan bertujuan untuk meneliti asas-
sebagai berikut : asas hukum dengan menggunakan peraturan
1. Untuk mengetahui dan menganalisis perundang-undangan yang berkaitan dengan
bagaimanakah akibat hukum permasalahan dan untuk mengetahui
terlaksananya Surat Kuasa Membebankan bagaimanakah perlindungan hukum terhadap
Hak Tanggungan (SKMHT) dalam kreditur dalam hal, kredit dari debitur yang
perjanjian perjanjian kredit perbankan. dijaminkan di bank dalam bentuk Hak
2. Untuk mengetahui perlindungan hukum Tanggungan dalam hal ini objeknya adalah Hak
bagi kreditor pemegang Hak Tanggungan Guna Bangunan, habis masa berlakunya
yang berupa Hak Guna Bangunan dalam sebelum masa kredit jatuh tempo.
hal jangka waktu haknya berakhir
sebelum kreditnya jatuh tempo. B. Sumber Pengumpulan Data
Sumber data pada penelitian hukum normatif
adalah sekunder yang diperoleh dan
METODE PENELITIAN dikumpulkan dari bahan hukum primer, bahan
A. Jenis Penelitian hukum sekunder, dan bahan hukum tersier atau
Menurut Sutrisno Hadi, penelitian atau penunjang16
research adalah usaha untuk menemukan,
mengembangkan dan menguji kebenaran suatu C. Metode Pendekatan
pengetahuan, usaha mana dilakukan dengan Metode pendekatan dalam penelitian hukum
menggunakan metode-metode ilmiah.13 normatif peulisan ini meliputi:
Dengan demikian penelitian yang 1. Pendekatan perundang-undangan (statute
dilaksanakan tidak lain untuk memperoleh data approach);
yang telah teruji kebenaran ilmiahnya. Namun
14
untuk mencapai kebenaran tersebut ada dua Ronny Hanitijo Soemitro. 1990. Metodologi Penelitian
buah pola berpikit secara empiris atau melalui Hukum dan Jurimetri, Jakarta: Ghalia Indonesia. 36.
15
Soerjono Soekanto, Sri Mamuji, Penelitian Hukum
Normatif Suatu Tinjauan Singkat. (jakarta : PT. Raja
12
Florianus SP Sangsun. 2007. Tata Cara Mengurus Grafindo Persada 2015) cetakan ke- 17, 12-14.
16
Sertifikat Tanah. Jakarta: Visi Media. 2007. 5 Soerjano Soekanto dan Sri Mamudji. 2005. Penelitian
13
Soerjono Soekanto. 1986. Pengantar Penelitian Hukum. Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat. Cetakan V.
Jakarta: UI Press. 6. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 24
84
Lex Et Societatis Vol. VIII/No. 3/Jul-Sept/2020
Pendekatan ini dilakukan dengan cara dalam proses peroyaan menyebabkan APHT
menelaah, menganalisis, semua peraturan tidak dapat dibuatkan saat itu. Bila kreditur
perundang-undangan yang berkaitan setuju maka saat itu dibuat saja akta perjanjian
dengan isu perlindungan hukum terhadap kredit dan SKMHT sedangkan APHT akan
kreditur yang disebabkan oleh dibuatkan dikemudian hari yaitu setelah proses
wanprestasi dari debitur. peralihan atau proses peroyaan selesai.
2. Pendekatan konseptual (conseptual SKMHT memberikan kedudukan yang kuat
approach); kepada kreditur karena SKMHT tidak dapat
Pendekatan konseptual dilakukan untuk ditarik kembali dan dan tidak dipergunakan atau
memahami konsep-konsep mengenai isu karena telah habis jangka waktunya. Oleh sebab
hukum masalah yang sedang dikaji, itu kreditur tidak perlu merasa khawatir akan
sehingga diharapkan pernormaan dalam kekuatan SKMHT, yang perlu diperhatikan
aturan hukum, tidak lagi ada ambigu dan adalah masa berlakunya SKMHT karena SKMHT
kabur.17 akan gugur demi hukum bila masa berlakunya
berakhir. Disarankan agar PPAT mempunyai
D. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data daftar atau catatan khusus tentang semua
Bahan hukum yang dikaji dan yang dianalasis SKMHT yang dibuatnya sehingga mudah
dalam penelitian hukum normatif meliputi dikontrol untuk mengetahui kapan berakhirnya
bahan hukum primer, sekunder dan tersier. masa berlaku SKMHT yang dibuatnya. SKMHT
Teknik untuk mengkaji dan mengumpulkan yang telah berakhir masa berlakunya tidak dapat
ketiga bahan itu, yaitu menggunakan studi dipergunakan lagi sebagai alas hak untuk
dokumenter. Studi dokumenter merupakan membuat APHT bila hal ini terjadi maka dapat
studi yang mengkaji tentang berbagai dokumen- menimbulkan kelemahan/potensi kerugian pada
dokumen, baik yang berkaitan dengan peraturan kreditur. Harus diingatkan bahwa SKMHT yang
perundang-undangan maupun dokumen- telah habis masa berlakunya menyebabkan
dokumen yang sudah ada.18 SKMHT gugur demi hukum dengan demikian
Analisis data yang digunakan adalah analisis dapat disimpulkan bahwa masa berlaku SKMHT
kualitatif. Analisis kualitatif merupakan analisis tidak dapat diperpanjang oleh karena itu PPAT
data yang tidak menggunakan angka, melainkan harus sungguh-sungguh memperhatikan dan
memberikan gambaran-gambaran (deskripsi) memperhitungkan masa berlakunya SKMHT
dengan kata-kata atas temuan-temuan, dan sehingga menghindarkan diri dari tidak dapat
karenanya ia lebih mengutamakan dibuatnya APHT yang dikarenakan telah
mutu/kualitas dari data, dan bukan kuantitas. 19 berakhirnya masa berlakunya SKMHT.20
Penggunanaan SKMHT yang lahir dari
HASIL DAN PEMBAHASAN perjanjian kredit terjadi karena kreditur yakin
A. Akibat Hukum Terlaksananya Surat Kuasa pinjamannya akan aman dikarenakan jaminan
Membebankan Hak Tanggungan (SKMHT) yang di berikan debitur adalah berupa hak atas
Dalam Perjanjian Kredit Perbankan tanah yang dipasang SKMHT serta kreditur
Dalam praktek sehari-hari pembuatan yakin akan kemampuan debitur dalam
SKMHT dibuat guna menjadi jembatan untuk mengembalikan kredit sesuai kesepakatan.
mewujudkan pembuatan APHT dikemudian hari Keuntungan yang diproleh dari penggunaan
dikarenakan pada saat itu APHT belum dapat SKMHT adalah kredit yang di berikan oleh
dibuat sehingga terpaksa dibuat SKMHT lebih kreditur menjadi lebih terjamin. Kredit tersebut
dahulu, misal pada saat pembuatan akta terjamin dikarenakan diberikannya hak dan
perjanjian kredit seharusnya dilanjutkan dengan kekuasaan kepada bank untuk mendapat
pembuatan APHT namun karena sertifikat pelunasan dari agunan apa bila debitur
sedang dalam proses peralihan hak atau sedang melakukan cidera janji, yaitu untuk membayar
kembali utangnya pada waktu yang telah di
17
tentukan dalam perjanjian,dan adanya kepastian
Johnny Ibrahim. 2007. Teori dan Metodologi Penelitian
Hukum Normatif. Surabaya Bayumedia Publishing. Cetakan
hukum kepada pihak Bank bahwa kreditnya
ke-3. 391
18
H. Salim HS, Erlies Septiana Nurbani. op.cit. 19.
19 20
Ibid. Ibid. 248
85
Lex Et Societatis Vol. VIII/No. 3/Jul-Sept/2020
akan tetap kembali dengan cara mengesekusi undangan termasuk dalam kategori pemberian
jaminan kreditnya.21 kuasa.23
Pembuatan SKMHT dilatarbelakangi berbagai Kewenangan Notaris dalam jabatannya
kepentingan dan hambatan, terutama karena bersumber pada Undang-Undang, sebagai
proses pembebanan, pemberian, dan kewenangan atribusi yang diberikan oleh
pemasangan Hak Tanggungan tidak mudah Undang-Undang, yang dalam hal ini pada
antara lain disebabkan hal-hal sebagai berikut:22 dasarnya berwenang membuat akta autentik
a. Harus melalui suatu formalitas tertentu; sebagaimana yang diatur dalam UU No. 30
b. Memakan waktu yang lama relatif cukup tahun 2004 sebagaimana telah diubah dengan
lama; UU No. 2 tahun 2014. Kehadiran Notaris sebagai
c. Memerlukan biaya pembebanan yang pejabat umum dalam membuat akta autentik
relatif cukup tinggi memang diperlukan, agar menjamin
d. Kredit yang diberikan oleh kreditur keautentikan suatu keadaan, peristiwa, atau
kepada debitur jangka waktunya pada perbuatan yang diselenggarakan, sehingga dapat
dasaraya terlalu singkat dan jumlahnya menjamin kepastian, ketertiban, dan
juga tidak terlalu besar perlindungan hukum bagi masyarakat dan para
e. Benda yang akan dijaminkan belum pihak yang membutuhkan alat bukti tertulis
bersertifikat; yang bersifat autentik.
f. Kreditur mempercayai debitur, artinya ia Kewenangan Notaris dalam jabatannya
merasa terjamin bilamana telah sebagai pejabat umum tersebut diatur dalam
mendapat kuasa dari debitur untuk Pasal 15 UU No. 30 tahun 2004 sebagaimana
memasang Hak Tanggungan. Sebaliknya, telah diubah dengan UU No. 2 tahun 2014, yang
debitur juga merasa tertolong dan aman menyatakan sebagai berikut:
dengan dipasangnya hak tanggungan oleh 1) Notaris berwenang membuat Akta autentik
pihak kreditur; mengenai semua perbuatan, perjanjian,
g. Pemberi hak tanggungan terkadang tidak dan penetapan yang diharuskan oleh
dapat hadir sendiri di hadapan peraturan perundang-undangan dan/atau
Notaris/PPAT untuk membuat APHT. yang dikehendaki oleh yang berkepentingan
Pada dasarnya, pemberian kuasa diberikan untuk dinyatakan dalam Akta autentik,
dalam bentuk perjanjian antara pemberi kuasa menjamin kepastian tanggal pembuatan
dan penerima kuasa untuk melakukan suatu Akta, menyimpan Akta, memberikan
tindakan atau urusan tertentu. Oleh karena itu, grosse, salinan dan kutipan Akta, semuanya
terkait dengan keabsahan pemberian kuasa juga itu sepanjang pembuatan Akta itu tidak
harus memuat syarat sahnya suatu perjanjian. juga ditugaskan atau dikecualikan kepada
Dimana dalam perjanjian, terdapat syarat pejabat lain atau orang lain yang ditetapkan
subjektif yaitu sepakat mereka yang oleh undang-undang.
mengikatkan dirinya dan kecakapan untuk 2) Selain kewenangan sebagaimana dimaksud
membuat suatu perjanjian, kemudian syarat pada ayat (1), Notaris berwenang pula:
objektif yaitu suatu hal tertentu dan suatu sebab a. mengesahkan tanda tangan dan
yang halal. Ketentuan mengenai syarat subjektif menetapkan kepastian tanggal surat di
dan syarat objektif yang berlaku pada umumnya bawah tangan dengan mendaftar dalam
dalam pemberian kuasa, pada dasarnya berlaku buku khusus;
juga dalam pembuatan SKMHT. Hal tersebut b. membukukan surat di bawah tangan
dikarenakan, substansi yang termuat dalam dengan mendaftar dalam buku khusus;
SKMHT berdasarkan peraturan perundang- c. membuat kopi dari asli surat di bawah
tangan berupa salinan yang memuat
uraian sebagaimana ditulis dan
digambarkan dalam surat yang
21
I Gusti Nyoman Kusuma Primayadnya. 2019. Pelaksanaan bersangkutan;
Perjanjian Kredit Bank Dengan Surat Kuasa Membebankan
Hak Tanggungan (SKMHT) di Kabupaten Tabanan. Jurnal
Ilmu Hukum. Nomor 11: 7. 7
22
Rachmadi Usman. 2013. Hukum Kebendaan. Jakarta:
23
Sinar Grafika. 347 Ibid. 440
86
Lex Et Societatis Vol. VIII/No. 3/Jul-Sept/2020
25
Ketentuan Pasal 38 Undang-Undang Nomor 2 Tahun
24
Rachmadi Usman. Op.cit 229. 2014.
87
Lex Et Societatis Vol. VIII/No. 3/Jul-Sept/2020
sebagai lex generali dari akta otentik dan UUJN memberikan kemungkinan diterimanya
sebagai lex spesialis akta otentik yang dibuat HGB yang hampir jatuh tempo, meskipun
notaris, sesungguhnya telah mengatur mengenai jatuh tempo hak tersebut tinggal satu
“sanksi” terhadap akta yang pembuatannya tahun. Namun perlu dicatat disini, jika
tidak memenuhi ketentuan yang berlaku.26 kredit tersebut adalah kredit baru, maka
perpanjangan hak dilakukan bersamaan
B. Perlindungan Hukum Terhadap Kreditur dengan saat pemasangan Hak
Pemegang Hak Tanggungan yang Obyeknya Tanggungan atas jaminan tersebut. Proses
Berupa Hak Guna Bangunan yang Akan pemasangan Hak Guna Bangunan yang
Berakhir Sedangkan Jangka Waktu akan jatuh tempo dilakukan langsung
Kreditnya Belum Jatuh Tempo setelah proses pembebanan Hak
Perlindungan hukum yang diberikan kreditur Tanggungan selesai, dimana pihak bank
sebagai pemegang Hak Tanggungan yang akan mengeluarkan surat persetujuan
mempunyai preferensi dari kreditur lainnya untuk memperpanjang Hak Guna
apabila ada jaminan dengan status Hak Guna Bangunan tersebut, karena masih
Bangunan yang akan atau telah jatuh tempo, dijadikan jaminan pada bank. Apabila
dapat dilakukan dari 3 (tiga) aspek, yaitu : 27 kredit tersebut tergolong kredit lama dan
1. Aspek sebelum pengikatan kredit akan diulang ataupun diperpanjang tiap
dilakukan yang merupakan tindakan tahun, review terhadap jaminan yang
preventif dari pihak bank; akan jatuh tempo tentu akan selalu
Khusus mengenai tanah dengan status diberikan setiap kali kredit akan
Hak Guna Bangunan, dapat diterima diperpanjang, agar jangan sampai hak
sebagai jaminan kredit, dengan syarat tersebut berakhir tidak diperpanjang oleh
kredit tersebut jangka waktunya lebih, bank. Jadi disini pihak bank akan
dan jatuh tempo hak tersebut mengharuskan pihak debitur untuk
dimungkinkan juga, namun diberikan memperpanjang hak tersebut apabila
dengan selektif dan mengingat sifat kredit menghendaki kredit tersebut akan diulang
tersebut, apakah bisa diperpanjang atau atau diperpanjang. Biasanya debitur
tidak. Selama kredit tersebut memberikan kuasa kepada bank untuk
diperpanjang (revolving), tentu akan memperpanjang hak tersebut yang
mudah bagi bank untuk memantau jatuh bertujuan agar kredit yang diadakan oleh
tempo Hak Guna Bangunan tersebut, bank dengan debitur tetap dijamin
karena setiap kali diperpanjang selalu ada dengan Hak Tanggungan. Berdasarkan
review dari Analis, Taksasi, dan Legal. Lain segi kreditur, dengan adanya
halnya jika kredit tidak diperpanjang perpanjangan SHGB tersebut, maka kredit
(unrevolving), tentu memerlukan yang diberikan oleh bank akan tetap
perhatian khusus, karena bila sampai dijamin oleh SHGB yang telah
berakhir haknya, sedangkan kredit belum diperpanjang. Dari segi debitur, maka
berakhir, pihak bank di sini tentu akan debitur tetap memiliki tanah tersebut,
mengalami kerugian karena hanya karena dengan diperpanjang hak tersebut,
berkedudukan sebagai kreditur konkuren, tanah tidak jatuh ke negara.
yang hanya berhak atas bangunan yang 2. Menurut Pasal 26 ayat (1) dan (2) PP No.
berdiri di atas tanah yang menjadi 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha,
jaminan, sedangkan hak atas tanah Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai Atas
tersebut kembali kepada negara. Tanah, atas permohonan pemegang
Untuk kredit yang diberikan dengan sifat haknya Hak Guna Bangunan atas tanah
dapat diulang (revolving), seperti dalam Negara dapat diperpanjang jika :
bentuk kredit modal kerja yang berupa a. Tanahnya masih dipergunakan dengan
Kredit Rekening Koran, Kredit Fixed Loan, baik sesuai dengan keadaan, sifat dan
dan Kredit Demand Loan, akan tujuan pemberian hak tersebut;
26
Made Oka Cahyadi Wiguna Op.cit. 443-444.
27
Evani Rahayu. Ibid, 250.
88
Lex Et Societatis Vol. VIII/No. 3/Jul-Sept/2020
89
Lex Et Societatis Vol. VIII/No. 3/Jul-Sept/2020
Kasus yang terjadi di Bank BRI cabang Biaya yang dipakai untuk perpanjangan masa
Manado, dimana jaminan kredit Hak waktu Hak Guna Bangunan tersebut
Tanggungan yang Obyeknya Berupa Hak Guna dilimpahkan/ ditanggung oleh debitur, namun
Bangunan, yang akan berakhir pada Desember apabila debitur belum mempunyai dana untuk
2018 sedangkan jangka waktu kreditnya jatuh membayar pada saat itu, bank bersedia
tempo pada Juli 2019 dan juga sementara pihak membayarnya terlebih dahulu lalu dikemudian
Bank hanya sebagai pemegang SKMHT. hari ketika masa kredit dari debitur jatuh tempo,
Dalam wawancara dengan salah satu biaya tersebut akan ditambah di dalam jumlah
Pegawai Legal Officer di Bank BRI cabang piutang dari debitur. Sehingga tidak akan
Manado, pihak Bank telah melakukan upaya menyebabkan kredit macet dan tidak akan
preventif dan represif untuk mencegah menyebabkan Hak Tanggungan tersebut batal
hapusnya Hak Tanggungan berupa Objeknya Hak demi hukum.31
Guna Bangunan yang akan berakhir masa Bank juga dapat meminta jaminan pengganti
berlakunya sebelum Kredit jatuh tempo, upaya kepada debitur tersebut dikarenakan pihak bank
preventif tersebut adalah menurut peraturan merasa bahwa dengan jaminan yang diberikan
Bank BRI dimana setiap nasabah yang ingin oleh pihak debitur tidak mencukupi ataupun
mengajukan kredit harus mengisi formulir karena dengan alasan lain sehingga diperlukan
permohonan kredit secara lengkap dengan jaminan pengganti. Meminta jaminan pengganti
dilampiri data kemudian dilakukan analisis dan kepada debitur terhadap jaminan kredit
dievaluasi, dengan tetap memperhatikan faktor utamanya berupa tanah dengan status Hak
5C (character, capacity, capital, collateral, dan Guna Bangunan yang jangka waktu haknya
condition of economy), 3P (purpose, prospect, terbatas serta akan berakhir. Pentingnya adanya
dan payment), serta 3R (returns, repayment, dan jaminan pengganti ini karena jika jangka waktu
risk bearing ability). Hak Guna Bangunan tersebut berakhir, maka
Adapun upaya preventif lainnya sebagai berikut: Hak Tanggungan yang membebaninya juga ikut
a. Menentukan jangka waktu kredit yang akan hapus. Selain itu dapat juga guna menjamin
diberikan; kepastian pengembalian kreditnya apabila
b. Menentukan berapa lama kredit akan debitur wanprestasi. Hal ini dilakukan mengingat
diberikan berdasarkan sisa jangka waktu ketentuan perundang-undangan telah mengatur
jatuh tempo Hak Guna Bangunan yang dengan tegas bahwa dengan berakhirnya Hak
dijadikan agunan kredit. Guna Bangunan, Hak Tanggungan yang
Upaya preventif ini dapat melindungi pihak membebaninya juga ikut hapus. Selain itu juga
bank dari tejadinya wanprestasi debitur. Dengan untuk mengantisiapsi jika proses perpanjangan
menganut prinsip kehati-hatian bank, pihak dari Hak Guna Bangunan tersebut ditolak atau
bank dapat memeriksa formulir kelengkapan tidak dapat diperpanjang.
kredit tersebut sehingga sebelum agunan Hak
Guna Bangunan habis masa berlaku, pihak bank PENUTUP
sudah bisa menghubungi pihak debibur untuk A. Kesimpulan
memperpanjang masa berlaku Hak Guna 1. SKMHT dibuat oleh notaris atau PPAT dan
Bangunan tersebut. dapat dipergunakan dalam hal pemberi
Dalam kasus tersebut selain telah hak tanggungan berhalangan hadir dalam
dilakukannya upaya preventif, pihak bank juga memberikan hak tanggungan dan
telah melakukan upaya represif dimana debitur menandatangani APHT sehingga
mempunyai itikad baik yaitu telah membuat dikuasakan kepada pihak lain. Jangka
surat pernyataan bahwa sebelum masa kredit waktu berlakunya SKMHT adalah satu
selesai, debitur akan mengganti SKMHT yang bulan dalam hal dijadikan objek hak
dipegang oleh bank dengan membuat APHT tanggungan hak atas tanah yang sudah
dihadapan pejabat pembuat akta tanah yaitu didaftar, dan tiga bulan untuk jaminan hak
Notaris, dan lalu setelah APHT selesai dibuat, atas tanah yang belum didaftar atau
debitur akan memberikan kewenangan kepada bilamana hak atas tanah yang
bank sebagai kreditur untuk memperpanjang
31
masa berlaku Hak Guna Bangunan tersebut. Wawancara dengan SJ Pegawai Legal Officer di Bank BRI
cabang Manado
90
Lex Et Societatis Vol. VIII/No. 3/Jul-Sept/2020
91
Lex Et Societatis Vol. VIII/No. 3/Jul-Sept/2020
92