Anda di halaman 1dari 10

PERSPEKTIF

Volume XVII No. 2 Tahun 2012 Edisi Mei

SURAT KUASA MEMASANG HIPOTEK


DALAM JAMINAN HIPOTEK KAPAL LAUT
Fani Martiawan Kumara Putra
Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya
e-mail: fanimartiawan@gmail.com
ABSTRAK
Pembebanan hipotek atas kapal laut dilakukan dengan menggunakan akta otentik, pembuatan
akta otentik jaminan hipotek adalah kewenangan dari Pejabat Pendaftar dan Pencatat Balik Nama
Kapal sebagaimana telah ditunjuk oleh undang-undang. Faktual, pembebanan hipotek selalu
dilakukan dengan pembuatan Surat Kuasa Memasang Hipotek yang berisi janji-janji terlebih
dahulu. Walaupun tidak diwajibkan, Surat Kuasa Memasang Hipotek dirasa oleh masyarakat
dapat lebih menjembatani dan melindungi kepentingan para pihak. Hipotek merupakan jaminan
kebendaan, maka harus memenuhi asas publisitas, yaitu dengan mendaftarkan jaminan hipotek
tersebut dalam register umum yang sifatnya terbuka. Pemenuhan asas publisitas ini akan
membawa implikasi kepada pihak ketiga di luar perjanjian jaminan hipotek tersebut.
Kata Kunci: Surat Kuasa Memasang Hipotek, hipotek, kapal laut.

ABSTRACT
The imposition of a ship mortgage should be done by using an authentic deed, the making
of motrtgage’s deed is the authority of Pejabat Pendaftar dan Pencatat Balik Nama Kapal as it
is designated by the law. Factually before the parties go to the Pejabat Pendaftar dan Pencatat
Balik Nama Kapal for the imposition of a ship mortgage they will go to the notary to make such
an attonery, which called Surat Kuasa Memasang Hipotek that contains some promises and
agreements made and agreed by the parties. Eventhough this Surat Kuasa Memasang Hipotek
is not a must but the substance of this deed could even more in giving protection and could
accommodate the willingness of the parties, and also give more protection to the parties. Ship
mortgage is a property rights guarantee, thats why it must fulfil the publicity principle which
is done by registering the mortgage into the general register.
Keywords: Mortgage’s Deed, Mortgage, ship mortgage, hypotheek.

PENDAHULUAN
Perkembangan juga pembangunan perekonomian menunjukkan bahwa kredit merupakan salah satu
di Indonesia dewasa ini dapat dikatakan sebagai sumber pembiayaan yang mempunyai peranan sangat
bagian dari pembangunan nasional yang berupaya penting dalam era pembangunan sekarang ini.
untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Menyadari bahwa dana yang keluar dan masuk
Pembangunan perekonomian dapat juga terlihat dari dalam kegiatan perkreditan itu adalah dana yang
meluasnya bidang usaha di antara masyarakat, dan sangat besar, dan dengan didasari atas pentingnya
dengan semakin meluasnya bidang usaha, disertai dan sungguh beresikonya kegiatan perkreditan itu,
dengan semakin banyaknya sumber daya manusia maka sudah semestinya kegiatan perkreditan tersebut
dan demi memelihara keseimbangan dan kelanjutan didampingi dengan kegiatan penjaminan, karena
pembangunan, maka pelaku usaha baik itu pemerintah perkembangan ekonomi dan juga perdagangan yang
maupun masyarakat sebagai orang perorangan dan diikuti oleh perkembangan kebutuhan akan kredit dan
badan hukum, sangat memerlukan dana dalam jumlah pemberian fasilitas kredit ini memerlukan jaminan
yang terbilang sangat besar. demi keamanan (Sri Soedewi Machsoen S., 1980:1).
Upaya akan pemenuhan kebutuhan dana yang Maka sudah sepantasnya jika pemberi dan penerima
sangat besar ini sangatlah didukung oleh kegiatan kredit, serta pihak lain yang juga terkait dalam suatu
perkreditan, hadirnya dan juga terus berkembangnya kegiatan perkreditan mendapat perlindungan melalui
kegiatan perkreditan di tengah maraknya bidang- suatu lembaga jaminan yang mana dapat memberikan
bidang usaha yang sedang berkembang dewasa ini, kepastian hukum bagi semua pihak tersebut.

98
Putra, Surat Kuasa Memasang Hipotek ....

Salah satu bentuk kegiatan usaha di Indonesia yang pemikiran dalam penulisan ini, tentunya para pelaku
tidak lepas dari kegiatan perkreditan dan perlunya usahanya juga memerlukan dana yang besar, dan
penjaminan, adalah kegiatan yang berkaitan dengan dengan didampinginya kegiatan perkreditan dengan
kapal laut, yaitu kegiatan pelayaran, tentu saja hal penjaminan gadai, maka para pelaku usaha yang
ini karena Indonesia merupakan negara kepulauan. sesungguhnya hanya mempunyai kapal sebagai benda
Republik Indonesia merupakan negara kepulauan yang dapat dijaminkan, usahanya akan terhenti bila
yang memiliki dua pertiga wilayah laut dibandingkan kapal tersebut dijaminkan demi keluarnya dana dari
dengan seluruh daratan pulau atau kurang lebihnya kreditor, hal mana sudah barang tentu bila dijaminkan
luas wilayah laut seluas 3.166,163 km2, sedangkan melalui lembaga jaminan gadai, benda ada jaminan
luas wilayah daratan pulau seluas 2.027.087 km2 ada dalam penguasaan kreditor.
(Etty R. Agoes, 1991:164). Dengan kata lain, bahwa Kendala penjaminan kapal tersebut difasilitasi
duapertiga dari seluruh wilayah Indonesia merupakan oleh BW dengan adanya lembaga jaminan hipotek,
lautan. Pelayaran merupakan tatanan transportasi laut dalam Pasal 1162 BW, hipotek adalah suatu hak
yang mempunyai karakteristik sebagai penghubung kebendaan atas benda-benda tak bergerak, untuk
wilayah baik antara daerah satu dengan daerah yang mengambil penggantian daripadanya bagi pelunasan
lainnya, maupun negara satu dengan negara yang bagi suatu perikatan. Konstruksi hukum ini hanya
lainnya dalam lalu-lintas perdagangan internasional. mengacu pada pembebanan benda tidak bergerak.
Dengan fakta ini, maka dalam menanggapi kebutuhan Lingkup benda tidak bergerak tersebut tidak hanya
yang berkembang di masyarakat, pemerintah telah atas kapal laut yang berukuran 20 m3, tetapi juga pada
mengeluarkan berbagai kebijakan, dan dalam hal pembebanan atas tanah, namun hipotek atas tanah kini
perkreditan ini yang menjadi perhatian serius adalah tidak berlaku lagi karena Buku II BW yang berkaitan
lembaga jaminan, yang diatur dalam hukum jaminan. dengan hipotek atas tanah telah tidak diberlakukan
Istilah hukum jaminan berasal dari terjemahan dengan hadirnya Undang-Undang No. 4 Tahun 1999
zakerheidestelling atau security of law. Sri Soedewi tentang Hak Tanggungan (yang selanjutnya disebut
Masjhoen Sofwan mengemukakan bahwa hukum UUHT).
jaminan itu mengatur akan konstruksi yuridis yang Istilah hipotek berasal dari hukum Romawi yaitu
memungkinkan pemberian fasilitas kredit, dengan hypoteca atau dalam hukum Belanda terjemahannya
menjaminkan benda-benda yang dibelinya sebagai adalah onderzetting yang artinya adalah penjaminan
jaminan. Peraturan demikian harus cukup meyakinkan atau pembebanan. Gadai dan juga hipotek timbul
dan memberikan kepastian hukum bagi lembaga- melalui perjanjian yang dilakukan oleh para pihak
lembaga kredit, baik dari dalam maupun luar negeri. dan merupakan lembaga jaminan kebendaan yang
Adanya lembaga jaminan dan lembaga demikian keberadaannya masing-masing diatur dalam Buku
kiranya harus dibarengi dengan adanya lembaga II Bab ke XX Pasal 1150 hingga Pasal 1161 dan bab
kredit dengan jumlah, besar, dengan jangka waktu XXI Pasal 1162 BW sampai dengan Pasal 1232 BW.
yang lama dan bunga yang relatif rendah (Sri Soedewi Dalam Pasal 1162 BW tercantum pengertian hipotek,
Masjhoen Sofwan, 1980:5) yaitu hipotek adalah suatu hak kebendaan atas benda-
Menurut J. Satrio, hukum jaminan merupakan benda tidak bergerak untuk mengambil penggantian
peraturan hukum yang mengatur jaminan-jaminan daripadanya bagi pelunasan suatu perikatan.
piutang seorang kreditor terhadap debitor (J. Satrio, Batasan akan objek jaminan hipotek dijabarkan
1996:3). Sementara Salim H.S. menarik kesimpulan dalam Pasal 29 UUHT, bahwa hipotek dan crediet
dari kedua pendapat tentang jaminan di atas dengan verband sepanjang menyangkut benda tanah dan
definisi dari hukum jaminan adalah keseluruhan segala sesuatu yang melekat dengan tanah dinyatakan
dari kaidah-kaidah hukum yang mengatur hubungan tidak berlaku lagi. Keberadaan hipotek sendiri tetap
hukum antara pemberi jaminan dan penerima jaminan, eksis dengan objeknya yaitu benda tidak bergerak
dalam kaitannya dengan pemberian jaminan untuk yang tidak menyangkut benda tanah, dan benda-benda
mendapatkan fasilitas kredit (Salim H.S., 2008:6). yang terkait dengan tanah, contoh pesawat terbang,
Sesuai namanya, yaitu jaminan, maka dibutuhkan helikopter dan kapal laut, kapal laut sesuai dengan
untuk adanya suatu benda yang akan dijaminkan pengaturan Pasal 314 Kitab Undang-Undang Hukum
demi mendapatkan dana dari penjamin (kreditor), Dagang (yang selanjutnya disebut KUHD). Kapal
lembaga penjaminan yang telah dikenal sejak adanya laut sebagai benda tidak bergerak dengan isi kotor
Burgerlijk Wetboek (yang selanjutnya disebut BW) sekurang-kurangnya 20 m3, dapat dijadikan obyek
antara lain yaitu gadai. Kapal laut yang menjadi hipotek (Vide Pasal 46 ayat 1 UU No. 21 Tahun 1992).

99
PERSPEKTIF
Volume XVII No. 2 Tahun 2012 Edisi Mei

Hal ini juga diungkapkan oleh Moch. Isnaeni bahwa GT 7 (Grosse Tonnage) yang karenanya dinyatakan
sesuai kewenangan yang dimiliki oleh pembentuk sebagai benda tidak bergerak. Menurut Pasal 310
Undang-Undang, maka ditetapkanlah bahwa kapal KUHD, kapal laut adalah semua kapal yang dipakai
dengan bobot kotor tidak kurang dari 20 m3, kalau untuk pelayaran di laut atau yang diperuntukkan
dijadikan agunan, lembaga hipotek yang digunakan. untuk itu, sedangkan Pasal 1 angka 36 UU Pelayaran
Seluk-beluk jaminan kapal ini dalam KUHD (Wetboek memberikan pengertian yang lebih luas mengenai
van Koophandel yang masih berlaku atas dasar Pasal kapal, yaitu kendaraan air dengan bentuk dan jenis
II Aturan Peralihan Undang-Undang Dasar 1945, tertentu, yang mana digerakkan dengan tenaga angin,
untuk selanjutnya disebut WvK) diatur mulai Pasal tenaga mekanik, energi lainnya, ditarik atau ditunda,
314 sampai dengan 315e (Moch. Isnaeni, 1996:32). termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis,
Perjanjian hipotek ini merupakan bentuk jaminan kendaraan di bawah permukaan air, serta alat apung
khusus, yaitu timbul karena adanya perjanjian khusus dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah.
dan melekat pada benda yang ditunjuk secara khusus Disebutkan dalam Pasal 155 ayat 3 UU Pelayaran,
oleh kreditor dan debitor. Maksudnya perjanjian yang bahwa sebelum digunakan dalam suatu pelayaran,
diikuti perjanjian tersendiri yang merupakan tambahan setiap kapal laut wajib diukur untuk diterbitkannya
(accessoir) yang dikaitkan dengan perjanjian pokok surat ukur untuk kapal laut dengan ukuran isi kotor
tersebut (Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, 1980:37). sekurang-kurangnya GT 7 (Tujuh Grosse Tonnage).
Hal ini berarti kalau pihak yang bersangkutan tidak Mengenai ketentuan pengukuran tersebut, dijelaskan
memenuhi kewajiban perikatannya, maka secara lebih lanjut dalam Pasal 158 ayat 1 UU Pelayaran,
paksa, hukum dapat memerintahkan untuk jual lelang bahwa kapal laut yang telah dilakukan pengukuran itu
benda-benda milik orang tersebut guna mengganti dapat didaftarkan di Indonesia pada Pejabat Pendaftar
pelunasan kewajiban perikatan yang dilalaikan itu dan Pencatat Balik Nama Kapal yang ditetapkan
(Moch. Isnaeni, 1996:76). oleh Menteri Perhubungan. Kapal laut yang dapat
Oleh karena tidak ada perpindahan secara nyata didaftar di Indonesia berdasarkan Pasal 158 ayat 2 UU
kekuasaan atas benda, maka akta jaminan hipotek dan Pelayaran adalah: a. Kapal dengan ukuran isi kotor
dokumen-dokumen pelengkapnya seperti sertifikat sekurang-kurangnya GT 7 (Tujuh Grosse Tonnage);
jaminan, dapat dijadikan bukti telah terbentuknya b. Dimiliki oleh warga negara Indonesia atau badan
suatu kesepakatan. Untuk itu pihak debitor hipotek hukum yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia
harus dinyatakan dengan sungguh-sungguh bahwa ia dan berkedudukan di Indonesia; c. Kapal milik badan
adalah orang yang bertindak bebas atas benda yang di hukum Indonesia yang merupakan usaha patungan
hipotekkan, serta benda itu bebas dari segala beban. yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Warga Negara
Dengan kata lain hipotek tidak bisa diletakkan selain Indonesia.
oleh siapa yang berkuasa memindahtangankan benda Pendaftaran kapal tersebut dilakukan dengancara
yang dibebani, dan hipotek hanya dapat diletakkan pembuatan akta pendaftaran dan juga dicatat dalam
pada benda-benda yang sudah ada, hipotek atas benda- daftar kapal Indonesia, dan kemudian sebagai bukti
benda yang akan ada dikemudian hari adalah batal kapal telah didaftar, pemilik diberikan surat tanda
(Vide Pasal 1168 jo. 1175 BW). pendaftaran yang berfungsi pula sebagai bukti hak
Dalam hal kapal laut dijadikan sebagai benda milik kapal yang didaftar dan pada kapal yang telah
jaminan, Moch. Isnaeni menegaskan bahwa kapal- didaftar wajib dipasang tanda bukti pendaftaran,
kapal yang telah terdaftar dan akan dijadikan agunan, sebagaimana telah dijelaskan dalam Pasal 158 ayat
oleh Pasal 314 ayat 4 WvK dinyatakan dengan tegas 3, 4, 5 UU Pelayaran.
tidak dapat dibebani dengan gadai, dan Pasal 1977 Kapal laut mempunyai berbagai aspek hukum yang
BW tidak dapat berlaku padanya (Moch. Isnaeni, cukup beragam misalnya saja pendaftaran, asuransi,
1996:76). Pasal 314 WvK ini menegaskan bahwa kepemilikan, cara menjaminkannya, dan sebagainya,
kapal Indonesia yang dibukukan dan telah didaftar juga kapal laut mempunyai nilai ekonomis yang
dalam register kapal menurut peraturan yang berlaku, besar karena dapat dipergunakan untuk mendukung
yaitu Pasal 158 Undang-Undang No. 17 Tahun 2008 pengembangan armada pelayaran. Pengembangan
tentang Pelayaran (selanjutnya disebut UU Pelayaran), armada pelayaran yang mana sifatnya membutuhkan
apabila akan dijadikan agunan, maka lembaga jaminan banyak dana, dan pembiayaan yang dilakukan dengan
hipotek yang dipergunakan, dapat dibebani hipotek. berjangka serta membutuhkan dana investasi yang
Lembaga jaminan hipotek dikhususkan kepada juga cukup besar itu dapat memperoleh pengadaan
kapal laut yang terdaftardengan berat kotor di atas dana dengan jalan memperoleh jaminan kredit atau

100
Putra, Surat Kuasa Memasang Hipotek ....

loan yang dibutuhkan, baik dari lembaga keuangan Berdasarkan apa yang telah diuraikan tersebut di
bank maupun nonbank. Dengan memahami aspek- atas, permasalahan yang dikaji dalam penulisan ini
aspek dari pembebanan kapal laut sebagai objek adalah P3BK sebagai pembentuk akta hipotek serta
jaminan, yang mana berdasarkan ukuran adalah 7 GT, implikasi janji-janji yang tertuang di dalam SKMH.
mempunyai daya guna, nilai ekonomis, dan lain-lain,
Wartini Soegeng menjabarkan jenis kapal laut yang PEMBAHASAN
ditujukan sebagai kegiatan perniagaan, dan karena Akta Hipotek sebagai Akta Otentik
itu kapal-kapal tersebut kerapkali dijadikan objek Proses pembebanan hipotek tentu saja dengan
jaminan hipotek, jenis-jenis kapal laut tersebut antara menggunakan akta hipotek, hal ini sebagaimana diatur
lain: Kapal Pesiar; Kapal Penumpang; Kapal Ro-Ro; dalam Pasal 1171 BW yaitu akta hipotek atas kapal
Kapal Barang atau Cargo Vessel; Kapal Tanker; Kapal laut termasuk jenis akta yang harus dibuat dengan
Tunda; Peti Kemas atau Container Ship; dan Kapal akta otentik. Selanjutnya dinyatakan oleh Pasal 1
Keruk. Dari penjabaran tersebut, Wartini Soegeng angka 1 jo. Pasal 15 ayat 1 Undang-Undang No. 30
masih menambahkan mengenai jenis baru dari kapal, Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris (yang selanjutnya
yaitu Cargo-Vessel with Limited Accomodation for disebut UUJN), mengenai akta otentik disebutkan
Passengers. Dinamakan Cargo-Vessel with Limited bahwa notaris lah yang berwenang membuatnya.
Accomodation for Passengers bilamana sebuah kapal Notaris adalah pejabat yang berwenang membuat
barang diberi ijin untuk mengangkat penumpang juga, akta otentik mengenai semua perbuatan, perjanjian,
namun hanya dalam jumlah terbatas (yaitu 12 orang). dan juga ketetapan yang diharuskan oleh peraturan
Keterbatasan disini bukanlah kelas dek, namun kelas perundang-undangan dan/atau yang dikehendaki oleh
kamar, maka bilamana terdapat akomodasi untuk lebih yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam akta
dari 12 orang penumpang, sebuah kapal dikategorikan otentik, menjamin kepastian tanggal pembuatan akta,
dalam Cargo-Passengers Vessel (Wartini Soegeng, menyimpan akta, memberikan grosse, salinan dan
1988:10-12). kutipan akta sepanjang pembuatan akta-akta itu tidak
Jenis-jenis kapal ini kerapkali digunakan oleh juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain
masyarakat Indonesia dewasa ini, dalam kegiatan atau orang lain yang ditetapkan oleh undang-undang.
bisnis yang juga kerapkali akhirnya dibebani dengan Disebutkan juga dalam Pasal 1868 BW bahwa
jaminan hipotek. Prosedur penjaminan hipotek atas suatu akta otentik ialah suatu akta yang di dalam
kapal laut tentunya menggunakan suatu akta, akta bentuk yang ditentukan oleh undang-undang, dibuat
tersebut dinamakan dengan akta hipotek, dan sesuai oleh atau di hadapan pegawai-pegawai umum yang
dengan pengaturan dalam Pasal 314 KUHD bahwa berkuasa untuk itu di tempat dimana akta dibuatnya.
unsur-unsur yang tercantum dalam hipotek kapal Hal ini sebenarnya tidak sejalan dengan pengaturan
adalah: Adanya hak kebendaan; Objeknya adalah dalam Pasal 60 ayat 2 UU Pelayaran, bahwasanya
kapal yang beratnya di atas 20 m3; Kapal tersebut pembebanan hipotek atas kapal laut dilakukan dengan
harus dibukukan; Diberikan dengan akta otentik; dan pembuatan akta hipotek oleh P3BK.
Menjamin tagihan hutang. Rachmadi Usman berpendapat mengenai akta
Akta hipotek tersebut hanya dapat dikeluarkan otentik ini serta kewenangan dalam pembuatannya,
oleh Pejabat Pendaftar dan Pencatat Balik Nama bahwa akta hipotek merupakan akta otentik yang
Kapal (selanjutnya disebut P3BK), sebagaimana telah dibuat oleh atau dihadapan notaris sebagai pejabat
ditentukan dalam UU Pelayaran. Namun produk umum (Rachmadi Usman, 2008:269). Demikian juga
akta hipotek yang dikeluarkan oleh P3BK tersebut pendapat J. Satrio bahwa akta yang bisa dikeluarkan
dirasa kurang melindungi dan mewakili kepentingan- (untuk hipotek kapal) dalam bentuk grosse adalah akta
kepentingan para pihak, yaitu kreditor dan debitor, otentik. Otentik dalam Pasal 1171 BW sebenarnya
sehingga nantinya berpotensi menimbulkan problema adalah dalam arti kata notariil (J. Satrio 2007:271).
hukum. Untuk mewakili dan melindungi kepentingan- Mengenai permasalahan kewenangan akta otentik
kepentingan para pihak, maka dibuatlah Surat Kuasa ini, Habib Adjie juga mengemukakan pendapatnya
Memasang Hipotek (yang selanjutnya disebut SKMH) mengenai kewenangan ini, yaitu wewenang (atau
yang dinilai lebih bisa merefleksikan keinginan para yang biasa digunakan istilah kewenangan) merupakan
pihak. SKMH berisi sekumpulan keterangan dan suatu tindakan hukum yang diatur dan diberikan
janji-janji untuk para pihak, berbentuk akta, dan pada suatu jabatan berdasarkan peraturan perundang-
dibuat dihadapan Notaris. Setelah SKMH tersebut undangan yang berlaku yang mengatur jabatan yang
jadi, para pihak menghadap kepada P3BK. bersangkutan (Habib Adjie, 2008:77).

101
PERSPEKTIF
Volume XVII No. 2 Tahun 2012 Edisi Mei

Dalam hal seperti ini sebenarnya notaris telah yang mandiri (onafhankelijk-independence) serta
dikonstruksikan sebagai pejabat yang berwenang tidak memihak (onpatijdigheid-impartiality) pada
membuat akta otentik sepanjang diperintahkan oleh waktu menjalankan jabatannya; Pernyataan dari fakta
undang-undang atau undang-undang menentukan atau tindakan yang disebutkan oleh pejabat adalah
lain yang dikehendaki oleh para pihak agar perbuatan hubungan hukum di bidang hukum privat (C.A. Kraan
hukumnya dituangkan dalam suatu akta notaris. dalam Habib Adjie, 2008:27). Berdasar penjabaran
Meskipun dalam UUJN tegas ditentukan bahwa di atas, maka jelas bahwa secara hukum, akta otentik
notaris berwenang untuk membuat akta otentik yang yang dibuat oleh Pejabat P3BK mempunyai kekuatan
mempunyai kekuatan hukum sempurna, namun walau hukum yang sempurna, dan tentu saja mempunyai
demikian akta otentik tidak harus selalu dibuat oleh kekuatan pembuktian yang sempurna pula.
notaris, karena sesungguhnya akta otentik merupakan Pengukuran mengenai kekuatan pembuktian ini
suatu akta yang ditentukan oleh undang-undang, dikemukakan oleh Jusuf Patrianto Tjahjono bahwa
dibuat oleh pegawai-pegawai umum yang berkuasa nilai kekuatan pembuktian yang melekat pada akta
atas itu di tempat mana akta dibuatnya. otentik diatur dalam Pasal 1870 BW jo. Pasal 285
Dengan ini dapat dipahami bahwa akta hipotek RGB adalah sempurna atau volledig bewijskracht
kapal laut yang dibuat oleh P3BK dapat dikategorikan dan mengikat atau bidende bewijskracht, sehingga
sebagai akta otentik, karena sebenarnya akta itu telah akta otentik dapat berdiri sendiri tanpa memerlukan
memenuhi persyaratan sebagai akta otentik, yaitu bantuan atau dukungan alat bukti yang lain, dengan
dalam bentuk yang ditentukan oleh UU Pelayaran kata lain akta otentik yang berdiri sendiri menurut
dan dibuat oleh pejabat atau pegawai umum yang hukum telah memenuhi ketentuan batas minimal
berkuasa untuk itu di tempat mana akta dibuatnya pembuktian (Jusuf Patrianto Tjahjono, 2009:5).
(ditentukan oleh UU Pelayaran). Lagipula berdasarkan
asas hukum Lex Specialis Derogat Legi Generalis UU Peran Notaris dan Keperluan SKMH Sebagai
Pelayaran sifatnya lebih khusus mengatur mengenai Langkah Pembebanan Hipotek
pembuatan akta hipotek ini. Memahami bahwa dalam pembuatan akta hipotek
Habib Adjie menyatakan bahwa tulisan-tulisan dilakukan oleh Pejabat Pendaftar dan Pencatat Balik
otentik berupa akta otentik, yang dibuat dalam bentuk Nama Kapal, namun juga notaris tidak semata-mata
yang sudah ditentukan oleh undang-undang, dibuat hilang peranan dalam pembebanan hipotek atas kapal
dihadapan pejabat-pejabat atau pegawai umum yang laut ini, notaris tetap dapat membuat akta pendukung
diberi wewenang dan di tempat dimana akta tersebut akta hipotek tersebut (sebagaimana notaris membuat
dibuat, dan akta otentik tidak saja dapat dibuat oleh akta fidusia, akta jaminan resi gudang, akta gadai, akta
notaris (Habib Adjie, 2008:120). Dengan ini jelas borgtocht, dan lainnya), yang kemudian dinamakan
dimungkinkan bahwa akta yang dibuat oleh pejabat dengan SKMH. Keduanya pun mempunyai persamaan
selain notaris juga merupakan akta otentik. dan perbedaan yang menonjol. Dengan melihat dan
Lebih lengkapnya mengenai akta otentik ini juga memahami substansi SKMH dan akta hipotek yang
diungkapkan oleh C.A. Kraan, bahwa akta otentik dibuat oleh P3BK, maka bila dilihat dari substansinya,
mempunyai ciri sebagai berikut: Suatu tulisan, dibuat keduanya sama-sama mencantumkan hal berikut ini:
dengan sengaja dibuat semata-mata untuk dijadikan Pertama, Menerangkan pihak yang berpiutang atau
alat bukti atau suatu bukti dari keadaan sebagaimana kreditor dan berutang atau debitor, adalah bagian awal
disebutkan di dalam tulisan dibuat dan dinyatakan yang mutlak keberadaannya dalam suatu akta karena
oleh pejabat yang berwenang. Tulisan tersebut turut akan menerangkan identitas seperti nama, tempat
ditandatangani oleh atau hanya ditandatangani oleh tanggal lahir, kewarganegaraan, pekerjaan, jabatan,
pejabat bersangkutan saja; Suatu tulisan sampai ada kedudukan, tempat tinggal dari para penghadap dan/
bukti sebaliknya, dianggap berasal dari pejabat yang atau orang yang mereka wakili termasuk keterangan
berwenang; Ketentuan perundang-undangan yang mengenai kedudukan bertindak penghadap, ataupun
harus dipenuhi, ketentuan tersebut mengatur tata untuk memberikan keterangan atas permintaan siapa
cara pembuatannya (sekurangnya memuat ketentuan dibuat akta yang dimaksud; Kedua, Nilai penjaminan
mengenai tanggal, tempat dibuatnya akta suatu tulisan, hipotek, dalam kedua akta dicantumkan nilai dari
nama dan juga kedudukan atau jabatan pejabat yang penjaminan barang yang diikat dengan hipotek, hal
membuatnya data dimana dapat diketahui mengenai ini ditujukan karena seringkali terjadi bahwa nilai
hal-hal tersebut); Seorang pejabat yang diangkat barang jaminan (kapal yang diikat hipotek) berbeda
oleh negara dan mempunyai sifat juga pekerjaan dengan besarnya nilai penjaminannya, yang biasanya

102
Putra, Surat Kuasa Memasang Hipotek ....

nilai penjaminannya lebih rendah dari nilai nilai santunan asuransi bilamana terjadi kerugian atas
sebenarnya barang tersebut; Ketiga, Jenis, deskripsi musnahnya benda yang menjadi objek jaminan yang
dan identitas objek barang jaminan (kapal laut), yang dipertanggungkan dalam klaim asuransi. Apabila pada
uraiannya berupa nama kapal, jumlah, surat ukur, waktu debitor melakukan permohonan kredit obyek
panjang kapal, lebar, dalam, tonas, buatan, tahun, dan jaminan tersebut belum diasuransikan, maka bank
sebagainya; Keempat, Perjanjian kredit yang menjadi harus memberitahukan kepada perusahaan asuransi
pokok perjanjian. Sebagaimana telah diketahui bahwa untuk mencantumkan Banker’s Clause. Maka dengan
perjanjian hipotek ini merupakan perjanjian accesoire adanya hal ini, kerapkali kreditor memperjanjikan
dari perjanjian pokok kredit sebelumnya, maka dari itu Banker’s Clause dengan mana perusahaan asuransi
adalah suatu keharusan untuk dicantumkan perjanjian terikat untuk membayarkan santunan asuransi kepada
induknya tersebut; Kelima, Pernyataan tidak adanya kreditor.
duplikasi jaminan, yang berarti meyakinkan kedua Keempat, Beding Van Niet Zuivering atau janji
belah pihak bahwa kapal laut yang sedang dipasang untuk tidak dibersihkan. Berisi mengenai pemberian
hipotek, tidak sedang dibebani dengan hipotek lain, perlindungan kepada pemegang hipotek untuk tidak
tidak terbebani dan bebas dari sita manapun. melakukan pencoretan hipotek atas barang jaminan
Melihat keduanya, antara SKMH dan akta buatan kredit yang telah dibebani hipotek, yaitu dalam hal
P3BK, tentu ada perbedaan, hal ini terutama karena kapal dijual secara sukarela dengan harga di bawah
seorang notaris mempunyai latar belakang yang sangat nilai hipotek, sedangkan pinjaman belum sepenuhnya
berbeda dengan pembuat akta dari P3BK, seorang terlunasi dengan harga kapal tersebut di atas.
notaris terbentuk dengan ilmu yang dimiliki dan Kelima, Janji pengosongan. Janji pengosongan ini
akan membuat akta dengan menggunakan standard berisi ketentuan bahwa pemilik kapal dengan biaya
dan prinsip-prinsip pembuatan akta yang berlaku sendiri akan mengosongkan kapal yang dijaminkan
dalam standard profesionalitasnya. Inilah dasar yang tersebut jika kreditor memandang perlu untuk menjual
membedakan SKMH dengan akta hipotek hasil dari kapal tersebut dalam rangka penyelesaian kredit.
P3BK tersebut. Sebagai perbedaan keduanya, dalam Keenam, Janji hipotek berlanjut. Merupakan janji
SKMH mencantumkan klausula-klausula atau janji- yang berisi bahwa hipotek berlaku atas hutang yang
janji sebagai berikut: timbul karena perjanjian kredit yang sudah ada beserta
Pertama, Beding van Eigenmachtige Verkoop perubahan dan/atau perpanjangannya maupun hutang
atau janji untuk menjual atas kemauan sendiri. Berisi yang timbul karena perjanjian kredit yang dibuat
suatu janji dimana pemegang hipotek pertama diberi kemudian.
kekuasaan untuk melakukan penjualan di muka umum Ketujuh, Klausula tentang penyimpanan Grosse
atas barang yang dijadikan objek jaminan tanpa harus Akta Pendaftaran Kapal Laut asli. Janji ini berisi
melalui perantara pengadilan, bilamana penerima pernyataan bahwa pemberi hipotek memberi kuasa
kredit (debitor) tidak memenuhi kewajiban dalam dengan hak substitusi pada kreditor untuk menerima
perjanjian kredit. dan menyimpan asli grosse tersebut setelah dilakukan
Kedua, Huur Beding atau disebut janji sewa. Berisi pencatatan dalam Daftar Hipotek pada Daftar Induk
mengenai janji yang menyatakan bahwa pemilik Pendaftaran Kapal sampai kredit yang dijamin dengan
barang yang dijaminkan harus meminta persetujuan hipotek tersebut dinyatakan lunas oleh bank, atau bila
terlebih dahulu kepada kreditor jika akan menyewakan sudah tidak dijadikan sebagai jaminan kredit.
barang jaminan kepada pihak lain. Kedelapan, Klausula perlekatan. Klausula ini
Ketiga, Assurantie Beding atau janji asuransi. berisi pernyataan bahwa hipotek itu meliputi kapal
Berisi mengenai kreditor yang nanti akan menerima dengan segala peralatan (navigasi, elektronik, dan
uang dari hasil pembayaran klaim asuransi untuk lainnya) baik yang sudah ada maupun yang akan
diperhitungkan dengan hutang debitor kepada kreditor ditempatkan atau diletakkan yang menurut sifat dan
jika terjadi resiko kerugian terhadap kapal laut yang peruntukannya merupakan bagian yang tidak terpisah
dibebani hipotek, dan pembayaran premi asuransinya dari kapal tersebut.
tetap menjadi beban penerima kredit (debitor). Disini Kesembilan, Janji tidak mengubah bentuk. Janji
kreditor perlu mencantumkan Banker’s Clause agar ini berisi mengenai pernyataan bahwa jika pemberi
ada kewajiban dari pihak asuransi untuk membayar hipotek akan mengubah tata susunan objek hipotek
langsung ke kreditor. Pengertian Banker’s Clause (yang meliputi keseluruhan objek seperti tambahan
ini adalah suatu klausul yang menyatakan bahwa susunan kabin, dll) diharuskan mendapat persetujuan
kreditor sebagai pihak perjanjian yang menerima tertulis lebih dahulu dari penerima hipotek.

103
PERSPEKTIF
Volume XVII No. 2 Tahun 2012 Edisi Mei

Klausula dan janji-janji tersebut merupakan bagian sendiri. Setelah dibuat SKMH, selanjutnya pejabat
dalam SKMH, dan dibuat secara mendetail, lebih lagi pendaftar cukup mencantumkan ke dalam akta hipotek
juga dicantumkannya saksi dalam SKMH, saksi ini yang dibuatnya, kemudian dianggap apa yang termuat
memiliki peranan penting, yaitu dimaksudkan sebagai dalam SKMH juga termuat dalam akta hipotek yang
pihak luar perjanjian yang ikut serta mengetahui dimaksud. Dalam akta hipotek akan dicantumkan
adanya hubungan hukum yang dibuat oleh para pihak, bahwa dalam pembuatan akta hipotek, perbuatan
sehingga keberadaan akta ini akan menjadi bukti hukum tersebut berasarkan pada akta SKMH, nama
sebagai akta otentik jika dikemudian hari terdapat notaris yang membuatnya, nomor, tanggal, dan nilai
sengketa. Dengan demikian apa yang tertuang dalam hutang yang tercantum dalam perjanjian kredit yang
SKMH tentunya akan dirasakan dapat lebih menjamin dimuat juga dalam SKMH, serta syarat-syarat yang
kepentingan dari para pihak, dan mengakomodasi ditetapkan sendiri oleh kreditor, kemudian terbitlah
keinginan para pihak (debitor dan kreditor). yang dinamakan grosse akta hipotek. Grosse akta
Sedangkan akta hipotek yang dimiliki oleh P3BK berisi dokumen-dokumen termasuk nomor registrasi
hanya berisi hal-hal yang bersifat umum saja, antara SKMH, dan grosse akta tersebut untuk disimpan
lain hanya mencantumkan identitas kapal, jumlah kreditor.
penjaminan, status pendaftaran, lama penjaminan, dan
pernyataan tidak adanya duplikasi penjaminan. Sudah Hipotek sebagai Jaminan Kebendaan
barang tentu hal semacam ini kurang melindungi Hipotek sebagai jaminan kebendaan yaitu jaminan
kepentingan para pihak karena banyaknya celah yang yang objeknya benda milik debitor yang mana diikat
bisa menimbulkan problema hukum dan berbagai secara khusus dan memerlukan pendaftaran, dan
kecurangan dari pihak yang tidak beritikad baik. Hal akan menimbulkan hak kebendaan yang sifatnya
ini tentunya terjadi karena pembuatan dari dokumen mutlak atau zakelijke zekerheidsrechten dan juga
penjaminan hipotek tidak ditugaskan pada orang bersifat memberikan kedudukan preferen kepada para
yang benar-benar berpengetahuan dan mempelajari kreditornya, sehingga hak jaminan kebendaan tersebut
sedalam-dalamnya tentang hal ini yaitu notaris, namun memiliki beberapa keunggulan bila dibandingkan
pembuatan dokumen penjaminan hipotek dilimpahkan dengan hak jaminan lainnya termasuk juga jaminan
kewenangannya kepada P3BK. perorangan. Timbulnya hak kebendaan harus melalui
Inilah fungsi dan peranan SKMH sebagai bagian perjanjian accessoir yaitu suatu perjanjian tambahan
dari proses pembebanan hipotek kapal laut. Agar dari perjanjian awal (induknya), dengan kata lain
akta hipotek lebih mempunyai kekuatan mengikat harus diperjanjikan terlebih dulu mengenai benda
dan juga memberikan kepastian atau perlindungan yang akan dijaminkan secara khusus (Pasal 1132
hukum kepada pemegangnya (terutama kreditor). BW), sebagaimana dikemukakan oleh Sri Soedewi
SKMH lebih sebagai jembatan yang merealisasikan Masjchoen Sofwan, yaitu jaminan yang berupa hak
keinginan debitor dan kreditor yang tidak terpenuhi mutlak atas suatu benda, yang mempunyai ciri-ciri
oleh akta buatan P3BK. SKMH adalah pelengkap akta mempunyai hubungan langsung atas benda tertentu,
pejabat terkait tersebut. Dan SKMH juga kerapkali dapat dipertahankan pada siapa pun, selalu mengikuti
digunakan untuk menghindari tidak hadirnya atau bendanya atau droid de suite dan dapat dialihkan (Sri
sulitnya menghadirkan kembali debitor pada saat Soedewi Masjchoen Sofyan, 1980:46-47).
penandatanganan akta pembebanan hipotek sehingga Hak kebendaan mempunyai asas-asas tersendiri
berdasarkan SKMH tersebut debitor memberikan yang berlaku daripadanya, Sri Soedewi Machsoen
kuasa pada kreditor untuk pemasangan hipoteknya Sofwan menyebutkan bahwa sekurangnya ada 10
pada Pejabat Pendaftar dan Pencatat Balik Nama (sepuluh) asas umum hak kebendaan, antara lain:
Kapal, dengan adanya hal ini dapat lebih menghemat Hukum kebendaan merupan hukum yang bersifat
waktu. Hingga kini, dalam prakteknya, para pihak memaksa; Hak kebendaan dapat dipindahtangankan;
cenderung untuk membuat SKMH terlebih dahulu Individualiteit; Totaliteit; Onsplitsbaarheid atau asas
kepada notaris sebelum dilanjutkan untuk pembuatan tidak dapat dipisahkan; Prioriteit (asas prioritas);
akta hipotek pada P3BK. Hal ini semakin memberi Asas Vermenging atau percampuran; Asas Publicitiet;
makna bahwa akta oleh P3BK dirasa kurang dapat Asas perlakuan yang berbeda atas kebendaan yang
mewakili kepentingan para pihak bilamana tidak bergerak dan juga kebendaan yang tidak bergerak;
didampingi dengan SKMH. Adanya sifat perjanjian dalam setiap pengadaan atau
SKMH berperan sebagai pelengkap akta hipotek pembentukan hak kebendaan (Sri Soedewi Machsoen
yang dibuat oleh P3BK, tentunya tidak dapat berdiri Sofwan, 1975:36-40).

104
Putra, Surat Kuasa Memasang Hipotek ....

Hipotek sebagai hak kebendaan daripada jaminan tersebut dicatatkan dalam daftar hipotek pada daftar
kebendaan juga mewakili asas dasar hak kebendaan induk pendaftaran kapal. Mengenai arti pentingnya
di atas, dijabarkan oleh Gunawan Widjaja bahwa pendaftaran dilakukan bagi jaminan hipotek ini adalah
hipotek memiliki sifat khusus, yaitu: Hipotek bersifat konsekuensi sebagai hak kebendaan, pendaftaran
memaksa atau absolute; Hipotek dapat beralih atau dalam register umum merupakan suatu keharusan.
dipindahtangankan; Hipotek bersifat individualitet; Hal itu semua merupakan kelebihan-kelebihan yang
Hipotek bersifat menyeluruh atau totaliteit; Hipotek melekat pada hak hipotek sebagai hak kebendaan
tidak dapat dipisahkan atau onsplitsbaarheid; Hipotek (Moch. Isnaeni, 1996:179). Sebagai bukti adanya
berjenjang (ada prioritas yang satu atas yang lainnya); jaminan hipotek pada suatu obyek kpal laut, maka
Hipotek wajib untuk diumumkan; Hipotek mengikuti akan diterbitkan grosse akta hipotek. Diungkapkan
bendanya atau droit de suite (Pasal 1136 dan 1198 oleh Rachmadi Usman bahwa pembebanan hipotek
BW); Bersifat mendahulu atau droit de preference tersebut wajib didaftar dalam register umum yang
(Pasal 1132 BW); Hipotek sebagai Jura in re Alinea disediakan untuk itu di tempat kantor pendaftaran
atau yang terbatas (Gunawan Widjaja, 2005:207). yang bersangkutan, yang dilakukan oleh pegawai
Sesuai dengan karakter jaminan kebendaan, maka balik nama (Rahmadi Usman, 2008:266).
kreditor penerima hipotek yang dalam hal ini adalah Pendaftaran hipotek dalam suatu register umum
pemegang hipotek atas kapal laut memiliki kepastian ini diatur dalam Pasal 1179 BW, dan bilamana tidak
hukum serta kedudukan yang cukup aman dan kuat dilakukan, tidak akan mempunyai kekuatan apa pun.
dalam rangka memperoleh kembali akan pelunasan Saat ini, keseluruhan rangkaian proses pembuatan,
piutangnya apabila sewaktu-waktu debitor melakukan pendaftaran, sampai dengan pengeluaran grosse akta
wanprestasi. Kreditor pemegang hipotek atas kapal hipotek kapal laut, semuanya dilakukan oleh instansi
laut memiliki hak kebendaan yang lahir pada saat yang berwenang. Instansi tersebut yang membawahi
didaftar dalam suatu register umum dan mempunyai lingkup pelayaran dan/atau perkapalan, dalam hal ini
ciri-ciri istimewa hipotek, sebagaimana diungkapkan adalah Departemen Perhubungan Direktorat Jendral
oleh Moch. Isnaeni bahwa perjanjian jaminan hipotek Perhubungan Laut atau disebut juga Syah Bandar
yang sering menyertai pemberian fasilitas kredit (Rahmadi Usman, 2008:266).
perbankan, akan melahirkan hak-hak kebendaan bagi Pendaftaran ditujukan juga sebagai pemenuhan
kreditornya. Hak kebendaan ini memiliki ciri-ciri yang asas publisitas, salah satu ciri jaminan hutang modern
tangguh misalnya hak itu dapat ditegakkan terhadap adalah dengan terpenuhinya unsur publisitas. Dengan
siapa pun atau mutlak, ada droit de suite, memiliki maksud semakin terpublikasi jaminan hutang, akan
preferensi, berazas prioritas dan mempunyai prinsip semakin baik sehingga kreditor atau khalayak ramai
spesialitas (Moch. Isnaeni, 1996:179). dapat mengetahuinya atau mempunyai akses untuk
mengetahui informasi-informasi penting di sekitar
Implikasi Janji-janji dalam Perjanjian Hipotek jaminan hutang tersebut.
terhadap Pihak Ketiga Pendaftaran sebagai asas publisitas ini menjadi
Sebagaimana pengikatan hak tanggungan, dalam semakin penting terhadap jaminan-jaminan hutang
hipotek juga dicantumkan klausula-klausula yang yang mana fisik objek jaminannya tidak diserahkan
dapat memperkuat keberadaan daripada penjaminan terhadap kreditor. Oleh karena itu, Rachmadi Usman
hipotek ini seperti janji atau syarat dalam SKMH menambahkan, kewajiban pendaftaran penjaminan
yang telah dijabarkan di atas, antara lain: Beding Van hipotek kepada instansi yang berwenang merupakan
Eigenmactige Verkoop atau janji untuk menjual atas salah satu perwujudan asas publisitas, dan diharapkan
kemauan sendiri; Huur Beding atau janji sewa; Janji agar tidak ada para pihak yang beritikad buruk (baik
Pengosongan; Assurantie Beding atau janji asuransi; debitor maupun kreditor), dengan menghipotekkan
Beding Van Niet Zuivering atau janji tidak dibersihkan; sekali lagi atau bahkan menjual barang objek jaminan
Janji Hipotek Berlanjut atau kredit hipotek; Klausula (Munir Fuady, 2003:30). Terlebih lagi, daftar kapal
Menyimpan Asli Grosse Akta Pendaftaran Kapal; yang ada di kantor pendaftaran kapal itu bersifat
Klausula Perlekatan; Janji Tidak Mengubah Bentuk terbuka atau openbaarheid sehingga setiap orang
Penjaminan hipotek, tentu harus disertai dengan dapat melihat pendaftaran suatu kapal, bahkan dapat
adanya pendaftaran, yaitu harus didaftarkan kepada meminta salinan akta-akta kapal tertentu kepada
instansi yang berwenang dan dicantumkan dalam Pegawai Pendaftar Kapal sehingga apabila seseorang
register umum, setelah akta hipotek tersebut selesai hendak membeli kapal tersebut, atau mempunyai
dibuat dan ditandatangani, maka hipotek kapal laut kepentingan lain, dapat mengetahui hal-hal tentang

105
PERSPEKTIF
Volume XVII No. 2 Tahun 2012 Edisi Mei

kapal tersebut, misalnya apakah terbebani dengan bersangkutan, seperti halnya juga dengan adanya
hipotek, ataukah tidak. kuasa menjual sendiri (yaitu pihak ketiga pun lebih
Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa sesuai waspada akan pembebanan hutang dengan objek
yang disyaratkan oleh Pasal 1179 BW, pendaftaran jaminan yang sama), juga janji perlekatan (dimana ini
hipotek, maupun pendaftaran kapal merupakan salah juga sebagai wujud hipotek tidak dapat dibagi-bagi),
satu aspek yang diharuskan dalam sistem pengaturan atau janji tidak merubah bentuk (pihak pembangun
pelayaran sebagai wujud dari asas publisitas. Asas kapal juga harus tahu bahwa desain kapal selanjutnya
publisitas ini dimaksudkan agar dapat mempunyai harus ada persetujuan dari kreditor), atau juga janji
akibat hukum terhadap pihak ketiga. Perlindungan sewa yang tentu saja pihak ketiga sebagai penyewa
yang timbul dalam hal didaftarkannya perjanjian dianggap tahu bahwa kapal itu dibebani hipotek, dan
hipotek ini berlaku untuk para pihak, yaitu debitor harus dengan persetujuan dari kreditor terlebih dahulu,
dan kreditor, juga kepada pihak ketiga. dan janji asuransi secara otomatis akan merangkul
Tidak hanya keterangan akan status kapal, berat, pihak ketiga yaitu pihak asuransi. Perusahaan asuransi
jenis dan juga dibebaninya kapal akan jaminan hipotek diwajibkan untuk mengikuti aturan-aturan dalam UU
yang melahirkan kewaspadaan dalam membeli atau Pelayaran selain mentaati dan menjalankan kebijakan
membebani dengan hak jaminan hipotek lain dalam yang telah mereka buat sendiri.
suatu kapal yang tentunya karena terteranya janji- Tentu saja adanya implikasi kepada pihak ketiga
janji dalam SKMH yang telah didaftarkan tersebut, atas janji-janji ini tidaklah bertujuan untuk merugikan
hal lain yang juga bertalian dengan implikasi adanya atau menguntungkan pihak ketiga. Bertalian dengan
janji-janji dalam SKMH tersebut adalah membuat hal ini, janji-janji yang tertulis dalam SKMH itu
pihak ketiga lebih waspada karena bila debitor ingkar bertujuan untuk melindungi pihak kreditor, debitor,
janji atau pailit, maka pemegang kreditor hipotek ini juga pihak ketiga, oleh karena itu perwujudannya
mempunyai kuasa untuk menjual sendiri objek hipotek adalah dengan menggunakan asas publisitas yang
tanpa membutuhkan persetujuan dari debitor dan nantinya secara otomatis mengikat juga pihak-pihak di
tidak perlu meminta penetapan pengadilan apabila luar perjanjian, tepatnya pihak-pihak yang mempunyai
akan melakukan eksekusi atas benda jaminan, hal dan ingin mempunyai kepentingan atas objek jaminan
ini dinamakan kuasa menjual, dan diatur dalam Pasal tersebut.
1178 BW, yaitu diperkenankan untuk diperjanjikan Bilamana setelah ada publikasi dan pihak ketiga
sebelumnya antara kreditor dan debitor, bila tidak lalai memperhatikan bahwa adanya register akan kapal
dilunasi hutang, maka dapat mengambil pelunasan yang bersangkutan, maka ia harus memikul sendiri
secara mandiri. resiko akibat kelalaiannya itu (J. Satrio, 1996:245).
Hal lain yang juga merupakan hal utama yang Dengan demikian, janji-janji dalam SKMH yang telah
menjadi keuntungan kreditor akan adanya janji-janji didaftarkan tersebut memiliki kekuatan mengikat
tersebut adalah saat adanya force majeure terhadap terhadap pihak ketiga atau pihak ketiga menjadi terikat
objek jaminan hipotek, dimana sudah pasti kreditor karenanya, dengan konsekuensi wajib menghormati
tersebut tidak lagi mendapatkan preferensinya dalam hak kebendaan yang bersangkutan.
mendapatkan pelunasan hutang, dengan kata lain
bukan lagi menjadi kreditor preferen, namun menjadi PENUTUP
konkuren. Meskipun menjadi kreditor konkuren, Kesimpulan
namun tetap pelunasan hutangnya akan didahulukan Jaminan hipotek kapal laut dilakukan dengan
sebagaimana kreditor preferen, karena adanya janji- menggunakan SKMH terlebih dahulu yang berisi
janji dalam SKMH tersebut yang menjelaskan tentang mengenai janji-janji yang disepakati oleh kreditor
adanya preferensi pelunasan hutang. Dalam bentuk ini dan debitor sebagai perlindungan masing-masing
implikasi janji-janji tersebut mengikat kepada pihak pihak, hal ini karena dirasa akta hipotek yang dibuat
ketiga, agar semakin waspada dan memahami. Bahwa oleh P3BK kurang dapat mewakili dan melindungi
meskipun suatu waktu posisi kreditor hipotek menjadi kepentingan para pihak. Dan dengan adanya asas
konkuren, namun sifat preferensi terhadap pelunasan publisitas yang mana disyaratkan untuk penjaminan
hutangnya masih ada karena janji-janji tersebut. hipotek, janji-janji yang tertera dalam SKMH tersebut
Implikasi terhadap pihak ketiga akan janji-janji akan mengikat pihak ketiga dengan sendirinya dan
dalam SKMH ini terlahir saat adanya pendaftaran, berimplikasi pada pihak ketiga yang mana adalah
dengan adanya asas publisitas maka khalayak menjadi masyarakat, calon kreditor hipotek lain, atau juga
tahu atau dianggap tahu bagaimana status kapal yang perusahaan asuransi. Implikasi ini antara lain sebagai

106
Putra, Surat Kuasa Memasang Hipotek ....

perlindungan bagi pihak ketiga, dan juga para pihak Fuady, Munir, 2003, Jaminan Fiducia, Cetakan Kedua
lain didalam perjanjian jaminan hipotek kapal laut Revisi, Bandung: Citra Aditya Bakti.
tersebut. Isnaeni, Moch., 1996, Hipotek Pesawat Udara di
Indonesia, Surabaya: Dharma Muda.
Rekomendasi Kraan, C.A., 1984, De Authentieke Akte, Arnhem:
Karena kualitas keilmuan dari notaris yang juga Gouda Quint BV.
masih sangat dibutuhkan, dan dengan bukti SKMH Patrianto, Jusuf T., 2009, Kedudukan Akta Otentik
yang mana hanya dapat dibuat oleh notaris, maka dalam Sistem Hukum Pembuktian.
diharapkan agar menjadikan notaris itu berwenang Satrio J., 1996, Hukum Jaminan Hak-Hak Kebendaan,
dalam membuat akta hipotek yang saat ini hanya Bandung: Citra Aditya Bakti.
dapat dibuat oleh P3BK, dengan ini harus ditentukan ________, 2007, Hukum Jaminan, Hak Jaminan
secara khusus mengenai kewenangan notaris sebagai Kebendaan, Bandung: Citra Aditya Bakti.
pejabat umum yang dapat membuat akta hipotek. Soegeng, Wartini, 1988, Pendaftaran Kapal Laut di
Dengan pertimbangan kegiatan bisnis transportasi Indonesia, Bandung: Eresco.
laut juga sedang berkembang saat ini, penyempurnaan Sofwan, Sri Soedewi, 1980, Hukum Jaminan di
aturan dengan adanya peraturan setingkat undang- Indonesia: Pokok-Pokok Hukum Jaminan dan
undang yang khusus mengatur tentang hipotek akan Jaminan Perorangan, Yogyakarta: Liberty Offset.
melahirkan unifikasi hukum tentang lembaga jaminan Usman, Rachmadi, 2008, Hukum Jaminan
hipotek, jadi peraturannya tidak tersebar dan semakin Keperdataan, Jakarta: Sinar Grafika.
mudah dimengerti oleh khalayak. Penyempurnaan Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD).
pada grosse akta tentunya juga dapat menambah Burgerlijk Wetboek (BW).
kekuatan hukum dari keseluruhan dokumen hipotek,
dan dalam grosse tersebut juga harus disalin atau Peraturan Perundang-undangan:
dilampirkan dokumen-dokumen yang ada, terutama Undang-Undang No. 21 Tahun 1992 tentang
untuk pencantuman SKMH kedalam akta hipotek, Perkapalan.
sebaiknya tidak hanya dituliskan nomor registrasinya Undang-Undang No. 30 Tahun 2004 tentang Jabatan
saja. Notaris.
Undang-Undang No. 4 Tahun 1999 tentang Hak
DAFTAR PUSTAKA Tanggungan.
Buku: Undang-Undang No. 17 Tahun 2008 tentang
Adjie, Habib, 2008, Hukum Notaris Indonesia: Tafsir Pelayaran.
Tematik terhadap Undang-Undang No. 30 Tahun
2004 tentang Jabatan Notaris, Bandung: Refika Internet:
Aditama. Supriyono, Hadi, Jenis-Jenis Kapal Niaga, http://
Agoes, Etty R., 1991, Konvensi Hukum Laut 1982 crewagent.plusadvisor.com/ilmu-pelayaran/330-
dan Masalah Pengaturan Hak Lintas Kapal Asing, jenis-jenis-kapal-niaga-di-indonesia (diakses tgl.
Bandung: Abardin. 11/01/2012).

107

Anda mungkin juga menyukai