KARYA ILMIAH
DISUSUN OLEH :
Pemberian Kredit yang dilakukan dengan Jaminan Surat Pernyataan Pengakuan Hak Atas
Tanah (SP3AT) yang dilakukan di Bank Sumsel babel untuk mempermudah debitur dalam
perekonomiannya dengan memperoleh usaha pinjaman Mikro , Namun jaminan tersebut
tidak bisa diikat dengan Hak Tanggungan (HT) karena Surat Tersebut belum terdaftar
dikantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) . berdasarkan latar belakang tersebut ditemukan
permasalahannya dengan tujuan mengetahui bagaimana kekuatan Hukum dalam Pengikatan
Surat Tanah SP3AT sebagai Jaminan? dan Bagaimana Kekuatan Hukum pengikatan dibawah
tangan ?
Metode yang digunakan dalam Penyusunan Karil itu yaitu Normatif dan Emperis. Pendekatan
yang digunakan dalam penulisan ini yaitu pendekatan yuridis (perundang-undangan) ,
Konseptual dan historis. Bahan Hukum yang digunakan adalah Primer dan Sekunder dan
Analisis yang digunakan dalam Karil ini Analisis Kualitatif.
Hasil penelitian Karil ini menunjukan bahwa Surat Pernyataan Pengakuan Hak Atas Tanah
(SP3AT) tidak memiliki kekuatan hukum yang kuat karena surat ini hanya membuktikan
kepemilikannya saja tidak untuk kepastian hak atas tanahnya Karena Kepastian Hak Atas
tanah tersebut harus terdaftar dikantor BPN berdasarkan peraturan UU No 24 Tahun 1997
tentang pendaftaran tanah.
Kata Kunci : Jaminan, agunan, kredit , kekuatan hukum, kepemilikan tanah
BAB I
PENDAHULUAN
Jaminan Kredit dibagi menjadi 4 Jenis yaitu Jaminan lahir karena undang-
undang yaitu Pasal 1131 KUHPerdata, jaminan lahir karena perjanjian, jaminan
kebendaan, jaminan penanggung hutang. .
Salah satu Jaminan yang sering diagunkan ke Bank yaitu Jaminan Kebendaan
seperti Sertifikat Tanah atau Bangunan (Baik itu Hak Milik, Hak Guna Bangunan ,
Hak Guna Usaha , Hak Sewa), Surat Buku Pengendara Kendaraan Bermotor (BPKB),
Surat Pernyataan Pengakuan Hak Atas Tanah (SP3AT) atau sering disebut Surat
Keterangan Tanah yang dikeluarkan oleh desa dan ditandangani oleh Camat. Jaminan
Kebendaan itu sangat penting bagi Pihak Bank karena berupa kepastian para debitur
bahwa benar debitur bersungguh-sungguh dalam melakukan perjanjian kredit ini .
jikapun debitur tidak menepati janjinya dalam perjanjian tersebut dan sudah melewati
batas tempo yang diberikan maka Pihak Bank akan melelang jaminan atau agunan
yang dijaminkan tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut yang menjadikan rumusan masalah yaitu :
1. Bagaimana kekuatan hukum penggunaan Surat Tanah SP3AT sebagai Jaminan
kredit dalam perbankan?
2. Bagaimana Kekuatan Hukum pengikatan dibawah tangan?
BAB II
PEMBAHASAN
a. Bagaimana kekuatan hukum penggunaan Surat Tanah SP3AT sebagai Jaminan kredit
dalam perbankan?
Penyertaan jaminan dalam pemberian kredit diatur di dalam penjelasan Pasal 8
UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan yang menyatakan bahwa…. (baca
penjelasan UU Perbankan Pasal 8)
Istilah jaminan merupakan salah satu cara kreditur (Pihak Bank) untuk
menagih hutang para Debitur dan bukti Pertanggung jawaban para Debitur atas
benda yang dijaminkan. Istilah agunan terdapat dalam Pasal 1 angka 23 Undang-
Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 7
Tahun 1997 tentang Perbankan yaitu agunan adalah “Jaminan tambahan
diserahkan nasabah debitur kepada bank dalam rangka mendapatkan fasilitas
kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah”. pengikatan yang dilakukan
dengan Jaminan Surat Penyataan Pengakuan Hak Atas Tanah (SP3AT)
merupakan kebijakan dari pihak bank masing-masing dan salah satu Bank yang
masih bisa melakukan kredit dengan jaminan Surat Pernyataan Pengakuan Hak
Atas Tanah tersebut adalah Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan dan
Bangka Belitung yang dikenal dengan BANK SUMSEL BABEL. Di Dalam
terdapat klausula khusus mengenai aspek jaminan yang digunkan yaitu terdapat
dalam Pasal menerangkan bahwa (masukan contoh bunyi pasal tapi terkait
penyebutan jaminan di sortir)
Jaminan yang tersebut didalam Pasal tersebut idak dapat diikat dengan Hak
Tanggungan hal mana yang telah diatur dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun
1996 tentang Hak Tanggungan karena tidak melalui proses pendaftaran tanah
atau tidak terdaftar di Badan Pertanahan Nasional (BPN) sebagaimana diatur
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.
Dalam hal kekuatan hukum atau hal pembuktian surat menyurat, Surat
Penyataan Pengakuan Hak Atas Tanah (SP3AT) sebagai tanda bukti hak
kepemilikan tanah tersebut tetapi hanya mengenai surat keterangan penguasaan
objek tanah tersebut dan bukan sebagai alat bukti kepemilikan hak atas tanah
karena dibuat dibawah tangan dan tidak memliki kekuatan hukum yang mengikat
sebagai tanda bukti kepemilikan hak atas tanah tersebut berdasarkan Pasal 16
ayat (1) Undang-undang No. 5 Tahun 1960 tentang Pengaturan Dasar Pokok-
Pokok Agraria bahwa jenis-jenis hak atas tanah dan yang menyatakan hak-hak
atas tanah terdapat dalam Pasal 4 ayat (1) UUPA ialah :
a. Hak Milik
b. Hak Gunan Bangunan
c. Hak Pakai
d. Hak Guna Usaha
e. Hak Sewa
Penggunaan SP3AT sebagai jaminan tidak memenuhi dari sifat-sifat hak
kebendaan yaitu diantaranya :
1. Asas Hak Kebendaa bersifat Sistem tertutup (Coba baca asas system
tertutup dan kaitkan bahwa dalam hukum jaminan Indonesia baik yang
diatur dalam KUH Perdata dan Peraturan Perundang-undangan tentang
jaminan telah secara jelas mengklarifikasikan berbagai lembaga jaminan
yang dapat menjadi sarana bagi kreditur untuk mengikat jaminan.
Diantara lembaga jaminan itu seperti lembaga hak tanggungan dengan
objek jaminan berupa SHM, SHGB dll, Lembaga fidusia dengan objek
jaminan berupa benda-benda bergerak, Lembaga gadai, Lembaga
Hipotek)
2. Droit de suit (coba baca asas droit de suit itu apa dan kaitkan dengan fakta
dilapangan bahwa SP3AT itu mudah sekali untuk di pindahtangankan)
3. Droit de Preference (cob abaca asas droit de preference dan kaitkan
dengan fakta bahwa SP3AT tidak dapat diikat hak tanggungan sehingga
SP3AT tersebut tidak memberikan hak preferensi bagi Bank)
Tambahkan teori bahwa SP3AT tidak memliki nilai yuridis sebagai jaminan
Tetapi kebanyakan masyarakat sekarang ini perlu pikir panjang untuk
membuat Sertifikat Tanah di BPN karena membutuhkan biaya yang tidak sedikit
dan membutuhkan waktu yang cukup lama ,sehingga bagi masyarakat yang
hanya memiliki Surat Penyataan Pengakuan Hak Atas Tanah (SP3AT) itu merasa
sudah lebih dari cukup dengan tanda bukti surat tersebut.
2. Bagaimana Kekuatan Hukum pengikatan Surat Penyataan Pengakuan Hak Atas
Tanah (SP3AT) yang dilakukan dibawah tangan ?
Tetapi bisa juga surat Perjanjian yang dibawah tangan itu bisa saja disangkalkan
berdasarkan Pasal 1876 KUH Perdata :
“Barangsiapa dihadapi dengan suatu tulisan di bawah tangan oleh orang yang
mengajukan tuntutan terhadapnya, wajib mengakui atau memungkiri tanda
tangannya secara tegas, tetapi bagi para ahli warisnya atau orang yang
mendapat hak darinya, cukuplah mereka menerangkan bahwa mereka tidak
mengakui tulisan atau tanda tangan itu sebagai tulisan atau tanda tangan
orang yang mereka wakili.”
Jelaslah bahwa apabila keberadaan, isi atau tandatangan dari suatu perjanjian di
bawah bisa saja dipungki oleh pihak satunya.
Jelaskan aspek-aspek dari kelemahan pengikatan jaminan di bawah tangan :
1. Susah untuk dilelang karena harus mendapat
persetujuan dari Bank
BAB III
KESIMPULAN
Menjamin Surat Penyataan Penguasaan Hak Atas Tanah (SP3AT) ke BANK Sumsel
Babel merupakan bukti jaminan yang akan dipertanggung jawabkan oleh debitur kepada
Kreditur (Pihak Bank) atas perjanjian yang telah disepakati dengan demikian perjanjian ini
tidak akan berlangsung atau batal demi hukum jika salah satu pihak tidak menyepakati Pasal
1320 KUHPerdata. Proses Pengikatan Pemberian Kredit setiap Bank Itu berbeda-beda pada
setiap Bank tergantung kebijakan dari Bank itu sendiri, dan di Bank Sumsel Babel
berdasarkan kebijakannya dalam Pengikatan Kredit menggunakan Jaminan Surat Pernyataan
Pengakuan Hak Atas Tanah akan dilakukan Perjanjian dibawah tangan .
Surat Penyataan Penguasaan Hak Atas Tanah (SP3AT) merupakan kepastian
kepemilikan orang tetapi tidak menjaminkan hak atas tanah tersebut sehingga tindak
memiliki hukum yang kuat karena sesuai ketentuan Pasal 16 ayat (1) Undang-undang No. 5
Tahun 1960 tentang Pengaturan Dasar Pokok-Pokok Agraria jenis-jenis hak atas tanah dan
yang menyatakan hak-hak atas tanah terdapat dalam Pasal 4 ayat (1) UUPA adalah Hak
Milik, Hak Gunan Bangunan,Hak Pakai, Hak Guna Usaha, Hak Sewa.