PENDAHULUAN
oleh perkembangan kebutuhan akan kredit dan pemberian fasilitas kredit ini
semestinya jika pemberi dan penerima kredit serta pihak lain yang terkait
mendapat perlindungan melalui suatu lembaga hak jaminan yang kuat yang dapat
1
2
kembali utang itu macet atau debitur cidera janji, merupakan suatu syarat
a. Yang dapat secara mudah membantu memperoleh kredit itu oleh pihak
yang memerlukan.
(meneruskan) usahanya.
barang jaminan setiap waktu tersedia untuk dieksekusi, yaitu bila perlu dapat
mengatur mengenai lembaga hak jaminan atas hak tanah pada khususnya.
1)
R. Subekti, Jaminan-Jaminan Untuk Pemberian Kredit Menurut Hukum Indonesia, Citra
Aditya Bakti, Bandung, h. 19.
3
atas hak atas tanah yang diberi nama dengan sebutan "Hak Tanggungan",
c. Adapun hak-hak atas tanah yang dapat dibebani dengan hak tanggungan
tersebut adalah hak milik, hak guna usaha, dan hak guna bangunan
Agraria.
(pasal 57).2)
2)
Rachmadi Usman, Pasal-Pasal tentang Hak Tanggungan Atas Tanah, Djambatan, Jakarta,
1999, h.7.
4
beserta benda-benda lain yang yang berkaitan dengan tanah yang disingkat
Salah satu ciri hak tanggungan sebagai lembaga hak jaminan yang kuat
diatur dalam bab V yaitu pasal 20 dan 21 yang memberikan tiga (3) cara
yang dimaksud dalam pasal 14 ayat (2), objek hak tanggungan dijual
kreditur pemegang hak tanggungan dalam hal harus dilakukan eksekusi. Pada
umum, karena dengan cara ini diharapkan dapat diperoleh harga yang paling
piutang yang dijamin dari hasil penjualan objek hak tanggungan. Dalam hal
hasil penjualan itu lebih besar daripada piutang tersebut yang setinggi-tingginya
sebagaimana diatur dalam pasal 20 ayat (3), jika dengan demikian akan
halnya dengan ketentuan hipotik, tidak semua ketentuan hipotik menjadi tidak
berlaku. Salah satu yang terpenting adalah yang ditegaskan dalam ketentuan
Reglement/HIR) dan pasal 258 Reglement Acara Hukum untuk daerah luar
jawa dan madura (Reglement tot Regeling van het Rechtswezen in de Gewesten
bukan karena adanya ketidak pastian mengenai ketentuan hipotik itu sendiri,
tetapi kesulitannya ada pada segi-segi hukum yang berada diluar ketentuan
bahwa hukum merupakan suatu sistem, bagian yang satu berkaitan dengan
bagian yang lain dalam suatu susunan yang logis dan sistematis.3)
dalam pasal 1178 ayat (2) KUHPer yaitu hak dari pemegang hipotik pertama
bahwa eksekusi jaminan hipotik, walaupun ada beding eigen machtige verkoop
dilaksanakan dikantor lelang, tetapi harus terlebih dahulu ada Penetapan Ketua
bertentangan dengan pasa1 224 HIR karena itu akhir-akhir ini kantor lelang tidak
dunia ke II, dimana kreditur dapat menjual lelang hanya berdasarkan ketentuan
224 HIR juga ditemukan beberapa kendala dalam pelaksanaannya, antara lain :
memakan waktu empat (4) - enam (6) bulan sejak diajukan permohonan
5)
Munir Fuady, Hukum Bisnis Teori dan Praktek Buku Kedua, cet. 1, Bandung : Citra Aditya
Bakti, h. 63.
8
eksekusi. Jangka waktu tersebut akan lebih lama apabila ada bantahan dari
penafsiran jumlah hutang tertentu (fixed loan) yang dijadikan sebagai syarat
materiil eksekusi yang berakibat, bila jumlah hutang dianggap tidak pasti
grosse akte hipotik dinyatakan cacat materiil, oleh karena itu daya
ditempuh kreditur melalui gugat perdata biasa. Hampir 30-40% grosse akte
hipotik gagal eksekusinya berdasarkan pasal 224 HIR, atas alasan jumlah
hutang tidak pasti oleh karena dianggap tidak memenuhi pasal 1178 (1)
KUHPer.6)
dicantumkan. Masalah ini timbul setelah keluarnya Surat Edaran (SE) BPN
cenderung tetap berpegang pada pengertian pasal 224 HIR (258 RBG) yang
pasal 224 HIR atas dasar sertipikat hipotik, yang akta hipotiknya tidak
15/1961 adalah tidak sah karena kedudukannya lebih rendah dan karena harus
tangan, eksekusi di bawah tangan tetap harus melalui gugatan dan penetapan
tanggungan ini menjadi sama lamanya dan sama tidak pastinya seperti dalam
7)
Ibid, h. 274.
8)
Hutagalung, Op. Cit., h. 235.
10
kuasa khusus dapat bertindak didalam maupun diluar pengadilan untuk dan atas
menyelesaikan masalah – masalah hukum termasuk kredit macet. Oleh karena itu
maka dalam penulisan skripsi ini penulis mengangkat judul “SUATU TINJAUAN
B. Pokok Masalah
hukum Indonesia ?
Adapun tujuan dan manfaat dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
11
D. Metodologi Penulisan
E. Sistematika Penulisan
yang mana setiap bab terbagi lagi atas beberapa sub-bab yang sebagai berikut :
BAB II : Dalam bab ini berisi tentang tinjauan umum hak tanggungan
BAB III : Dalam bab ini menguraikan tentang pengaturan eksekusi hak
BAB V : Dalam bab ini merupakan bab penutup yang berisikan tentang
1. Pengertian Jaminan
semestinya jika pemberi dan penerima kredit serta pihak lain yang terkait
mendapat perlindungan melalui suatu lembaga jaminan yang kuat, yang dapat
lembaga hukum berupa hak untuk mengambil pelunasan dari suatu perikatan".9)
tentang jaminan di letakkan dalam Pasal 1131 sampai dengan Pasal 1138. Di
dan juga kedudukan semua kreditur atas tagihan yang dipunyai olehnya
9)
Mariam Darus Badrulzaman, Perjanjian Kredit Bank, Alumni, Bandung, 1978, Cet.l, h.4.
13
14
bergerak, baik yang sudah ada maupun yang baru akan ada di
perseorangan.
bergerak maupun yang tidak bergerak, baik yang sudah ada maupun yang
dan prospek usaha dari debitur (condition of economy) atau yang lebih
15
dikenal dengan "the five C's of credit analysis". Demikian ditegaskan dalam
2. Penggolongan Jaminan
diadakan perjanjian antara para pihak. Jaminan ini diatur dalam Pasal-
berikut :
bergerak, baik yang sudah ada maupun yang baru akan ada
perikatan perseorangan.
Para kreditur mempunyai hak yang sama atas jaminan umum, yang
diberikan oleh Pasal 1131 di atas, yaitu atas seluruh harta debitur, tidak ada
seluruh hutangnya maka atas hasil penjualan harta debitur tersebut para
mereka. Dengan kata lain para kreditur mempunyai kesempatan yang sama
kreditur konkuren.
jaminan kebendaan.
a. Jaminan perorangan
(borg) tidak bisa lebih besar atau dengan syarat-syarat yang lebih
10)
R. Subekti, Jaminan-Jaminan Untuk pemberian Kredit Menurut Hukum Indonesia, Citra
Aditya Bakti, Bandung, h.22.
18
hutang tersebut sepenuhnya, dapat dituntut pembagian sama rata dan dalam
tersebut.
b. Jaminan kebendaan
tetapi juga dapat diadakan antara kreditur dengan seorang ketiga yang
barang itu karena kekayaan seorang itu wujudnya beraneka ragam : barang
bergerak, barang tetap (tak bergerak) dan barang tak berwujud (piutang).
yang bersifat kebendaan adalah gadai dan fiducia sebagai atas jaminan atas
11)
Ibid, h.20.
12)
Ibid, h.17.
19
benda bergerak serta hak tanggungan yang merupakan pengganti hipotik dan
sebagai berikut:
a. Hipotik;
b. Creditverband;
f. Fiducia
g. Oogstverband;13)
a. Hipotik
13)
Ibid, h.18.
20
kecuali mengenai hal-hal tentang hak tanggungan yang sudah diatur sendiri
memenuhi syarat-syarat sebagai hak milik, hak guna usaha, hak guna
bangunan. Yang dapat menjadi pemberi hipotik tanah hak milik adalah
Warga Negara Indonesia sedang untuk hak guna usaha dan hak guna
hipotik itu adalah mereka yang memenuhi syarat sabagai subjek hak milik, hak
Ketua Pengadilan Negeri setempat dengan jalan melelang tanah hak yang
(2) KUHPerdata. Hal ini harus dengan tegas diperjanjikan dalam akta
b. Credietverband
Koninklijk Besluit (KB) tanggal 6 Juli 1908 No.50 (S. 1908 No. 542).
sebagaimana diatur dalam S. 1908 No. 542 yang telah diubah dengan S.
dengan hipotik akan tetapi atas hak atas tanah yang sudah ada sebelum
sebagai jaminan ditentukan oleh asal mula hak tersebut, untuk hak atas tanah
14)
Arie s. Hutagalung, op. cit, h. 235.
22
yang berasal dari KUHPerdata dipergunakan hipotik dan untuk yang berasal
keperluannya, ia dapat menjual tanah itu atau kalau ia masih ingin mengharap
tanah itu kepada orang lain dengan menerima sejumlah uang tunai dengan
membayar sejumlah uang tunai yang sama dengan uang yang ia terima
semula.16)
tanahnya sebagai imbalan bahwa ia tidak boleh menuntut supaya tanah itu
ditebus dan barang yang digadaikan tidak bisa secara otomatis menjadi
gadai).17)
15)
Mariam Darus Badrulzaman, Bab-Bab Tentang Credietverband, Gadai dan Fiducia, Citra
Aditya Bakti, Bandung, 1991, Cet. V, h. 27.
16)
Wirjono Prodjodikoro, Hukum Perdata Tentang Hak Atas Benda, Intermasa, Jakarta, 1986,
Cet. V, h. 57.
17)
R. Subekti, Jaminan-Jaminan Untuk Pemberian Kredit Menurut Hukum Indonesia, Citra
Aditya Bakti, Bandung, h.58.
23
suatu pinjaman uang dimana tanah itu tetap dikuasai oleh pemiliknya, yang
lebih dikenal dengan istilah "boreg" yang mempunyai sifat "accessoir" dan
ini oleh undang-undang dianggap sebagai syarat mutlak bagi terbitnya suatu
18)
Ibid, h.60.
24
dilunasi.
KUHPerdata).
ayat 1 KUHPerdata).
pemberi kredit.
f. Fiducia
gadai harus dikuasai oleh kreditur, maka dalam fiducia barang jaminan
debitur tersebut.
g. Oogstverband
1886 Nomor 57) oogstverband adalah suatu jaminan untuk pinjaman uang
yang diberikan atas panenan yang akan diperoleh dari suatu perkebunan
(teh, kopi, dsb) dan dapat dituntut atas panenan tersebut, meskipun
perkebunannya telah beralih kepada pihak ketiga. Atas suatu panenan hanya
dapat berlaku satu oogstverband, kalau ada beberapa maka yang berlaku
26
1886-56).
kreditor-kreditor lain.
27
2. Objek hak tanggungan adalah hak atas tanah yang sesuai Undang-
pemegangnya;
b. Selalu mengikuti objek yang dijaminkan dalam tangan siapa pun objek itu
berada;
berkepentingan;
28
bagi yang berarti bahwa hak tanggungan membebani secara utuh objeknya
dan setiap bagian dari padanya. Pelunasan sebagian hutang yang dijamin,
dibebankan pada beberapa hak atas tanah yang terdiri dari beberapa
dan dapat dinilai secara tersendiri dan pelunasan hutang memang dilakukan
dengan cara angsuran sebesar nilai masing-masing hak atas tanah yang
tersebut. Dengan demikian hak tanggungan akan membebani sisa objek hak
tanggungan untuk sisa hutang yang belum dilunasi. Untuk berlakunya hal
tersebut maka harus diperjanjikan secara tegas dalam APHT. Demikian yang
syarat, yaitu:
bahwa objek hak tanggungan adalah hak milik, hak guna bangunan dan hak
b. Hak atas tanah berikut bangunan, tanaman hasil karya yang ada dan
dikemudian hari akan ada yang merupakan satu kesatuan dengan tanah
19)
Budi Harsono, Hukum Agraria Indonesia Sejarah Pembentukan UUPA, Isi Dan
Pelaksanaannya Jilid I Hukum Tanah Nasional, Edisi Revisi, Cet. 8, Jakarta, Djambatan, 1999, h.
408.
30
c. Hak atas tanah berikut bangunan, tanaman hasil karya yang ada dan
dikemudian hari akan ada, yang merupakan satu kesatuan dengan tanah
Yang dimaksud hak pakai atas tanah negara adalah hak pakai yang
dengan waktu yang terbatas, untuk keperluan pribadi atau usaha. Tidak
termasuk sebagai objek hak tanggungan, hak pakai yang diberikan kepada
jaminannya.
Tanah bekas hak milik adat yang belum bersertifikat dapat pula
Hak tanggungan dapat juga dibebankan pada hak atas tanah berikut
bangunan, tanaman, dan asil karya yang telah ada atau akan ada yang
yang bersangkutan.
atau yang diberi kuasa untuk itu olehnya dengan akta otentik.
pemberi hak tanggungan adalah orang perseorangan atau badan hukum yang
tanggungan dilakukan oleh debitur sendiri tetapi dapat juga dilakukan oleh
pihak lain, jika benda yang dijadikan jaminan bukan milik debitur, dalam
32
hal ini ada pihak ketiga yang menjamin hutang orang lain (debitur) dengan
persil miliknya. Bisa juga debitur dan pihak lain, jika yang dijadikan
jaminan lebih dari satu, masing-masing kepunyaan debitur dan pihak lain.
- Untuk hak guna usaha dan hak guna bangunan adalah warga
berkedudukan di Indonesia.
- Untuk hak pakai sama halnya dengan hak guna usaha dan hak
kewenangan pemberi hak tanggungan itu harus ada dan terbukti benar pada
itu harus juga sudah pada waktu diberikannya hak tanggungan dengan
dengan sertifikat hak atas tanah yamg dijadikan jaminan kalau tanah yang
hak tanggungan dapat dibuktikan dengan alat-alat bukti lainnya misalnya surat
asing, bisa juga badan hukum asing, baik yang berkedudukan di Indonesia
Pemberian Hak Tanggungan (APHT). APHT ini dibuat oleh dan dihadapan
Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) yang berwenang dan ditunjuk untuk
20
Ibid, h. 414.
34
membuat akta pemindahan hak atas tanah dan akta pembuatan hukum
lainnya mengenai hak atas tanah yang terletak di dalam daerah kerjanya.
Bentuk dan isi APHT tersebut telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri
meliputi juga nama dan identitas debitor, kalau pemberi hak tanggungan
bukan debitor;
d. Nilai tanggungan;
yang bersangkutan batal demi hukum karena hal tersebut merupakan syarat
Disamping isi yang bersifat wajib, dalam APHT dapat pula memuat
lain :
21)
Ibid, h. 418.
35
cidera janji;
sebagian dari ganti rugi yang diterima pemberi hak tanggungan atas
umum;
sebagian dari uang asuransi yang diterima pemberi hak tanggungan untuk
apabila debitur cidera janji, dan janji pelaksanaan eksekusi hak tanggungan
langsung oleh petugas PPAT atau dapat dikirim melalui pos tercatat atau
berhalangan hadir, dalam hal ini ia wajib menunjuk pihak lain sebagai
pemberi hak tanggungan dan isinya harus memenuhi syarat sebagai berikut:
batal demi hukum. SKMHT tidak dapat ditarik kembali atau tidak dapat
berakhir oleh sebab apapun juga, kecuali karena kuasa tersebut telah
untuk tanah yang sudah terdaftar wajib diikuti dengan pembuatan APHT
yang belum terdaftar atau sudah terdaftar tetapi belum atas nama pemberi
dibuatnya SKMHT.
Jika tidak diikuti dengan pembuatan APHT dalam waktu yang ditentukan,
Tanah Hak Tanggungan. Tanggal buku tanah hak tanggungan adalah hari
pendaftarannya dan jika hari ketujuh tersebut jatuh pada hari libur, buku tanah
Selain dibuat buku tanah hak tanggungan, juga secara serta merta
dicatat dalam buku tanah hak atas tanah yang menjadi objek hak tanggungan
serta menyalin catatan tersebut pada sertifikat hak atas tanah yang
adanya hak tanggungan. Tata cara pembuatan buku tanah dan sertifikat
hak tanggungan di atas, diatur dalam SE. Menteri Agraria/Kepala BPN nomor
sebagai bukti adanya hak tanggungan, dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah
pasal 14 ayat 3 UUHT terdiri atas salinan buku tanah hak tanggungan dan
tanggungan, sedangkan sertifikat hak atas tanah/hak milik atas satuan rumah
susun yang telah dibubuhi catatan adanya beban hak tanggungan di atas
lain.
piutang dari perusahaan semula kepada perusahaan yang baru dan karena
pewarisan.
beralihnya piutang yang dijamin kreditur yang baru. Kreditur yang baru
dan sertifikat hak tanggungan yang bersangkutan, serta pada buku tanah dan
sertifikat hak atas tanah yang dijadikan jaminan. Tanggal pencatatan pada
buku tanah adalah tanggal hari ke-7 setelah diterimanya secara lengkap
Beralihnya hak tanggungan mulai berlaku bagi pihak ketiga pada hari
Piutang yang dijamin dapat berupa hutang yang sudah ada pada
waktu dibebankan hak tanggungan yang bersangkutan dan dapat pula piutang
belum ada akan tetapi sudah diperjanjikan, misalnya hutang yang timbul
dalam rangka pelaksanaan bank garansi. Bagi sahnya hak tanggungan yang
41
dibebankan, saat yang menentukan bahwa benar ada hutang yang dijamin
janji. Pada saat itu adanya dan berapa jumlah hutang debitur harus dengan
jumlahnya yang pasti baru dapat diketahui kemudian, yaitu Setelah diadakan
yang belum dewasa atau yang berada dibawah pengampuan, yang wajib
kesepakatan sampai sejumlah berapa pagu atau batas jumlah piutang yang
dijamin dengan hak tanggungan itu. Piutang yang sebenarnya bisa kurang bisa
pula kebih besar dari nilai tanggungan yang disepakati, maka yang dijamin
22)
Ibid, h. 406.
42
berasal dari satu hubungan hukum, yaitu suatu perjanjian hutang piutang
tertentu, dapat pula berasal dari beberapa hubungan hukum. Seringkali terjadi
kreditur adalah suatu bank dan suatu badan afiliasi bank yang bersangkutan.
Piutang para kreditur dijamin dengan satu hak tanggungan yang dibebankan
atas tanah yang sama. Bank-bank yang berkaitan dalam pinjaman sindikasi,
hubungan kreditur satu dengan yang lain diatur sendiri oleh mereka dan
menunjuk salah satu kreditur yang akan bertindak atas nama mereka,
tanggungan dan siapa yang akan menerima dan menyimpan sertifikat hak
mempunyai hak untuk menjual objek hak tanggungan atas kekuasaan sendiri
23)
Ibid, h, 407
43
Disamping itu dapat pula ditempuh, bila debitur cidera janji melalui
yang telah memperoleh kekuatan hukum yang tetap. Hal mana dijalankan
melalui tata cara yang sesuai dengan aturan hukum perdata yang terdapat
dalam pasal 224 HIR dan 258 RBG. Demikian diatur dalam pasa1 26
14.
yang berkepentingan;
44
Pengadilan Negeri;
Apabila piutang itu hapus karena pelunasan atau sebab-sebab lain, dengan
tanggungan.
atas, terjadi karena permohonan pembeli hak atas tanah yang dibebani hak
tanggungan tersebut agar hak atas tanah yang dibelinya itu dibersihkan
dari beban hak tanggungan. Pembeli objek hak tanggungan, baik dalam
dalam jual beli sukarela, dapat meminta kepada pemegang hak tanggungan
46
agar benda yang dibelinya itu dibersihkan dari segala beban yang
Apabila objek hak tanggungan dibebani lebih dari satu hak tanggungan dan
itu dilakukan dengan jual beli sukarela (bukan dari pelelangan eksekusi)
dan dalam APHT yang bersangkutan para pihak telah secara tegas
-
objek hak tanggungan tidak akan dibersihkan (pasal 19 ayat 1, 2, 3 dan 4).
kreditur masih tetap ada, tetapi bukan lagi piutang yang dijamin secara
khusus berdasarkan kedudukan istimewa kreditur. Dalam hal hak atas tanah
tanggungan yang bersangkutan tidak menjadi hapus karena hak atas tanah
47
Beda halnya jika hak atas tanah yang bersangkutan diperbaharui karena
hak atas tanah yang semula memang hapus. Bila objeknya semula tetap
dengan melampirkan sertifikat hak tanggungan yang telah diberi catatan oleh
kreditur atau berupa pernyataan tertulis dari kreditur bahwa hak tanggungan
itu sudah lunas, atau karena krediturnya melepaskan hak tanggungan yang
bersangkutan.
Roya Partial
dapat dilakukan dengan cara angsuran yang besarnya sama dengan nilai
masing-masing hak atas tanah yang merupakan bagian dari objek hak
kemudian hak tanggungan itu hanya membebani sisa objek hak tanggungan
24)
Sutan Remy Sjahdeini, Hak Tanggungan Asas-Asas Ketentuan-ketentuan Pokok Dan
Masalah Yang Dihadapi Oleh Perbankan (Suatu Kajian Mengenai Undang-Undang Hak
Tanggungan), Alumni, Bandung, Edisi Kedua, Cet. 1, 1999, h. 23.
BAB III
tanggungan diatur dalam pasa 120 sampai dengan pasal 21 undang-undang nomor 4
tahun 1996.
Pasa120 berbunyi:
Obyek Hak Tanggungan dijual melalui pelelangan umum menurut tata cara
kreditor-kreditor lainnya.
(2) Atas kesepakatan pemberi dan pemegang Hak Tanggungan, Penjualan obyek Hak
48
49
(3) Pelaksanaan penjualan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat
dilakukan setelah lewat 1(satu) bulan sejak diberitahukan secara tertulis oleh
beredar di daerah yang bersangkutan dan/ atau media massa setempat, serta
(4) Setiap janji untuk melaksanakan eksekusi Hak Tanggungan dengan cara yang
bertentangan dengan ketentuan pada ayat satu (1), ayat (2), dan ayat (3) batal
demi hukum.
dimaksud pada ayat satu (1) dapat dihindarkan dengan pelunasan utang yang
dijamin dengan Hak Tanggungna itu beserta biaya-biaya eksekusi yang telah
dikeluarkan.
piutangnya, yaitu:
tanggungan.
A. Parate Eksekusi
persetujuan terlebih dahulu dari pemberi hak tanggungan dan tidak perlu
kredit macet tanpa melalui prosedur beracara di pengadilan yang rumit dan
25)
Ibid, h. 164
51
tidak pasti. Dengan kata lain lembaga ini memberikan cara yang mudah dan
dalam KUHPerdata Bab XXI tentang hipotik, yaitu pasal 1178 ayat (2), yang
menyatakan :
jika bunga yang terutang tidak dibayar, ia secara mutlak akan dikuasakan
Tanggungan maupun pasal 1178 KUHPerdata ayat (2) berbicara tentang menjual
persil jaminan di muka umum, untuk dari hasil penjualan diambil sebagai
kekuasaan sendiri", yang berarti hak untuk menjual objek hak tanggungan di
depan umum dalam hal debitur cidera janji, sudah diberikan oleh undang-
undang sendiri kepada kreditur pemegang hak tanggungan yang pertama atau
52
dengan kata lain hak tersebut diberikan secara demi hukum. Sedangkan dalam
pasal 1178 ayat (2) KUHPerdata berkata tentang "dikuasakan untuk dijual",
yang berarti kewenangan tersebut baru ada dan mengikat apabila diperjanjikan
terlebih dahulu oleh kreditur dan debitur atau pemberi jaminan. Dengan demikian
kewenangan kreditur pemegang hak tanggungan yang pertama, dalam hal debitur
diperoleh dari pemberi hak tanggungan, tetapi sudah dengan sendirinya ada
Namun ketentuan parate eksekusi secara demi hukum yang diatur dalam
didalam pasal 11 ayat (2e) dan dalam blanko formulir akta pemberian hak
tanggungan malah diperjanjikan kuasa lagi dari pemberi hak tanggungan, untuk
karena sebenarnya parate eksekusi ini perlu diperjanjikan atau tidak. Menurut
Prof. Sudargo Gautama pemuatan ketentuan tersebut dakam pasal 11 ayat (2e)
berlebihan karena sebenarnya tidak perlu lagi dibuat janji apabila Undang-
Undang Hak Tanggungan (UUHT) pada pasal 6 telah mengatur parate eksekusi
26)
J Satrio, Hukum Jaminan, Hak Jaminan Kebendaan, Hak Tanggungan Buku I, Citra Aditya
Bakti, Bandung, 2002, cet. II, h. 220.
27)
Ibid, h. 220.
28)
Sudargo Gautama, Komentar Atas UUHT Yang Baru Tahun 1996 No. 4, Internusa, Jakarta,
cet. IV, h. 16.
53
Hal lain yang membingungkan adalah apa yang termuat dalam penjelasan
Luar Jawa dan Madura (Reglement tot Regeling van het Rechtswezen in
Berdasarkan ketentuan pasal 224 HIR dan 258 RBG adalah yang berkaitan
dengan eksekusi grosse akte hipotik dan grosse akte pengakuan hutang yang
harus terlebih dahulu melalui fiat eksekusi atau dengan kata lain melalui proses
pengadilan terlebih dahulu baru dapat dieksekusi, karena penetapan adanya hak-
hak di dalam suatu akta yang demikian, yang telah dibuat dalam bentuk
"Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa". Dalam hal ini
54
berkekuatan tetap.29)
utang kepada bank tersebut dianggap sebagai utang kepada negara, maka tersedia
Tanggungan
Sertipikat hak tanggungan sebagai tanda bukti adanya hak tanggungan dan
telah memperoleh kekuatan hukum tetap dan berlaku sebagai pengganti grosse
29)
Munir Fuady, Op. Cit., h. 61.
30)
Ibid, h. 61.
55
ada pada mulai berlakunya undang-undang ini, berlaku terhadap eksekusi hak
ada dalam pasal tersebut adalah ketentuan yang diatur dalam pasal 224 HIR dan
Grosse dari akta hipotek dan surat utang yang dibuat dihadapan notaris di
hakim. Jika tidak dengan jalan damai, maka surat demikian dijalankan
dalam daerah hukumnya tempat diam atau tempat tinggal debitur itu
sudah diizinkan dengan keputusan hakim. Jika keputusan hakim itu harus
maka haruslah dituruti peraturan pasal 195 ayat (2) dan seterusnya.31)
31)
Wahab Daud, H.LR. Hukum Acara Perdata, Pusbakum, Jakarta, 1999, cet. Kedua, h. 64.
56
Didalam pasal 224 HIR mengatur dua bentuk grosse akta yang terdiri
dari grosse akta hipotik dan grosse akta pengakuan hutang yang masing-masing
berdiri sendiri dan tidak boleh dicampur aduk atau saling bertindih dalam satu
objek hutang yang sama. Yang diperkenankan hukum ialah memilih salah satu dari
bentuk tersebut. Kalau sudah jatuh pilihan kepada bentuk grosse akta pengakuan
hutang, perjanjian kredit yang bersangkutan tidak boleh lagi ditimpali dengan
bentuk perjanjiari hipotik atau sebaliknya kalau bentuknya telah mereka pilih
akta tersebut adalah grosse akta yang demikian dianggap mengandung cacat
Berdasarkan ketentuan pasal 224 HIR dan pasal 258 RBG di atas, grosse
akta hipotik dan grosse akta pengakuan hutang (yang bertitel "Demi Keadilan Ke-
dengan putusan hakim yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap.
Dalam prakteknya saat ini, seperti yang telah dikemukan dalam Bab I
32)
Yahya Harahap, Ruang Lingkup Permasalahan Eksekusi Bidang Perdata, PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 1993, cet. Keempat, h. 199-210.
57
sesuai dengan ketentuan pasal 224 HIR dan 258 RBG, sedangkan menurut badan
sistem pendaftaran akta, surat tanda bukti adanya hak-hak tersebut adalah grosse
tanda bukti adanya hak-hak atas tanah dan hak tanggungan, baik yang
diperhatikan adalah bahwa grosse akta hipotik berfungsi sebagai surat tanda bukti
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dan berlaku sebagai
pengganti grosse akta hipotik sepanjang mengenai hak atas tanah. Dengan
hak tanggungan yang demikian tidak usah bersusah payah dalam menjalankan
tanggungan tersebut karena dengan berdasarkan pada pasal 224 HIR, yaitu
objek hak tanggungan terletak atau menurut tempat kedudukan yang dipilih
tersebut ditegur lebih dahulu dengan patut untuk memenuhi kewajiban hukumnya
seperti apa yang tercantum dalam sertipikat hak tanggungan. Dan apabila
setelah ditegur dengan patut oleh pengadilan negeri ternyata debitur masih
tersebut tidak dapat dibebani, diasingkan atau dipindahkan kepada orang lain,
selanjutnya bila debitur masih tetap tidak mau melunasi utangnya, terhadap objek
59
tersebut kemudian eksekusi dengan melalui kantor lelang negara, dimana hasil
Dengan demikian eksekusi ini dilaksanakan oleh kantor lelang setelah ada
gugatan biasa. Kreditur tidak perlu lagi melakukan proses gugatan di pengadilan
yang memerlukan waktu yang lama dan keputusan yang tidak pasti.
umum, karena dengan cara ini diharapkan dapat diperoleh harga yang paling
pasal 20 ayat (1). Dalam keadaan tertentu apabila melalui pelelangan umum
tangan, sepanjang hal tersebut disepakati oleh pemberi dan pemegang hak
33)
Suprayitno, Permasalahan Grosse Akta Dalam Pasa1224 HIR, September, 1980, h. 458.
60
lewat waktu 1 (satu) bulan sejak diberitahukan secara tertulis oleh pemberi
massa lainnya, misalnya radio, televisi atau melalui kedua cara tersebut.
Jangkauan surat kabar dan atau media massa lainnya itu harus meliputi tempat
letak objek hak tanggungan yang bersangkutan. Yang dimaksud dengan tanggal
dimaksud dalam ayat ini, jangka waktu 1 (satu) bulan terhitung sejak tanggal
ketiga dan kreditur-kreditur lain dari pemberi hak tanggungan. Terdapat perbedaan
Hak Tanggungan dan menjual objek hak tanggungan di bawah tangan, sebagai
berikut :
berdasarkan janji untuk menjual objek hak tanggungan atas kekuasaan sendiri
tersebut terletak.34) Pendapat yang sama dikemukan pula oleh responden dari
berdasarkan kuasa untuk menjual atas kekuasaan sendiri, dan penjualan objek
hak tanggungan di bawah tangan untuk memperoleh harga yang tinggi bukan
34)
Retnowulan Sutantio, Eksekusi Hak Tanggungan, Makalah Disampaikan Pada Seminar
Persiapan Pelaksanaan Hak Tanggungan di Lingkungan Perankan, FH-USU, 24-26 Maret 1997.
62
pengertian eksekusi yang selama ini dipakai harus melalui prosedur mulai
dalam pasal 196 HIR. Dan pengertian eksekusi yang terdapat dalam pasa120
acara perdata.
baik melalui pelelangan umum ataupun di bawah tangan yang diatur dalam
pasal 20, dalam hal debitur cidera janji atau tidak dapat memenuhi kewajibannya,
tanggungan. Hal tersebut secara tegas juga dinyatakan dalam ayat (4), bahwa "
setiap janji untuk melaksanakan eksekusi hak tanggungan dengan cara yang
bertentangan dengan ketentuan pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) batal demi
hukum". Beliau juga memberikan pengertian eksekusi yang diatur dalam pasal
mengambil seluruh atau sebagian dari hasilnya untuk pelunasan piutangnya yang
dijamin dengan hak tanggungan tersebut, dengan hak mendahulu dari pada
Apabila pemberi hak tanggungan atau debitur (dalam hal debitur bukan
lelang) atas objek hak tanggungan tersebut, hal itu hanya dapat dilakukan
dijamin dengan hak tanggungan itu beserta biaya-biaya eksekusi yang telah
lelang dikeluarkan tetapi setiap saat dapat dilakukan pelunasan utang dan biaya
eksekusi sebelum dilakukan lelang. Dalam hal tersebut lelang harus dibatalkan, 35)
sekali adalah anak kalimat " Sampai saat pengumuman lelang dikeluarkan ...".
Jadi seandainya pelelangan baru diumumkan satu kali, temyata debitur mampu
membayar utangnya beserta biaya - biaya perkara dan biaya eksekusi, namun
keadilan?. Oleh karena itu menurutnya pasal 20 ayat (5) Undang-undang Hak
35)
Sudargo Gautama, Op. Cit., h. 112.
64
utangnya termasuk biaya perkara dan biaya eksekusi, maka pelelangan akan di
batalkan.36)
undang Hak Tanggungan. Dengan demikian objek hak tanggungan tidak akan
disatukan dengan harta kepailitan untuk di bagi kepada kreditur-kreditur lain dari
kreditur lain.37)
36)
Refiowulan Sutantio, Penelitian Tentang Perlindungan Hukum Eksekusi Jaminan Kredit,
BPHN, 1999, h. 18.
37)
Sutan Remy Sjahdeini, Op. Cit., h. 162.
BAB IV
PELAKSANAAN EKSEKUSI
HAK TANGGUNGAN DALAM PRAKTEK
cidera janji atau wanprestasi, maka eksekusi merupakan upaya akhir yang dapat
ditempuh bila debitur cidera janji atau tidak memenuhi kewajibannya sebagaimana
diperjanjikan. Jalur eksekusi akan ditempuh bila berbagai pendekatan non eksekusi,
dapat berjalan cepat, sederhana, mudah dan pasti serta memberikan hasil
memakan waktu, tenaga dan biaya yang besar dan menimbulkan ketidakpastian.
tanggal 30 Januari 1986, pasal 1178 ayat (2) KUHPerdata menjadi kehilangan
65
66
terlebih dahulu harus ada penetapan ketua pengadilan negeri. Sehingga kreditur
khususnya kalangan perbankan dalam mengatasi kredit macet tidak lagi berani
selama ini diperbuat oleh mahkamah agung dan mengharapkan agar kreditur
khususnya kalangan perbankan tidak ragu lagi dalam menggunakan lembaga ini
38)
Adi Sulistiyono, Op. Cit., h. 14.
67
kreditur-kreditur lain.
pada waktu yang akan datang mengacu pada Undang-undang No. 4 Tahun 1996,
sukarela bukan lelang eksekusi sebagaimana diatur dalam S.E. No. 23/PN/
Tanggungan.
tersebut, sesuai dengan yang termuat dalam pasal 2 S.E. No. 23/PN/2000,
pertama.
tanggungan.
peringatan
kantor lelang negara. Hal mana merupakan tahap pertama dari prosedur lelang.
Kantor lelang dalam hal ini tidak boleh menolak permohonan lelang yang
dilaksanakan dalam wilayah kerja kantor lelang tempat barang berada. Demikian
disebutkan dalam pasal 2 ayat (1) dan (2) serta pasal (3) Keputusan Menteri
dilakukan oleh penjual melalui surat kabar harian, selebaran atau tempelan yang
mudah dibaca oleh umum atau melalui media elektronik berupa televisi atau
internet di wilayah kerja kantor lelang tempat barang akan dijual. Kantor
dibaca oleh umum, dan atau media elektronik. Namun demikian apabila
lelang negara (KLN). Uang lelang di sini adalah uang yang disetor terlebih
dahulu sebagai syarat sahnya menjadi peserta lelang yang dipersyaratkan adanya
uang jaminan.
limit adalah nilai minimal yang ditetapkan oleh penjual untuk dicapai dalam suatu
Dalam hal nilai limit tidak tercapai atau tidak ada peminat atau pembeli
maka lelang akan ditunda untuk diulang pada kesempatan berikutnya yang
39)
Indonesia, Keputusan Menteri Keuangan No. 337/KMK O1/2000, Pasal 14.
71
lelang, bea lelang, dan uang miskin dan pungutan lainnya yang diatur
Terhadap penjual lelang dikenakan pula bea lelang sebesar 1,5% (satu
setengah persen) dari harga lelang untuk barang yang tidak bergerak dan untuk
atas pelelang pabrik dan mesin-mesin yang melekat menjadi satu-kesatuan. Selain
itu penjual juga dikenakan bea lelang ditahan, yang besarnya 0,375% (tiga ratus
tujuh puluh lima perseribu persen) dari penawaran yang tertinggi. 40) Ketentuan di
Disamping itu untuk barang berupa tanah atau tanah dan bangunan
dalam hal barang tersebut milik perseorangan maka pajak penghasilan (PPH)
hanya akan dikenakan apabila tanggungan hasil lelangnya pada saat itu berjumlah
60 juta atau lebih. Dalam hal barang tersebut milik badan maka pajak
batas).
Dengan demikian akibat tidak tercapainya nilai limit, kreditur tidak saja
kehilangan waktu namun juga biaya yang tidak sedikit disamping biaya iklan
Indonesia, Keputusan Menteri Keuangan No. 337/KMK 01/2000, Pasa1 35 jo Pasa128 dan
40)
Pasa129.
72
Pembayaran uang hasil lelang dilakukan secara tunai atau dengan cek atau
giro kepada penjual. Dalam hal penjual lelang adalah instansi pemerintah atau
Sebagai tahap akhir dari prosedur lelang, kantor lelang negara (KLN)
negara (KLN) juga memberikan petikan risalah lelang sebagai bukti untuk balik
Untuk penyelesaian kredit macet pada bank pemerintah atau bank BUMN
Piutang Negara (PUPN) atau Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara
piutang yang adanya dan besanya telah pasti menurut hukum akan tetapi
dikeluarkan oleh negara atau badan-badan negara apakah kredit itu benar-
panitia urusan piutang negara dalam menyelesaikan piutang negara mulai dari
pelelangan dilakukan oleh badan urusan piutang dan lelang negara melalui
Pengurusan Piutang Negara (KP3N) dan Kantor Lelang Negara (KLN). Dengan
kata lain dapat dikatakan bahwa BUPLN merupakan perpanjangan tangan dari
PUPN. Dasar hukum pelaksanaan BUPLN ini adalah Keputusan Presiden No.
74
Organisasi dan Tata Kerja Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara.
Piutang negara yang diserahkan pada panitia urusan piutang negara adalah
kredit yang oleh bank sendiri sudah tidak dapat diusahakan lagi
dilakukan oleh semua bank baik bank pemerintah maupun bank swasta.
Setelah tahap ini tidak juga dapat diselesaikan, maka pada bank
penyerahan kredit macet beserta semua data-data atau dokumen dan hal-hal
lain yang bertalian dengan perikatan yang menyebabkan adanya kredit macet
piutang.
jumlah piutang dengan rincian hutang pokok, bunga, beban-beban dan atau
e. Daftar dan dokumen barang jaminan serta pengikatannya dalam hal piutang
pengurusan piutang negara (SP3N). Barulah pada tahap ini hak sepenuhnya
titel eksekutorial yang terdapat dalam sertipikat hak tanggungan maupun lembaga
debitur cidera janji tidak dapat dilaksanakan atau dengan kata lain
lama 12 (dua belas) bulan. Demikian disebutkan dalam pasal 13 ayat (1), (2),
Piutang Negara.
77
bersama (PB) tanpa yang alasan yang sah, PUPN/BUPLN menetapkan jumlah
yang ditetapkan dalam pernyataan bersama (PB), setelah terlebih dahulu diberi
pernyataan bersama (PB) yang hanya berisi pengakuan hutang, lalu surat
ditandatangani.
tersebut dilaksanakan oleh juru sita piutang negara dengan disaksikan oleh 2 (dua)
orang saksi dan dituangkan dalam Berita Acara Penyitaan serta diumumkan.
Dalam hal apa yang ditetapkan dalam berita acara penyitaan tidak
penjualan lelang melalui kantor lelang dengan terlebih dahulu diumumkan dalam
Salah satu ciri hak tanggungan sebagai lembaga hak jaminan yang kuat
yang berlaku.
kata lain, hak negara lebih utama dari kreditur pemegang hak tanggungan.41)
41)
Sutan Remy Sjahdeini, Beberapa Permasalahan UUHT Bagi Perbankan, Makalah Disampaikan
Dalam Seminar Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-benda yang Berkaitan dengan Tanah, Bandung.
1999, h. 137.
79
dengan piutang negara, hanya terbatas yang berupa pajak saja. Namun saat ini
dalam prakteknya yang digunakan adalah pendapat yang dikemukan oleh ketua
BUPLN Adolf Warouw dalam rapat antara BUPLN dengan direksi bank-bank
Tanggungan itu tidak hanya terbatas berupa pajak saja, tetapi juga termasuk
tanggungan tersebut dari pada bank-bank swasta sekalipun telah dijamin dengan
hak tanggungan.
Menurut Sutan Remy Sjahdeini 43), sangat tidak adil bagi kreditur
pemegang hak tanggungan yang bukan BUMN atau instansi pemerintah, oleh
42)
lbid, h. 137
43)
Ibid, h. 138
80
negara di sini, menurutnya haruslah hanya berupa pajak yang terhutang oleh
debitur atau oleh pemberi hak tanggungan yang bukan debitur sendiri dan biaya
pelelangan yang harus dibayarkan kepada kantor lelang negara dalam rangka
eksekusi hak tanggungan itu. Tidak seyogianya diberi yang terlalu luas.
pelelangan umum. Demikian disebutkan dalam penjelasan pasal 20 ayat (1) alinea
ayat (2) beserta penjelasannya asalkan hak tersebut disepakati oleh pemberi dan
piutang negara selain melalui lelang. Penjualan ini hanya dapat dikabulkan oleh
hutang/penjamin hutang.
Penjualan di luar lelang ini berpedoman pada nilai pasar yang wajar dari
laporan hasil penilaian penilai intern atau penilai ekstern. Dalam hal nilai pasar
disebutkan dalam pasa1 31 ayat (2), (3), dan (4) Keputusan Menteri Keuangan
No.333/KMK.O1/2000.
penjualan di luar lelang ini tidak diumumkan dimana dalam Undang-undang Hak
Tanggungan hal ini menjadi salah satu syarat mutlak yang harus dipenuhi
demikian penjualan lelang ini dapat dikatakan tidak memenuhi azas publisitas,
tersebut. Hal ini dapat berakibat timbulnya kerugian pihak-pihak lain yang
lainnya.
Berdasarkan pasal 224 HIR dan 258 RBG urutan tindakan atau tahapan-
1. Tahapan Permohonan
memanggil debitur sekali lagi dan dalam waktu yang sama bila tidak juga
dilanjutkan.
3. Mengajukan bantahan
kreditur dalam waktu 3-4 hari setelah penyitaan. Apabila tidak ada
3. Tahap Pelelangan
dalam surat kabar yang dilaksanakan 2 (dua) kali dengan antara waktu
15 (lima belas) hari, yang biasanya diurus oleh panitera pengadilan yang
bersangkutan.
f. Dalam waktu kurang lebih satu setengah bulan sejak lelang dilaksanakan,
dimana irah-irah tersebut harus diletakkan, pada akta hipotik ataukah pada
sertipikat hipotik. Hal mana sangat tidak menguntungkan bagi pihak kreditur.
jumlah hutang yang ada tidak sesuai dengan catatan debitur. Sebagaimana
disyaratkan bahwa untuk dapat dieksekusi berdasarkan pasal 224 HIR harus
86
dipenuhi syarat materiil eksekusi yaitu jumlah hutang yang pasti besarnya
kali jaminan tersebut terdaftar atas nama istri atau suami debitur dan
pernah setuju menggunakan tanah atau rumah tersebut sebagai jaminan. Dapat
bukan istri atau suami yang sah yamg dibuktikan denagan adanya surat nikah.
dengan kompetensi relatif dari pengadilan. Dalam hal ini pengadilan yang
adanya banding, kasasi dan peninjauan kambali oleh pihak yang merasa
tidak puas dengan keputusan tersebut. Hal ini tentunya akan membuat
kreditur kehilangan banyak waktu yang semula dapat ditempuh hanya dalam
mengeluarkan sejumlah dana yang cukup besar untuk biaya pengacara dan
biaya lainnya.
87
hak tanggungan masih pula ditemui kendala yang sama yang ada dalam
rangka eksekusi hipotik dimana hamper 30-40% grosse akta hipotik gagal
eksekusinya berdasarkan pasal 224 HIR atas alasan jumlah hutang yang
tidak pasti oleh karena tidak memenuhi ketentuan pasal 1176 ayat (1)
KUHPerdata.
disebabkan oleh pihak-pihak yang bersangkutan dalam eksekusi ini, antara lain:
Dari kreditur
pengadilan negeri
Dari pengadilan
a. Ditunda ketua pengadilan negeri dengan alasan: plafon tidak tercapai, ada
MARI
Dari debitur
a. Gugat menggugat
88
b. Bantah membantah
menentukan harga lelang minimal. Bila harga lelang minimal tersebut tidak
tercapai atau dengan kata lain tidak ada peminat atau pembeli, maka lelang
ikalan, ongkos lelang dan sebagainya. Dengan demikian kreditur tidak saja
objek hak tanggungan telah disita terlebih dahulu oleh pihak ketiga dalam
perkara lain dengan sita jaminan, hal mana menyebabkan proses eksekusi
dengan alasan objek tersebut sedang berada dalam keadaan tersita atas nama
pihak ketiga.
melalui asas vergelijkende beslag (sita persamaan) pasal 463 Rv, yang
ketentuan:
disita lagi pada waktu yang sama atas permintaan atau untuk
2. Juga barang yang sedang diagunkan kepada orang lain, tidak boleh
a. Jadi sita di atas barang yang diagunkan tidak boleh disita oleh
b. Berupa catatan dalam "berita acara sita" yang berisi barang yang
hendak disita sedang berada dalam status sita atau status barang
tanggungan pertama.
tersebut akan selalu menerima objek hak tanggungan dalam keadaan bersih
(bebas dari beban) meskipun ada dipasang janji untuk tidak dibersihkan.
90
terbayar itu, akan berubah menjadi tagihan yang tidak dijamin dengan hak
tanggungan dan menjadi tagihan konkuren. Dan dalam hal pihak tereksekusi
permohonan eksekusi pengosongan melalui pasal 200 ayat (11) HIR, tidak
perlu mengajukan gugatan hanya dalam hal penghuni objek hak tanggungan
maka pembeli lelang harus menunggu sampai hak sewa penghuni tersebut
habis.
debitur maupun pihak tereksekusi lainnya masih tetap bertahan di tanah dan
bangunan yang sebetulnya sudah tidak dihakinya lagi. Untuk itu kreditur
PENUTUP
A . K es im p u la n
eksekusi antara yang dimaksud dalam pasal 196 HIR dengan yang dimaksud
dibenarkan melalui parate eksekusi maupun fiat eksekusi pengadilan negeri akan
(bantahan) dari pihak ketiga atau oleh debitur sendiri dengan mengemukakan
keberatan atas penetapan jumlah utang yang dibuat oleh kreditur. Dalam
mempunyai kekuatan hukum tetap dengan segala resiko adanya banding, kasasi
91
92
pelaksanaan eksekusi bagi kreditur bila ternyata debitur cidera janji sebagaimana
Tanggungan.
tanggungan.
Esa”.
B. Saran
1) Perlu adanya persepsi yang sama mengenai pengertian eksekusi guna kepastian
hukum. Untuk itu perlu adanya kajian untuk menyamakan persepsi mengenai
penegertian eksekusi dalam pasal 196 HIR dan Undang-undang Hak Tanggungan
misi eksekusi hak tanggungan yaitu cepat, sederhana dan mudah serta
melalukan penelitian secara cermat dan teliti terhadap objek jaminan dan baru
apabila benar-benar milik debitur atau pemberi hutang baru kredit diberikan
serta membuat perhitungan yang cermat, tepat dan dapat dimengerti mengenai
jumlah pinjaman yang disertai dengan bukti-bukti hal ini dilakukan untuk
debiturnya, karena debitur yang berniat jelek akan mengulur-ulur waktu dan
bersedia melalukan apa saja dengan tujuan menghindari tanggung jawab atas
utangnya.
94
DAFTAR PUSTAKA
Daud, Wahab, H.I.R. Hukum Acara Perdata, Cet ke-2, Pusbakum, Jakarta, 1999.
Fuady, Munir, Hukum Bisnis Teori dan Praktek Buku Kedua, Cet ke-1, Bandung,
Citra Aditya Bakti.
Gautama, Sudargo, Komentar Atas UUHT Yang Baru tahun 1996 No.4, Cet ke-IV,
Internusa, Jakarta, 1996.
Harsono, Budi, Hukum Agraria Indonesia Sejarah Pembentukan UUPA, Isi dan
Pelaksanaannya Mid I Hukum Tanah Nasional, Edisi Revisi, Cet ke-8,
Djambatan, Jakarta, 1999.
Hutagalung, Arie S, Serba Aneka Masalah Tanah Dalam Kegiatan Ekonomi (Suatu
Kumpulan Karangan), Cet ke-1, Jakarta, Fakultas Hukum Universitas
Indonesia, 1999.
Prodjodikoro, Wirjono, Hukum Perdata Tentang Hak Atas Benda, Intermasa, Cet ke-
V, Jakarta, 1986.
Suprayitno, Permasalahan Grosse Akta Dalam Pasal 224 HIR, September, 1980
Perundang-undang
Undang-undang No. 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta
BendaBenda Yang Berkaitan dengan Tanah.