Anda di halaman 1dari 39

UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN

1999
TENTANG JAMINAN FIDUSIA
FIDUSIA DALAM
YURISPRUDENSI
 KASUS ANTARA N.V.HEINEKEN
BIERBROUWERRY MAATSCHAPPIJ
DENGAN BOS PEMILIK WARUNG KOPI DI
SNEEK (BELANDA)
 KASUS BATTAFSCHE PETROLEUM
MAATSCHAPPIJ (BPM) DENGAN PEDRO
CLIGNETT (INDONESIA)
JAMINAN FIDUSIA

ANDI SEORANG PENGUSAHA KONVEKSI PAKAIAN


JADI MEMBUTUHKAN DANA TAMBAHAN, AKAN
TETAPI TIDAK MEMILIKI JAMINAN KEBENDAAN
SEPERTI HAK ATAS TANAH, YANG DIMILIKI
ADALAH MESIN JAHIT DAN MESIN OBRAS YANG
MENDUKUNG KEGIATAN USAHANYA
LEMBAGA JAMINAN APA YANG TEPAT
MEMBEBANINYA ? GADAI ATAU HIPOTEK?
KALAU LEMBAGA GADAI TERBENTUR
DENGAN ASAS INBEZITSTELLING (PASAL
1152 (1) BW, KARENA BENDA JAMINAN
HARUS BERADA DI TANGAN KREDITOR
ATAU PIHAK KETIGA, PADAHAL MESIN JAHIT
DAN MESIN OBRAS DIPERGUNAKAN
SEBAGAI USAHA
LEMBAGA JAMINAN APA YANG
TEPAT? GADAI ATAU HIPOTEK?
KALAU HIPOTEK JELAS TIDAK TEPAT
KARENA JAMINAN HIPOTEK OBJEKNYA
ADALAH BENDA TIDAK BERGERAK,
SEDANGKAN MESIN JAHIT DAN MESIN OBRAS
ADALAH BENDA BERGERAK.
Barang bergerak tidak dapat dibebani hipotek Pasal

1167 BW.
APAKAH TERJADI PERALIHAN KEPEMILIKAN
PADA JAMINAN FIDUSIA???
PASAL 1.1. UUJF

• FIDUSIA ADALAH PENGALIHAN HAK


KEPEMILIKAN SUATU BENDA ATAS DASAR
KEPERCAYAAN DENGAN KETENTUAN BAHWA
BENDA YANG HAK KEPEMILIKANNYA
DIALIHKAN TERSEBUT TETAP DALAM
PENGUASAAN PEMILIK BENDA
Pasal 34 UUJF
1. Dalam hal hasil eksekusi melebihi
nilai penjaminan, penerima fidusia
wajib mengembalikan kelebihan
tersebut kepada pemberi fidusia
2. Apabila hasil eksekusi tidak
mencukupi untuk pelunasan utang
debitor tetap bertanggung jawab atas
utang yang belum terbayar
PASAL 1.2 UUJF
Jaminan Fidusia adalah hak jaminan atas benda
bergerak baik yang berwujud maupun yang tidak
bewujud dan benda tidak bergerak khususnya Bangunan
yang tidak dapat dibebani hak tanggungan sebagaimana
dimaksud dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996
tentang Hak Tanggungan yang tetap berada dalam
penguasaan Pemberi Fidusia, sebagai agunan bagi
pelunasan uang tertentu, yang memberikan kedudukan
yang diutamakan kepada Penerima Fidusia terhadap
kreditor lainnya.
Lihat Pasal 17 dan Penjelasannya
MAKNA PASAL 1.1 UUJF
1. Putusan Mahkamah Konstitusi Republik
Indonesia Nomor: 021/PUU-III/2005
tertanggal 1 Maret 2006 atas uji materil
yang diajukan oleh PT. Astra Sedaya
Finance tentang Pasal 78 ayat (15) UU
Kehutanan
2. Putusan Nomor: 18/Pdt.G/2015/PN Ktp,
Putusan Nomor 67/PDT/2016/PT.PTK,
Putusannya Nomor 1046 K/Pdt/2017
--------------------------------------------- Pasal 1--------------------------------------
Dengan ditandatanganinya akta ini, Obyek Jaminan Fidusia beralih hak
kepemilikannya atas dasar kepercayaan kepada penerima fidusia,
namun Obyek Jaminan Fidusia tersebut tetap berada pada dan dalam
kekuasaan Pemberi Fidusia selaku peminjam Pakai. Untuk surat-surat
bukti hak milik atas obyek jaminan fidusia serta surat-surat lain yang
bersangkutan diserahkan kepada penerima
fidusia.--------------------------------------------------------------------------
JAMINAN FIDUSIA = HAK
KEBENDAAN
ASAS DROIT DE PASAL 1.2 UUJF
PREFERENCE
ASAS PRIORITAS PASAL 17, PASAL 27
DAN PASAL 28
UUJF ????
ASAS DROIT DE PASAL 20 UUJF

SUITE
ASAS SPESIALITAS PASAL 6 UUJF
ASAS PUBLISITAS PASAL 14 AYAT (3)
UUJF
CIRI –CIRI JAMINAN FIDUSIA
PASAL 1. 2 UUJF : ASAS DROIT DE
PREFERENCE
PASAL 20 UUJF : ASAS DROIT DE SUITE
PASAL 28 Jo. PASAL 17 UUJF : ASAS
PRIORITAS????
PASAL 11 AYAT 1 UUJF : ASAS
PUBLISITAS
PASAL 6 UUJF : ASAS SPESIALITAS
OBJEK JAMINAN FIDUSIA
OBJEK JAMINAN FIDUSIA
OBYEK FIDUSIA (PASAL 1.2
DAN 3)
PASAL 1 ANGKA 4 UUJF
Benda adalah segala sesuatu yang
dapat dimiliki dan dialihkan, baik yang
berwujud maupun yang tidak berwujud,
yang terdaftar maupun yang tidak
terdaftar, yang bergerak maupun tidak
begerak yang tidak dapat dibebani hak
tanggungan atau hipotek.
PASAL 9 UUJF
PASAL 20 UUJF
PENJELASAN PASAL 23 (2) UUJF
Yang dimaksud dengan "benda
yang tidak merupakan benda
persediaan", misalnya mesin
produksi, mobil pribadi,atau rumah
pribadi yang menjadi objek
Jaminan Fidusia.
AKIBAT HUKUM
BENDA PERSEDIAAN BENDA BUKAN
PERSEDIAAN
ADA ASAS DROIT DE
TIDAK ADA ASAS
SUITE (PASAL 20 UUJF)
DROIT DE SUITE PEMBERI FIDUSIA
(PASAL 20 UUJF) DILARANG
BENDA DAPAT MENGALIHKAN,
DIALIHKAN (PASAL 21, MENGGADAIKAN
PASAL 23 (2) UUJF) ATAU MENYEWAKAN
TANPA IJIN DARI
PENERIMA FIDUSIA
(PASAL 23 AYAT (2))
PASAL 36: SANKSI
PIDANA
Ketentuan Pidana
BENDA PERSEDIAAN
ASAS DROIT DE SUITE TIDAK BERLAKU
TERHADAP BENDA PERSEDIAAN (PASAL 20
UUJF)
PEMBERI FIDUSIA DAPAT MENGALIHKAN,
MENYEWAKAN BENDA PERSEDIAAN
CONTOH : PENGUSAHA SEWA MOBIL
PEMILIK TOKO ELEKTRONIK
BENDA PERSEDIAAN
BENDA PERSEDIAAN
BENDA PERSEDIAAN
APABILA TERJADI PERUBAHAN MENGENAI HAL-

HAL YANG TERCANTUM DALAM SERTIFIKAT


JAMINAN FIDUSIA MAKA PENERIMA FIDUSIA WAJIB
MENGAJUKAN PERMOHONAN PENDAFTARAN ATAS
PERUBAHAN TERSEBUT KEPADA KANTOR
PENDAFTARAN FIDUSIA. (PASAL 16 UUJF)
TIDAK PERLU DILAKUKAN DENGAN AKTA NOTARIS
PASAL 22 UUJF
Asas Publisitas
Asas Publisitas
Dalam UUF tidak diatur tentang surat
kuasa membebankan fidusia
sebagaimana dalam UUHT
Perlunya adanya ketentuan tentang
surat kuasa membebankan fidusia atau
berdasarkan kebebasan berkontrak maka
dimungkinkan untuk membuat akta
surat kuasa membebankan fidusia
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 130/PMK.010/2012
TENTANG PENDAFTARAN JAMINAN FIDUSIA
BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN YANG
MELAKUKAN PEMBIAYAAN KONSUMEN
UNTUK KENDARAAN BERMOTOR DENGAN
PEMBEBANAN JAMINAN FIDUSIA
Pasal 2
Perusahaan Pembiayaan wajib mendaftarkan jaminan
fidusia pada Kantor Pendaftaran Fidusia paling lama 30
(tiga puluh) hari kalender terhitung sejak tanggal perjanjian
pembiayaan konsumen.

Pasal 3

Perusahaan Pembiayaan dilarang melakukan penarikan


benda jaminan fidusia berupa kendaraan bermotor apabila
Kantor Pendaftaran Fidusia belum menerbitkan sertifikat
jaminan fidusia dan menyerahkannya kepada Perusahaan
Pembiayaan.
PASAL 30 DAN PENJELASANYA
PASAL 29 UUJF
(1) Apabila debitor atau Pemberi Fidusia cidera janji, eksekusi terhadap Benda yang
menjadi objek Jaminan Fidusia dapat dilakukan dengan cara:
a)pelaksanaan titel eksekutorial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2) oleh
Penerima Fidusia.
b)penjualan Benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia atas kekuasaan Penerima
Fidusia sendiri melalui pelelangan umum serta mengambil pelunasan piutangnya dari
hasil penjualan;
c)penjualan di bawah tangan yang dilakukan berdasarkan kesepakatan Pemberi dan
Penerima Fidusia jika dengan cara demikian dapat diperoleh harga tertinggi yang
menguntungkan para pihak.
(2) Pelaksanaan penjualan sebagaimana dimaksud dalama ayat (1) huruf c dilakukan
setelah lewat waktu 1 (satu) bulan sejak diberitahukan secara tertulis oleh Pemberi dan
atau Penerima Fidusia kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan diumumkan
sedikitnya dalam 2 (dua) surat kabar yang tersebar di daerah yang bersangkutan.
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 18/PUU-XVII/2019

1. Menyatakan Pasal 15 ayat (2) UUJF sepanjang frasa “kekuatan eksekutorial” dan
frasa “sama dengan putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap”
bertentangan dengan UUD NRI 1945 dan tidak memiliki kekuatan hukum
mengikat sepanjang tidak dimaknai “terhadap jaminan fidusia yang tidak ada
kesepakatan tentang cidera janji (wanprestasi) dan debitor keberatan
menyerahkan secara sukarela objek yang menjadi jaminan fidusia, maka segala
mekanisme dan prosedur hukum dalam pelaksanaan eksekusi Sertifikat Jaminan
Fidusia harus dilakukan dan berlaku sama dengan pelaksanaan eksekusi putusan
pengadilan yang berkekuatan hukum tetap”. Dalam putusan ini memiliki arti
bahwa apabila tidak ada kesepakatan mengenai wanprestasi dan debitor tidak
menyerahkan secara sukarela maka mekanisme dan prosedur hukum dalam
pelaksanaan eksekusi Sertifikat Jaminan Fidusia harus dilakukan dan berlaku
sama dengan pelaksanaan eksekusi putusan pengadilan yang berkekuatan hukum
tetap;
PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR
18/PUU-XVII/2019

1. Menyatakan Pasal 15 ayat (3) UUJF atas frasa “cidera janji” tidak memiliki
kekuatan mengikat apabila tidak dimaknai sebagai “adanya cidera janji tidak
ditentukan secara sepihak oleh kreditur melainkan atas dasar kesepakatan antara
kreditur dan debitur atau atas upaya hukum yang menentukan telah terjadi
wanprestasi”. Dalam amar putusan ini memiliki arti bahwa kreditur dan debitur
harus sepakat menentukan wanprestasi, sedangkan apabila hanya dinyatakan
sepihak maka tidak sah;
2. Pasal 15 ayat (2) UUJF berdasarkan frasa “kekuatan eksekutorial” tidak memiliki
kekuatan hukum mengikat apabila tidak dimaknai “terhadap Jaminan Fidusia
yang tidak ada kesepakatan tentang cidera janji dan debitur keberatan
menyerahkan secara sukarela objek yang menjadi Jaminan Fidusia, maka segala
mekanisme dan prosedur hukum dalam pelaksanaan eksekusi Sertifikat Jaminan
Fidusia harus dilakukan dan berlaku sama dengan pelaksanaan eksekusi putusan
pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap”. Memiliki arti bahwa para pihak
(debitur dan kreditur) harus bersepakat dan debitur mengakui dirinya wanprestasi
disertai dengan penyerahan objek Jaminan Fidusia secara sukarela. Apabila telah
dilakukan maka kreditur dapat melaksanakan eksekusi objek tanpa putusan
pengadilan.

Anda mungkin juga menyukai