1999
TENTANG JAMINAN FIDUSIA
FIDUSIA DALAM
YURISPRUDENSI
KASUS ANTARA N.V.HEINEKEN
BIERBROUWERRY MAATSCHAPPIJ
DENGAN BOS PEMILIK WARUNG KOPI DI
SNEEK (BELANDA)
KASUS BATTAFSCHE PETROLEUM
MAATSCHAPPIJ (BPM) DENGAN PEDRO
CLIGNETT (INDONESIA)
JAMINAN FIDUSIA
1167 BW.
APAKAH TERJADI PERALIHAN KEPEMILIKAN
PADA JAMINAN FIDUSIA???
PASAL 1.1. UUJF
SUITE
ASAS SPESIALITAS PASAL 6 UUJF
ASAS PUBLISITAS PASAL 14 AYAT (3)
UUJF
CIRI –CIRI JAMINAN FIDUSIA
PASAL 1. 2 UUJF : ASAS DROIT DE
PREFERENCE
PASAL 20 UUJF : ASAS DROIT DE SUITE
PASAL 28 Jo. PASAL 17 UUJF : ASAS
PRIORITAS????
PASAL 11 AYAT 1 UUJF : ASAS
PUBLISITAS
PASAL 6 UUJF : ASAS SPESIALITAS
OBJEK JAMINAN FIDUSIA
OBJEK JAMINAN FIDUSIA
OBYEK FIDUSIA (PASAL 1.2
DAN 3)
PASAL 1 ANGKA 4 UUJF
Benda adalah segala sesuatu yang
dapat dimiliki dan dialihkan, baik yang
berwujud maupun yang tidak berwujud,
yang terdaftar maupun yang tidak
terdaftar, yang bergerak maupun tidak
begerak yang tidak dapat dibebani hak
tanggungan atau hipotek.
PASAL 9 UUJF
PASAL 20 UUJF
PENJELASAN PASAL 23 (2) UUJF
Yang dimaksud dengan "benda
yang tidak merupakan benda
persediaan", misalnya mesin
produksi, mobil pribadi,atau rumah
pribadi yang menjadi objek
Jaminan Fidusia.
AKIBAT HUKUM
BENDA PERSEDIAAN BENDA BUKAN
PERSEDIAAN
ADA ASAS DROIT DE
TIDAK ADA ASAS
SUITE (PASAL 20 UUJF)
DROIT DE SUITE PEMBERI FIDUSIA
(PASAL 20 UUJF) DILARANG
BENDA DAPAT MENGALIHKAN,
DIALIHKAN (PASAL 21, MENGGADAIKAN
PASAL 23 (2) UUJF) ATAU MENYEWAKAN
TANPA IJIN DARI
PENERIMA FIDUSIA
(PASAL 23 AYAT (2))
PASAL 36: SANKSI
PIDANA
Ketentuan Pidana
BENDA PERSEDIAAN
ASAS DROIT DE SUITE TIDAK BERLAKU
TERHADAP BENDA PERSEDIAAN (PASAL 20
UUJF)
PEMBERI FIDUSIA DAPAT MENGALIHKAN,
MENYEWAKAN BENDA PERSEDIAAN
CONTOH : PENGUSAHA SEWA MOBIL
PEMILIK TOKO ELEKTRONIK
BENDA PERSEDIAAN
BENDA PERSEDIAAN
BENDA PERSEDIAAN
APABILA TERJADI PERUBAHAN MENGENAI HAL-
Pasal 3
1. Menyatakan Pasal 15 ayat (2) UUJF sepanjang frasa “kekuatan eksekutorial” dan
frasa “sama dengan putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap”
bertentangan dengan UUD NRI 1945 dan tidak memiliki kekuatan hukum
mengikat sepanjang tidak dimaknai “terhadap jaminan fidusia yang tidak ada
kesepakatan tentang cidera janji (wanprestasi) dan debitor keberatan
menyerahkan secara sukarela objek yang menjadi jaminan fidusia, maka segala
mekanisme dan prosedur hukum dalam pelaksanaan eksekusi Sertifikat Jaminan
Fidusia harus dilakukan dan berlaku sama dengan pelaksanaan eksekusi putusan
pengadilan yang berkekuatan hukum tetap”. Dalam putusan ini memiliki arti
bahwa apabila tidak ada kesepakatan mengenai wanprestasi dan debitor tidak
menyerahkan secara sukarela maka mekanisme dan prosedur hukum dalam
pelaksanaan eksekusi Sertifikat Jaminan Fidusia harus dilakukan dan berlaku
sama dengan pelaksanaan eksekusi putusan pengadilan yang berkekuatan hukum
tetap;
PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR
18/PUU-XVII/2019
1. Menyatakan Pasal 15 ayat (3) UUJF atas frasa “cidera janji” tidak memiliki
kekuatan mengikat apabila tidak dimaknai sebagai “adanya cidera janji tidak
ditentukan secara sepihak oleh kreditur melainkan atas dasar kesepakatan antara
kreditur dan debitur atau atas upaya hukum yang menentukan telah terjadi
wanprestasi”. Dalam amar putusan ini memiliki arti bahwa kreditur dan debitur
harus sepakat menentukan wanprestasi, sedangkan apabila hanya dinyatakan
sepihak maka tidak sah;
2. Pasal 15 ayat (2) UUJF berdasarkan frasa “kekuatan eksekutorial” tidak memiliki
kekuatan hukum mengikat apabila tidak dimaknai “terhadap Jaminan Fidusia
yang tidak ada kesepakatan tentang cidera janji dan debitur keberatan
menyerahkan secara sukarela objek yang menjadi Jaminan Fidusia, maka segala
mekanisme dan prosedur hukum dalam pelaksanaan eksekusi Sertifikat Jaminan
Fidusia harus dilakukan dan berlaku sama dengan pelaksanaan eksekusi putusan
pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap”. Memiliki arti bahwa para pihak
(debitur dan kreditur) harus bersepakat dan debitur mengakui dirinya wanprestasi
disertai dengan penyerahan objek Jaminan Fidusia secara sukarela. Apabila telah
dilakukan maka kreditur dapat melaksanakan eksekusi objek tanpa putusan
pengadilan.