Anda di halaman 1dari 35

LEGAL ASPEK

TUJUAN TRAINING
Memberikan pemahaman kepada para peserta training tentang
aspek hukum khususnya dibidang pengikatan kredit dan
jaminan, agar peserta dapat mengetahui dengan benar
bagaimana membuat suatu perjanjian kredit yang sah menurut
hukum di Indonesia.

MATERI TRAINING
1. Sahnya sebuah perjanjian
2. Bentuk Perjanjian Kredit
3. Dokumen pengikatan kredit
4. Macam-macam jaminan dan pengikatannya
5. Masalah eksekusi jaminan
6. Badan hukum di Indonesia
7. Tindak pidana di bidang perbankan

METODE PENYAMPAIAN
1. Pembelajar orang dewasa
2. Diskusi
3. Studi kasus

PESERTA TRAINING
1. Account Officer / Marketing Officer
2. Administrasi Kredit
3. Debt Collector
4. Auditor
SAHNYA SEBUAH PERJANJIAN
Pasal 1320 KUHP

1. Adanya kata SEPAKAT


Alasan pembatalan dapat dilakukan jika ada unsur:
 Kehilafan terhadap hakikat barang yang menjadi objek
perjanjian (psl 1322)
 Paksaan (ancaman) terhadap diri dan keluarganya (psl
1323, 1324, 1325)
 Penipuan secara nyata (psl 1328)

2. Adanya KECAKAPAN untuk membuat suatu perikatan


Alasan pembatalan dapat dilakukan jika ada unsur ketidak
cakapan, (1330, 1331, 1446) antara lain:
 Anak di bawah umur 18 tahun (belum dewasa) UU
Perkawinan no.1/1974 psl 47,48,50 juncto UU WNI
no.12/2006 psl 5,9 juncto UU Jabatan Notaris No.30/2004
psl 39
 Orang dewasa yang di bawah pengampuan (sakit jiwa)
 Orang yang tidak berhak untuk mewakili badan hukum

3. Adanya OBJEK tertentu


Perikatan batal demi hukum jika tidak ada objek (benda)
yang dapat diperdagangkan (psl 1332).

4. Adanya sebab yang HALAL


Perikatan batal demi hukum (psl 1335) jika:
 Dilarang oleh undang-undang
 Berlawanan dengan kesusilaan
 Berlawanan dengan ketertiban umum
AKIBAT sahnya suatu perjanjian berlaku sebagai UNDANG-
UNDANG bagi mereka yang membuatnya (Pasal 1338).

JENIS PERJANJIAN
 Perjanjian pokok (Obligatur) Contoh: Perjanjian Kredit
 Perjanjian tambahan (Accesoir) Contoh: Perjanjian
Pemberian Jaminan. (Jika perjanjian pokoknya berakhir /
hapus, maka perjanjian tambahannya juga turut berakhir).
BENTUK PERJANJIAN KREDIT
1. Kredit Angsuran Berjangka (KAB), ciri-cirinya:
 Harus ditarik sekaligus seluruhnya
 Harus dibayar secara berkala (diangsur perbulan)
 Non Revolving (tidak dapat diperpanjang)
2. Kredit Berjangka (KB), ciri-cirinya:
 Dapat ditarik sekaligus/bertahap sesuai persetujuan Bank.
 Dapat dibayar kapan saja sesuai kehendak Debitur atau
pada saat jatuh tempo
 Revolving dan Non Revolving
3. Kredit Fleksibel (KF), ciri-cirinya:
 Dapat ditarik kapan saja baik sekaligus atau bertahap
sebagian-sebagian sesuai kebutuhan Debitur.
 Dapat dibayar kapan saja sesuai kehendak Debitur atau
pada saat jatuh tempo
 Revolving

HAPUSNYA SEBUAH PERJANJIAN


Pasal 1381 Perjanjian hapus karena:
1. Pembayaran (psl 1382)
2. Penawaran pembayaran tunai, diikuti penitipan (psl 1404)
3. Pembaharuan hutang / penggantian Debitur (psl 1413)
4. Perjumpaan hutang / kompensasi (psl 1425)
5. Percampuran hutang krn pernikahan/merger (psl 1436)
6. Pembebasan hutangnya (psl 1438)
7. Musnahnya barang yang terhutang (psl 1444)
8. Pembatalan (psl 1446)
9. Berlakunya syarat batal
10. Daluarsa
PEMBERIAN KUASA

1. Sifat Surat Kuasa:


 Kuasa Khusus untuk menangani satu kepentingan saja
 Kuasa Umum untuk menangani segala kepentingan
Pemberi Kuasa.
 Kuasa Mutlak adalah kuasa khusus yang tidak dapat
dicabut kembali, karena kuasa ini merupakan bagian dari
sebuah perjanjian pokok.

2. Kewajiban Penerima Kuasa:


 Wajib melaksanakan apa yang dikuasakan kepadanya.
 Wajib memberikan laporan kepada Pemberi Kuasa (psl
1802)
 Wajib dan bertanggungjawab menanggung segala
kelalaiannya atau orang lain yang ditunjuknya untuk
menggantikannya (psl 1801, 1803).

3. Kewajiban Pemberi Kuasa


 Wajib memenuhi janjinya (memberi upah) kepada
Penerima Kuasa
 Wajib mengganti biaya-biaya yang dikeluarkan Penerima
Kuasa

4. Berakhirnya Pemberian Kuasa karena :


 Pemberi kuasa menarik kembali (mencabut)
 Pemberi kuasa meninggal
 Pemberi kuasa ditaruh dibawah pengampuan
 Pemberi kuasa pailit
 Pernikahan Pemberi Kuasa dan Penerima Kuasa
 Pemberian kuasa baru untuk urusan yang sama
MACAM-MACAM JAMINAN DAN PENGIKATANNYA

PENGERTIAN JAMINAN
Kekayaan atau kesanggupan seseorang untuk menanggung
pembayaran kembali suatu hutang kepada kreditur.

SIFAT PENGIKATAN JAMINAN


Perjanjian pemberian jaminan bersifat accessoir, artinya
pemberian jaminan ini tergantung pada perjanjian pokoknya,
jika perjanjian pokoknya hapus / berakhir, maka pemberian
jaminannya akan ikut hapus atau berakhir pula.

TUJUAN PEMBERIAN JAMINAN


Memberikan kedudukan istimewa (Hak Preferen) kepada
kreditur untuk dapat terlebih dahulu mengambil pelunasan
piutangnya atas hasil penjualan lelang benda yang dijaminkan
dari kreditur lainnya.

JAMINAN MATERIL
1. Benda tidak bergerak (tetap), seperti Tanah dan bangunan
2. Benda bergerak yang berwujud (bertubuh), seperti Pesawat
terbang, kapal laut, kendaraan bermotor, mesin, stock
barang, logam mulia, perhiasan.
3. Benda bergerak tidak berwujud (tidak bertubuh), seperti
saham, obligasi, deposito, piutang.

JAMINAN IMATERIL
1. Jaminan perorangan
2. Jaminan perusahaan (badan hukum)

LEMBAGA JAMINAN YANG BERLAKU DI INDONESIA


1. Hak Tanggungan
2. Fidusia
3. Gadai
4. Borgtocht
UU NO 42 TAHUN 1999
TENTANG JAMINAN FIDUSIA

PENGERTIAN
Pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar
kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak
kepemilikannya dialihkan tersebut tetap dalam penguasaan
pemilik benda (psl 1:1).

OBJEK JAMINAN FIDUSIA


 Benda bergerak berwujud, spt kendaraan / stock brg (psl 9)
 Benda bergerak tidak berwujud, spt piutang / saham (psl 9)

PEMBEBANAN JAMINAN FIDUSIA


Harus dengan Akta Notaris (psl 5), yang isinya memuat:
 Identitas lengkap Pemberi dan Penerima Fidusia (psl 6)
 Data perjanjian kredit yang dijamin Fidusia (psl 7)
 Uraian benda yang dijaminkan.
 Nilai Penjaminan dan Nilai Benda yang dijaminkan

PENDAFTARAN FIDUSIA
Harus didaftarkan ke Kantor Pendaftaran Fidusia, yang isinya
memuat:
 Identitas lengkap Pemberi dan Penerima Fidusia
 Tanggal dan nomor Akta Fidusia, Nama dan tempat Notaris
yang membuat Akta Fidusia
 Data Perjanjian Kredit yang dijamin Fidusia
 Uraian benda yang dijaminkan.
 Nilai Penjaminan dan Nilai Benda yang dijaminkan

SERTIFIKAT FIDUSIA
 Mempunyai kekuatan eksekutorial (psl 15)
 Memiliki hak yang didahulukan terhadap kreditur lainnya (psl
27)
HAK DAN KEWAJIBAN
 Pemberi Fidusia dilarang mengalihkan, menggadaikan, dan
menyewakan objek jaminan fidusia (psl 23:2)
 Penerima Fidusia tidak menanggung kewajiban atas akibat
tindakan atau kelalaian Pemberi Fidusia terhadap
penggunaan dan pengalihan objek jaminan fidusia (psl 24)

HAPUSNYA JAMINAN FIDUSIA


 Hapusnya hutang yang dijamin fidusia (psl 25:1a)
 Pelepasan hak atas jaminan fidusia (psl 25:1b) - diroya
 Musnahnya objek jaminan fidusia namun tidak menghapus
klaim asuransi sebagai penggantinya (psl 10b dan psl 25:2)

EKSEKUSI JAMINAN FIDUSIA


 Pelaksanaan titel eksekutorial (psl 29a)
 Pelelangan umum (psl 29b dan penjelasan (psl 15:3)
 Penjualan di bawah tangan (psl 29c) - pengumuman 2 kali.
 Jika hasil eksekusi melebihi nilai penjaminan, Penerima
Fidusia wajib mengembalikan kelebihan tersebut kepada
Pemberi Fidusia (psl 34).

BATAL DEMI HUKUM


 Eksekusi yang bertentangan dengan cara yang ditetapkan
UU (psl 32).
 Janji yang memberikan kewenangan kepada Penerima
Fidusia untuk memiliki objek jaminan fidusia, apabila debitur
cidera janji (psl 33).

KETENTUAN PIDANA
Pemberi Fidusia yang mengalihkan, menggadaikan atau
menyewakan objek jaminan fidusia tanpa persetujuan tertulis
terlebih dahulu dari Penerima Fidusia, dipidana penjara paling
lama 2 (dua) tahun.

UU NO. 4 TAHUN 1996


HAK TANGGUNGAN ATAS TANAH

PENGERTIAN
Hak Tanggungan adalah hak jaminan yang dibebankan pada
hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam UU no.5/1960
untuk pelunasan utang tertentu yang memberikan kedudukan
yang diutamakan kepada kreditor tertentu terhadap kreditor-
kreditor lainnya (psl 1:1).

OBJEK HAK TANGGUNGAN


 Hak Milik (psl 4:1a)
 Hak Guna Usaha (psl 4:1b)
 Hak Guna Bangunan (psl 4:1c)
 Hak Pakai (psl 4:2)
 Rumah Susun (psl 27)

TANAH YANG DAPAT DITERIMA SEBAGAI JAMINAN


 Tanah yang sertipikat hak atas tanahnya definitif telah
terdaftar atas nama Debitur / Penjamin
 Tanah yang sertipikat hak atas tanahnya belum definitif
(belum terdaftar) atas nama Debitur, tetapi dokumen untuk
keperluan balik namanya sudah lengkap. Antara lain;
 Akta jual beli
 Warkah-warkah tanah
 PBB
 Bukti Setoran Pph
 KTP
 SBKRI
 Surat Ganti Nama
 Bukti pembayaran biaya pendaftarannya

TANAH YANG BELUM DAPAT DITERIMA SEBAGAI


JAMINAN
 Tanah adat yang belum dikonversi
 Tanah yang dalam proses splitsing
 Tanah yang kepemilikannya masih berdasarkan Perjanjian
Pengikatan Jual Beli (PPJB)
 Tanah warisan yang dokumen peralihannya belum lengkap
 Tanah milik pihak ketiga yang tidak dapat membuat SKMHT /
APHT langsung dengan Bank
 Tanah yang status haknya akan segera berakhir
 Tanah yang sedang diletakan sita jaminan (sengketa)
 Tanah & bangunan yang sedang disewakan untuk masa
yang cukup lama

PEMBEBANAN HAK TANGGUNGAN


Akta Pemberian Hak Tanggungan (APHT) harus dibuat oleh
PPAT (psl 10:2), yang isinya memuat:
 Identitas lengkap Pemberi dan Penerima Hak Tanggungan
 Data perjanjian kredit yang dijamin Hak Tanggungan
 Uraian objek Hak tanggungan.
 Nilai Hak Tanggungan.
 Janji-janji yang dicantumkan dalam APHT

PENDAFTARAN HAK TANGGUNGAN


 APHT harus didaftarkan selambat-lambatnya 7 hari di Kantor
Pertanahan (psl 13:1-2).
 Pendaftaran Hak Tanggungan ini dilakukan pada buku tanah
dan Sertipikat Hak atas tanahnya (psl 13:3).
 Kantor Pertanahan akan menerbitkan Sertipikat Hak
Tanggungan yang memiliki kekuatan eksekutorial dan parate
eksekusi, yaitu menjual di muka umum (psl 14)

SURAT KUASA MEMBEBANKAN HAK TANGGUNGAN


 Dibuat dengan akta Notaris atau PPAT (psl 15:1)
 SKMHT hanya berlaku 1 (satu) bulan, kecuali untuk tanah
yang belum didaftarkan berlaku 3 (tiga) bulan (psl 15:3-4).
 SKMHT yang tidak diikuti dengan pembuatan APHT dalam
waktu tersebut, batal demi hukum (psl 15:6).

HAPUSNYA HAK TANGGUNGAN


 Hapusnya utang yang dijamin dengan Hak Tanggungan
(Dilunasi / Dibebaskan / Novasi)
 Dilepaskan oleh pemegang Hak Tanggungan (Diroya)
 Pembersihan Hak Tanggungan oleh PN (karena pelelangan)
 Hapusnya objek Hak Tanggungan (karena kembali menjadi
tanah negara / tanahnya musnah)

EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN


 Pelaksanaan titel eksekutorial (psl 14:2)
 Pelelangan umum (psl 6)
 Penjualan dibawah tangan (psl 20:2-3) - pengumuman 2 kali.

BATAL DEMI HUKUM


 Eksekusi yang bertentangan dengan cara yang ditetapkan
UU (psl 20:4).
 Janji yang memberikan kewenangan kepada Penerima Hak
Tanggungan untuk memiliki objek jaminan, apabila debitur
cidera janji (psl 12).
JAMINAN GADAI
PENGERTIAN GADAI
Gadai adalah suatu hak yang diperoleh kreditur atas suatu
barang bergerak, yang diberikan kepadanya oleh debitur atau
orang lain atas namanya untuk menjamin hutang, dan
memberikan kewenangan kepada kreditur untuk mendapat
pelunasan dari barang tersebut lebih dahulu dari kreditur-
kreditur lainnya, terkecuali biaya-biaya untuk melelang barang
tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk memelihara
benda itu, biaya-biaya mana harus didahulukan (KUHP 1150)

OBJEK GADAI
 Benda bergerak berwujud (emas, perhiasan)
 Benda bergerak tidak berwujud (deposito, surat berharga)

PEMBEBANAN HAK GADAI


 Benda yang digadaikan harus diserahkan kepada kreditur
 Untuk surat atas tunjuk (spt cek) harus ada endosemennya.
 Perjanjian Gadai dapat dibuat secara di bawah tangan atau
dengan akta otentik.

HAPUSNYA HAK GADAI


 Jika barang yang digadaikan keluar dari kekuasaan
penerima gadai (kreditur)
 Jika hutang Debitur yang dijamin hak gadai telah dilunasi.
EKSEKUSI HAK GADAI
Dilakukan melalui PN untuk mendapatkan persetujuan menjual
barang yang digadaikan menurut cara yang ditentukan hakim

BATAL DEMI HUKUM


Janji yang memberikan kewenangan kepada kreditur untuk
memiliki objek jaminan, apabila debitur cidera janji
PERSEROAN FIRMA

PENGERTIAN FIRMA
Perseroan yang didirikan oleh lebih dari satu orang dalam suatu
perjanjian, dengan maksud untuk melakukan perusahaan di
bawah satu nama, serta membagi keuntungan yang didapatnya

PENDIRIAN FIRMA
 Akta Pendirian dibuat oleh Notaris (Ps 22 KUHD)
 Didaftarkan di Panitera PN setempat (Ps 23 KUHD)
 Diumumkan dalam Berita Negara (Ps 26 KUHD)

ISI AKTA PENDIRIAN FIRMA


 Nama lengkap para pesero
 Nama dan tempat kedudukan perseroan
 Maksud dan tujuan perseroan
 Wewenang para pengurus
 Saat mulai dan berakhirnya perseroan
 Ketentuan-ketentuan lainnya.

TANGGUNGJAWAB PESERO
Setiap pesero bertanggung jawab secara pribadi untuk
keseluruhan (tanggung menanggung), artinya tiap pesero
bertanggung jawab secara pribadi untuk semua perikatan atas
nama Firma, walaupun dibuat oleh pesero lainnya, termasuk
perikatan-perikatan yang timbul karena perbuatan melawan
hukum.

BERAKHIRNYA PERSEROAN FIRMA


 Karena waktu yang ditentukan telah lampau
 Para peseronya mengundurkan diri
 Pembubaran tersebut harus dengan akta otentik
 Didaftarkan di Panitera PN setempat.

PERSEROAN KOMANDITER
PENGERTIAN CV.
Perseroan yang didirikan oleh beberapa orang pesero,
sebagian merupakan pesero yang bertanggung jawab renteng
yang disebut sebagai pesero pengurus (komplementer) dan
sebagian merupakan pesero pemberi modal dan tanggung
jawabnya hanya sebatas modal yang disetorkannya, disebut
pesero komandit.
PENDIRIAN CV
 Akta Pendirian dibuat oleh Notaris
 Didaftarkan di Panitera PN setempat
 Diumumkan dalam Berita Negara

ISI AKTA PENDIRIAN CV


 Nama lengkap para pesero
 Nama dan tempat kedudukan perseroan
 Maksud dan tujuan perseroan
 Wewenang para pengurus
 Saat mulai dan berakhirnya perseroan
 Ketentuan-ketentuan lainnya.

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PESERO


 Pesero komplementer sebagai pengurus yang mewakili
perseroan dengan tanggung jawab secara pribadi.
 Pesero komanditer sebagai pengawas pengurus perseroan
dengan tanggungjawab sebatas modal yang disetorkannya,
kecuali melanggar ketentuan psl 20 KUHD (menerima kuasa
dari pesero komplementer)
BERAKHIRNYA CV
 Karena waktu yang ditentukan telah lampau
 Para peseronya mengundurkan diri
 Pembubaran tersebut harus dengan akta otentik
 Didaftarkan di Panitera PN setempat.
PERSEROAN TERBATAS
UU NO.1 TAHUN 1995

PENGERTIAN PT
Badan Hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian,
melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang
seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi persyaratan
yang ditetapkan dalam UU ini serta peraturan pelaksanaannya.

PENDIRIAN PT
 Akta Pendirian dibuat oleh Notaris (ps 7)
 Disahkan oleh Menteri Kehakiman dan HAM (Ps 7-6)
 Didaftarkan dalam daftar perusahaan (ps 21)
 Diumumkan dalam Tambahan Berita Negara RI (ps 22)

ISI AKTA PENDIRIAN memuat ANGGARAN DASAR (ps 12)


 Nama dan tempat kedudukan
 Maksud dan tujuan perseroan
 Umur (jangka waktu) perseroan
 Besarnya modal dasar, ditempatkan, dan disetor
 Jumlah saham, klasifikasi saham, nominal saham.
 Kewenangan pengurus dan pengawas
 Susunan dan jumlah Direksi dan Dewan Komisaris
 Tata cara Rapat Umum Pemegang Saham
 Tata cara pemilihan, pengangkatan, penggantian, dan
pemberhentian anggota Direksi dan Komisaris
 Tata cara penggunaan laba dan pembagian deviden
 Ketentuan-ketentuan lainnya

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI


 Mengurus harta kekayaan dan usaha perseroan dan
mewakili perseroan di dalam maupun di luar Pengadilan
 Direksi dapat memberikan surat kuasa kepada karyawan
perseroan untuk melakukan perbuatan hukum tertentu.
 Anggota Direksi secara tanggung renteng bertanggungjawab
penuh atas kerugian yang diakibatkan karena kelalaian
dalam menjalankan tugasnya, kecuali ia dapat membuktikan
bahwa kepailitan itu bukan karena salahnya.
 Direksi wajib meminta persetujuan RUPS untuk mengalihkan
atau menjadikan jaminan hutang atas sebagian besar
kekayaan perseroan.
 Direksi diangkat dan diberhentikan oleh RUPS

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB KOMISARIS


 Mengawasi kebijaksanaan Direksi dan menasehatinya.
 Membebaskan sementara Direktur yang merugikan
 Komisaris dapat memberikan persetujuan kepada Direksi
dalam melakukan perbuatan hukum tertentu.
 Komisaris dapat melakukan tindakan pengurusan dalam
keadaan tertentu dan untuk jangka waktu tertentu.
 Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh RUPS

RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM


 RUPS merupakan organ tertinggi dalam perseroan
 RUPS berhak memperoleh keterangan dari Direksi &
Komisaris
 RUPS berhak mengubah AD perseroan

PEMBUBARAN PT
 Karena keputusan RUPS
 Karena waktu berdirinya telah berakhir tanpa perpanjangan.
 Karena penetapan Pengadilan Negeri (Insolvensi, pailit, dan
melanggar kepentingan umum).
 Pembubaran diumumkan dalam Berita Negara RI

YAYASAN
UU NO.16 / 2001 dan UU NO.28 / 2004

PENGERTIAN
Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang
dipisahkan dan diperuntukan untuk mencapai tujuan tertentu di
bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan, yang tidak
mempunyai anggota.

PENDIRIAN YAYASAN
 Akta Pendirian dibuat oleh Notaris
 Disahkan oleh Menteri (Kehakiman dan HAM)
 Diumumkan dalam Tambahan Berita Negara RI

ISI AKTA PENDIRIAN


 Nama dan tempat kedudukan
 Maksud dan tujuan yayasan
 Jangka waktu pendirian
 Jumlah kekayaan awal yang dipisahkan dr kekayaan pendiri
 Cara memperoleh dan penggunaan kekayaan
 Tata cara pengangkatan, pemberhentian, dan penggantian
anggota Pembina, Pengurus, dan Pengawas.
 Hak dan kewajiban anggota Pembina, Pengurus, dan
Pengawas.
 Tata cara penyelenggaraan rapat organ Yayasan
 Ketentuan mengenai perubahan Anggaran Dasar.
 Penggabungan dan Pembubaran Yayasan
 Penggunaan kekayaan sisa likuidasi atau penyaluran
kekayaan Yayasan setelah pembubaran.

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PEMBINA


 Merubah Anggaran Dasar Yayasan
 Mengangkat dan memberhentikan anggota Pengurus dan
Pengawas
 Menetapkan kebijakan umum Yayasan berdasarkan AD
 Mengesahkan program kerja dan anggaran tahunan
 Menetapkan penggabungan atau pembubaran yayasan
 Mengadakan rapat tahunan untuk evaluasi

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PENGURUS


 Pengurus terdiri sekurang-kurangnya, seorang ketua,
seorang sekretaris, dan seorang bendahara
 Pengurus diangkat oleh Pembina untuk jangka waktu 5 (lima)
tahun dan dapat diangkat kembali.
 Penggantian pengurus wajib disampaikan secara tertulis
kepada Menteri.
 Pengurus bertanggungjawab penuh atas pengurusan
yayasan untuk kepentingan dan tujuan yayasan serta berhak
mewakili yayasan baik di dalam maupun di luar Pengadilan.
 Pengurus bertanggungjawab penuh secara pribadi apabila
yang bersangkutan dalam menjalankan tugasnya tidak
sesuai dengan ketentuan AD yang mengakibatkan kerugian
yayasan atau pihak ketiga.
 Pengurus tidak berwenang: (psl 37)
1. Mengikat yayasan sebagai penjamin hutang
2. Mengalihkan kekayaan yayasan kecuali dengan
persetujuan Pembina.
3. Membebani kekayaan yayasan untuk kepentingan pihak
lain.
 Yayasan dilarang mengadakan perjanjian dengan organisasi
yang terafiliasi dengan yayasan, Pembina, Pengurus,
Pengawas Yayasan, dan seseorang yang bekerja pada
yayasan, kecuali perjanjian tersebut bermanfaat bagi
tercapainya maksud dan tujuan yayasan.
 Pengurus secara tanggung renteng bertanggungjawab atas
kerugian akibat kepailitan yayasan, kecuali dapat
membuktikan bahwa kepailitan itu bukan karena
kesalahannya.

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PENGAWAS


 Pengawas diangkat oleh Pembina untuk jangka waktu 5
(lima) tahun dan dapat diangkat kembali.
 Penggantian pengawas wajib disampaikan secara tertulis
kepada Menteri.
 Pengawas bertugas melakukan pengawasan serta memberi
nasehat kepada Pengurus dalam menjalankan kegiatannya.
 Pengawas dapat memberhentikan sementara anggota
Pengurus dan melaporkannya kepada Pembina.
 Pengawas secara tanggung renteng bertanggungjawab atas
kepailitan akibat kelaliannya dalam melakukan tugas
pengawasan yayasan, kecuali dapat membuktikan bahwa
kepailitan itu bukan karena kesalahannya.

PEMBUBARAN YAYASAN
 Karena jangka waktu pendiriannya berakhir
 Karena tujuan Yayasan telah tercapai atau tidak tercapai
 Karena putusan Pengadilan (Yayasan melanggar ketertiban
umum, tidak mampu membayar hutangnya setelah
dinyatakan pailit)

KETENTUAN PIDANA
Setiap organ yayasan (Pembina, Pengurus, Pengawas) yang
menerima gaji, upah, honorarium, atau bentuk lain yang dapat
dinilai dengan uang dipidana penjara paling lama 5 tahun, dan
mengembalikan apa yang telah diterimanya. kecuali Pengurus
yang bukan pendiri yayasan dan tidak terafiliasi dengan Pendiri,
Pembina, dan Pengawas. (Ps 70)

KOPERASI INDONESIA
UU No. 25 tahun 1992

PENGERTIAN
Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang
berwatak sosial beranggotakan orang-orang atau badan-badan
hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi
sebagai usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan.

PENDIRIAN KOPERASI
 Akta Pendirian (Berita Acara Rapat Pembentukan Koperasi)
 Pengesahan dari Pejabat (Urusan Koperasi)
 Didaftarkan dalam Buku Daftar Umum di Kantor Pejabat
 Diumumkan dalam Berita Negara RI

ISI AKTA PENDIRIAN


 Nama para pendiri
 Nama dan tempat kedudukan koperasi
 Maksud dan tujuan koperasi
 Ketegasan usaha
 Syarat-syarat keanggotaan
 Ketetapan tentang permodalan
 Peraturan tentang tanggung jawab anggota
 Peraturan tentang pimpinan koperasi dan kekuasaan
anggota
 Ketentuan tentang quorum rapat anggota
 Penetapan tahun buku
 Ketentuan tentang sisa hasil usaha
 Ketentuan mengenai sisa kekayaan bila koperasi bubar.

ALAT PERLENGKAPAN KOPERASI


 Rapat Anggota
 Pengurus (dipilih dan diangkat oleh rapat anggota)
 Badan pemeriksa (dipilih dan diangkat dalam rapat anggota)

PENGURUS KOPERASI
 Ketua
 Sekretaris
 Bendahara

BADAN PEMERIKSA (PENGAWAS) KOPERASI


 Ketua
 Anggota

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PENGURUS


 Memimpin dan mewakili koperasi di dalam dan di luar PN
 Pengurus sebagai kesatuan bertanggung jawab terhadap
pihak ketiga.

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PEMERIKSA


 Melakukan pemeriksaan terhadap pengurus
 Pemeriksa bertanggungjawab tentang pelaksanaan tugasnya
kepada rapat anggota.
UU BEA METERAI
NO 13 TAHUN 1985

OBJEK BEA METERAI


1. Semua surat perjanjian yang dibuat dengan tujuan sebagai
alat pembuktian yang bersifat perdata, baik yang dibuat
secara di bawah tangan maupun secara otentik (notaris)
2. Surat yang memuat penerimaan uang, wesel, promes,
aksep, efek dan cek dengan jumlah Rp. 1 juta.
3. Dokumen yang akan digunakan sebagai alat bukti di muka
pengadilan.

TIDAK DIKENAKAN BEA METERAI


1. Dokumen penyimpanan barang, konosemen, karcis
penumpang dan barang, bukti pengiriman barang.
2. Segala bentuk ijazah.
3. Tanda terima gaji
4. Tanda bukti penerimaan uang Negara dari Kas Negra, Kas
Pemerintah Daerah, dan Bank.
5. Kuitansi untuk semua jenis pajak.
6. Tanda penerimaan uang yang dibuat untuk keperluan intern
organisasi.
7. DOKUMEN yang menyebutkan TABUNGAN, pembayaran
uang tabungan kepada penabung oleh Bank, koperasi, dan
badan-badan lainnya yang bergerak di bidang tersebut.
8. Surat Gadai yg diberikan oleh perusahaan jawawatan gadai.
9. Tanda pembagian keuntungan

TERHUTANG BEA METERAI


1. Dokumen yang dibuat oleh satu pihak, adalah pada saat
dokumen itu diserahkan.
2. Dokumen yg dibuat oleh lebih dari satu pihak, adalah pada
selesinya dokumen itu dibuat.
3. Dokumen yang dibuat di luar negeri adalah pada saat
digunakan di Indonesia.

PENGGUNAAN BEA METERAI TEMPEL


1. Meterai direkatkan di tempat dimana tandatangan akan
dibubuhkan.
2. Pembubuhan tandatangan sebagian di atas meterai dan
sebagaian di atas kertas, disertai tanggal, bulan dan tahun

DENDA BEA METERAI


Dokumen yang belum (kurang) dilunasi Bea Meterainya
dikenakan denda administrasi sebesar 200% dari Bea Meterai
yang kurang dibayar.
RAHASIA BANK
UU PERBANKAN
No.7/1992 dan UU No.10/1998

KRITERIA RAHASIA BANK


Bank (termasuk pihak terafiliasi) wajib merahasiakan
keterangan mengenai nasabah PENYIMPAN dan
SIMPANANNYA (Psl 40).

PERKECUALIAN ATAS IZIN BI / PEMERINTAH


 Untuk kepentingan PERPAJAKAN, Bank wajib memberikan
informasi kepada pejabat pajak setelah ada perintah
TERTULIS dari BI dan Menteri Keuangan (Psl 41).
 Untuk kepentingan Badan Urusan Piutang dan Lelang
Negara, Bank wajib memberikan informasi mengenai
SIMPANAN nasabah debitur setelah ada izin TERTULIS dari
kepala Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara (Psl 41A)
 Untuk kepentingan PERADILAN dalam perkara PIDANA,
Bank wajib memberikan informasi mengenai SIMPANAN
tersangka setelah ada izin tertulis dari Kapolri, Jaksa Agung,
atau Ketua MA (Psl 42).

PERKECUALIAN TANPA IZIN BI


 Untuk kepentingan PEMBUKTIAN dalam perkara PERDATA
antara BANK dengan nasabahnya, Direksi Bank dapat
memberikan informasi tetang keuangan nasabah kepada
Pengadilan (Psl 43).
 Untuk kepentingan TUKAR MENUKAR INFORMASI ANTAR
BANK, Bank dapat memberikan informasi sesuai mekanisme
yang diatur oleh BI.
 Untuk kepentingan PIHAK LAIN, Bank wajib memberikan
keterangan mengenai SIMPANANNYA setelah ada
persetujuan atau kuasa secara tertulis dari nasabah tersebut
(Psl 44A-1).
 Untuk kepentingan AHLI WARIS nasabah yang meninggal
dunia, Bank wajib memberikan informasi mengenai
SIMPANAN nasabah. (Psl 44A-2)

SANKSI PIDANA
 Barang siapa tanpa membawa perintah tertulis / izin dari
Pimpinan BI sebagaimana dimaksud dalam pasal 41, 41A,
dan 42, dengan sengaja memaksa Bank (Pihak Terafiliasi)
untuk memberikan keterangan sebagaimana dimaksud
dalam pasal 40, diancam dengan PIDANA PENJARA
minimal 2 tahun dan maksimal 4 tahun serta denda minimal
Rp. 10 M dan maksimal Rp. 200 M.
 Anggota Dewan Komisaris, Direksi, Pegawai Bank (Pihak
Terafiliasi) lainnya yang dengan sengaja memberikan
keterangan yang wajib dirahasiakan menurut pasal 40,
diancam dengan PIDANA PENJARA minimal 2 tahun dan
maksimal 4 tahun serta denda minimal Rp. 4 M dan
maksimal Rp. 8 M.
 Anggota Dewan Komisaris, Direksi atau Pegawai Bank yang
dengan sengaja tidak memberikan keterangan yang wajib
dipenuhi sebagaimana dimaksud pasal 42A dan 44A,
diancam dengan PIDANA PENJARA minimal 2 tahun dan
maksimal 7 tahun serta denda minimal Rp. 4 M dan
maksimal Rp. 15 M.
TINDAK PIDANA DI BIDANG PERBANKAN
Berkaitan dengan perizinan Bank (Psl 46)
Barang siapa menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan tanpa izin
usaha dari Pimpinan BI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, Diancam dengan
PIDANA penjara minimal 5 tahun dan maksimal 15 tahun serta dendaminimal Rp. 10
M dan Maksimal Rp. 200 M

Berkaitan dengan rahasia Bank (Psl 47 & 47A)


 Barang siapa tanpa membawa perintah tertulis / izin dari Pimpinan BI
sebagaimana dimaksud dalam pasal 41, 41A, dan 42, dengan sengaja memaksa
Bank (Pihak Terafiliasi) untuk memberikan keterangan sebagaimana dimaksud
dalam pasal 40, diancam dengan PIDANA PENJARA minimal 2 tahun dan
maksimal 4 tahun serta denda minimal Rp. 10 M dan maksimal Rp. 200 M.
 Anggota Dewan Komisaris, Direksi, Pegawai Bank (Pihak Terafiliasi) lainnya yang
dengan sengaja memberikan keterangan yang wajib dirahasiakan menurut pasal
40, diancam dengan PIDANA PENJARA minimal 2 tahun dan maksimal 4 tahun
serta denda minimal Rp. 4 M dan maksimal Rp. 8 M.
 Anggota Dewan Komisaris, Direksi atau Pegawai Bank yang dengan sengaja
tidak memberikan keterangan yang wajib dipenuhi sebagaimana dimaksud pasal
42A dan 44A, diancam dengan PIDANA PENJARA minimal 2 tahun dan
maksimal 7 tahun serta denda minimal Rp. 4 M dan maksimal Rp. 15 M.

Berkaitan dengan pengawasan Bank (Psl 48)


 Anggota Dewan Komisaris, Direksi atau pegawai Bank yang dengan sengaja
tidak memberikan keterangan yang wajib dipenuhi sebagaimana dimaksud dalam
pasal 30 ayat 1 dan 2, dan pasal 34 ayat 1 dan 2, diancam dengan pidana
penjara minimal 2 tahun dan maksimal 10 tahun serta denda minimal Rp. 5 M
dan maksimal Rp. 100 M
 Anggota Dewan Komisaris, Direksi atau pegawai Bank yang lalai memberikan
keterangan yang wajib dipenuhi sebagaimana dimaksud dalam pasal 30 ayat 1
dan 2, dan pasal 34 ayat 1 dan 2, diancam dengan pidana penjara min 1 tahun
dan mak 2 tahun serta denda min Rp. 1 M dan mak Rp. 2 M

Berkaitan dengan kegiatan usaha Bank (Psl 49)


1. Anggota Dewan Komisaris, Direksi, dan Pegawai Bank yang dengan sengaja:
 Membuat atau menyebabkan adanya pencatatan palsu.
 Menghilangkan atau tidak memasukkan atau menyebabkan tidak
dilakukannya pencatatan.
 Mengubah, mengaburkan, menyembunyikan, menghapus, atau
menghilangkan, menyembunyikan, merusak catatan pembukuan tersebut,
dalam pembukuan, laporan, dokumen, laporan kegiatan usaha, laporan
transaksi, rekening suatu Bank, diancam dgn PIDANA penjara min 5 thn dan
mak 15 thn serta denga min Rp. 10 M dan mak Rp. 200 M

Contoh: Kasus kredit fiktif, Deposito fiktif, Mark-up biaya, biaya


fiktif, penggelapan pendapatan Bank, Window dressing

2. Anggota Dewan Komisaris, Direksi, dan Pegawai Bank yang dengan sengaja:
Memina, menerima, mengizinkan, menyetujui untuk menerima suatu imbalan,
komisi, uang tambahan, pelayanan, uang atau barang berharga untuk
keuntungan pribadinya atau untuk keuntungan keluarganya, dalam rangka
mendapatkan atau berusaha mendapatkan bagi orang lain dalam memperoleh
uang muka, bank garansi, atau fasilitas kredit dari Bank, atau dalam rangka
pembelian atau pendiskontoan oleh Bank atas surat-surat wesel, surat promes,
cek, dan dan kertas dagang atau bukti kewajiban lainnya ataupun dalam rangka
memberikan persetujuan bagi orang lain untuk melaksanakan penarikan dana
yang melebihi batas kreditnya pada Bank, diancam dgn PIDANA penjara min 3
thn dan mak 8 thn serta denda min Rp. 5 M dan mak Rp. 100 M

Contoh: Menerima / meninta imbalan dari debitur

3. Anggota Dewan Komisaris, Direksi, dan Pegawai Bank yang dengan sengaja
tidak melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan
ketaatan Bank terhadap ketentuan dalam UU ini dan ketentuan peraturan
perundang-undangan lainnya yang berlaku bagi Bank, diancam dengan PIDANA
penjara min 3 thn dan mak 8 thn serta denda min Rp. 5 M dan mak Rp. 100 M

Contoh: Penyimpangan terhadap prosedur pemberian kredit yang sehat, pengadaan


barang dan jasa, tidak melaksanakan action plan pelanggaran BMPK, pelanggaran
CDO.

Berkaitan dengan pihak terafiliasi dan pemegang saham


 Pihak terafiliasi yang dengan sengaja tidak melaksanakan langkah-langkah yang
diperlukan untuk memastikan ketaatan Bank terhadap ketentuan dalam UU ini
dan Peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku bagi Bank, diancam
dengan PIDANA penjara min 3 thn dan mak 8 thn serta denda min Rp. 5 M dan
mak Rp. 100 M
 Pemegang saham yg dgn sengaja menyuruh Dewan Komisaris, Direksi, dan
Pegawai Bank untuk melakukan atau tidak melakukan tindakan yg
mengakibatkan Bank tidak melaksanakan langkah-langkah yg diperlukan utk
memastikan ketaatan Bank terhadap ketentuan dalam UU ini dan peraturan
perundangan lainnya yg berlaku bagi Bank, diancam dgn PIDANA penjara min 7
thn dan mak 15 thn serta denda min Rp. 10 dan Mak Rp. 200 M

TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG


UU NO 15/2002 dan UU NO 25/2003

HASIL TINDAK PIDANA (Ps 2)


Adalah harta kekayaan yang diperoleh dari tindak pidana;
korupsi, penyuapan, penyelundupan barang, penyelundupan
tenaga kerja, penyelundupan imigran, bidang perbankan,
bidang pasar modal, dibidang asuransi, narkotika, psikotropika,
perdagangan manusia, perdagangan senjata gelap, penculikan,
terorisme, pencurian, penggelapan, penipuan, pemalsuan
uang, perjudian, prostitusi, dibidang perpajakan, dibidang
kehutanan, dibidang lingkungan hidup, dibidang kelautan, atau
tindak pidana lainnya yang diancam dengan pidana penjara 4
tahun atau lebih, yang dilakukan di wilayah Negara RI atau di
luar wilayah Negara RI dan kejahatan tersebut juga merupakan
tindak pidana menurut hukum Indonesia.

TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG (Ps 3)


Setiap orang yang dengan sengaja:
 MENEMPATKAN harta kekayaan yang diketahuinya atau
patut diduga merupakan hasil tindak pidana ke dalam
Penyedia Jasa Keuangan, baik atas nama sendiri atau atas
nama pihak lain;
 MENTRANSFER harta kekayaan yang diketahuinya atau
patut diduga merupakan hasil tindak pidana ke dalam
Penyedia Jasa Keuangan, baik atas nama sendiri atau atas
nama pihak lain;
 MEMBAYARKAN atau MEMBELANJAKAN harta kekayaan
yang diketahuinya atau patut diduga merupakan hasil tindak
pidana, baik perbuatan atas nama sendiri atau atas nama
pihak lain;
 MENGHIBAHKAN atau MENYUMBANGKAN harta kekayaan
yang diketahuinya atau patut diduga merupakan hasil tindak
pidana, baik atas nama sendiri atau atas nama pihak lain;
 MENITIPKAN harta kekayaan yang diketahuinya atau patut
diduga merupakan hasil tindak pidana, baik atas nama
sendiri atau atas nama pihak lain;
 MEMBAWA KELUAR NEGERI harta kekayaan yang
diketahuinya atau patut diduga merupakan hasil tindak
pidana;
 MENUKARKAN harta kekayaan yang diketahuinya atau
patut diduga merupakan hasil tindak pidana dengan mata
uang atau surat berharga lainnya, dengan maskud
MENYEMBUNYIKAN atau MENYAMARKAN asal usul harta
kekayaan yang diketahuinya atau patut diduga merupakan
hasil tindak pidana, dipidana karena tindak pidana pencucian
uang dengan pidana penjara paling singkat 5 tahun dan
paling lama 15 tahun dan denda paling sedikit Rp. 5 Milyar
dan paling banyak Rp. 15 Milyar.

Setiap orang yang melakukan percobaan, pembantuan atau


pemufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana pencucian
uang, dipidana dengan pidana yang sama sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1)

Pasal 6
 Setiap orang yang menerima atau menguasai penempatan,
pentransferan, pembayaran, hibah, sumbangan, penitipan,
penukaran harta kekayaan yang diketahuinya atau patut
diduga merupakan hasil tindak pidana, dipidana penjara
paling singkat 5 tahun dan paling lama 15 tahun dan denda
paling sedikit Rp. 100 juta dan paling banyak Rp. 15 Milyar.
 Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak
berlaku bagi Penyedia Jasa Keuangan yang melaksanakan
kewajiban pelaporan transaksi keuangan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 13

TINDAK PIDANA LAINNYA


Penyedia Jasa Keuangan yang dengan sengaja tidak
menyampaikan laporan kepada PPATK (Pusat Pelaporan dan
Analisis Transaksi Keuangan) sebagaimana dimaksud Pasal 13
ayat 1, dipidana dengan pidana denda paling sedikit Rp. 250
juta dan paling banyak Rp. 1 Milyar (Ps 8)

Setiap orang yang (membawa / tidak melaporkan) uang tunai


berupa rupiah sejumlah Rp. 100 juta atau lebih yang dibawa ke
dalam atau ke luar wilayah negara RI (ke Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai), dipidana dengan pidana denda paling sedikit
Rp. 100 juta dan paling banyak Rp. 300 juta. (Ps 9, Ps 16)

Penyedia Jasa Keuangan wajib menyampaikan laporan kepada


PPATK untuk hal-hal sebagai berikut (ps 13-1);
 Transaksi Keuangan Mencurigakan
 Transaksi Keuangan yang dilakukan secara tunai dalam
jumlah kumulatif sebesar Rp. 500 juta atau lebih atau mata
uang asing yang nilainya setara, baik dilakukan dalam 1 kali
transaksi maupun beberapa kali transaksi dalam 1 hari kerja.
Dikecualikan dari kewajiban pelaporan, meliputi transaksi
antarbank, transaksi dengan Pemerintah, transaksi dengan
bank sentral, pembayaran gaji, pensiun, dan transaksi lainnya
yang ditetapkan oleh Kepala PPATK atau atas permintaan
Penyedia Jasa Keuangan yang disetujui oleh PPATK (Ps 13-5).

Direksi, pejabat, atau pegawai Penyedia Jasa Keuangan


dilarang memberitahukan kepada pengguna jasa keuangan
atau orang lain baik secara langsung ataupun tidak langsung
dengan cara apapun mengenai laporan transaksi keuangan
yang mencurigakan yang sedang disusun atau telah
disampaikan kepada PPATK.

SE N0.6/19/DPBPR 22-04-2004
PEDOMAN PRINSIP MENGENAL NASABAH
(KYCP)

PROSEDUR PENERIMAAN NASABAH

PERORANGAN
1. Mengisi formulir CIF dan formulir pembukaan rekening
 Nama, tanggal lahir, alamat, kewarganegaraan (KTP/SIM)
untuk orang asing (KIMS/KITAS)
 Alamat dan nomor telepon tempat bekerja dilengkapi
dengan nama dan kegiatan instansi tempat kerjanya
 Jabatan dan penghasilannya
 Sumber dan tujuan penggunaan dana
 Spesimen tandatangan
2. Meminta rekening listrik dan telepon
3. Melakukan pertemuan tatap muka dengan nasabah
4. Bagi beneficial owner dan joint account tetap mengisi CIF
dan melampirkan surat kuasanya.

PERUSAHAAN
1. Pengisian formulir CIF dan pembukaan rekening
 Status badan hukum, akta Pendirian dan ADnya
 Surat Izin Usaha (SIUP/SITU)
 Nama, spesimen tandatangan, dan surat kuasanya.
 Alamat perusahaan, nomor tlp dan fax
 Sumber dan tujuan penggunaan dana
 Negara asal perusahaan
 NPWP (bagi nasabah yang tidak wajib memiliki NPWP,
membuat pernyataan bahwa dirinya bukan pihak yang
wajib memiliki NPWP)
 Laporan keuangan nasabah
 Hubungan dengan bank lain
2. Bagi beneficial owner dan joint account tetap mengisi CIF
dan melampirkan surat kuasanya.

BANK
1. Pengisian formulir CIF dan pembukaan rekeningnya.
 Akta Pendirian dan AD Bank
 Izin Usaha dari Instansi yang berwenang
 Nama, spesimen tandatangan, kuasa atau surat
penunjukan (kuasanya)
 Alamat tempat usaha
2. Bagi beneficial owner dan joint account tetap mengisi CIF
dan melampirkan surat kuasanya.

PEMERINTAH, LEMBAGA INTERNASIONAL DAN


PERWAKILAN NEGARA ASING
1. Pengisian formulir CIF dan pembukaan rekeningnya.
2. Nama, spesimen tandatangan (KTP/Paspor/SIM)
3. Surat Penunjukan dari pihak yang berwenang
4. Keterangan mengenai asal negara lembaga tersebut,
maksud dan tujuan penggunaan dana.

PARTAI POLITIK, LEMBAGA PENDIDIKAN, LSM,


YAYASAN, GEREJA, PERKUMPULAN
1. Pengisian formulir CIF dan pembukaan rekening
 Akta Pendirian atau Izin Usahanya
 Nama, spesimen tandatangan, dan surat kuasanya.
 Alamat badan, nomor tlp dan fax
 Sumber dan tujuan penggunaan dana
 NPWP (bagi nasabah yang tidak wajib memiliki NPWP,
membuat pernyataan bahwa dirinya bukan pihak yang
wajib memiliki NPWP)
 Laporan keuangan nasabah
 Hubungan dengan bank lain
3. Bagi beneficial owner dan joint account tetap mengisi CIF
dan melampirkan surat kuasanya.

PROSEDUR IDENTIFIKASI DAN VERIFIKASI


1. Meneliti kebenaran dokumen, apakah ada hal yang tidak
wajar atau mencurigakan?
2. Menatausahakan fotocopy dokumen setelah mencocokan
dengan aslinya yang sah.
3. Melakukan pertemuan dengan calon nasabah
4. Melakukan pengecekan silang
5. Melakukan verifikasi yang lebih ketat terhadap calon
nasabah:
 Berasal dari negara yang diklasifikasikan mempunyai
resiko tinggi dalam masalah pencucian uang
 Bidang usahanya potensial digunakan sarana pencucian
uang
 Dianggap mempunyai resiko tinggi sebagai pelaku / ikut
serta dalam kegiatan pencucian uang termasuk
perusahaan milik negara.
6. Persetujuan penerimaan calon nasabah yang beresiko tinggi
harus mendapat persetujuan dari pejabat yang berwenang.

PROSEDUR PEMANTAUAN REKENING DAN TRANSAKSI


1. Pemantauan rekening meliputi mutasi rekening secara
periodik untuk mengidentifikasi kemungkinan adanya mutasi
yang tidak sesuai dengan profil nasabah.
2. Pemantauan transaksi meliputi transaksi tunai maupun non
tunai pada saat transaksi tersebut dilakukan untuk
mengidentifikasi kemungkinan adanya transaksi yang tidak
sesuai dengan profil nasabah.
3. Pemantauan transaksi untuk Walk in customer meliputi
transaksi dengan nominal lebih dari Rp. 100 juta, baik
dilakukan dalam 1 kali transaksi atau lebih.
4. Evaluasi hasil pemantauan rekening dan transaksi untuk
memastikan ada-tidaknya unsur transaksi keuangan
mencurigakan.
5. Tindak lanjut pemantauan rekening dan transaksi nasabah
yang mencurigakan wajib dilaporkan kepada PPATK (Pusat
Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan) paling lambat 3
(tiga) hari kerja.
6. Dokumentasi hasil pemantauan dan evaluasi rekening dan
transaksi.

PROSEDUR IDENTIFIKASI TRANSAKSI MENCURIGAKAN


Suatu transaksi termasuk sebagai transaksi keuangan
mencurigakan jika sekurang-kurangnya memenuhi salah satu
unsur sebagai berikut:
 Transaksi keuangan yang menyimpang dari profil,
karakteristik, atau kebiasaan pola transaksi dari nasabah ybs
 Transaksi keuangan oleh nasabah yang patut diduga
dilakukan dengan tujuan untuk menghindari pelaporan
transksi yang bersangkutan yang wajib dilakukan oleh Bank
sesuai UU 15/2002 dan UU no.25/2003 ttg Tindak Pidana
Pencucian Uang.
 Transaksi keuangan yang dilakukan atau batal dilakukan
dengan menggunakan harta kekayaan yang diduga berasal
dari hasil tindak pidana.
Nama Dokumen Perorangan Org Asing Perusahan Bank Lain Pemerintah Negara Asing / Partai Politik Gereja / LSM
Lembaga Inter Yayasan
1 Formulir CIF Y Y Y Y Y Y Y Y Y
2 Pembukaan Rekening Y Y Y Y Y Y Y Y Y
3 KTP / SIM Y T Y Y Y T Y Y Y
4 KIMS / KITAS T Y T O T Y T T T
5 Spesimen Y Y Y Y Y Y Y Y Y
6 Akta Pendirian / AD T T Y Y T T Y Y Y
7 SIUP T T Y Y T T T O T
8 SITU T T Y Y T T T O T
9 NPWP O T Y O T T O O O
10 Pernyataan tanpa NPWP O T T T T T O O O
11 Surat kuasa / Penunjukan O O O O Y Y Y Y Y
12 Rekening listrik O O O O O O O O O
13 Rekening telepon O O O O O O O O O

Y = Ya , T = Tidak, O = Opsional

DOKUMEN nasabah wajib disimpan sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun sejak penutupan


rekeningnya.

DOKUMEN adalah data, rekaman, atau informasi yang dapat dilihat, dibaca, dan/atau
didengar, yang dapat dikeluarkan dengan atau tanpa bantuan suatu sarana, baik yang
tertuang di atas kertas, benda fisik apapun selain kerta, atau yang terekam secara
elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada:
1. Tulisan, suara, atau gambar;
2. Peta, rancangan, foto, atau sejenisnya;
3. Huruf, tanda, angka, simbol, atau perforasi yang memiliki makna atau dapat dipahami
oleh orang yang mampu membaca atau memahaminya.

Anda mungkin juga menyukai