Anda di halaman 1dari 56

Aspek Hukum & Adminitrasi

Kontrak

Program studi teknik sipil


Universitas Muhammadiyah Surakarta

Ir.H.Muh.Nur sahid,MM,MT
Mengapa perlu belajar
mengenai KONTRAK ?
 Apakah kontrak tersebut ?
 Apakah fungsi dan peran kontrak dalam kegiatan
kontruksi ?
 Mengapa kontrak merupakan hal yang penting untuk
di pelajari ?
 Bagaimana cara mempelajari dan memahami kontrak
dengan efektif dan benar ?

Pada umumnya kita baru menyadari PENTING nya


memahami KONTRAK pada saat telah terjadi suatu
kejadian yang mengancam /menimbulkan kerugian
Agenda
1.Landasan Hukum & Aspek legal kontrak
kontruksi
2.Adminitrasi kontrak
3.Landasan hukum lain untuk jasa
kontruksi di indonesia
Latar Belakang

 Kontruksi merupakan suatu kegiatan yang


melibatkan /menyangkut berbagai aspek
kehidupa masyarakat
 Kegiatan kontruksi :
Resiko tinggi (tidak pasti,mahal,berbahaya)
Transaksi ekonomi ,dan jasa pelayanan
Kontrak Pekerjaan kontruksi merupakan landasan
penting dalam setiap kegiatan /aktivitas
kontruksi
Landasan Hukum

 Kontrak (termasuk kontrak pekerjaan


kontruksi )merupakan bentuk
kesepakatan yang termasuk dalam
hukum PERJANJIAN
 Bentuk perjanjian mulai dari sederhana
hingga komplek
 Secara formal diatur dalam kitab
undang undang Hukum Perdata(KUHPt)
PERJANJIAN dan PERIKATAN
 Perjanjian adalah peristiwa di mana seseorang berjanji pada orang
lain ,atau dua orang saling berjanji yang mengakibatkan timbulnya
perikatan
 Perikatan adalah suatu Hubungan Hukum antara dua pihak (kreditur
berhak menuntut & Debitur berkewajiban memenuhi tuntutan )
 Perjanjian atau persetujuan tertulis disebut KONTRK
 Timbulya perikatan :
a.suatu perjanjian :dengan ada tanpa
tanggungjawab
b.Undang –undang
c.Kesusilaan :ikatan adat
 Perjanjian bersifat Positif:ada kesepakatan berbuat/menghasilka
sesuatu
 Perjanjian bersifat Negatif :ada kesepakatan untuk tidak berbuat
sesuatu
Obyek Perikatan

 Harus tertentu dan dapat di tentukan


 .Lumpsum :obyek tertentu
 .Unit price :obyek ditentukan kemudian
 Harus sah dan diperkenanlan oleh
peraturan /undang undang
 Prestasi di mungkinkan untuk di
laksanakan (secara obyektif)
Subyek Perikatan

 Melibatkan dua orang (badan Hukum)


atau lebih
 Satu pihak berkewajiban atas prestasi
dan pihak lain berhak atas prestasi
 Ada bentuk perikatan yang menyangkut
pihak ketiga (contoh : user)
Sistem dan Azas Perjanjian

 Sistem Terbuka
 Yang membuat kesepakatan /perjanjian bebas
mengabaikan ketentuan hukum perdata asal memenuhi
syarat sahnya perjanjian
 Pihak yang mengadakan perjanjian dapat membuat anturan
sendiri
 Semua persetujuanyangdibuat secara sah menjadi undang
undang bagi mereka yang membuatnya
 Azas Konsensualisme
 Perjanjian berlaku sejak detik dicapai kesepakatan
 Perjanjian sah jika hal hal pokok telah disepakati
 Bagaimana dangan Letter of intent?
Syarat –syarat Sah Sesuatu
Perjanjian
 Azas Konsensualisme dalam KUHPt
 Sepakat untuk mengikat diri
 Cakap dalam membuat perjanjian
 Menyangkut hal tertentu
 Disebabkan oleh sesuatu yang halal
 Dengan kata lain ,dipenuhi:
 Syarat subyektif
 Tidak ada paksaan (suka rela)
 Subyek mempuyai kapasitas membuat paerjanjian
 Syarat obyektif
 obyek perjanjian tertentu
 Kausanya legal atauntidak bertentangan dengan hukum
 Perjanjian di bawah tangan meambutuhkan akta notaris untuk
memperoleh kekuatan hukum ,dan kelak untuk pembutian bila
di sangkal oleh salah satu pihak
Batalnya Suatu perjanjian

 Suatu perjanjian batal demi hukum bila salah


satu atau kedua syarat obyektif tidak di
penuhi
 Perjanjian dapat di minta untuk dibatalkan adalah
5 tahun (BW ps 1454),terhitung:.sejak orang
menjadi cakap hukum
 Sejak hari paksaan telah berhenti
 Sejak saat/hari diketahui adanya kaekhilafan atau
penipuan
Pelaksaan Perjanjian

 Hal tidak menempati janji dalam pelaksanaan perjanjian


 Jikadebitur tidak dapat menempati janji,maka dikuasakan
pada hakim untuk mewujudkan:
 Perjanjian untuk memberikan sesuatu
 Perjanjian untuk berbuat sesuatu
 Perjanjian untuk tidak berbuat sesuatu
 Hal Undang-undang ,Adat kebiasaan dan kepatuhan pada
pelaksanaan perjanjian
 Suatu perjanjian tidak hanyamengikat untuk hal-hal yang dengan tegas
dinyatakan di dalamnya,tetapi harus memuat /di lengkapi peraturan
yang terdapat dalam undang undang ,adat kebiasaan setempat
 Hal itikad Baik pada Pelaksaan Perjanjian
 Suatu perjanjian harus memenuhi :
 Persyaratan atau tuntutan kepastian hukum (menjamin kepastian )
 Dilaksanakan dengan itikad baik (memenuhi tuntutan keadilan)
Wanprestasi

 Apabila si pengutang (debitur)tidak (dapat)melakukan apa yang


telah diperjanjikan maka di katakan melakukan
wanprestasi,yang berarti kelalaian atau kealpaan(negligence)
 Bentuk Wanprestasi :
 Tidak melakukan apa yang telah di sanggupi akan di lakukan
 Melakukan apa yang di janjikan ,tetapi tidak sebagai mana telah
dijanjikan
 Melakukan apa yang dim janjikan,tetapi terlambat
 Melakukan apa yang menurut perjanjian tidak boleh di lakukan
 Sanksi Hukum:
 Membayar ganti rugi
 Pembatalan perjanjian
 Pengalihan resiko
Ganti Rugi

 Pengertian Ganti Rugi mencakup 3 hal :


 Biaya adalah segala perongkosan atau pengeluaran yang nyata-nyata telah
dikeluarkan (real/actual expenses)
 Rugi adalah kerugian karena kerusakan barang (property)milik kreditur
akibat kelalaian debitur
 Bunga adalah kerugian berupa kehilangan keuntungan yang sudah
dibayangkan /diperhitungkan oleh kreditur (future income) liquidate
damages
 Ganti rugi yang dapat dituntut oleh kreditur
 Rugi yang betul-betul diderita oleh kreditur
 Keuntungan yang hilang ,yang semestinya diperoleh kreditur
 Penetapan Bunga
 Ditetapkan dalam perjanjian
 Bila tidak ditetapkan ,maka diberlakukan tingkat suku bunga yang di
tetapkan oleh undang-undang(6%/tahun)
 Sebesar bunga deposito pada bank pemerintah
Pembatalan Perjanjian

 Sanksi hukum bagi debitur yang


lalai/gagal memenuhi perjanjian
 Pembatalan bertujuan untuk membawa
kedua pihak kembali ke keadaan
sebelumnya terjadi perjanjian
 Status pembatalan;apakah diperlukan
keputusan hakim?
Peraliha Resiko

 Peralihan resiko merupakan sanksi hukum


bagai debitur yang lalai/gagal memenuhi
perjanjian(wanprestasi)
 Problematika:
 Bagaimana dengan status kepemilikan dan
tanggungjawab terhadap obyek perjanjian?
 Dialihkan pada pihak ke tiga
 Bagaimana mekanismenya?
Force majeur
(keadaan memaksa)
 Debitur dibebaskan dari kewajiban membayar ganti
bila terkena keadaan yang memaksa yang
membuatnya tidak mungkin untuk melaksanakan
prestasi yang di perjanjikan
 Keadaan memaksa :
 Terjadi setelah dibuatnya perjanjian /perikatan
 Terjadi pada debitur
 Terjadinya tidak terduga
 Tidak dapat dipertanggungjawabkan kepada debitur
 Tidak sengaja
 Tidak ada itikat buruk dari debitur
Force majeur
(keadaan memaksa)
 Teori Obyektif
 Keadaan memaksa harus mempunyai
ketidakmungkinan mutlak;bagi setiap orang tidak
mungkin melaksanakan prestasi tersebut
 Teori Subyektif
 Keadaan memaksa harus mempunyai
ketidakmungkinan yang tak mutlat;debitur masih
dapat melaksanakan prestasi tetapi dengan
pengorbanan yang sangat besar sehingga tidak
selayaknya kreditur menuntut pemenuhan prestasi
Interprestasi Perjanjian
 Tujuan dari interprestasi perjanjain adalah
untuk memberikan keyakinan dan penegakan
(kepastian )maksud (interest) dari pihak-
pihak yang berjanji pada saat perikatan
 Merupakan hal tidak mungkin untuk
mengetahui apa yang aada di benak pihak-
pihak yang saling berjanji pada saat perikatan
 Pemahaman /pengartian (interprestasi)
dilandaskan pada arti logis yang layak dari
bahasa perjanjian.
KONTRAK KONSTRUKSI
 Pada dasarnya kedudukan para pelaku
perjanjian (pihak yang mengikatkan diri
dalam perjanjian) adalah sama
 Dalam perjanjian konstruksi banyak hal yang
lebih rumit daripada oerjanjian (transaksi
usaha) biasa
 Perlu pemahaman yang maendalam terhadap
konsep,fungsi dan makna kontrak konstruksi
Kedudukan Hukum Kontrak
Konstruksi
 Kontrak konstruksi merupakan suatu produk
hukum
 Elemen (bagian-bagian) kontrak merupakan
hal yang tidak dapat dipisahkan satu
kesatuan yang mengikat
 Karenanya ,seluruh elemen kontrak
mempunyai kedudukan dan konsekuensi
hukum yang sama terhadap masing –masing
pihak yang mengikatkan diri dalam kontrak
Aspek Legal dalam Lingkungan
Jasa Konstruksi Indonesia
 Undang-undang Jasa Konstruksi (UUJK) no.18 tahun 1999
tentang jasa konstruksi
 Peraturan Pemerintah no.28 tahun 2000 tentang usaha dan
Peran masyarakat konstruksi
 Peraturan Pemerintah no.29 tahun 2000 tentang
Penylenggaraan Jasa Konstruksi
 Peraturan Pemerintah no.30 tahun 2000 tentang
penylenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi
 Keppress 80 tahun 2003 tentang pengadaan di lingkungan
instansi Pemerintah
 UU no.22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah
 UU no.23 tahun 1999 tentang perimbangan Keungan Pusat dan
daerah
Undang-undang Jasa
Konstruksi (no.18/1999)
 Berisikan lingkup kegiatan dan pengaturan terhadap mekanisme
kerja
 Terbatas pada jasa ,sementara lainnya diatur dalam UU lain
 Isi utama :
 Organ :
 Pengguna jasa (orang/badan)
 Penyedia jasa (Perencana,pelaksana,pengawas)
 Masyarakat jasa konstruksi
 Forum jasa konstruksi
 Tujuan :
 Arah pertumbuhan dan perkembangan menuju struktur usaha yang
kokoh (mampu bersaing)
 Perwujudan ketertiban penylenggaraan
 Perwujudan peningkatan peran masyarakat
PP:Usaha dan Peran MJK
(NO.28/2000)
 Berisikan lingkup pengaturan dan peran masyarakat jasa konstruksi
 Usaha jasa konstruksi
 Tenaga kerja jasa konstruksi
 Peran masyarakat jasa konstruksi
 Penerapan sanksi
 Isu utama :
 Klasifikasi
 Penggolongan usaha menurut bidang dan sub bidang menurut keilmuan
,ketrampilan ,kefungsian dan keahlian
 Kualifikasi
 Penggolongan usaha menurut tingkat /kedalaman kompetensi dan kemampuan
usaha(besar,menengah,kecil)
 Sertifikasi
 Proses penilaian untuk memperoleh pengakuan klasifikasi dan kualifikasi
 Tanda bukti pengakuan
 Akreditasi
 Profesi dan perusahaan
 Pendidikan dan pelatihan
 Pelaksanana:LEMBAGA (ACUAN uu 18/1999:LPJK)
PP:Penylenggaraan Jasa
Konstruksi (no.29/2000)
 Berisikan lingkup pengaturan mengenai tata cara :
 Pengadaan Jasa Konstruksi
 Pemilihan perencanaan dan pengawasan konstruksi
 Pemilihan pelaksanaan konstruksi
 Kewajiban dan hak pengguna jasa
 Kewajiban dan hak penyedia jasa
 Penetapan penyedia jasa
 Kontrak Kerja Konstruksi
 Aturan umum mengenai kontrak konstruksi,jenis konktrak
 Penylenggaraan Pekerjaan Konstruksi
 Tahap perencanaan
 Tahap pelaksanaan dan pengawasan
 Standar keteknikan,tenaga kerja dan tata lingkungan
 Kegagalan pekerjaan konstruksi
 Kegagalan Bangunan
 Definisi:
 Penilaian kegagalan bangunan
 Kewajiban dan tanggungjawab pengguna jasa
 Larangan Persekongkolan (pakta integritas)
 Sanksi Adminitrasif
 Ketentuan peralihan
Kegagalan Bangunan
 Keadaan bangunan yang tidak
berfungsi ,baik secara keseluruhan atau
sebagaian dari segi
teknik,manfaat,keselamatan dan
kesehatan umum sebagai akibat
kesalahan penyedia jasa dan pengguna
jasa setelah penyerahan akhir
pekerjaan konstruksi
PP:Penylenggaraan
Pembinaan Jasa Konstruksi
 Berisikan lingkup pengaturan tentang pembinaan jakon:
 Peran Strategis Jasa Konstruksi
 Penylenggaraan pembinaan
 Pengaturan
 Pemberdayaan
 Pengawasan
 Pelaksana pembinaan:Pemerintah pusat dan Pemerintah Daerah
 Pembinaan terhadap penyedia jasa
 Pembinaan terhadap pengguna jasa
 Pembinaan terhadap masyarakat
 Tata laksana pembinaan
 Isi Utama :
 Siapa pelaksana pembinaan ?BAPEKIN?
 Bagaimana peran dan fungsi Forum jasa konstruksi
 Asosiasi,masyarakat,pemerintah
 Bagaimana peran dan fungsi Lembaga Jasa Konstruksi
 Asosiasi ,pakar dan perguruan tinggi,instansi pemerintah
Keppres 80 tahun 2003
 Pengadaan Barang dan Jasa di
lingkungan instansi pemerintah
UU no 22 dan 23 tahun 1999
 Otonomi Daerah
 Perimbangan Keuangan Pusat - Daerah
TAHAPAN PROSES PENGADAAN JASA
PEMBORONGAN dan BARANG/JASA LAINNYA

 PEMILIHAN LANGSUNG:  Pemilihan langsung :


 Pengumuman Prakualifikasi  Undangan penyedia barang /jasa
 Pemasukan dukumen Prakualifikasi  Penjelasan dokumen pengadaan
  Pemasukan penawaran
Undangan penyedia barang /jasa yang lulus Prakualifikasi
 Penjelasan Dokumen lelang  Evaluasi Penawaran
 Pemasuksan penawaran  Klarifikasi dan negosiasi(sesuai
 Evaluasi penawaran daftar peringkat)
 Penetapan colan pemenang  Penetapan pemenang
 Penguman calon pemenang  Penunjukan langsung:
 Masa sanggahan  Undangan penyedia barang /jasa
 Penetapan pemenang  Penjelasan dokumen pengadaan
 Penawaran
 Negosiasi
 Penetapan penyedia barang/jasa
TAHAPAN PROSES PENGADAAN
JASA KONSULTAN
Seleksi umum: Seleksi langsung: Penujukan
Pengumuman prakualifikasi
Undangan penyedia jasa langsung:


Pemasuksan dokumen

prakualifikasi Penjelasan dokumen Undangan penyedia jasa


Evaluasi dokumen prakualifikasi
pengadaan Pengjelasan dokumen pengadaan

Udangan penyedia jasa yang lulus Pemasukan penawaran Pemasukan penawaran

Penjelasan dokumen lelang Evaluasi penawaran Negosiasi

Pemasukan penawaran (disesuaikan) Penetapan penyedia jasa

Evaluasi penawaran(disesuaikan)
Klaririfikasi dan
Pengumuman hasil evaluasi teknis negosiasi(peringakat)
Masa sanggahan
Penetapan pemenang
Klarifikasi dan negosiasi

Penetapan calon pemenang

Pengumuman calon pemenang

Masa sanggahan

Penetapan pemenang
ARBITRASE - Definisi
 Arbitrase : penyelesaian atau sengketa oleh seorang arbiter
(para arbiter) berdasarkan persetujuan bahwa para pihak akan
tunduk pada ataunmentaati keputusan yang di berikan oleh
arbiter (para arbiter) yang mereaka pilih atau tunjuk tersebut.
 UU Arbitrase dan Penylesaian Perselisihan No:30/1999 psl 1 (1):
Arbitrase adalah cara penylesaian satu sengketa perdata di luar
peradilan umum yang berdasarkan pada perjanjian arbitrase
yang dibuat secara tertulis oleh para pihak yang bersengketa’.
ARBITRASE

LEMBAGA ARBITRASE LEMBAGA LITIGASI


Bebas dan otonom menentukan rules Mutlak terikat pada hukum acara yang
and institusi arbitrase berlaku
Menghidarai ketidak pastian akibat Yang berlaku mutlak adalah sistem
perbedaan sistem hukum dengan hukum dari negara sengketa di
negara tempat sengketa diperiksa periksa
,maupun kemungkinan adanya
keputusan yang unfair dengan maksud
apapun,termasuk melidungi
kepentingan domestik yang terlibat
ARBITRASE
LEMBAGA ARBITRASE LEMBAGA LITIGASI
Keluasaan memilih arbiter profesional ,pakar  Majelis hakim pengadilan ditentukan
dalam bidang yang menjadi obyek oleh adminitrasi pengadilan
sengketa,dan independen dalam memeriksa  Putusan pengadilan membutuhkan
sengketa waktu yang relatif lama (>5 tahun )
Waktu ,prosedur dan biaya arbitrase lebih

efisien .putusan bersifat final dan


binding,tertutup unutk upaya hukum banding
atau kasasi  Terbuka untuk umum (kecuali
perceraian)
Persidangan tertutup(non publicity)dan

karenanya memberiakan perlindangan untuk


informasi atau data usaha yang bersifat  Pola pertimbangan pengadilan dan
rahasia putusan hakim adalah win- loose
Pertimbangan huku lebih mengutamakan  Yurisprudensi merupakan salah satu
aspek privat dengan pola win win solution sumber hukum yang dapat
Putusan bersifat non-precendence ,dan
diterapkan dalam putusan perkara
karenanya untuk jenis dan sifat sengketa
yang sama dimungkinkan adanya putusan
yang berbeda
Komposisi Arbiter

 Arbiter Tunggal

 Arbiter Majelis terdiri dari tiga (3)


arbiter
Syarat (Material Arbiter )
 Cakap melakukan tindakan hukum
 Berumur paling rendah 35 tahun
 Atidak mempunyai hubungan keluarga sedarah
atau saudara sepupu
 Tidak mempunyai kepetingan finansial atau
keppentingan lain atas keputusan arbitrase
 Memiliki pengalaman serta menguasai secara aktif
di bidangnya paling sedikit 15 tahun
Syarat Formal Arbiter
 Wajib memberi pearsetujuan atau penolakan (tertulis
) atas penunjukan diri menjadi arbiter
 Tidak dapat menarik diri setelah setuju menjadi
arbiter,kecuali atas persetujuan para pihak yang
bersengketa,dibutuhkan aadanya penetapan
pengadilan jika para piha tidak memberikan
persetujuan
 Wajib mengganti kerugian kepada pihak yang
dirugikan dalam sengketa jika memutuskan sengketa
lewat dari 6 (enam) bulan tanpa alasan yang sah
 Wajib mengundurkan diri jika hak ingkar yang
diajukan salah satu pihak yang bersengketa terbukti
Obyek Arbitrase- UU RI
30/1999
 Ps 5(1):
 Sengketa yang dapat diselesaikan melalaui arbitrase
hanya sengketa di bidang perdagangan dan hak yang
menurut hukum dan peraturan perundang-undangan
dikuasai sepenuhnya oleh pihak yang berengketa
 Ps 5 (2):
 Sengketa yang tidak dapat diselesaikan melalui
arbitrase adalah sengketa yang menurutperundang-
perundangan tidak dapat diadakan perdamaian
Klausula Arbitrase dalam
kontrak
 UU RI 30/1999 dengan tegas mengatur
maksud dari klausula atau perjanjian
arbitrase.”Perjanjian arbitrase adalah
seuatunkesepakatan berupa klausula
arbitrase yang tercantum dalam suatu
perjanjian tertulis yang dibuat para pihak
sebelum timbul sengketa ,atau perjanjian
arbitrase tersendiri yang dibuat para pihak
setelah timbul sengketa”
Klausula Arbitrase Dalam
Kontak
 UURI 30/1999 ps 3 mengatur kewenangan
(kompetensi)absolut dari lembaga arbitrase untuk
memeriksa sengketa berdasarkan eksistensi dari
klausula atau perjanjian sengketa para pihak yang telah
terikat dalam perjanjian arbitrase.
 UURI 30/1999 ps11 mempertegas wewenang tersebut
.”1.Adanya perjanjian arbitrase tertulis meniadakan hak
para pihak untuk mengajukan penylesaian sengketa
atau beda pendapat yang termemuat dalam perjanjian
ke pengadilan negri.”2.Pengadilan negri wajib menolak
dan tidak akan campur tangan di dalam suatu
penylesaian sengketa yangtelah ditetapkan melalui
arbitrese ,kecuali dalam hal-hal tertentu yang
ditetapkan dalam undang-undang ini.
Klusul Arbitrase Standar
Dalam Komtrak Memuat :
1. Kesepakatan(komitmen ) para pihak untuk
melaksanakan arbitrase jika terjadi sengketa dalam
pelaksanaan kontrak.
2. Ruang lingkup arbitrase (dalam kontarak dapat juga
diatur untuk penylesaian sengketa bersifat teknis).
3. Lembaga arbitrase yang digunakan (apakah arbitrase
institusi atau ad-hoc,jika digunkan adalah ad-hoc
maka klausulaharus mengatur cara penunjukan
arbiter atau majelis arbiter)
4. Ketentuan prosedur yang digunakan
(mis,BANI,ICC,AAA………)
5. Tempat dan bahasa yang digunakan dalam arbitrase
6. Pilihan terhadap hukum sebstansi yang berlaku.
Klusula Arbitrase Dalam
Kontrak
 Dapat berbentuk perjanjian yang sumir
untuk melaksanakan arbitrase.
atau
 Dapat bersifat lebih komprehensip
yang memuat syarat-syarat arbitrase.
Kontrak
 A.Maksud dan tujuan
Maksud dan tujuan penyusunan dan pelaksanaan kontrak adalah
untuk menyamakan pola pikir ,pengertian dan memberikan
pedoman sehingga mudah bagi pengguna jasa/barang dan
pengawas untuk menyusun ,memeriksa dan melaksanakan
kontrak pengadaan barang dan jasa sehingga sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlakuk.
 B.Lingkup penyusunan dan pelaksanaan kontrak
Ruang lingkup penyusunan dan pelaksanaan kontrak untuk pekerjaan jasa
pemborongan ,konsultasi dan pengadaan barang/jasa sebagai berikut:
1.Penyusunan kontrak terdiri :
a.Kerangka kontrak
b.Bentuk dan susunan kontrak
c.Prosedur pembuatan kontrak
d.Isi dokumen kontrak
2.Pelaksanaan kontrak
Ruang lingkup pelaksanaan kontrak mencakup /meliputi pekerjaan jasa
pemborongan ,konsultan dan jasa pengadaan barang /jasa.
Penyusunan Kontrak
 a.Kerangka kontrak
1.Pembukaan yang terdiri dari :
a.Hari,tanggal,bulan dan tahun
kontrak di tanda tangani
b.Identitas dari para pihak yang
menenda tangani kontrak
c.Jenis pekerjaan yang akan
dikontrakan
 2.Isi
Isi kontrak sekurangnya meliputi :
a.Pernyataan kesepakatan para pihak untuk membuat kontrak
b.Pernyataan kesepakatan para pihak mengenai harga kontrak
c.Pernyataan bahwa seluruh ungkapan dalam perjanjian
menpunyai arti dan makna yang sama seperti
tercantum dalam kontrak
d.Pernyataan apabila terjadi pertentangan pada dokumen satu
dengan dokumen lain dalam kontrak maka yang dipakai adalah
dokumen berdasarkan urutan yang telah disebutkan dalam kontrak.
e.Pernyataan kesepakatan para pihak untuk melaksanakan
kewajiban sesuai dengan ketentuan dalam kontrak
f.Pernyataan jangka waktu pelaksanaan kontrak
g.Pernyataan efektifnya kontrak
h.Pernyataan kesepakatan para pihak untuk melaksanakan
kontrak sesuai ketentuan perundangan yang berlaku
diindonesia
 3.Penutup
Penutup adalah bagian kontrak yang ditandatangani oleh para pihak
4.Lampiran kontrak
Adalah daftar dokumen pendukung kontrak yang menjadi satu kesatuan
dengan kontrak
 b.Bentuk dan susunan kontrak
Prinsipnya bentuk dan susunan dokumen kontrak diurutkan sesuai dengan
tingkat kekuatan pengikatan para pihak.
Kontrak adalah ikatan yang paling kuat ,kmudian diikuti dengan lampiran – lapiran
berikutnya.
 C.Prosedur Pembuatan kontrak
Surat keputusan penunjukan pemenangan lelang.Berita acara hasil pelelangan ,BA
Pembukaan penawaran,BA penjelasan serta dokumen pengadaan merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari kontrak yang ditandatangani.
Secara garis besar prosedur pembuatan kontrak sebagai berikut :
1.Penandatanganan kontrak dilakukan selambatnya 14 hari setelah diterbitkan
surat keputusan penunjukan penyedia barang/jasa dan penyedia barang/jasa
telah menyerahkan jaminan pelaksanaan
2.Sebelum kontrak ditandatangani hendaknya lebih dahulu dilakukan :
a.Meneliti dengan cermat kebenaran konsep kontrak baik dari segi
bahasa,isi/subtansinya maupun redaksi,angka –angka dan hurufnya
b.Dokumen kontrak tidak memuat hal-hal yang bertentangan dengan
ketentuan yang berlaku.
c.Ada pengaturan bila terjadi hal-hal yang diluar dugaan
d.Meneliti lampiran-lampiran yang menjadi bagian dokumen kontrak
e.Penandatangan kontrak yang bernilai >50 miliar rupiah oleh pengguna
jasa dilakukan setelah memperoleh pendapat ahli hukum
kontrak yang profesionanl
 D.Isi dukomen Kontrak
Sekurang-kurangnya memuatKetentuan Pokok,Syarat-syarat
umum kontrak (SUK),Syarat-syarat Khusus kontrak (SKK) dan
Lampiran-lampiran
1.Ketentuan pokok
 Judul kontrak
 Nomer kontrak
 Tanggal kontrak
 Kalimat terbuka
 Penandatanganan kontrak
 Kedudukan dan identitas para pihak dalam kontrak
 Pernyataan kesepakatan para pihak dalam kontrak terhadap
obyek kontrak,harga kontrak dan sumberbiaya ,lamiran-
lampiran ,penylesaian pertentangan kewajiban ,jangka waktu
pelaksanaan ,kapan dimulainya pekerjaan,pemakaian
perundangan yang berlaku dan pemakaian materai dan
tandatangan
2.Syarat-syarat Umum Kontrak (SUK)
SUK terdiri dari atas Ketentuan Umum dan Ketentuan Khusus
 a.Ketentuan Umum (KU)
Isinya memuat,definisi,Penerapan tentang KU,Asal
barang/jasa,Penggunaan dokumen kontrak dan iformasi,Hak paten,hak
cipta dan merek,Jaminan yan disediakan oleh peyedia
jasa,Ansuransi,Ketentuan pembayaran,Harga Kontrak yang harus
dibayar pengguna jasa ,Amandemen kontrak,Hak dan Kewajiban para
pihak,Jadwal pelaksanaan pekerjaan ,Pengawasan ,Keterlambatan
pelaksanaan pekerjaan Keadaan Kahar (Force majeur),Itikat baik para
pihak,Pemutusan Kontrak,Penyelesaian perselisihan,Bahasa dan
Hukum,Perpajakan ,Koresponden.
 b.Ketentuan Khusus (KK)
KK adalah ketentuan yan hanya berlaku untuk salah satu jenis kontrak
saja sesuai dengan jenis pekerjaannya,KK untuk pengadaan barang
dan jasa konsultansi.
3.Syarat-syarat Khusus Kontrak (SKK)
SKK adalah ketentuan yang merupakan tambahan dan penjelasan
dari ketentuan yang ada pada syarat-syarat Umum Kontrak(SUK),yang
terdiri dari ketentuan umum (KU) dan Ketentuan khusus (KK).
4.Lampiran-Lampiran
Lampiran-lampiran ini menjadi satu kesatuan dengan kontrak
,terdiri dari :
a.Untuk pengadaan jasa pemborongan terdiri dari spesifikasi
umum,spesipikasi khusus,Data penawaran , gambar –
gambar,Adendum,Surat Penetapan penyedia barang /jasa
(Skppbj).jaminan pelaksanaan ,jaminan uang muka.
b.Untuk pengadaan jasa konsultansi terdiri dari,SUK,SKK,hasil
negosiasi ,gambar-gambar ,adendum ,skppbj,jaminan uang
muka.
c.Pengadaan barang/jasa lainnya terdiri dari SU,Sk,data
penawaran ,gambar-gambar ,adendum,Skppbj,jaminan
pelaksanaan dan jaminan uang muka.
c.Pelaksanaan Kontrak
 Ketuan umum
 Surat Perintah Mulai kerja (SPMK),selambat-lambatnya 14 hari
sejak penandatanganan kontrak harus sudah terbit SPMK
 Rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan (pcm, Pre Construction
Meeting,paling lambat 7 hari dari SPMK
 Mobilisasi,Pekerjaan paling lambat dimulai dalam waktu 30 hari
dari SPMK
 Pemeriksaan bersama ,pemeriksaan dilakukan dilapangan
bersama bila ada perubahan volume (perubahan isi kontrak)
 Denda ,dilaksanankan sesuai dengan kontrak yang diterapkan
kepada penyedia jasa dan penggunan jasa
 Keadaan Kahar (force majeur) keadaan memaksan diluar dugaan .
 Penghentian dan pemutusan kontrak,dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan perundangan
 Laporan Hasil Pekerjaan (LHP),Lap harian,Mingguan,bulanan
 Perpanjangan waktu pelaksanaan pekerjaan,diberikan dasar
pertimbangan,kewajaran
 Serah terima pekerjaan (STP)Pekerjaan selesai 100%, PHO dan
FHO.
 Pembayaran dilakukan 95% dari nilai kontrak,sedang 5% sebaga
jaminan pemeliharaan
JENIS-JENIS KONTRAK

Berdasarkan harga proyek ada 2 jenis Kontrak yaitu


A.Harga tetap (fixed price)
B.Harga berubah
1.Kontrak Harga Tetap dapat berupa kontrak Lumpsum,Kontrak
Harga satuan (Unit Price Contract), kontrak terima jadi,Kontrak
jangka Panjang (Multi years contract),Kontrak Prosentase,
Kontrak Bersama(Joint Operasion/JO).
Mengingat kontrak yang merupakan perikatan antara kep kantor,Pim
proyek sebagai pengguna jasa/barang dengan pemasok atau
kontraktor atau konsultan sebagai penyedia jasa.
1.Kontrak Lumpsum (Lumpsum Contract)
Adalah kontrak pengadaan barang/jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan
tersebut dalam batas waktu tertentu dengan jumlah harga yang pasti dan tetap
serta semua resiko yang mungkin terjadi dalam proses penylelesaian pekerjaan
tersebut ditanggung oleh penyedia jasa/barang.
Ciri-ciri Kontrak Lumpsum
a.Dasar pelaksanaan kontrak untuk pekerjaan pemerintah dari dana
proyek yang dikelola pemerintah pusat atau daerah, propinsi
(Petunjuk pelaksanaan (JUKLAK) )
b.Gambar perencanaan sudah detail dan merupakan
dasar perhitungan RAB,untuk lelang
c,Volume dari panitian lelang tidak mengikat artinya volume pada
penawaran dapat lebih besar atau lebih kecil dari volume yang
ditentukan panitia lelang
d.Yang mengikat dalam pelaksanaan pekerjaan adalah RKS
,Gambar perencanaan dan berita acara penjelasan Pekerjaan
e.Bila ada perubahan konstruksi ,kontraktor harus segera lapor pada
Direksi teknik/Pimpro ,agar dapat segera diambil keputusan
f.Pada umumnya untu APBD atau pekerjaan kecil
g.Cara pembayaran dengan cara di angsuran berdasarkan prestasi pekerjaan
h.Harga penawaran Sama Dengan Nilai Kontrak (Nilai tetap )
2.Kontrak Harga Satuan (Unit Price Contract)

 Kontrak pengadaan barang/jasa atas


penylesaian seluruh pekerjaan dalam batas
waktu tertentu berdasarkan harga satuan
yang pasti dan tetap untuk setiap satuan
/item pekerjaan danga spesifikasi teknis
tertentuyang vilume pekerjaannya masih
bersifat sementara,sedangkan
pembayarannya akan didasarkan pada hasil
pengukuran bersama atas volume pekerjaan
yang benar-benar telah dilaksanakan oleh
penyedia jasa.
Ciri-ciri Kontrak Harga satuan

 Dasar pelaksanaan pekerjaan sama sepert pada kontrak Lumpsum


(untuk pekerjaan /proyek dengan anggaran pemerintah)
 Gambar perencanaan masih garis besar (simplified design),namun
sudah jelas target,kegiatan pekerjaan dan lokasi proyek
 Kontraktor setelah menerima SPMK harus segera melakukan surve
kelapangan untuk membuat gambar pelaksanaan (Shop Drawing) yang
harus selesai dan disetujui oleh konsultan pengawas dan pimpro
 Pemabayaran berdasarkan prestasi pkerjaan yang dinyatakan dalam
laporan bulana (Monthly Certificate (MC) ),yang telah disejui oleh
konsultan pengawas dan pimpro.
 MC harus didukung back up ,perhitungan volume yang dipsksi untuk
pembuatan” As Built Drawing”, pada saat penyerahan pertama (PHO)
provional hand over )
 Harga penawaran tidak sama dengan nilai kontrak (dapat berubah
lebih besar atau kecil karena adanya koreksi)
3.Kontrak Terima Jadi
Adalah kontrakpengadaan barang/jasa pemborongan atas
penylesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu
dengan jumlah tertentu dengan harga pasti dan tetap sampai
seluruh bangunan ,peralatan dan jaringan utama berfungsi.
4.Kontrak Jangka Panjang (Multi Years Contract)
Adalah kontrak yang mengikat dana anggaran libih dari 1 tahun
anggaran yang dilakukan atas persetujuan mentri keuangan
untuk pengadaan yang dibiayai dengan APBN atau gubernur
dana APBD prop,dll
5.Kontrak Pengadaan Bersama (Joint Operation Contract)
Adalah kontrak antara beberapa unit kerja atau beberapa
proyek dengan penyedia barang/jasa tertentu dalam waktu
tertentu sesuai dengan kegiatan bersama yang jelas dari
masing-masing unit kerja dan pendanaan bersama dituangkan
dalam kesepakatan bersama.
6.Kontrak Prosentase
Adalah kontrak pelaksanaan jasa Konsultansi di bidang konstruksi atau
pekerjaan pemborongan tertentu,dimana konsultan yang bersangkutan
menerima imbalan jasa berdasarkan prosentase tertentu dari nilai
pekerjaan fisik konstruksi /pemborongan tersebut.
Kontrak Harga Berubah
 Biasanya kontrak ini tidak dipakai pada proyek pemerintah tetapi
dipakai pada kontrak-kontrak swasta (Prvate Company) ,macam
kontrak jenis ini kontrak biaya tambah upah yang dinegosiasikan.
Contoh :
1.Kontrak Biaya Tambah –Upah,yang dinegosiasikan (Negosiated Cost-
Plus-A-Contract),yaitu kontrak yang didasarkan pada persetujuan
antara penyedia jasa dengan pengguna jasa dimana kontraktor
menyetujui untuk melaksanakan pekerjaan dengan mendapatkan upah
yang tetap ataupun bervariasi yang telah mengandung laba dan biaya-
biaya umum perkantorannya dengan mendapatkan ganti biaya
terhadap semua biaya lapangan sesuai dengan biaya nyata.
2.Kontrak Sistim Konstruksi-Desain atau Mengelola Disain (Design
Contract or Design Managed –Turnkey Contract/ kontrak putar
Kunci),yaitu kontrak yang dilaksanakan dengan cara kontruksi- disain
(pihak pembangunan sebagai kontraktor utama yang mengendalikan
pekerjaan dalam satu tangan terhadap semua kontraktor yang
bekerja),dan cara ini Mengelola –Desain (konstruksinya dilaksanakan
oleh sejumlah kontraktor yang bebas menurut tatacara yang sesuai
dengan konsepsi manajemen profesional.

Anda mungkin juga menyukai