Anda di halaman 1dari 12

HUKUM

PERJANJIA
N

Lia Nurina, S.E., M.Ak.


 Pengertian
Perikatan:
Suatu perhubungan hukum antara dua orang atau dua pihak,
berdasarkan mana pihak yang satu berhak menuntut sesuatu hal dari
pihak yang lain, dan pihak lain berkewajiban untuk memenuhi
tuntutan itu.

Perjanjian:
Suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada orang lain atau
dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu
hal.

 Hubungan antara Perikatan dengan perjanjian


Perjanjian menerbitkan perikatan, perjanjian juga merupakan
sumber perikatan.
Perjanjian
1. Asas Terbuka
Hukum Perjanjian memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada
masyarakat untuk mengadakan perjanjian yang berisi apa saja, asalkan
tidak melanggar UU, ketertiban umum dan kesusilaan.
Sistem terbuka, disimpulkan dalam pasal 1338 (1) : “Semua perjanjian
yang dibuat secara sah berlaku sebagai UU bagi mereka yang
membuatnya”

2. Asas Konsensualitas
Pada dasarnya perjanjian dan perikatan yang timbul karenanya itu
sudah dilahirkan sejak detik tercapainya kesepakatan. Asas
konsensualitas lazim disimpulkan dalam pasal 1320 KUH Perdata.
Asas Konsensualitas
1. Teori pernyataan
Perjanjian lahir sejak para pihak mengeluarkan kehendaknya
secara lisan. b.perjanjian lahir sejak para pihak mengeluarkan
kehendaknya secara lisan dan tertulis. Sepakat yang diperlukan
untuk melahirkan perjanjian dianggap telah tercapai, apabila
pernyataan yang dikeluarkan oleh suatu pihak diterima oleh pihak
lain.
2.Teori Penawaran bahwa perjanjian lahir pada detik diterimanya
suatu penawaran (offerte). Apabila seseorang melakukan
penawaran dan penawaran tersebut diterima oleh orang lain secara
tertulis maka perjanjian harus dianggap lahir pada saat pihak yang
melakukan penawaran menerima jawaban secara tertulis dari
pihak lawannya.
Asas kepribadian
 suatu perjanjian diatur dalam pasal 1315 KUHPerdata, yang
menjelaskan bahwa tidak ada seorang pun dapat mengikatkan
diri atas nama sendiri atau meminta ditetapkannya suatu janji,
melainkan untuk dirinya sendiri.
 Suatu perjanjian hanya meletakkan hak-hak dan kewajiban-
kewajiban antara para pihak yang membuatnya dan tidak
mengikat orang lain (pihak ketiga).
SYARAT-SYARAT SAHNYA
SUATU PERJANJIAN

Syarat Subyektif Syarat Obyektif


Sepakat untuk Mengenai suatu hal
mengikatkan dirinya tertentu

Cakap untuk Suatu sebab yang


membuat suatu halal
perjanjian
Orang yang tidak cakap
(ps.1330 KHUPerdata)

Orang – orang Mereka yang Mereka yang telah Orang yang hilang
yang belum ditaruh dibawah dinyatakan pailit ingatan
dewasa pengampuan
UNSUR DAN BAGIAN
PERJANJIAN
1. Unsur Perjanjian
Aspek Kreditur atau disebut aspek aktif :
1). Hak kreditur untuk menuntut supaya pembayaran dilaksanakan;
2). Hak kreditur untuk menguggat pelaksanaan pembayaran
3). Hak kreditur untuk melaksanakan putusan hakim.
Aspek debitur atau aspek pasif terdiri dari :
1). Kewajiban debitur untuk membayar utang;
2). Kewajiban debitur untuk bertanggung jawab terhadap gugatan
kreditur
3). Kewajiban debitur untuk membiarkan barang-barangnya
dikenakan sitaan eksekusi (haftung)
UNSUR DAN BAGIAN
PERJANJIAN
2.Bagian dari Perjanjian
Essensialia
Bagian –bagian dari perjanjian yang tanpa bagian ini perjanjian tidak mungkin
ada. Harga dan barang adalah essensialia bagi perjanjian jual beli.

Naturalia
Bagian-bagian yang oleh UU ditetapkan sebagai peraturan-peraturan yang
bersifat mengatur. Misalnya penanggungan.

Accidentalia
Bagian-bagian yang oleh para pihak ditambahkan dalam perjanjian dimana UU
tidak mengaturnya.
Misalnya jual beli rumah beserta alat-alat rumah tangga.
Macam Perikatan
● Bentuk yang paling sederhana:
● Perikatan bersahaja atau perikatan murni.
Apabila masing-masing pihak hanya satu orang dan sesuatu yang
dapat dituntut hanya berupa satu hal serta penuntutanya. Ini dapat
dilakukan seketika
● Bentuk perikatan yang agak lebih rumit:
a. Perikatan bersyarat: suatu perikatan yang digantungkan pada
suatu kejadian di kemudian hari, yang masih belum tentu akan atau
tidak terjadi.
1). Perikatan dengan syarat tangguh
Perikatan lahir hanya apabila peristiwa yang
dimaksud itu terjadi dan perikatan lahir pada detik
terjadinya peristiwa itu.
2). Perikatan dengan suatu syarat batal
Suatu perikatan yang sudah lahir, justru berakhir atau
batal apabila peristiwa yang di maksud itu terjadi.
b. Perikatan dengan ketetapan waktu
Suatu ketepatan waktu tidak menangguhkan
lahirnya suatu perjanjian atau perikatan suatu
perjanjian atau perikatan, melainkan hanya
menanggungkan pelaksanaanya, ataupun
menetapkan lama waktu berlakunya suatu
perjanjian atau perikatan.
c. Perikatan mana suka (Alternatif)
Suatu perikatan, dimana ada dua atau lebih
macam prestasi sedangkan kepada si berhutang
diserahkan yang mana ia akan lakukan.
d. Perikatan tanggung menanggung
Suatu perikatan dimana terdapat beberapa orang bersama-
sama sebagai pihak debitur berhadapan dengan satu
kreditur atau sebaliknya Bila beberapa orang berada di pihak
debitur maka tiap-tiap debitur itu dapat dituntut untuk
memenuhi seluruh utang. Sebaliknya bila beberapa orang
berada dipihak kreditur, maka tiap-tiap kreditur berhak
menuntut pembayaran seluruh utang.

e. Perikatan yang dapat dibagi dan yang tak dapat dibagi;


Suatu perikatan, dapat atau tak dapat dibagi, adalah sekedar
prosentasinya dapat dibagi menurut imbangan pembagian
mana tidak boleh mengurangi hakekat prestasi itu.

Anda mungkin juga menyukai