Anda di halaman 1dari 13

PERJANJIAN BISNIS

Perjanjian bisnis (Kontrak bisnis) adalah Prestasi, adalah obyek perikatan


suatu perjanjian dalam bentuk tertulis yaitu tentang hal pemenuhan
dimana substansi yang disetujui oleh para
perikatan. Pasal 1234
pihak yang terikat didalamnya bermuatan
KUHPerdata, menyatakan tiap-
bisnis. Kesepakatan para pihak tentang
sesuatu hal yang melahirkan perikatan/
tiap perikatan adalah untuk
hubungan hukum, menimbulkan hak dan memberikan sesuatu, untuk
kewajiban, apabila tidak dijalankan berbuat sesuatu, dan tidak
sebagai mana yang diperjanjikan akan ada berbuat sesuatu. Memberikan
sanksi. sesuatu dalam arti menyerahkan
kekuasaan nyata atas benda dari
Pasal 1338 ayat 1 KUH Perdata yang
debitur kepada kreditur,
berbunyi: “Semua perjanjian yang dibuat
termasuk pemberian sejumlah
secara sah berlaku sebagai undang-undang
bagi mereka yang membuatnya”.
uang, penyerahan hak milik atas
benda bergerak dan tidak
Unsur-unsur periktan
Hubungan hukum, adanya
bergerak.
Kekayaan, Pasal 1131 KUHP
hubungan hukum yang meletakkan
Perdata, segala kebendaan si
suatu “hak” pada satu pihak dan
berutang, baik yang bergerak
melekatkan “kewajiban” pada pihak
maupun yang tak bergerak, baik
lainnya
Para Pihak, adalh subjek perikatan. yang sudah ada maupun yang akan
Pihak yang berhak atas prestasi dan ada dikemudian hari, menjadi
pihak yang berkewajiban memenuhi tanggungan untuk segala perikatan
atas prestasi (pihak yang berutang). perserorangan
KONSEKUENSI DALAM PERJANJIAN BISNIS

Dalam perjanjian bisnis atau kontrak bisnis juga terdapat wanprestasi.


Wanprestasi adalah tindakan debitur (yakni pihak yang berjanji untuk
melakukan sesuatu) tidak memenuhi prestasi yang telah disepakati dalam
perjanjian. Menurut Subekti, seorang ahli hukum perdata dalam bukunya
yang berjudul Hukum Perjanjian, terdapat empat macam wanprestasi, yakni:
tidak melaksanakan apa yang telah disepakati dalam perjanjian
melaksanakan yang diperjanjikan tapi tidak sebagaimana mestinya
melaksanakan apa yang diperjanjikan tapi terlambat atau telah lewat
jangka waktu atau;
melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan.

Ketika wanprestasi terjadi, pihak yang dirugikan dapat mengajukan klaim


untuk memperoleh ganti kerugian akibat wanprestasi yang dilakukan oleh
salah satu pihak. Akibat dari wanprestasi diatur dalam Pasal 1243
KUHPerdata di mana debitur yang melakukan wanprestasi harus mengganti
kerugian yang diderita oleh pihak lainnya jika debitur tetap tidak
melaksanakan kewajibannya setelah diberitahukan bahwa ia melakukan
wanprestasi. Selain itu, apabila terjadi perselisihan akibat wanprestasi yang
dilakukan oleh salah satu pihak dan perselisihan ini dibawa ke Pengadilan,
maka selain pembayaran atas ganti kerugian, pihak yang kalah juga dapat
dibebankan untuk membayar biaya perkara.
Hak dan Kewajiban Para Pihak
Dalam Perjanjian Pemborongan

Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Pelaksana, yaitu penyedia jasa


(outsourching) adalah perjanjian yang orang perseorangan atau
dibuat secara tertulis mengenai badan usaha yang ahli mampu
penyerahan sebagai pekerjaan kepada menyelenggarakan
perusahaan lain. kegiatannya untuk
mewujudkan suatu hasil
Pihak Dalam Perjanjian Jasa perencanaan menjadi bentuk
Pemborongan bangunan atau bentuk fisik
a. Pengguna jasa/pemberi tugas lain.
(bouwheer) yaitu suatu orang Pengawas, yaitu penyedia jasa
perorangan atau badan usaha orang perseorangan atau
yang memerlukan layanan jasa badan usaha yang dinyatakan
konstuksi/pemborongan ahli dibidang pengawasan jasa
Penyedia jasa atau pemborong, konstruksi yang mampu
yaitu orang perseorangan atau melaksanakan pekerjaan
badan usaha yang kegiatan konstruksi sampai selesai dan
usahanya menyediakan layanan diserahterimakan.
jasa pemborongan atau jasa
konstruksi.
Pihak Perencana yaitu penyedia
jasa orang perseorangan atau
badan usaha dibidang
perencanaan yang mewujudkan
pekerjaan dalam bentuk
dokumen perencanaan
bangunan atau bentuk fisik lain.
Penunjukan perencana ini
dalam prakteknya dilaksanakan
melalui pelelangan tersendiri
yang dilakukan sebelum
pelelangan dalam rangka Hak pihak pemborong dan
pemilihan penyedia jasa. konsultan perencana adalah
menerima pembayaran sesuai
Hak dan Kewajiban Para Pihak denga harga kontrak dari pihak
dalam Perjanjian Pemborongan yang memborongkan pekerjaan
Hak pihak pemborong atau Kewajiban pemborong ialah
pengguna barang/jasa yaitu menyelesaikan pekerjaan sesuai
menerima hasil pekerjaan sesuai dengan harga kontrak dari pihak
dengan perjanjian yang memborongkan pekerjaan.
Kewajibannya ialah membayar Kewajiban konsultan adalah
harga dari pekerjaan yang telah merencanakan pelaksanaan,
direncanakan dan dibuat oleh membuat bestek (uraian tentang
pihak perencana dan rencana pekerjaan dan syarat-
pemborong sesuai dengan syarat yang ditetapkan disertai
ketentuan yang telah dibuat gambar) sekaligus mengawasi
dalam perjanjian. proses pekerjaan oleh
pemborong sesuai dengan
bestekny dan klausul dalam
perjanjian.
Konsekuensi Perjanjian
Pemborong:

Hukum perjanjian yang sifatnya timbal balik dimana hak pada


satu pihak merupakan kewajiban pihak lain dan sebaliknya.
Hak dan kewajiban para pihak adalah ketentuan mengenai hak
kewajiban hak yang dimiliki serta kewajiban yang harus
dilaksanakan oleh pengguna barang/jasa dan penyedia
barang/jasa dalam melakukan kontrak.

Melalui penandatanganan perjanjian pekerjaan pemborongan


terhadap pekerjaan pembangunan yang dilaksanakan tersebut,
maka keseluruhan ketentuan-ketentuan di dalam dokumen
merupakan kesatuan serta bagian yang tidak terpisahkan
dengan perjanjian tersebut, akibatnya mengikat kedua belah
pihak yang menandatangani perjanjian itu yaitu pihak Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten
Pasal perjanjian pemborongan

Pemborongan pekerjaan diatur di dalam Pasal 64 dan Pasal 65


UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (“UUK”). Di
dalam Pasal 64 UUK disebutkan bahwa perusahaan dapat
menyerahkan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada
perusahaan lainnya melalui perjanjian pemborongan pekerjaan
atau penyediaan jasa pekerja/buruh yang dibuat secara tertulis.
Contoh Surat Perjanjian
pemborong
HAK DAN KEWAJIBAN DALAM
PERJANJIAN SEWA

Hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian sewa menyewa


menurut KUHP Perdata yaitu;
bagi pihak yang menyewakan :
menyerahkan benda sewaan kepada penyewa
memelihara benda sewaan sedemikian rupa sehingga benda itu
dapat dipakai untuk keperluan yang dimaksud dan;
menjamin penyewa untuk menikmati benda sewaan selama
berlangsung sewa menyewa
sedangkan bagi pihak penyewa adalah:
memakai benda sewaan sebagai penyewa yang baik sesuai dengan
tujuan yang diberikan pada benda itu menurut perjanjian,
membayar uang sewa pada waktu yang telah ditentukan.
pengembalian benda sewaan dalam keadaan baik sebab jika pihak
penyewa menerima benda sewaan dalam keadaan baik,
pengembalian pun dalam keadaan baik dan tidak mengulang
sewakan atau mengalihsewakan benda sewaan kepada pihak lain
karena adanya larangan dalam perjanjian dengan ancaman
pembatalan dan pembayaran ganti kerugian.
Pasal perjanjanian sewa menyewa

Sewa menyewa merupakan suatu hubungan keperdataan, yang diatur dalam


ketentuan Pasal 1547 – Pasal 1600 KUHPerdata. Dalam uraian ini
disampaikan mengenai: Pengertian Sewa Menyewa Kewajiban dan
Tanggung Jawab Pihak yang Menyewakan Larangan Pihak yang
Menyewakan Kewajiban dan Tanggung Jawab Pihak Penyewa Larangan
bagi Pihak Penyewa
Contoh
surat
perjanjian
sewa
ANGELO BREWING
KONSEKUENSI PERJANJIAN SEWA
Resiko yang dihadapi para pihak dalam perjanjian sewa
antara lain :
(a) Hak kepemilikan barang hanya akan berpindah apabila
kewajiban lease telah diselesaikan dan hak opsi digunakan;
(b) Seandainya terjadi pembatalan suatu perjanjian sewa
guna usaha, maka kemungkinan biaya yang ditimbulkan
cukup besar ;
(c) Barang modal yang diperoleh oleh lessee tidak dapat
dijadikan jaminan untuk memperoleh kredit dan
(d) Risiko yang melekat pada peralatan atau barang modal
itu sendiri.
KESIMPULAN
Hukum perjanjian dan bisnis memiliki sifat timbal balik yang bisa
saling menguntungkan dari beberapa pihak terkait, di dalam hal dan
kewajiban para pihak perjanjian pemborongan, pihak yang
memborong pekerjaan atau barang dan jasa adalah menerima hasil
pekerjaan dan membayar pekerja sesuai perjanjian oleh pihak
perencana dan pemborong dan hak dri pihak perencana dan
pemborong adalah menyediakan jasa dan melakukan kontrak yang
sesuai dari yang telah di sepakati dgn pihak yang memborong.

Hak dan kewajiban dari pemberi sewa adalah memberikan objek yang
telah di sepakati untuk di sewakan sesuai dgn kebutuhan dri penyewa,
menjamin penyewa untuk menikmati benda sewaan nya. Hak dan
kewajiban dari pelaku penyewa adalah memakai benda sewaan dengan
baik sesuai dengan tujuan nya, membayar uang sewa dan
pengembalian benda sewa dalam keadaan baik
SARAN
Para pihak yang membuat perjanjian hendaklah
mengetahui dan memahami ketentuan-ketentuan hukum
perjanjian, memahami tentang akibat dari suatu
perjanjian yang menimbulkan hak dan kewajiban,
dilakukan dengan kejelian, kecermatan dan kehati-hatian.

Dengan adanya perjanjian diharapkan



pihak-pihak yang
terlibat didalamnya dapat menjalankan sesuai dengan
kesepakatan-kesepakatan yang telah disetujui,
melakukannya dengan itikad baik, dan sebagai dasar
untuk menyelesaikan apabila timbul masalah dikemudian
hari. Eksistensi hukum sangat diperlukan untuk
dihormati dan prinsip-prinsip hukum dijunjung tinggi.
Apabila timbul masalah diharapkan hakim yang
menangani dapat memberikan perlindungan hukum bagi
para pihak.

Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan


kelompok ini meskipun penulisan ini jauh dari sempurna,
dan kami harapkan agar kita bisa sama-sama belajar dari
materi ini tentang perjanjian bisnis dalam mata kuliah
hukum bisnis dan regulasi.

Anda mungkin juga menyukai