Anda di halaman 1dari 4

Nama : Erni Rosta Saragih

Kelas :05
NPM :2021010461018
UTS : Hukum Perbankan dan Lembaga Keuangan
Dosen : DR. Januar Agung Saputera SH., MH

Pertanyaan dan Jawaban :

1. PT Gelap Gulita menunjuk saudara sebagai notaris yang akan membuat akta untuk
mengakomodir kepentingam para pihak dalam soal tersebut diatas, jelaskan akta- akta apa
saja yang harus dibuat untuk mengakomodir kepentingan para pihak sebagaimana soal
tersebut diatas. Klausul-klausul apa saja yang harus dituangkan dalam akta tersebut.

Jawaban :

1. PT Gelap Gulita (sebagai kreditur) dengan Bank CDE (sebagai debitur) dengan jaminan
tanah dan bangunan s sebesar IDR 500.000.000.000,- mengikatkan:
a. Akta Perjanjian Kredit;
b. Akta Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan (SKMHT)
Digunakan karena objek dari jaminan berbeda dengan wilayah kedudukan notaris.
c. Akta Pemberian Hak Tanggungan (APHT).
Kenapa menggunakan APHT dikarenakan PT Gelap Gulita baru pertama kali
mengajukan perjanjian kredit dengan Bank CDE.

2. PT Gelap Gulita (sebagai debitur) dan PT Girang Banget Finance mengikatkan:


1. Akta Perjanjian Kredit;
2. Akta Jaminan Fidusia Mesin tidak bergerak sebesar IDR 100.000.000.000,- berupa
mesin-mesin mobil listrik.
3. PT Gelap Gulita (sebagai debitur) dan PT Gembira Sekali Finance (sebagai kreditur)
mengikatkan:
1. Akta Perjanjian Kredit;
2. Akta Jaminan Fidusia Kendaraan (AJF Kendaraan) sebesar IDR 10.000.000.000,-
berupa 100 kendaraan operasional yang akan dibeli.
4. PT. Gelap Gulita (selaku debitur) dengan PT Suka Sedih (selaku kreditur) mengikatkan:
• Akta Pengakuan Hutang;

-Klausul klausul yang harus dituangkan :


Didalam APHT dan AJF harus dimasukkan klausul :
Klausul Pokok :
1. Besarnya nilai Hutang
2. Besarnya nilai penjaminan
3. Nama pihak yang menjadi pemilik Fidusia (dan menjaminakannya)
4. Pihak yang menerima Fidusia.
2. Apabila suplier juga menghendaki dibuatkan perjanjian, jelaskan perjanjian apa yang dibuat
oleh notaris?

Jawaban :
Dalam soal tertulis kewajiban, berarti pada dasarnya barang baku masih belum dibayar lunas,
sehingga dalam hal ini apabila harus dibuat perjanjian adalah Perjanjian Kerjasama. Namun
karena harta yang ada sudah dijaminkan keseluruhan maka PK terhadap suplier hanya
memiliki jaminan umum.
Atau notaris dapat membuatkan akta pengakuan Hutang sebesar IDR 30.000.000.000,- antara
PT Gelap Gulita (selaku debitur) dan PT Suka Sedih (selaku kreditur).dimana pengertian akta
pengakuan hutang adalah “suatu akta yang dibuat oleh notaris dengan menggunakan akta
autentik yang berisi pernyataan dari debitur yang telah mengaku berutang kepada kreditur
dengan jumlah yang dinyatakan dan jangka waktu pembayaran yang harus dilakukan oleh
pihak debitur kepada kreditur serta pemberian jaminan atas pembuatan akta pengakuan
utang tersebut dari debitur kepada kreditur yang termuat di dalam akta pengakuan utang
tersebut secara rinci.

3. Dalam soal tersebut diatas apabila PT Gelap Gulita tidak dapat melakukan pembayaran
kepada kreditur sehingga diajukan permohonan kepailitan oleh salah satu kreditur dan
permohonan tersebut dikabulkan .
- Jelaskan pengertian kreditor separatis
- Jelaskan pengertian Kreditor Preferen
- Jelaskan pengertian Kreditor Konkruen
- Siapa saja yang mempunyai posisi sebagi kreditur separatis dan kreditur konkruen?
Jawaban :
a. Kreditur Separatis adalah kreditur pemegang hak kebendaan ps 1133 1134 KUHperdata
dan ps. 55 (1) UU 37/2004, seperti pada contoh bahwa Bank CDE dan PT Girang Banget.
Kreditor Separatis:
kreditor pemegang jaminan kebendaan berdasarkan Pasal 1134 ayat (2) KUH
Perdata yaitu Gadai dan Hipotik. Saat ini jaminan-jaminan kebendaan yang diatur di
Indonesia adalah:
1. Gadai (Pasal 1150 sampai dengan Pasal 1160 KUH Perdata);
2. Fidusia (UU No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia);
3. Hak Tanggungan (UU No. 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta
Benda-Benda yang Berkaitan Dengan Tanah);
4. Hipotik Kapal (Pasal 1162 sampai dengan Pasal 1232 KUH Perdata);
5. Resi Gudang (UU No. 9 Tahun 2006 tentang Sistem Resi Gudang sebagaimana telah
diubah dengan UU No. 9 Tahun 2011).

b. Kreditor Preferen:
Kreditor yang mempunyai hak mendahului karena sifat piutangnya oleh undang-undang
diberi kedudukan istimewa. Kreditor Preferen terdiri dari Kreditor preferen khusus,
sebagaimana diatur dalam Pasal 1139 KUH Perdata, dan Kreditor Preferen Umum,
sebagaimana diatur dalam Pasal 1149 KUH Perdata dan pasal 21 ayat 1 UU No. 28/2007
yang contohnya seperti kantor pajak.
c. Kreditor Konkuren: kreditor yang tidak termasuk dalam Kreditor Separatis dan Kreditor
Preferen (Pasal 1131 jo. Pasal 1132 KUH Perdata).
Perbedaan kreditor separatis dengan kreditor konkuren adalah kreditor
separatis memiliki hak untuk melakukan eksekusi objek jaminannya seolah-olah tanpa
terjadinya kepailitan (Pasal 55 UU No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang) dan mendapatkan pembayaran piutang terlebih dahulu
daripada kreditor konkuren. Pembagian hasil penjualan harta pailit, dilakukan
berdasarkan urutan prioritas di mana kreditor yang kedudukannnya lebih tinggi
mendapatkan pembagian lebih dahulu dari kreditor lain yang kedudukannya lebih rendah,
dan antara kreditur yang memiliki tingkatan yang sama memperoleh pembayaran dengan
asas prorata (pari passu prorata parte).

-Dalam kasus diatas siapa saja yang masuk Kreditor Preferen, Separatis, dan Konkuren dan
siapa saja yang di dahulukan pembayarannya:
Sejak dikeluarkannya Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 67/PUU-XI/2013(“Putusan MK
67/2013”). Putusan tersebut mengubah ketentuan dalam Pasal 95 ayat (4) Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (“UU Ketenagakerjaan”), yang berbunyi:
“Dalam hal perusahaan dinyatakan pailit atau dilikuidasi berdasarkan peraturan
perundangundangan yang berlaku, maka upah dan hak-hak lainnya dari pekerja/buruh
merupakan utang yang didahulukan pembayarannya.”
Dalam amar putusannya, Putusan MK 67/2013 menyatakan bahwa:
Pasal 95 ayat (4) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4279) bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 sepanjang tidak dimaknai: “pembayaran upah pekerja/buruh yang
terhutang didahulukan atas semua jenis kreditur termasuk atas tagihan kreditur separatis,
tagihan hak negara, kantor lelang, dan badan umum yang dibentuk Pemerintah, sedangkan
pembayaran hak-hak pekerja/buruh lainnya didahulukan atas semua tagihan termasuk
tagihan hak negara, kantor lelang, dan badan umum yang dibentuk Pemerintah, kecuali
tagihan dari kreditur separatis”;. Sementara itu, hak-hak pekerja/buruh lainya menjadi
prioritas istimewa setelah penyelesaian tagihan pajak dan utang seperatis.

4. Jelaskan kapan berakhirnya hak tanggungan, Jelaskan perbedaan antara Lembaga Jaminan
Gadai dengan Fiducia

Jawaban :
Berakhirnya Hak Tanggungan Pasal 18 ayat (1) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996
menjelaskan hapusnya hak tanggungan terjadi apabila:
1. Hapusnya utang yang dijamin dengan Hak Tanggungan;
2. Dilepaskannya Hak Tanggungan oleh Pemegang Hak Tanggungan;
3. Pembersihan Hak Tanggungan berdasarkan penetapan peringkat oleh Ketua Pengadilan
Negeri;
4. Hapusnya hak atas tanah yang dibebani Hak Tanggungan.

Perbedaan antara Lembaga Jaminan Gadai dengan Fiducia


Gadai adalah suatu hak yang diperoleh kreditor (si berpiutang) atas suatu barang bergerak,
yang diserahkan kepadanya oleh debitur (si berutang), atau oleh seorang lain atas namanya,
dan yang memberikan kekuasaan kepada kreditor itu untuk mengambil pelunasan dari barang
tersebut secara didahulukan daripada kreditur-kreditur lainnya, dengan kekecualian biaya
untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkannya
setelah barang itu digadaikan, biaya-biaya mana harus didahulukan.
Gadai - objeknya ditinggal di kreditur suratnya tetap dibawa oleh debitur, seperti gadai
perhiasan
Sumber Hukum Pasal 1150 s.d. Pasal 1160 Kitab undang-undang Hukum Perdata (KUH
Perdata).

Fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan dengan
ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya dialihkan tersebut tetap dalam penguasaan
pemilik benda. Jaminan Fidusia adalah hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud
maupun tidak berwujud dan benda tidak bergerak khususnya Bangunan yang tidak dapat
dibebani hak tanggungan sebagaimana dimaksud dalam UU No. 4 Tahun 1996 tentang Hak
Tanggungan yang tetap berada di dalam penguasaan Pemberi Fidusia, sebagai agunan bagi
pelunasan uang tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada Penerima
Fidusia terhadap kreditor lainnya.
Fidusia - objeknya dibawa debitur selaku pemberi fidusia tapi suratnya ditinggal di kreditur,
seperti gadai mobil atau motor

Sumber Hukum Fidusia :


1. Undang-undang No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia;
2. Peraturan Pemerintah No. 86 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pendaftaran Jaminan
Fidusia dan Biaya Pembuatan Akta Jaminan Fidusia.

Anda mungkin juga menyukai