I. Asas Jaminan
Harta kekayaan debitur untuk menjamin segala kewajiban yang timbul dari perikatan Debitur. Harta kekayaan Debitur juga menjadi agunan dari kewajiban yang timbul dari perikatan lainnya
3
Setiap Kreditur memiliki kedudukan yang sama Pengecualian hak kreditur dengan alasanalasan yang sah, antara lain hak-hak khusus yang diatur oleh undang undang
Debitur sendiri ( Voluntary Petition) Satu atau lebih kreditur Kejaksaan (alasan kepentingan umum) Bank Indonesia (Debitur Bank) Bapepam (Debitur Perusahaan Efek) Menteri Keuangan (Debitur Perusahaan asuransi, Reasuransi, Dana Pensiun, BUMN)
5
Debitur Sendiri
Debitur mengambil tindakan tersebut dengan alasan tidak dapat atau tidak mampu lagi memenuhi kewajiban internal dan eksternalnya Membuktikan keadaan berhenti membayar atau tidak mampu membayar dengan audit pejabat publik yang berwenang. (Yurisprudensi)
Kelemahan audit : Biaya audit cukup besar Keuntungan audit : Mencegah debitur yang beritikad buruk
Kasus Subekti (03.K/N/1999) (UD Sarana Bakti) PN : Mengabulkan permohonan Subekti MA : Membatalkan putusan PN dengan alasan bahwa Voluntary Petition harus dibuktikan dengan audit pejabat publik Kasus Indomas Pratama Citra (053/P/1999) PN : Argumen putusan MA kasus Subekti digunakan oleh hakim PN untuk menolak Voluntary Petition MA : Membatalkan putusan PN, Argumentasi MA bahwa Indomas telah terbukti memenuhi syarat pasal 1 ayat 1 UU 4/1998, sehingga Indomas telah memenuhi unsur palit Kasus Jayako Makmur (36/P/2000) PN : Majelis hakim berpendapat bahwa tidak perlu audit pejabat publik sepanjang unsur dan syarat syarat pailit telah dipenuhi, dengan mengacu pada putusan MA dalam kasus Indomas
2.
Kreditur dengan hak jaminan (Secured Creditor) Kreditur Preferen (Prefered Creditors)
2.
Hak untuk didahulukan di antara para kreditur timbul karena HAK ISTIMEWA, Gadai, dan Hipotek (Pasal 1133 BW) Syarat istimewa;
1. 2. 3. 4.
Tagihan yang dijamin dengan hak gadai Tagihan yang dijamin dengan Hipotik Hak Tanggungan (UU No.4 Tahun 1996) Hak Fiducia ( UU No. 42 Tahun 1999)
Hak Fiducia
Berdasarkan ketentuan pasal 37 Undang-Undang Fidusia, jika tidak dilakukan penyesuaian, maka perjanjian jaminan fidusia tersebut bukan merupakan hak agunan atas kebendaan sebagaimana dimaksud dalam UU Fidusia. Konsekuensinya, kreditur kehilangan kedudukannya sebagai kreditur yang diutamakan terhadap kreditur lainnya
10
Hak Istimewa
Hak Istimewa adalah suatu hak yang oleh undang undang diberikan kepada seorang kreditur sehingga tinkatannya lebih tinggi dari pada kreditur lainnya, semata mata berdasarkan sifat piutangnya (Pasal 1134 BW) Kecuali ditentukan oleh UU Hak istimewa harus diatur dengan tegas.
Pasal 1134. Hak istimewa adalah suatu hak yang diberikan oleh undang-undang kepada seorang kreditur yang menyebabkan ia berkedudukan lebih tinggi daripada yang lainnya, semata-mata berdasarkan sifat piutang itu. Gadai dan hipotek lebih tinggi daripada hak istimewa, kecuali dalam hal undang-undang dengan tegas menentukan kebalikannya.
11
Prinsip Paritas Creditorum bahwa semua kreditur konkuren memiliki hak yang sama atas pembayaran Prinsip Paripaso pro rata parte bahwa hasil kekayaan ebitur akan dibagikan secara proporsional kepada kreditur konkuren Prinsip Exceptio Primus Creditorum Bahwa apabila ada alasan yang sah untuk didahulukan kreditor memdapat kedudukan yang istimewa dari kreditor lainnnya
12
13
14
Pasal 1137 BW
Hak Tagihan Kas Negara, Kantor Lelang dan Badan publik lainnya yang dibentuk oleh pemerintah
Biaya perkara atas lelang benda bergerak atau benda tidak bergerak.
Gaji Pegawai yang terutang Biaya Perkara di Pengadilan Biaya Lelang yang terutang Pajak yang terutang Nasabah penyimpan Dana Para Kreditur Lainnya (termasuk Kreditur Separatis)
16
Kreditur Separatis
Kreditur Separatis menduduki urutan tertinggi kecuali ditentukan oleh UU Kreditur Separatis adalah Kreditur dengan hak jaminan. Kreditur Separatis dapat mengeksekusi sendiri aset yang merupakan jaminan utang tersebut Kreditur Separatis tidak terkena biaya kepailitan Kreditur Separatis Harus mengeluarkan biaya sendiri Apabila kreditur separatis ingin mengajukan pailit terlebih dahulu harus melepaskan haknya sebagai kreditur separatis dan menjadi kreditur konkuren
17
18
3. 4.
5. 6.
Biaya perkara pelelangan Uang sewa benda tidak bergerak dan biaya perbaikan yang menjadi kewajiban penyewa Pembelian benda bergerak yang belum dibayar Biaya melaksanakan suatu pekerjaan atas suatu barang yang belum dibayar Upah upah pengangkutan dan biaya tambahan Kewajiban yang harus dibayarkan kepada tukang tukang bangunan
19
Biaya perkara karena pelelangan dan biaya penyelesaian warisan Biaya penguburan Biaya perawatan dan pengobatan terhadap sakitnya yang terakhir Upah Buruh Piutang karena penyerahan barang makanan Piutang para pengusaha sekolah berasrama selama satu tahun terakhir Piutang anak anak yang belum dewasa
20
Asas Pari paso pro rata parte Kreditur Konkuren memiliki kedudukan yang sama. Pembagian harta jaminan setelah dikurangi hak Kreditur Preferen dan Hak Istimewa. Pembagian harta jaminan secara proporsional berdasarkan besarnya piutang masing masing
21
Kreditur Sindikasi
Setiap Kreditor yang tergabung dalam sindikasi dapat mengajukan permohonan pailit sendiri tanpa harus melalui head syndication-nya (UUK & PKPU 2004) Dalam kasus BII, Bank Niaga vs Abu Hermanto (50/P/1999) PN : Permohonan pailit ditolak karena permohonan pailit tidak diajukan oleh Bank Niaga sebagai agen penjamin, karena tidak terpenuhinya pasal 1320 dan 1338 BW MA : Menguatkan putusan PN dan memperbaiki petitumnya dengan alasan tidak terpenuhinya syarat pasal 1 ayat 1 UU 4 /1998
22
Likuidasi dan Kepailitan memiliki fungsi yang sama namun berbeda pola Kreditur terlikuidasi
Dapat mengajukan permohonan pailit Diwakili oleh tim likuidasi Kasus PT Astria Raya Bank mengajukan 13 kali permohonan pailit ke pengadilan niaga
Debitur terlikuidasi
Debitur yang sudah terliudasi dan buabar tidak dapat dinyatakan pailit Kasus LG : Secara de jure LG telah bubar Kasus Ometraco : PN berpendapat bahwa permohonan BBPN meminta penunjukan kurator dalam kasus Ometraco adalah sangat berlebihan karena badan hukumnya sudah tidak ada, yang ada hanya Likuidator
23
Kasus
Lebih dari seratus pemegang polis PT Asuransi Jiwa Namura Tatalife yang berharap agar mereka diposisikan sebagai kreditur didahulukan yang otomatis akan mendapat porsi pembayaran dari harta pailit yang lebih besar, akhirnya harus ditolak. Selain tidak didukung oleh bukti-bukti yang kuat, dalam Undang-Undang Kepailitan (UUK), kedudukan pemegang polis juga tidak ditentukan tingkatannya. Pengesahan Perdamaian PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (Jababeka) menimbulkan keresahan di sebagian krediturnya. Masalahnya, mereka belum memperoleh kepastian mengenai nasib hak tanggungan. PT Wisma Calindra selaku pengembang kondominium ini telah dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga pada Kamis (4/11). Utang pengembang ini kepada kontraktor yang membangun kondominium tersebut ternyata belum dibayar lunas sejak 1987. Bagaimana nasib orang yang telah terlanjur membelinya? Dalam pemeriksaan perkara kepailitan antara International Finance Corporation (IFC) dengan PT Panca Overseas Finance, Tbk (POF) yang berlangsung pada 26 September 2000, terungkap bahwa kedudukan IFC bukan hanya sebagai kreditur PFO, melainkan juga berkedudukan sebagai pemegang saham PFO.
24
Restrukturisasi Jababeka
Para Pemegang Polis mengajukan keberatan atas proses pemberesan kepailitan Namura, terutama menyangkut prosentase pembagian harta pailit. Pemegang polis hanya mendapat bagian lebih kurang 7% dari harta pailit dan hanya berkedudukan sebagai kreditur konkuren. Majelis Pengadilan Niaga dalam pertimbangan hukumnya menyebutkan bahwa keberatan yang diajukan oleh beberapa pemegang polis terpaksa tidak diterima sebelum masuk pokok perkara. Penyebabnya, surat kuasa mereka tidak sah karena baru dibuat setelah keberatan diajukan ke Pengadilan Niaga. Selain itu, beberapa pemegang polis juga tidak mengajukan alat bukti apapun untuk mendukung dalil-dalil mereka. Untuk pemegang polis yang surat kuasanya telah memenuhi syarat formal, keberatan yang mereka ajukan juga ditolak oleh majelis. Ada beberapa hal yang menjadi dasar bagi majelis pengadilan untuk menolak keberatan yang diajukan oleh para pemegang polis. Permintaan agar mereka diposisikan sebagai kreditur yang didahulukan pembayarannya, terpaksa ditolak oleh Majelis lantaran tidak ada ketentuannya di Undang-Undang Kepailitan (UUK).
25
Restrukturisasi Jababeka
pada Juni 2002 Jababeka dimohonkan pailit oleh Good Precise, satu di antara 18 perusahaan BVI di atas karena adanya utang senilai AS$7,6 juta plus Rp4,16 miliar. Atas permohonan pailit tersebut, Jababeka mengajukan PKPU. Selanjutnya, pada Agustus 2002, Majelis Pengadilan Niaga yang diketuai oleh Mohammad Soleh mengesahkan rencana perdamaian yang diajukan oleh Jababeka terhadap kreditur-krediturnya Master Restructuring Agreement (MRA) antara Jababeka dengan kreditur sindikasi yang telah ditandatangani pada 5 September 2001 menjadi tidak berlaku. Seluruh kreditur Jababeka yang menandatangani MRA berstatus kreditur separatis (kreditur yang memegang jaminan).
26
PT Wisma Calindra digugat pailit oleh PT KADI International atas dasar utang yang timbul dari Perjanjian Pembangunan (Construction Contract). Perjanjian tersebut memakai sistem Kontrak Turn Key. Dalam kontrak tersebut disepakati bahwa Pemohon mengerjakan proyek kondominium tersebut secara keseluruhan mulai dari penyusunan konsep, studi kelayakan, perencanaan konstruksi, pengadaan, sampai pada penyelesaian proyek. PT Wisma Calindra berpendapat bahwa utang Termohon belum dapat ditagih karena pihak PT KADI International selaku Pemohon belum melakukan seluruh kewajibannya sebagaimana disebutkan dalam perjanjian Menurut penjelasan, bahwa kedudukan PT KADI International sebenarnya adalah sebagai kreditur separatis (kreditur pemegang jaminan).Dengan statusnya sebagai kreditur separatis tidak menghilangkan hak-haknya untuk mengajukan permohonan pailit kepada PT Wisma Calindra
27
Dalam eksepsi sekaligus jawaban POF atas permohonan pailit yang diajukan IFC, disebutkan bahwa berdasarkan laporan keuangan POF selaku Termohon per 31 Desember 1999 yang dibuat oleh Kantor Akuntan Publik Trisno, Thomas Aguna dan Rekan dinyatakan bahwa Pemohon (IFC) adalah salah satu pemegang saham Termohon (POF), sebesar 6,06% Berdasarkan Undang-Undang Kepailitan (UUK), yang berhak mengajukan permohonan pailit hanyalah kreditur konkuren, kreditur yang tidak memiliki jaminan hutang kebendaan, seperti pemegang hak tanggungan, hipotik, gadai, fidusia. Kreditur separatis, kreditur yang memegang jaminan hutang, tidak berhak untuk untuk mengajukan permohonan pailit. Pertimbangannya adalah kreditur separatis dapat menjual sendiri jaminan kebendaan yang dipegangnya. Hal tersebut diatur dalam Pasal 56 UUK yang menyatakan bahwa kreditur pemegang jaminan kebendaan dapat mengeksekusi haknya, termasuk menjual sendiri jaminan yang dipegangnya seolah-olah tidak terjadi kepailitan. Terdapat semacam benturan dan pertentangan apabila pemegang saham yang notabene juga sebagai pemilik perusahaan mengajukan permohonan pailit terhadap perusahaannya.
28
Ranjang dan pakaian Peralatan yang digunakan seorang pekerja dalam perusahaannya Uang atau gaji tahunan yang sudah dinyatakan dalam buku besar akuntansi Hak Cipta Honor, Upah, pensiun pegawai, (perlu mendapat persetujuan hakim pengawas)
29
Pengaturan Cessie tunduk pada Pasal 584 dan 613 BW Pasal 584. Hak milik atas suatu barang tidak dapat diperoleh selain dengan pengambilan untuk dimiliki, dengan perlekatan, dengan kedaluwarsa, dengan pewarisan, baik menurut undang-undang maupun menurut surat wasiat, dan dengan penunjukan atau penyerahan berdasarkan suatu petistiwa perdata untuk pemindahan hak milik, yang dilakukan oleh orang yang berhak untuk berbuat terhadap barang itu. Pasal 613 Penyerahan piutang-piutang atas nama dan barang-barang lain yang tak bertubuh, dilakukan dengan jalan membuat akta otentik atau di bawah tangan yang melimpahkan hak-hak atas barang-barang itu kepada orang lain. Penyerahan ini tidak ada akibatnya bagi yang berutang sebelum penyerahan itu diberitahukan kepadanya atau disetujuinya secara tertulis atau diakuinya. Penyerahan surat-surat utang atas tunjuk dilakukan dengan memberikannya; penyerahan surat utang atas perintah dilakukan dengan memberikannya bersama endosemen surat itu.
30
Cessie bersifat Accesoir Menimbulkan kewajiban levering Hubungan Obligatornya berupa perjanjian jual beli Kasus BPPN vs Comexindo BPPN bukan sebagai kreditor Kasus BPPn vs Darmala BPPN bukan sebagai kreditor
31