Anda di halaman 1dari 8

Kelas Eksekutif R.

2
Jum’at

NAMA : DIAN WAHYUNING PUTRI


NIM : 2021010461025
MATA KULIAH : PERATURAN JABATAN NOTARIS (UTS)
DOSEN : DR. ANRIZ NAZARUDDIN HALIM, S.H., M.H., M.K.n., Sp.N
Hari / Tanggal : Jum’at , 12 November 2021

Kasus

Tn. ACHMAD BAIHAKI, SH, M.Kn., adalah seorang Notaris di Kabupaten


Bandung. Pada suatu hari Tuan ACHMAD BAIHAKI, SH, M.Kn., di hubungi oleh
seorang kliennya bernama Ny. CITERA AULIA, meminta Tn. ACHMAD BAIHAKI, SH,
M.Kn, dapat hadir ke Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan guna membuat suatu
dokumen yang mengkonstantir kehendak ayahnya, Tn. BHAKTI RIMBA, yang sedang
sakit parah dan saat ini sedang dirawat di Rumah Sakit ternama di Kabupaten
Bulukumba.
Sebagai kesungguhan Ny. CITERA AULIA untuk dapat menghadirkan Tn.
ACHMAD BAIHAKI, SH.M.Kn., Ny. CITERA AULIA memfasilitasi seluruh keperluan Tn.
ACHMAD BAIHAKI, SH., M.Kn. Di mulai dari tiket pesawat, penginapan, hingga
keperluan dalam rangka pelaksanaan tugas kewenangannya tersebut. Dan untuk
memastikan bahwa Tn. ACHMAD BAIHAKI, SH., M.Kn., bersedia, Ny. CITERA AULIA
juga menyatakan bahwa tidak akan menawar berapapun biaya di minta atas proses
pembuatan dokumen dari Tn. ACHMAD BAIHAKI, SH., M.Kn., tersebut.
Ny. CITERA AULIA tidak berkeinginan untuk meminta kepada Notaris lain
karena sudah lama mengenal Tn. ACHMAD BAIHAKI, SH., M.Kn. Beberapa kali Ny.
CITERA AULIA bekerja sama dengan Tn. ACHMAD BAIHAKI, SH., M.Kn., dalam
mengkonstantir kehendak Ny. CITERA AULIA dan sudah selama itulah Ny. CITERA
AULIA merasa puas dengan hasil pekerjaan Tn. ACHMAD BAIHAKI, SH., M.Kn., dan
staff nya. Oleh karena itu, tanpa mengurangi rasa kepercayaan kepada rekan Notaris
lain yang juga pernah bekerja sama dengannya, Ny. CITRA AULIA selalu lebih
mengutamakan Tn. ACHMAD BAIHAKI, SH., M.Kn., untuk dapat bekerjasama
dengannya. Terutama dalam pelaksanaan kegiatan Perusahaan-perusahaannya yang
salah satu diantaranya didirikan di Kabupaten Bandung, karena sikap dan perilaku serta
kesungguhan Tn. ACHMAD BAIHAKI, SH., M.Kn., dalam menjalankan tugas
kewenangannya sehingga dapat memberikan hasil yang baik, tepat waktu, dan tidak
bermasalah.

Soal
1. Dokumen apakah yang diminta oleh Ny. CITERA AULIA untuk dibuat oleh Notaris
Tn. ACHMAD BAIHAKI, SH., M.Kn., tersebut? Tolong Saudara jelaskan jenis
dokumen apa yang diminta Ny. CITERA AULIA berdasarkan bentuk dan sifatnya,
dan apakah Notaris berwenang membuat dokumen yang dimaksud? Jelaskan
berdasarkan materi Peraturan/Undang-Undang Jabatan Notaris yang telah
diberikan. Sebutkan juga dasar hukum yang mengaturnya.

Jawab :
-Dokumen yang diminta oleh Ny. CITERA AULIA adalah Akta Wasiat.
-Wasiat adalah suatu perbuatan yang dilakukan dengan kemauan hati, sadar dan
dalam keadaan apapun, wasiat adalah suatu kebaikan seseorang selama masih
hidup dan wasiat tersebut dijalankan jika yang membuat wasiat tersebut sudah
meninggal dunia.

-Pembuatan Akta Wasiat dibuat di hadapan Notaris maka Wasiat yang dibuat
adalah wasiat umum yang artinya Surat wasiat umum, yaitu surat wasiat dengan
akta umum yang harus dibuat di hadapan notaris dengan dihadiri dua orang saksi
(938/939 ayat 1 KUHPeradata).
Terdapat beberapa orang yang tidak boleh menjadi saksi dalam pembuatan surat
wasiat umum ini, yaitu:
1. para ahli waris atau orang yang menerima hibah wasiat atau sanak keluarga
mereka sampai derajat keempat.
2. anak-anak, cucu-cucu, dan anak-anak menantu, dan anak atau cucu notaris.
3. pelayan-pelayan notaris yang bersangkutan.

2. Berdasarkan kasus cerita diatas, bahwa Ny. CITERA AULIA meminta Tn. ACHMAD
BAIHAKI, SH., M.Kn., untuk hadir ke Kabupaten Bulukumba, Selawesi Selatan
untuk melakukan suatu perbuatan hukum untuk Ayahnya yang sedang sakit dan
dirawat di Rumah Sakit. Jika kemudian Tn. ACHMAD BAIHAKI, SH., M.Kn.,
bersedia untuk hadir, bagaimana akibat hukumnya terhadap perbuatan Tn.
ACHMAD BAIHAKI, SH., M.Kn., tersebut dan terhadap dokumen yang dibuat dalam
rangka perbuatan tersebut? Jelaskan pendapat Saudara dikaitkan dengan materi
Peraturan/Undang- Undang Jabatan Notaris yang sudah diberikan.
Jawab :
-Akibat Hukum untuk Tn. ACHMAD BAIHAKI, SH., M.Kn., tersebut adalah :
b. Pemberhentian sementara;
c. Pemberhentian dengan hormat;
d. Pemberhentian dengan tidak hormat.
-Dalam Pasal 18 ayat (1) dan (2) UUJN menyebutkan bahwa notaris mempunyai
tempat kedudukan di daerah kabupaten atau kota, dan notaris mempunyai wilayah
jabatan meliputi seluruh wilayah propinsi dari tempat kedudukanya.
-Dalam Pasal 19 ayat (1) dan ayat (2) menyebutkan bahwa notaris wajib
mempunyai satu kantor yaitu di tempat kedudukanya; dan notaris tidak berwenang
secara teratur menjalankan jabatan di luar tempat kedudukanya. menurut Pasal 18
ayat (1) Notaris mempunyai tempat kedudukan di daerah kabupaten atau kota.
Kedudukan notaris di daerah kota atau kabupaten sesuai dengan Pasal 2 ayat (1)
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa
Negara Kesatuan Republik Indonesia di bagi atas propinsi, dan daerah propinsi
dibagi atas kabupaten dan kota. Bahwa pada tempat kedudukan notaris berarti
notaris berkantor di derah kota kabupaten dan hanya mempunyai 1 (satu) kantor
pada derah kota kabupaten (Pasal 19 ayat [1] UUJN).

-Mengenai tanggung jawab notaris selaku pejabat umum berhubungan dengan


kebenaran materil dibedakan menjadi empat poin yaitu:
1. Tanggung jawab notaris secara perdata terhadap kebenaran materil terhadap
akta yang dibuatnya.
2. Tanggung jawab notaris secara pidana terhadap kebenaran materil dalam kata
yang dibuatnya.
3. Tanggung jawab motaris berdasarkan peraturan jabatan notaris terhadap
kebenaran materil dalam akta yang dibuatnya.
4. Tanggung jawab notaris dalam menjalankan tugas dan jabatanya berdasarkan
kode etik notaris.
-Dalam Pasal 84 UUJN, yaitu tindakan pelanggaran yang dilakukan oleh Notaris
terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1), Pasal 41,
Pasal 44, Pasal 48, Pasal 49, Pasal 50, Pasal 51 dan Pasal 52 UUJN yang
mengakibatkan suatu akta hanya mempunyai kekuatan pembuktian sebagai akta
dibawah tangan atau suatu akta menjadi batal demi hukum, notaris dalam
menjalankan tugas dan jabatanya harus bertanggung jawab, Akibat Hukum
Terhadap Jabatan Notaris Notaris sebagai pejabat umum yang berarti kepada
notaris diberikan dan dilengkapi dengan kewenangan atau kekuasaan umum yang
menyangkut publik.
3. Berdasarkan Kasus cerita diatas, jika kemudian Tn. ACHMAD BAIHAKI, SH.,
M.Kn., tidak bersedia untuk hadir, apakah perbuatan tersebut dapat di kategorikan
sebagai penolakan dalam pembuatan dokumen yang diminta tersebut? Apa yang
seharusnya disampaikan oleh Tn. ACHMAD BAIHAKI, SH, M.Kn., kepada Ny.
CITERA AULIA? Jelaskan berdasarkan materi Peraturan/Undang-Undang Jabatan
Notaris yang telah diberikan. Sebutkan juga dasar hukum yang mengaturnya.
Jawab :
-Berdasarkan Pasal 16 ayat [1] huruf d UUJN, notaris dapat menolak untuk
memberikan pelayanan dengan alasan-alasan tertentu Tn. ACHMAD BAIHAKI,
SH, M.Kn, tidak dapat dikategorikan sebagai penolakan tugas seorang Notaris,
dikarenakan pada dasarnya notaris adalah pejabat yang harus memberikan
pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat yang memerlukan bukti otentik.
-Notaris yang melanggar ketentuan Pasal 16 ayat (1) huruf I dan k UUJN, di
samping dapat dijatuhi sanksi yang terdapat di dalam Pasal 85 UUJN, juga dapat
dikenakan sanksi berupa akta yang dibuat di hadapan notaris hanya mempunyai
kekuatan pembuktian sebagai akta di bawah tangan atau suatu akta menjadi batal
demi hukum (Pasal 84 UUJN). Tn. Achmad Baihaki, SH, M.Kn dapat menjelaskan
kepada Ny. CITERA AULIA bahwa apabila Notaris membuat akta diluar lingkup
daerah kerja Notaris maka akan melanggar kode etik Notaris. Dengan demikian,
jika memang notaris ingin menolak untuk memberikan jasanya kepada pihak yang
membutuhkannya, maka penolakan tersebut harus merupakan penolakan dalam
arti hukum, dalam artian ada alasan atau argumentasi hukum yang jelas dan tegas
sehingga pihak yang bersangkutan dapat memahaminya.

4. Jika kemudian Tn. ACHMAD BAIHAKI, SH., M.Kn., bersedia untuk hadir, dan
beberapa hari kemudian Tn. BHAKTI RIMBA meninggal dunia, namun ternyata
muncul pihak ketiga yang tidak tercantum didalam dokumen yang diminta dan tidak
hadir pada saat pembuatan dokumen tersebut. Mengikut sertakan Tn. ACHMAD
BAIHAKI, SH, M.Kn., sebagai pihak yang bersalah. Apakah Tn. ACHMAD BAIHAKI
SH, M.Kn., dapat dipertanggungjawabkan? Jelaskan pendapat saudara
berdasarkan materi Peraturan/Undang-Undang Jabatan Notaris yang sudah
diberikan.
Jawab :
-Notaris hanya berkedudukan disatu tempat dikota/kabupaten, dan memiliki
kewenangan wilayah jabatan seluruh wilayah provinsi dari tempat kedudukanya.
Dalam larangan Jabatan notaris Pasal 17 huruf a UUJN menyebutkan bahwa
”Notaris dilarang menjalankan jabatan diluar wilayah jabatanya”. Apabila
persyaratan kewenangan tidak terpenuhi maka notaris akan diberhentikan
sementara hal ini terlihat jelas dalam Pasal 9 ayat (1) huruf d dalam UUJN
menyebutkan, bahwa notaris diberhentikan sementara dari jabatanya karena
melakukan pelanggaran terhadap kewajiban dan larangan jabatanya. Dari
penjelasan diatas maka jelas bahwa pembuatan akta Notaris harus dilaksanakan
dan di wilayah jabatan notaris.
-Secara kode etik Notaris Tn. ACHMAD BAIHAKI, SH, M.Kn., dinyatakan melakukan
pelanggaran kode etik, dan jika yang bersangkutan masi hidup harus menjalani
persidangan kode etik untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.
-Dalam hukum perikatan (KUHPer) perikatan batal jika salah satu pihak meninggal
dunia.
Jika pihak ketiga yang tidak tercantum dalam perjanjian maka secara hukum, yang
bersangkutan tidak dapat menuntut. Namun keahdiran pihak ketiga dapat
berkedudukan sebagai:
1.Voeging
2.Tussenkomst,
3.Vrijwaring

5. Sehubungan terjadinya sengketa di kemudian hari sebagaimana di sebutkan


dalam soal Nomor 4 diatas, bagaimana seharusnya tata cara pemanggilan
seoran9 Notaris untuk diminta keterangannya berkaitan dengan proses hukum yang
sedang berjalan? Tolong Saudara jelaskan berdasarkan materi Peraturan/Undang-
Undang Jabatan Notaris yang telah diberikan, dan sebutkan dasar hukumnya.
Jawab :
- Pasal 66 ayat (1) KUHAP yang menyaratkan adanya persetujuan dari Majelis
Pengawas Daerah untuk pemanggilan terhadap Notaris merupakan suatu
ketentuan khusus terhadap ketentuan umum pemanggilan saksi dan tersangka
dalam KUHAP. Demikian juga pemanggilan saksi dan terdakwa oleh Hakim,
dalam KUHAP tidak ada ketentuan yang menyaratkan adanya persetujuan dari
pihak lain.
- Pasal 17
(1) Notaris dilarang:
a. menjalankan jabatan di luar wilayah jabatannya;
b. meninggalkan wilayah jabatannya lebih dari 7 (tujuh) hari kerja berturut-turut
tanpa alasan yang sah;
c. merangkap sebagai pegawai negeri;
d. merangkap jabatan sebagai pejabat negara;
e. merangkap jabatan sebagai advokat; f. merangkap jabatan sebagai
pemimpin atau pegawai badan usaha milik negara, badan usaha milik
daerah atau badan usaha swasta;
g. merangkap jabatan sebagai Pejabat Pembuat Akta Tanah dan/atau Pejabat
Lelang Kelas II di luar tempat kedudukan Notaris;
h. menjadi Notaris Pengganti; atau i. melakukan pekerjaan lain yang
bertentangan dengan norma agama, kesusilaan, atau kepatutan yang dapat
mempengaruhi kehormatan dan martabat jabatan Notaris.
(2) Notaris yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat dikenai sanksi berupa:
a. peringatan tertulis;
b. pemberhentian sementara;
c. pemberhentian dengan hormat; atau
d. pemberhentian dengan tidak hormat.

6. Dalam kasus cerita diatas, disebutkan bahwa Tn. ACHMAD BAIHAKI SH, M.Kn.,
adalah seorang Notaris yang menjalankan tugas dan kewenangannya. Dengan
demikian, apakah Notaris adalah sebagai profesi atau Jabatan? Tplong saudara
jelaskan berdasarkan materi Peraturan/Undang-Undang Jabatan Notaris yang
telah diberikan, dan sebutkan dasar hukumnya.
Jawab :
-Undang-undang Jabatan Notaris, baik UU Nomor 30 Tahun 2004 maupun
pembaruannya melalui UU Nomor 2 Tahun 2014 menjelaskan secara rinci tentang
syarat menjadi Notaris, kewenangan, kewajiban, pemberian hak, larangan dan
sanksi, hingga penjelasan kewenangan-kewenangannya. Jelaslah jika praktik
kerja Notaris sudah ada dasar hukumnya.
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris.
-Notaris ditunjuk sebagai pejabat umum yang menjalankan profesi dalam
memberikan jasa hukum kepada masyarakat dalam rangka memberikan
perlindungan dan jaminan kepastian hukum.
-Dalam pelayanannya Notaris terikat pada Peraturan Jabatan dan kode etik profesi
sebagai notaris. Notaris merupakan profesi hukum dan dengan demikian profesi
notaris adalah suatu profesi mulia (nobile officium). Disebut sebagai nobile officium
dikarenakan profesi notaris sangat erat hubunganya dengan kemanusiaan.

7. Sehubungan dengan kasus diatas, tolong Saudara jelaskan persamaan dan


perbedaan antara Akta Otentik dengan Tulisan Dibawah Tangan. Jelaskan pula
dasar hukumnya.
Jawab :
-Akta Notaris adalah akta otentik yang dibuat oleh atau dihadapan notaris menurut
bentuk dan tata cara yang ditetapkan didalam Undang-Undang ini. Akta yang
dibuat Notaris memiliki kekuatan pembuktian yang sempurna tidak seperti pada
akta dibawah tangan.
-Akta dibawah tangan adalah akta yang dibuat sendiri oleh pihak-pihak yang
berkepentingan tanpa bantuan pejabat umum. Sedangkan akta otentik merupakan
produk Notaris yang sangat dibutuhkan masyarakat demi terciptanya suatu
kepastian hukum.
.
Noted :
Minimal Jawaban UTS 4 halaman penuh.

================ SELAMAT MENGERJAKAN

Anda mungkin juga menyukai