PENDAHULUAN
umum yang tidak tahu atau kurang memahami aturan hukum, dapat
dengan hukum.1
Oleh karena itu seorang Notaris dituntut lebih peka, jujur, adil dan
semua pihak yang terkait langsung dalam pembuatan sebuah akta autentik
1
Komar Andasasmita, Notaris Selayang Pandang, Cet. 2, (Bandung
Alumni/1983/Bandung, 1983), hlm. 2.
1
pada saat ini, khususnya yang berkaitan dengan pembuatan alat bukti
tertulis yang bersifat otentik. Hal ini bertujuan untuk menjamin kepastian
terkait alat bukti tertulis yang memiliki sifat autentik mengenai keadaan,
hukum menuntut antara lain bahwa lalu lintas hukum dan kehidupan
terhadap akta otentik juga semakin meningkat. Pasal 1868 Kitab Undang-
2
Nyoman Serikat Putra Jaya, Politik Hukum ,Semarang (Universitas Diponegoro
Press,2014), hlm. 117.
3
R.Subekti, R.Tjitrosudibio, Kitab Undang-undang Hukum Perdata,(Jakarta: PT Pradnya
Paramita,2009),hal.475
4
GHS Lumban Tobing, Peraturan Jabatan Notris, (Jakarta: Erlangga,1980). Hlm.42
2
Notaris dalam menjalankan jabatannya juga memiliki kewenangan
lain yang terdapat pada Pasal 15 ayat (2) UUJN Nomor 2 Tahun 2014
yang berbunyi :
para pihak yang terkait dalam perbuatan hukum. Seperti yang telah
dijelaskan dalam Pasal 16 ayat (1) huruf a tersebut dalam hal melakukan
hukum untuk dan atas tindakan hukum yang dilakukan notaris atas
permintaan kliennya.
3
Tujuan penyuluhan hukum oleh notaris untuk memberikan
hukum yang diberikan oleh notaris ini sangat berguna baik kepada notaris
dan para penghadap yang akan membuat aktanya. Kegunaan ini agar bisa
sebagai suatu realisasi keinginan para pihak dalam bentuk akta autentik.
Tanggung jawab notaris berkaitan erat dengan tugas dan kewenangan serta
Apabila ini terbukti, akta kehilangan autensitasnya dan batal demi hukum
atau dapat dibatalkan. Notaris rawan terkena jeratan hukum, bukan hanya
5
Laurensius Arliman S, “Kewajiban Notaris Dalam Pemberian Penyuluhan Hukum
Kepada Masyarakat Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris”, Makalah, diunduh dari
www.researchgate.net, Hlm. 11
4
karena faktor internal yang berasal dari dalam dirinya sendiri misalnya
optimal oleh notaris. Sehingga kadang kala terdapat suatu akta yang nilai
Salah satu contoh kasus pernah ada kekeliruan yang dilakukan oleh
membuat akta autentik mengenai akta perjanjian. Dalam hal ini penghadap
tanaman industry (HTI), akan tetapi izin yang dimaksud oleh penghadap
tersebut pada saat akta perjanjian dibuat pada tahun 1999 telah mati atau
tidak berlaku lagi dari tahun 1990 sampai dengan 1995, pada waktu
6
Vina akfa dyani,pertanggungjawaban hukum dan perlindungan hukum bagi notaris
dalam membuat Party Acte, Vol.2 No.1,Januari 2017,hlm.
5
lagi surat izin tersebut, pasti akan sangat merugikan penghadap
akta autentik, terhadap hal-hal yang para pihak tidak memahami, atau hal-
hal yang sangat penting dalam pembuatan akta autentik, sehingga tidak
penghadap lebih paham akan kerugian yang akan terjadi dikemudian hari.
UUJN Nomor 2 Tahun 2014 tersebut terdapat suatu makna yang kurang
Pasal ini tidak diterapkan secara persis, sehingga lingkupnya tidak jelas.
kepada hakim utntuk di nilai, hal itu menandakan bahwa masih belum
6
optimalnya pelaksanaan Pasal 15 ayat 2 huruf e UUJN Nomor 2 Tahun
2014 tersebut oleh notaris. Sehingga apabila akta yang dibuat oleh Notaris
kepastian hukum bagi klien yang membutuhkan akan alat bukti, sehingga
penelitian dalam suatu karya ilmiah berbentuk proposal tesis dengan judul
UNDANGAN
B. Rumusan Masalah
7
1. Bagaimana bentuk penyuluhan hukum terhadap para pihak untuk
dibuatnya?
C. Tujuan Penelitian
yang dibuatnya
D. Manfaat Penelitian
manfaat baik bagi penulis sendiri, maupun bagi orang lain. Manfaat
a. Manfaat teoritis
8
kenotariatan, serta sebagai referensi atau literatur bagi orang-orang yang
b. Manfaat praktis
Untuk notaris dan para calon notaris dapat dijadikan bahan referensi
maupun pertimbangan,
pemikiran tentang suatu tema dalam bentuk karya ilmiah berupa tesis.
E. Keaslian Penelitian
9
2) Apa akibat hukum jika notaris tidak memberikan penyuluhan hukum
nomor 30 tahun 2004 tentang jabatan notaris dan kode etik notaris.
jabatan Notaris ?
10
3) Untuk mengetahui dan menganalisis makna aktif atau pasif yang
1. Kerangka Teoritis
berasal dari kata theoria dimana dalam bahasa Latin artinya perenungan,
sedangkan dalam bahasa Yunani berasal dari kata thea yang artinya cara
logis dan konsisten mengeni gejala gejala tertentu yang mencakup semua
serta kebenarannya dapat diuji.8 Menurut W.L Neuman, yang dikutip dari
7
Salim, HS, Perkembangan Teori Dalam Ilmu Hukum, Rajawali Pers, Jakarta, 2010, hlm.
54.
8
Soerjono Soekanto,Pengantar Penelitian Hukum,(Jakarta: UI Pers, 2008), hlm. 6.
11
Otje Salman dan Anton F. Susanto menyebutkan bahwa teori adalah suatu
tentang dunia dan bagaimana dunia itu bekerja.9 Otje Salman dan Anton F.
masalah yang kita bahas secara lebih baik, serta memberikan penjelasan
9
H.R. Otje Salman, S dan Anton F. Susanto,Teori Hukum,(Bandung: Refika
Aditama,2005), hlm. 22.
10
Ibid.,hlm. 23.
11
Ronny H. Soemitro,Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta: Ghali, 1982), hlm. 37.
12
bisa digunakan untuk menjelaskan fakta dan peristiwa hukum yang terjadi.
Oleh karena itu orang dapat meletakan fungsi dan kegunaan sebagai suatu
kerangka teori yang digunakan sebagai pisau analisis penelitian ini adalah
secara normatif kepada aturan hukum yang terkait dengan segala tindakan
kepada pihak, bahwa akta yang dibuat di hadapan atau oleh Notaris telah
12
Kalsen dalam Peter Mahmud Marzuki, Pengantar Ilmu Hukum, Kencana, Jakarta, 2008,
hlm.158.
13
Habib Adjie, Hukum Notaris Di Indonesia-Tafsiran Tematik Terhadap Undang-Undang
Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris, PT. Refika Aditama, Bandung, 2008, hlm. 37.
13
1) Adanya aturan yang bersifat umum yang membuat individu
mengetahui perbuatan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh
dilakukan;
dengan putusan hakim yang lainnya, untuk kasus yang serupa yag
telah diputuskan.14
mengenai hukum itu beraneka ragam, tergantung dari sudut mana mereka
hukum dari sudut profesi keilmuan mereka, rakyat kecil akan memandang
dibuat dan diundangkan secara pasti karena mengatur secara jelas dan
14
Peter Mahmud Marzuki, Pengantar Ilmu Hukum, Kencana Prenada Media Group,
Jakarta, 2009, hlm 158.
14
dan logis dalam artian ia menjadi suatu sistem norma dengan norma lain
dengan kewenangan untuk membuat alat bukti berupa akta autentik atas
permintaan klien digunakan sebagai alat bukti yang sempurna, dalam hal
orang tau dengan pasti apa yang boleh dan tidak boleh dilakukannya.
Dalam hal ini, tentunya harus didukung aparatur hukum yakni notaris
15
Notaris merupakan profesi hukum yang sangat mulia dikarenakan
perjanjian dan penetapan yang diharuskan oleh suatu peraturan umum atau
otentik. Salah satu unsur penting dari pengertian Notaris adalah Notaris
sebagai “pejabat umum”. Hal ini berarti bahwa kepada Notaris diberikan
16
atau perbuatannya telah melanggar unsur-unsur yang secara tegas
2 Tahun 2014.
tangan.
17
3) Pertanggung jawaban secara pidana
tidak.16
atau akta pejabat yang mana kata yang dibuat sendiri secara langsung oleh
dialami oleh notaris untuk dituangkan dalam suatu akta. Notaris dapat
muslihat itu bersumber dari Notaris itu sendiri. Hal tersebut dapat terjadi
16
Saifudiendjsh,PertanggungjawabanPidana,http://saifudiendjsh.blogspot.com/2017/29/
pertanggungjawaban-pidana.html. (diakses pada 20 januari 2019, pukul 14.20 )
18
dalam akta jual beli dengan sengaja mencantumkan harga yang lebih
dari moral terhadap rekan Notaris, Masyarakat dan Negara, dengan dijiwai
akta yang dibuatnya sebagai suatu realisasi keinginan para pihak dalam
bentuk akta autentik. Tanggung jawab notaris berkaitan erat dengan tugas
nantinya akta yang dibuat oleh notaris tersebut tidak terjadi kesalahan
dikemudian hari.
17
Raden Soegondo Notodisoerjo, Hukum Notariat Di Indonesia Suatu Penjelasan,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, Cetakan Kedua, 1993), hlm. 2
18
Herlin Budiono, Kumpulan Tulisan Hukum Perdata Kenotariatan,(Bandung : Cetakan
Kedua Aditya Bakti, 2010), hlm. 166.
19
c. Teori Perlindungan
hak pihak yang dilindungi sesuai dengan kewajiban yang telah dilakukan.
terkait dengan status hukum, hak dan kewajiban seseorang dalam hukum
19
O. Notohamidjojo, 2011, Soal-Soal Pokok Filsafat Hukum,Salatiga, Griya Media, hlm.
54
20
apabila terjadi sengketa atas hak dan kewajiban terkait. 20 Akta yang dibuat
diberikan oleh Notaris kepada para pihak yang membuat akta autentk,
merupakan bentuk perlindungan oleh notaris kepada para pihak agar akta
autentik yang dibuat nantinya tidak terjadi kesalahan dikemudian hari dan
2. Kerangka Konseptual
antara konsep-konsep hukum yang ingin atau akan diteliti. Suatu konsep
bukan merupakan suatu gejala yang akan diteliti, akan tetapi merupakan
suatu abstraksi dari gejala tersebut. Gejala ini dinamakan dengan fakta,
konsep, yaitu:
a. Notaris
20
Sjaifurrachman dan Habib Adjie, 2011, Aspek Pertanggungjawaban Notaris Dalam
Pembuatan Akta, Bandung, Mandar Maju, hlm. 7
21
Hukum Perdata, terutama dalam Buku Keempat tentang Pembuktian dan
perdata adalah bukti tertulis, sedangkan alat bukti yang paling kuat adalah
b. Akta Autentik
Akta autentik menurut kamus hukum adalah akta yang sejak awal
pejabat umum yang berwenang untuk itu di tempat akta itu dibuat.
tersebut maka dapat diketahui bahwa ada 2 (dua) bentuk akta autentik
yaitu akta yang dibuat oleh pejabat umum yang berwenang (disebut
22
pejabat umum yang berwenang (disebut sebagai party acte/akta para
dalam artian kemampuan dari akta itu sendiri untuk membuktikan dirinya
kejadian dan fakta tersebut dalam akta betul-betul dilakukan oleh notaris
ialah kepastian bahwa apa yang tersebut dalam akta itu merupakan
mereka yang mendapat hak dan berlaku untuk umum, kecuali ada
c. Kewajiban Notaris
larangan notaris diatur dalam UUJN (Pasal 16 ayat (1) dan Pasal 17)
berkewajiban:
23
R. Sugondo Notodisoeryo, di dalam Abdul Ghofur Anshori, Lembaga Kenotariatan
Indonesia Perspektif Hukum dan Etika, (Yogyakarta: UII Pers, 2009), hlm. 19-22.
23
a. Bertindak jujur, seksama, mandiri, tidak berpihak, dan menjaga
kepentingan yang terkait dalam perbuatan hukum;
b. Membuat akta dalam bentuk Minuta Akta dan menyimpannya
sebagai bagian dari protocol notaris;
c. Mengeluarkan Grosse Akta, Salinan Akta, atau Kutipan Akta
berdasarkan Minuta Akta;
d. Memberikan pelayanan sesuai dengan ketentuan dalam
undangundang ini, kecuali ada alasan untuk menolaknya;
e. Merahasiakan segala sesuatu mengenai akta yang dibuatnya dan
segala keterangan yang diperoleh guna pembuatan akta sesuai
dengan sumpah/janji jabatan, kecuali undnag-undang
menentukan lain;
f. Menjilid akta yang dibuatnya dalam 1 (satu) bulan menjadi buku
yang memuat tidak lebih dari 50 (lima puluh) akta, dan jika
jumlah akta tidak dapat dimuat dalam satu buku, dan mencatat
jumlah minuta akta, bulan, dan tahun pembuatannya pada
sampul setiap buku;
g. Membuat daftar dari akta protes terhadap tidak dibayar atau
tidak diterimanya surat berharga;
h. Membuat daftar yang berkenaan dengan wasiat menurut urutan
waktu pembuatan akta setiap bulan;
i. Mengirimkan daftar akta sebagaimana dimaksud dalam huruf
Hak tanggungan atau daftar nihil yang berkenaan wasiat ke
Daftar Pusat Wasiat Departemen yang tugas dan tanggung
jawabnya di bidang kenotariatan dalam waktu 5 (lima) hari pada
minggu pertama setiap bulan berikutnya;
j. Mencatat dalam repertorium tanggal pengiriman daftar wasiat
pada setiap akhir bulan;
k. Mempunyai cap/stempel yang memuat lambang Negara
Republik Indonesia dan pada ruang yang melingkarinya
dituliskan nama jabatan, dan tempat kedudukan yang
bersangkutan;
l. Membacakan akta di hadapan penghadap dengan dihadiri oleh
paling sedikit 2 (dua) orang saksi dan ditandatangani pada saat
itu juga oleh penghadap, saksi dan notaris;
m. Menerima magang notaris.
24
f. Merangkap jabatan sebagai pemimpin atau pegawai Badan
Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah atau badan
usaha swasta;
g. Merangkap jabatan sebagai Pejabat Pembuat Akta Tanah di luar
wilayah jabatan notaris;
h. Menjadi notaris pengganti;
i. Melakukan pekerjaan lain yang bertentangan dengan norma
agama, kesusilaan, atau kepatutan yang dapat mempengaruhi
kehormatan dan jabatan notaris.
bentuk akta notaris. Hal ini penting agar tindakan hukum yang hendak
24
Ghansham Anand, Karakteristik Jabatan Notaris Di Indonesia, Prenadamedia Group,
Jakarta, 2018, hlm. 43
25
Penyuluhan hukum merupakan bagian dari pembangunan hukum
lembaga Notaris sejauh ini telah memberikan sumbangan yang besar bagi
G. Metode Penelitian
25
Sudjito, Criical Legal Stidies (CLS) dan Hukum Progresif Sebagai Alternatif Dalam
Reformasi Hukum Nasional dan Perubahan Kurikulum Pendidikan Hukum,Jurnal Ultimatum
Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Iblam, Vol. 2, Edisi September 2008,hlm. 3.
26
Husaini Usaman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, PT. Bumi
Aksara, Jakarta, 2003, hlm. 42.
27
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Sinar Grafika, Jakarta, 2008, hlm.
17.
26
1. Pendekatan Masalah
dilapangan dan masyarakat, data yang diteliti awalnya data sekunder untuk
2. Sifat Penelitian
secara lengkap, jelas dan secara objektif yang ada kaitannya dengan
27
(1) Majelis Pengawas Daerah Notaris Kota Padang.
b. Data sekunder yaitu data yang terdiri dari bahan-bahan hukum seperti:
diantaranya:
Notaris;
para pakar;
28
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian hukum ini,
29
dikumpulkan oleh para pencari data yang diharapkan untuk dapat
H. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
penulisan.
30
termuat data yang dikumpulkan dari penelitian beserta
BAB IV : PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Sejarah Notaris
31
Awal mula dikenalnya Notaris adalah disebut dengan notarius,
masih sangat berbeda dengan fungsi Notaris pada waktu sekarang. Nama
notarius ini lambat laun mempunyai arti yang berbeda dengan pada
mulanya, sehingga kira-kira pada abad kedua sesudah Kristus yang disebut
tulisan cepat, jadi seperti stenograf sekarang. Selain itu ada juga pendapat
lain yang mengatakan bahwa notarius itu berasal dari perkataan nota
perkataan. Kemudian dalam abad kelima dan keenam sebutan notarius itu
30
Tedjosaputro, Liliana. Mal Praktek Notaris Dalam Hukum Pidana. Semarang:
CV.Agung.1991, Hlm.10
31
Notodisoerjo, Soegondo. Hukum Notariat Di Indonesia Suatu Penjelasan. Jakarta: Raja
Grafindo Persada. 1993.Hlm.22
32
notariat itu sendiri, yaitu yang berasal dari negara-negara di Eropa dan
Notaris yang pertama kali diangkat sampai dengan tahun 1822, lembaga
notariat ini diatur dengan dua peraturan, yaitu pada tahun 1625 dan 1765
(Stbl. 1860: 3), yang mulai berlaku pada tanggal 1 Juli 1860. Dengan
2. Pengertian Notaris
menulis pada masa itu. Ada pendapat dari Notodisoerjo yang mengatakan
fungsi publik khususnya dalam bidang hukum perdata yang diangkat oleh
32
Tobing, G.H.S. Lumban. Peraturan Jabatan Notaris.Jakarta :Erlangga.1983.Hlm.20
33
Op. Cit.
33
Menteri. Menurut Montesqieu, “tugas dalam Negara ada tiga bidang, dan
tertentu”.34 Tugas dalam Negara tersebut terdiri dari tugas legislatif yaitu
eksekutif.35
yang diakui oleh pengadilan dan merupakan petugas pengadilan, dan juga
memiliki dua peran, yaitu sebagai pengacara dan sebagai Notaris. Sebagai
34
M. Solly Lubis, Asas-asas Hukum Tata Negara, cetakan 4, Penerbit Alumni, Bandung,
1982, hlm. 60.
35
G.H.S Lumban Tobing, Peraturan Jabatan Notaris, cetakan 3, Erlangga, Jakarta, 1983,
hlm. 37.
34
kepada pejabat atau orang lain.36 Sedangkan menurut Colenbrunder,
ayat (1) Bab III bagian pertama tentang kewenangan Notaris. Pasal 15 ayat
35
sebagaimana dimaksud di atas, di mana dalam Pasal 1868 KUHPerdata
menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan akta otentik adalah suatu akta
yang dibuat dalam bentuk yang ditentukan oleh undang-undang oleh atau
dihadapan pejabat umum yang berwenang untuk itu di tempat akta itu
dibuat. Selanjutnya dalam ketentuan Pasal 165 HIR, 285 Rbg juga
dijelaskan apa yang dimaksud dengan akta otentik. Akta otentik adalah :
“akta yang dibuat oleh atau dihadapan pejabat yang berwenang untuk itu,
sebagai bukti yang lengkap bagi kedua belah pihak dan ahli warisnya serta
orang yang mendapatkan hak dari tentang segala hal yang tersebut dalam
surat itu dan bahkan tentang apa yang tercantum di dalamnya sebagai
pemberitahuan saja sepanjang langsung mengenai pokok dalam akta
tersebut”.
Melihat ketentuan Pasal 1868 KUHPerdata dan Pasal 165 HIR atau
285 Rbg di atas, hal ini dapat diartikan bahwa rumusan ketentuan tersebut
siapa yang dimaksud dengan pejabat umum dan juga tidak menjelaskan
yakni Notaris.
Akta otentik yang dibuat dihadapan dan atau oleh Notaris pada
36
kewajiban untuk memasukan bahwa apa yang termuat dalam akta Notaris
para pihak, yaitu dengan cara membacakannya sehingga jelas isi akta
untuk menyetujui atau tidak menyetujui isi akta notaris yang akan
ditandatanganinya.
a) Sebagai jabatan
bidang pekerjaan atau tugas yang sengaja dibuat oleh aturan hukum
38
Habib Adjie, Sanksi Perdata dan Administratif Terhadap Notaris Sebagai Pejabat
Publik, PT Refika Aditama, Bandung, 2013, hlm. 32-36.
37
Notaris meskipun secara administratif diangkat dan diberhentikan
mampu.
Notaris dan menuntut biaya ganti rugi sesuai aturan hukum yang
berlaku.
Notaris Indonesia (Stb. 1860 No.3), yang terdiri dan 66 pasal dan terbagi
dalam lima bab. Ketentuan di atas pada dasarnya merupakan salinan dari
38
peraturan tentang Notaris yang ada di negeri Belanda, mulai berlaku di
peraturan ini menyatakan bahwa pasal 4 dan 5 dan reglement Notaris tidsk
berlaku lagi, demikian juga tentang isi dari kedua pasal tersebut telah
dengan Wakil Notaris dan Notaris Sementara. Pada Pasal 2 ayat (1) dan
Notaris.
ayat (1).
39
merupakan profesi dan pejabat umum yang melaksanakan sebagian dari
tugas pemerintah.39
dan nasihat hukum yang diperlukan dan tepat bagi pihak dalam hal
pembuatan akta.
39
Freddy Harris, Leny Helena, Notaris Indonesia, PT. Lintas Cetak Djaja, Jakarta, 2017,
hlm. 49.
40
Hartanti Sulihandari, Nisya Rifani, 2013, Prinsip-Prinsip Profesi Notaris, Dunia
Cerdas, Jakarta, hlm.13.
40
berkewajiban untul bertanggung jawab terhadap akta otentik yang di
dan atau mengesahkan alat bukti tertulis atau syarat administratif lain yang
masyarakat umum. Pelayanan Negara ini dibagi menjadi dua bidang besar
yaitu:42
41
Ibid, hlm. 5.
42
Freddy Harris, Leny Helena,OP.Cit, hlm. 45
41
Kewenangan pejabat umum diperoleh lansung dari Negara, dimana
atau pejabat tata usaha Negara, hal ini dapat dibedakan dari produk
yaitu Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta
kutipan akta, semuanya itu sepanjang pembuatan akta itu tidak juga
ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain yang
42
2. Selain kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), notaris
berwenang pula:
khusus;
c. Mmbuat kopi dari asli surat dibawah tangan berupa salinan yang
yang bersangkutan;
akta;
3. Selain kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2),
perundang-undangan.
43
masalah hukum melalui akta otentik yang dibuatnya sebagai alat bukti
(1) Akta anggaran dasar atau akta pendirian, misalnya akta pendirian
(2) Akta-akta perjanjian, misalnya akta jual beli tanah, akta sewa
dan sebagainya.
d. Membuat salinan dari asli surat di bawah tangan berupa salinan yang
bersangkutan.
(legalisir).
pada minuta akta yang telah ditanda tangani, dengan membuat berita
44
Hartanti Sulihandari, Nisya Rifani, OP.Cit, hlm. 15.
44
acara dan memberikan catatan tentang hal tersebut pada minuta akta
45
Salim HS, Teknik Pembuatan Akta Satu (Konsep Teoritis, Kewenangan Notaris, Bentuk
dan Minuta Akta), PT. Raja Grafindo, Jakarta, 2016, hlm. 44.
45
warga masyarakat terhadap hukum pengertian penyuluhan hukum itu
1. Tata Laksana
tiap kabupaten dan kotamadya sudah terbentuk dan bertugas apa yang
46
Efektifitas Penyuluhan Hukum Terhadap Peningkatan Kesadaran Hukum Masyarakat
Di Kecamatan Tallo Kota Makassar” http://www.artikelbagus.com/2011/03/bab-
ipendahuluan.
html, diunduh 19 November 2012.
46
dengan anggota dan unsur pemerintah daerah dan perwakilan
2. Materi
masyarakat.
3. Penyuluh Hukum
47
berbagai masalah yang perlu didukung dengan pengetahuan sosial
lainnya.
4. Metode
pentas panggung.
tapi ribuan, menjadikan tidak mudahnya untuk tau semua aturan hukum
yang berlaku. Maka cukup beralasan bila hanya sedikit saja orang/ warga
48
dipatuhinya, biasanya seseorang cari tau suatu perundang-undangan
sedikit lagi. Mereka yang paham hukum hanya dikalangan tertentu, yaitu
dan baru patuh pada hukum akan berjalan mulus, bila tidak ada variabel
selain ada yang melalui proses tahapan (tahu dan paham hukum) dulu, tapi
ada pula yang patuh pada hukum dikarenakan dorongan faktor lain,
kebutuhan mereka dan atau identik dengan kebiasaan hidup mereka sejak
lama. Jadi ada pariasi dari warga masyarakat dalam hal perhatiannya
disuluhkan.
49
Dalam keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor
setiap warga taat pada hukum dan secara suka rela tanpa dorongan atau
anggapan bahwa hukum itu sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku atau
yang dianutnya.
47
Soerjono Soekanto, Beberapa Cara dan Mekanisme dalam Penyuluhan Hukum,
(Jakarta: Pradnya Paramita, 1986), hal 6
50
sebagaimana diatur di dalam Pasal 15 ayat 2 huruf (e) UUJN. Notaris pada
suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. 49
keadaan damai. Nasihat yang harus diberikan oleh seorang notaris harus
merupakan pedoman apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan
48
Roenastiti Prayitno, “Tugas dan Tanggung Jawab Notaris sebagai Pejabat Pembuat
Akta”, Media Notariat, No.12-13/Tahun IV, (Oktober:1989), hlm.178.
49
Ibid
51
kepentingan kliennya.50 Dalam menjalankan jabatannya, notaris memiliki
bersangkutan.
50
Kansil , C.S.T. dan Chistine S.T. Kansil, Pokok-pokok Etika Profesi Hukum, PT
Pradnya Paramita, Jakarta, 1996.Hlm,76
52
seorang notaris dalam memberikan penyuluhan hukum kepada
yaitu:
taat kepada hukum, sumpah jabatan, kode etik notaris (Kode etik
Notaris);
notaris);
53
diselaraskan dengan nilai-nilai kemasyarakatan, sopan santun dan
didalam UUJN;
54
BAB III
sebuah Akta otentik dan agar Akta yang dibuatnya itu memiliki
55
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, Notaris dalam
kebatalan suatu akta, juga sebagai sikap preventif adanya cacat hukum
secara mendetail kepada para pihak terkait jenis perbuatan hukum yang
dan dihadapi oleh para pihak,serta solusi yang bisa diberikan kepada
akta yang dibuat nantinya. Peran aktif Notaris dimulai sebelum akta
dibuat, pada saat akta sedang dibuat, dan setelah akta selesai dibuat
yang dilakukan oleh Notaris menjadi sangat penting baik bagi para
51
Sjaifurrachman, Aspek Pertanggungjawaban Notaris dalam Pembuatan Akta, Cet. 1,
Mandar Maju, Bandung, 2011,Hlm,71
56
pihak maupun bagi Notaris demi menghindari dan meminimalisir
Pengawas Daerah Notaris Kota Padang ada salah satu Notaris di kota
Padang , akta perjanjian jual beli tersebut telah dibuat secara formal
akta perjanjian jual beli oleh notaris lain yang juga berada di kota
padang, dan baru diketahui oleh notaris X setelah akta perjanjian jual
52
53
Wawancara dengan Diana Siska, Anggota Majelis Pengawas Daerah Notaris Kota
Padang, Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM, Pada hari Jum’at tanggal 12 April 2019
pada pukul 14.10 WIB.
57
Terjadinya kekeliruan terhadap pembuatan akta perjanjian jual
diberikan oleh notaris kepada para penghadap yang akan membuat akta
sangat berguna baik kepada notaris dan para penghadap yang akan
58
ketentuan-ketentuan hukum yang wajib di dalam pemenuhan
hukum positif (aturan hukum yang berlaku saat ini) yang harus
dikuasai atau ilmu hukum, tetapi kita juga harus memperlengkapi diri
59
dibuat dihadapannya. Notaris harus cermat dan teliti menyampaikan
menjalankan jabatannya.
ini bukan untuk masyarakat umum melainkan untuk para pihak atau
60
dengan membantu para pihak yang datang kepadanya, baik mereka
yang akan membuat akta atau hanya datang untuk berkonsultasi terkait
akta Notaris harus dijelaskan dengan baik pengertian akta yang akan
telah dipenuhi para pihak juga harus dilakukan secara terbuka di depan
yang akan dibuat, sehingga ketika akta telah dibuat dan ditandatangani
para pihak telah mengerti dengan jelas keseluruhan isi akta dan akibat
dibuatnya
56
Wawancara dengan Notaris/PPAT Helsi Yasin, SH.,M.Kn. Notaris Di Padang, Pada
hari jumat tanggal 05 April 2019 pada pukul 15.15 WIB.
61
jabatannya dan peraturan-peraturan lainnya. Notaris juga berperan
tindakan yang dilakukan oleh Notaris, namun hal tersebut tidak berarti
gugat dan tanggung jawab Notaris. Hukum telah memberi batasan atau
dalam sebuah Akta otentik, sehingga hak dan kewajiban hukum yang
57
Sjaifurachman.Op.Cit.Hlm.121
62
mengenai isi perjanjian maka Notaris tidak terlibat dalam pelaksanaan
hukum yang tinggi dan benar dalam masyarakat, jujur, tidak berpihak,
hukum Jabatan Notaris, sumpah jabatan dan juga Kode etik notaris.
63
tersebut tidak dapat dituntut tanggung jawabnya karena apa yang
atau tidak sesuai bahkan melanggar ketentuan yang berlaku. Selain itu
pihak lain.
64
Dari hasil wawancara penulis dengan Anggota Majelis
dibuat oleh notaris x dengan akta No ....... yang hanya berselang waktu
akta No......
65
Notaris Kota Padang Kepada Majelis Pengawas Wilayah Notaris
bersangkutan.
tertentu, diantaranya:
66
orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti
pertanggungjawaban, yaitu:61
60
Munir Fuady,Perbuatan Melawan Hukum,cet.1, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2002,
hlm.3
61
Hans Kelsen,Teori Hukum Murni, Terjemahan Raisul Mutaqien, Nuansa &
NusamediaBandung, 2006, hlm. 140.
67
C. tanggung jawab notaris dalam penyuluhan hukum terhadap para
terkait akta perjanjian jual beli yang telah dijelaskan diatas, notaris X
62
Wawancara dengan Diana Siska, Anggota Majelis Pengawas Daerah Notaris Kota
Padang, Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM, Pada hari Jum’at tanggal 12 April 2019
pada pukul 14.20 WIB.
68
memenuhi ketentuan UUJN, maka Notaris bertanggungjawab dan
menuntut penggantian biaya, ganti rugi dan bunga. Dengan kata lain
dalam batas kecermatan yang wajar, maka Notaris tidak dapat diminta
berbagai ketentuan yang tersebut dalam UUJN, sehingga dalam hal ini
tersebut, maka dalam hal ini memberikan landasan kepada Notaris dan
63
69
para penghadap telah terjadi hubungan hukum. Oleh karena itu,
Notaris harus menjamin bahwa akta yang dibuat tersebut telah sesuai
bertanggung jawab atas kekeliruan dan kesalahan isi akta yang dibuat
bentuk formal akta otentik seperti yang telah diatur oleh Undang-
Undang.
64
Tri Hartanto hlm 40
65
Ibid,hlm 61
70
moral ini seorang Notaris Harus bertanggung jawab terhadap
masyarakat.66
1) Liability
hampir setiap karakter resiko atau tanggung jawab, yang pasti, yang
66
ibid
67
ibid
68
Ignatius Ridwan Widyadharma, 1994, Hukum Profesi tentang Profesi Hukum,
CV.Ananta,
Semarang, hlm. 133-134.
69
Ridwan H.R, Hukum Administrasi Negara, Raja Grafindo Persada Jakarta, hlm. 335-
337.
71
tunduk kepada kewajiban secara aktual atau potensial; kondisi
2) Resposibility
ditimbulkannya.
melawan hukum.
70
Abdul Ghofur Anshori, Lembaga Kenotariatan Indonesia, UII Press, Yogyakarta,
2009, hlm.16
72
namun tanggung jawab Notaris secara pidana dikenakan jika
memiliki sifat aktif maupun pasif. Aktif dalam artian melakukan suatu
aktif. Pasif dalam artian tidak melakukan suatu perbuatan tertentu atau
73
perbuatan melawan hukum adalah perbuatan melawan hukum dalam
arti luas. Secara lebih rinci, perbuatan melawan hukum adalah apabila:
dari suatu akta otentik dan tidak terhadap materi akta otentik tersebut.
Hal ini mewajibkan Notaris untuk bersikap netral dan tidak memihak
74
2. Tanggung Jawab Notaris Secara Pidana
sanksi atau ancaman yang berupa sanksi pidana tertentu bagi yang
sanksi atas pelanggaran yang dilakukan Notaris yang berupa akta yang
formal akta Notaris, pihak penyidik, penuntut umum, dan hakim akan
(Pasal 55 jo Pasal 263 ayat (1) dan 92) atau 264 atau 266 KUHP);
75
e. Membantu membuat surat palsu atau yang dipalsukan dan
dan (2) jo Pasal 263 ayat (1) dan (2) atau 264 atau 266 KUHP).72
maka harus ada unsur kesalahan dari pelaku tindak pidana, yaitu
disertai keinsyafan bahwa suatu akibat pasti akan terjadi (opzet bij
zekerheidsbewustzijn);
Selain itu, kesengajaan ini juga harus mengenai 3 (tiga) unsur yaitu
antara lain:
76
3. Tanggung Jawab Notaris Secara Administratif
Artinya, akta yang dibuat itu sesuai dengan aturan hukum dan
74
Abdul Ghofur Anshori, Lembaga Kenotariatan Indonesia, Perspektif Hukum dan Etika,
UII Press, Yogyakarta,2009, hlm.49
77
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
akan, sedang dan /atau dibuat sampai sempurnanya akta. Notaris dalam
78
keperluan pembuatan akta autentik atau akta bawah tangan yang
2. akibat hukum jika terjadi kekeliruan terhadap akta yang dibuatnya ialah,
ayat (1) huruf b UUJN, Notaris tersebut akan dikenakan sanksi berupa :
a) Teguran Lisan
b) Teguran Tertulis
c) Pemberhentian Sementara
pejabat umum meliputi tanggung jawab profesi Notaris itu sendiri yang
tersebut, maka otentisitas Akta tersebut dapat hilang dan Akta yang
tidak adanya kekeliruan terhadap akta yang akan dibuat oleh notaris,
79
maka notaris wajib memberikan penyuluhan hukum terlebih dahulu
terkait pembuatan akta otentik tersebut. dan notaris juga dapat diminta
bertanggung jawab terhadap bentuk formal akta otentik seperti yang telah
administratif.
B. Saran
undangan yang berlaku. Agar tidak ada nantinya para pihak yang
hukum ini penghadap bisa lebih paham dan terbantu dalam pembuatan
akta otentik.
80
Notaris benar-benar menjalankan kewajibannya dalam memberikan
hukum ini sangat berguna baik bagi notaris itu sendiri maupun kepada
pastinya tidak akan terjadi kekeliruan terhadap akta yang dibuat oleh
notaris.
81