TANGGUNG JAWAB NOTARIS ATAS KESALAHAN KETIK PADA MINUTA AKTA YANG
SUDAH KELUAR SALINAN AKTA
ABSTRAK
Notaris dalam pelaksanaan tugas jabatannya tidak lepas dari kesalahan. Salah satu
bentuk kesalahan yang dilakukan oleh Notaris adalah berupa kesalahan ketik pada
minuta akta. Kesalahan ketik pada minuta akta dapat menjadi masalah pada saat salinan
aktanya sudah keluar dan telah dipergunakan oleh para penghadap.
Penulis dalam penelitian ini ingin menelaah dan menganalisa lebih lanjut tentang
upaya penyelesaian yang dilakukan Notaris atas kesalahan ketik pada akta dan tanggung
jawab Notaris atas kesalahan ketik akta yang sudah keluar salinan aktanya.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif, yaitu
penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau bahan
hukum sekunder sedangkan pendekatan masalah dilakukan dengan menggunakan
pendekatan undang-undang dan pendekatan konseptual.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa atas terjadinya kesalahan ketik pada akta
maka Notaris wajib melakukan perbaikan guna memberikan kepastian hukum.
Perbaikan pada akta dapat dilakukan oleh Notaris dengan diketahui oleh para
penghadap dan saksi-saksi. Atas terjadinya kesalahan ketik pada minuta akta yang telah
keluar salinannya maka Notaris wajib memanggil kembali para pihak untuk melakukan
perbaikan akta.
ABSTRACT
Notary public in conducting their duty sometimes makes some mistakes as well. Miss
typing within notarial deed and the copy is common mistake that is made by notary public.
This mistake will stimulate issue when both deeds are given and used by client.
The present research tries to elaborate and study further about completion effort
conducted by notary public related to the mistake. Moreover, the present research also
tries to examine liability of notary public concerning this issue.
The method used in the present study is a normative legal research, namely legal
research which is conducted by examining the library materials or secondary law while in
finding and collecting the data is done by two approaches, namely the law and conceptual
approaches.
The present research concludes that miss typing within notarial deed and its copy
shall be corrected and revised by the notary public who publishes the notarial deed in
order to gain legal certainty of the deed. Revision of the deed shall be done by notary public
together with all parties that are mentioned within the deed. Regarding the deed copy,
notary public shall revise and summon all parties that are using the copy.
b. akta itu harus dibuat dalam bentuk akta ini masih sah sebagai suatu alat
yang ditentukan oleh undang-undang, pembuktian apabila ada satu atau lebih
c. Pejabat Umum oleh – atau di hadapan di antara penghadapnya tidak
siapa akta itu dibuat, harus menandatangani, asal saja oleh notaris
mempunyai wewenang untuk disebutkan apa sebabnya ia atau mereka
membuat akta tersebut. tidak menandatanganinya, sedangkan
Akta Notaris yang mempunyai dalam partijakte hal demikian itu dapat
kekuatan pembuktian sebagai akta menimbulkan akibat yang lain. Artinya
dibawah tangan dapat terjadi jika tidak tidak ditandatanganinya akta tersebut
memenuhi ketentuan sebagaimana tidak karena alasan yang dapat diartikan
tersebut dalam Pasal 1869 BW, yaitu bahwa pihak tersebut tidak menyetujui
karena : perjanjian itu. Alasan demikian harus
a. tidak berwenangnya pejabat umum dicantumkan dengan jelas oleh notaris
yang bersangkutan, atau dalam akta yang bersangkutan
b. tidak mampunyai kedudukan sebagai (Anshori).
pejabat umum yang bersangkutan, Telah disebutkan diatas bahwa
atau akta otentik dibuat dalam bentuk yang
c. cacat dalam bentuknya, ditentukan oleh Undang-Undang. Bentuk
maka akta tersebut tidak dapat akta otentik tersebut terdiri atas
diperlakukan sebagai akta otentik, beberapa bagian. Pembagian yang
namun mempunyai kekuatan umum diterima mengenai bagian akta
pembuktian sebagai akta dibawah adalah kepala, badan dan penutup akta
tangan jika akta terse-but (Tobing;1983). Dengan kepala dari akta
ditandatangani oleh para pihak. dimaksudkan bagian dari akta yang
Abdul Ghofur Anshori memuat keterangan-keterangan dari
mengemukakan bahwa akta otentik Notaris mengenai dirinya dan orang-
dapat dibagi menjadi akta yang dibuat orang yang datang menghadap
oleh pejabat (acte ambtelijk, kepadanya atau atas permintaan siapa
procesverbaal acte, verbaalakte) dan dibuat berita acara. Badan akta memuat
akta yang dibuat oleh para pihak keterangan-keterangan yang diberikan
(partijakte). Acte ambtelijk merupakan oleh pihak-pihak dalam akta atau
akta yang dibuat oleh pejabat yang keterangan-keterangan dari Notaris
diberi wewenang untuk itu, pejabat mengenai hal-hal yang disaksikannya
tersebut menerangkan apa yang dilihat atas permintaan dari yang bersangkutan
serta apa yang dilakukannya. Inisiatif Penutup akta merupakan bagian dari
acte ambtelijk berasal dari pejabat yang akta yang memuat keterangan dari
bersangkutan dan tidak berasal dari Notaris mengenai waktu dan tempat
orang yang namanya tercantum dalam akta dibuat, selanjutnya keterangan
akta. Sedangkan partijacte (akte partij) mengenai saksi-saksi, dihadapan siapa
adalah akta yang dibuat dihadapan akta itu dibuat dan akhirnya tentang
pejabat yang diberi wewenang untuk itu pembacaan dan penandatanganan dari
(Anshori;2009). akta itu. Setelah lahirnya UUJN
Partijakte dibuat oleh pejabat atas keberadaan akta Notaris sebagai akta
permintaan pihak-pihak yang otentik semakin mendapat pengukuhan
berkepentingan. Mengenai dua macam karena bentuknya telah ditentukan oleh
akta ini dapat dikemukakan perbedaan Undang-Undang (Habib Adjie ;129).
dari sisi sifatnya. Dalam acte ambtelijk,
secara aktual atau potensial seperti dan melakukan melakukan renvooi maka
kerugian, ancaman, kejahatan, biaya hal tersebut tidak sesuai dengan
atau kondisi yang menciptakan tugas ketentuan sesuai dengan rumusan pasal
untuk melaksanakan Undang-undang. 1868 BW yang mana sebuah akta
Responsibility berarti hal yang dapat otentik di buat dengan bentuk yang di
dipertanggung-jawabkan atas suatu tentukan dalam bentuk Undang –
kewajiban, dan termasuk putusan, Undang.
ketrampilan, kemampuan dan Tidak mampunya Notaris
kecakapan meliputi juga kewajiban memahami pelaksanaan tugas jabatan
bertanggung jawab atas undang-undang Notaris dan cacat bentuk akta yang
yang dilaksanakan. Dalam pengertian dibuat oleh atau di hadapan Notaris,
dan penggunaan praktis, istilah liability maka jika tindakan Notaris seperti itu
menunjuk pada pertanggung-jawaban telah menimbulkan kerugian terhadap
hukum, yaitu tanggung gugat akibat pihak yang namanya tersebut dalam
kesalahan yang dilakukan oleh subyek akta, yang tadinya berharap akta yang
hukum, sedangkan istilah responsibility dinginkan dalam bentuk akta Notaris
menunjuk pada pertanggung-jawaban yang mempunyai kekuatan pembuktian
politik (Ridwan H.R.;2006). yang sempurna, tetapi karena
Dalam memberikan pelayanannya, melanggar ketentuan Pasal 1869 BW,
profesional itu bertanggung jawab menjadi akta yang mempunyai kekuatan
kepada diri sendiri dan kepada pembuktian sebagai akta dibawah
masyarakat. Bertanggung jawab kepada tangan, maka pihak yang namanya
diri sendiri, artinya dia bekerja karena tersebut dalam akta dapat mengajukan
integritas moral, intelektual dan gugatan perdata kepada pengadilan
profesional sebagai bagian dari negeri terhadap Notaris, agar Notaris
kehidupannya. Bertanggung jawab dijatuhi sanksi perdata, berupa
kepada masyarakat, artinya kesediaan penggantian biaya, ganti rugi dan bunga
memberikan pelayanan sebaik mungkin kepada Notaris.
tanpa membedakan dan juga berani Pasal 38 UUJN yang merupakan
menanggung segala resiko yang timbul konstruksi formalitas akta notaris selain
akibat dari pelayanannya itu baik akibat badan akta yang di dalamnya termasuk
kesengajaan maupun akibat kelalaian isi akta, juga ada awal dan akhir.
(Abdulkadir;2001;60). Didalam Ketentuan yang terdapat dalam
Dengan menggunakan parameter Pasal 48 ayat (3) UUJN juga mengatur
Pasal 48 dan Pasal 38 UUJN Juncto Pasal larangan perubahan diluar dari isi akta
1868 dan 1869 BW, maka jika akta yang yang mana Pelanggaran terhadap
dibuat Notaris terdapat renvooi pada ketentuan sebagaimana dimaksud pada
awal dan akhir akta tidak memenuhi ayat (1) dan ayat (2) mengakibatkan
syarat sebagai akta Notaris, yaitu : suatu Akta hanya mempunyai kekuatan
a. tidak sesuai dengan bentuk yang pembuktian sebagai akta di bawah
ditentukan Undang-Undang, dan tangan dan dapat menjadi alasan bagi
b. cacat dalam bentuknya pihak yang menderita kerugian untuk
Jika dalam praktik Notaris terjadi menuntut penggantian biaya, ganti rugi,
kesalahan penulisan seperti kesalahan dan bunga kepada Notaris.
ketik berupa kurang huruf atau kurang Dengan demikian dari apa yang
kata kalimat atau salah penyebutan dijabarkan diatas maka jika terjadi
nama terjadi pada awal dan akhir akta kesalahan dan notaris melakukan
renvooi pada awal dan akhir akta maka Perubahan tersebut sah apabila diberi
hal tersebut merupakan pelanggaran paraf atau diberi tanda pengesahan lain
karena melakukan renvooi diluar dari oleh penghadap, saksi, dan Notaris
ketentuan yang ditenukan terhadap Tanggung jawab Notaris atas
bentuk formal suatu akta dan dapat terjadinya kesalahan ketik pada minuta
mengakibatkan suatu akta mempunyai akta yang telah keluar salinannya adalah
kekuatan pembuktian sebagai akta dengan cara langsung melakukan
dibawah tangan dan dapat menjadi perubahan atas rancangan akta tersebut
alasan bagi para pihak yang menderita dengan melakukan cetak ulang jika
kerugian untuk menuntut penggantian penghadapnya masih ada/menghadap
biaya ganti rugi, dan bunga terhadap dan ada peralatan kantor untuk men-
notaris. dukungnya. Namun apabila penghadap
Sehingga sejak berlakunya Pasal sudah tidak ada di hadapan Notaris
48 UUJN ini ketika notaris membacakan maka Notaris harus menghubungi para
akta ternyata menemukan kesalahan penghadap lagi untuk membuat
dalam bentuk apapun pada awal dan perbaikan akta (bukan perubahan).
akhir akta, yang harus langsung
dilakukan yakni: Saran
1. Langsung lakukan perubahan atas Diharapkan notaris dapat lebih
rancangan akta tersebut dengan saksama (teliti dan cermat) seperti yang
melakukan cetak (print) ulang jika ditentukan dalam UUJN dalam membuat
penghadapnya masih suatu akta otentik serta menjamin
ada/menghadap dan ada peralatan pembuktian formal suatu akta otentik
kantor untuk men-dukungnya. yang mana dalam UUJN telah membatasi
2. Jika penghadap sudah tidak ada kewenangan notaris dalam hal me-
(sudah tidak ada dihadapan notaris) renvooi hanya pada isi akta memahami
harus menghubungi para penghadap tanggung jawab notaris lebih memahami
lagi untuk membuat perbaikan akta tanggung jawab jabatan dalam memberi
(bukan perubahan). kepastian formal.