Anda di halaman 1dari 9

CITA ASTUNGKORO SUKMAWIRAWAN et.al .

KEKUATAN PEMBUKTIAN LEGALISASI DAN WAARMERRKING 1


AKTA …....
KEKUATAN PEMBUKTIAN LEGALISASI DAN WAARMERRKING AKTA DIBAWAH
TANGAN OLEH NOTARIS

STRENGTH VERIVICATION LEGALIZATION AND WAARMERRKING DEED UNDER


THE HAND BY NOTARY

Cita Astungkoro Sukmawirawan, Emi Zulaika, I Wayan Yasa,


Hukum Perdata Ekonomi, Fakultas Hukum, Universitas Jember (UNEJ)
Jln. Kalimantan 37, Jember 68121
E-mail:

Abstrak

Indonesia merupakan Negara Hukum (rechstaat) dan bukan merupakan Negara berdasarkan kekuasaan (machtstaat), Seperti
yang terdapat dalam Undang-undang Dasar 1945 yang menentukan secara tegas bahwa negara Republik Indonesia adalah
Negara Hukum, prinsip Negara Hukum menjamin kepastian, ketertiban dan perlindungan hukum yang berintikan kebenaran
dan keadilan yang berarti bahwa Negara termasuk di dalamnya setiap Individu, masyarakat, pemerintah dan lembaga Negara
yang lain dalam melaksanakan hak dan kewajibannya harus dilandasi oleh Hukum. Dalam kehidupan bermasyarakat
hubungan antara orang dan orang, selalu akan menyangkut hak dan kewajiban, pelaksanaan hak dan kewajiban seringkali
menimbulkan pelanganggaran, akibat dari adanya pelanggaran hak dan kewajiban tersebut maka akan menimbulkan
peristiwa hukum. Begitu juga dengan akta. Pada prakteknya, akta di bawah tangan kadang dimanfaatkan untuk kepentingan
pribadi tertentu, yang kadang tidak sama dengan waktu pembuatan. Misalnya akta di bawah tangan yang dibuat saat ini
diberi tanggal pada bulan dan tahun lalu, karena tidak adanya kewajiban untuk melaporkan akta di bawah tangan, siapa yang
menjamin bahwa akta di bawah tangan tersebut adalah benar dibuat sesuai dengan waktunya baik itu yang akta dibawah
tangan legalisasi ataupun waarmerrking.
Kata Kunci: pembuktian, akta dibawah tangan, notaris, legalisasi dan waarmerrking

Abstract

Indonesia is a State Law ( rechstaat ) and is not a state based on rule ( machtstaat ) , As contained in the Act of 1945 which
explicitly determines that the Republic of Indonesia is a State Law , State Law guarantees the principle of certainty , order
and legal protection cored truth and justice , which means that the State includes any individual , community , government
and other State agencies in carrying out their rights and obligations should be guided by law . In social life and the
relationships between people , always going the rights and obligations , the rights and responsibilities often cause
pelanganggaran , as a result of violations of the rights and obligations it will cause legal events . So also with the deed . In
practice , the deed under hand sometimes used for certain private interests , which sometimes is not the same as the time of
manufacture . For example, the deed under hand made current and dated in the past year , in the absence of an obligation to
report the deed under the hand , who warrant that the deed under the hand is properly made in accordance with the deed of
the good time under the hand of legalization or waarmerrking .

Keywords: verification, deed under hand, notary, legalization and waarmerrking

Pendahuluan menimbulkan pelanganggaran, akibat dari adanya


pelanggaran hak dan kewajiban tersebut maka akan
1.1. Latar Belakang Masalah menimbulkan peristiwa hukum. Begitu juga dengan akta.
Indonesia merupakan Negara Hukum (rechstaat) dan Pada prakteknya, akta di bawah tangan kadang
bukan merupakan Negara berdasarkan kekuasaan dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi tertentu, yang
(machtstaat), Seperti yang terdapat dalam Undang-undang kadang tidak sama dengan waktu pembuatan. Misalnya akta
Dasar 1945 yang menentukan secara tegas bahwa negara di bawah tangan yang dibuat saat ini diberi tanggal pada
Republik Indonesia adalah Negara Hukum, prinsip Negara bulan dan tahun lalu, karena tidak adanya kewajiban untuk
Hukum menjamin kepastian, ketertiban dan perlindungan melaporkan akta di bawah tangan, siapa yang menjamin
hukum yang berintikan kebenaran dan keadilan yang berarti bahwa akta di bawah tangan tersebut adalah benar dibuat
bahwa Negara termasuk di dalamnya setiap Individu, sesuai dengan waktunya.
masyarakat, pemerintah dan lembaga Negara yang lain Dalam hubungannya mengenai semua perbuatan,
dalam melaksanakan hak dan kewajibannya harus dilandasi persetujuan dan ketetapan-ketetapan yang dibuat dalam
oleh Hukum. bentuk akta otentik, maka para Notarislah yang berwenang
Dalam kehidupan bermasyarakat hubungan antara untuk membuat akta-akta otentik tersebut, yaitu satu-satunya
orang dan orang, selalu akan menyangkut hak dan pejabat umum yang diangkat dan diperintahkan oleh suatu
kewajiban, pelaksanaan hak dan kewajiban seringkali peraturan yang umum atau yang dikehendaki oleh orang-
orang yang berkepentingan.
Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2014
CITA ASTUNGKORO SUKMAWIRAWAN et.al . KEKUATAN PEMBUKTIAN LEGALISASI DAN WAARMERRKING 2
AKTA …....
Ketentuan tersebut didasarkan pada Pasal 1 Undang- suatu karya ilmiah berbentuk skripsi dengan judul :
undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris: “Kekuatan Pembuktian Legalisasi dan Waarmerrking
“Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk Akta Dibawah Tangan oleh Notaris”
membuat akta otentik dan kewenangan lainnya sebagaimana 1.2 Rumusan Masalah
yang dimaksud dalam Undang-undang ini.” Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas,
Akta yang dibuat Notaris dapat merupakan suatu akta maka permasalahan yang akan dibahas adalah:
yang memuat “relaas” atau menguraikan secara otentik 1. Apakah kewenangan notaris dalam akta legalisasi dan
sesuatu tindakan yang dilakukan atau suatu keadaan yang warmerrking terhada akta dibawah tangan?
dilihat atau disaksikan oleh pembuat akta tersebut, yaitu akta 2. Apakah tanggung jawab notaris terhadap akta dibawah
Notaris sendiri. Akta tersebut dinamakan akta yang dibuat tangan yang dilegalisasi dan diwaarmerrking?
“oleh” Notaris sebagai pejabat umum, tetapi Notaris dapat 3. Perbedaan kekuatan pembuktian akta dibawah tangan
juga membuat suatu akta yang berisikan suatu “cerita” dari yang dilegalisasi dan di waarmerrking oleh notaris?
apa yang terjadi karena perbuatan yang dilakukan oleh pihak
lain di hadapan Notaris, agar keterangan atau perbuatan itu 1.3 Metode Penelitian
dikonstatir oleh Notaris di dalam suatu akta otentik. Akta Metodologi merupakan cara kerja bagaimana
demikian disebut akta yang dibuat “di hadapan” Notaris. menemukan atau memperoleh atau menjalankan suatu
Jabatan Notaris diadakan atau kehadirannya kegiatan, untuk memperoleh hasil yang konkrit.
dikehendaki oleh aturan hukum dengan maksud untuk Menggunakan suatu metode dalam melakukan suatu
membantu dan melayani masyarakat yang membutuhkan penelitian merupakan ciri khas dari ilmu pengetahuan untuk
alat bukti tertulis yang bersifat otentik mengenai keadaan, mendapatkan suatu kebenaran hukum. Penelitian merupakan
peristiwa atau perbuatan hukum. Dengan dasar seperti ini suatu sarana pokok dalam pengembangan ilmu pengetahuan
mereka yang diangkat sebagai Notaris harus mempunyai maupun teknologi.
semangat untuk melayani masyarakat dan atas pelayanan Suatu penulisan karya ilmiah tidak akan lepas dari met-
tersebut, masyarakat yang merasa telah dilayani oleh Notaris ode penelitian, karena hal ini merupakan faktor penting agar
sesuai dengan tugas jabatannya, dapat memberikan analisa terhadap objek yang dikaji dapat dilakukan dengan
honorarium kepada Notaris. Oleh karena itu Notaris tidak benar. Jika sudah demikian, maka diharapkan kesimpulan
berarti apa-apa jika masyarakat tidak membutuhkannya. akhir dari penulisan karya ilmiah tersebut dapat dipertang-
Selain dari akta otentik yang dibuat oleh Notaris, gungjawabkan secara ilmiah. Metode penelitian yang digun-
terdapat akta lain yang disebut sebagai akta di bawah akan dalam penulisan skripsi ini adalah suatu metode yang
tangan, yaitu akta yang sengaja dibuat oleh para pihak untuk terarah dan sistematis sebagai cara untuk menemukan dan
pembuktian tanpa bantuan dari seorang pejabat pembuat menguji kebenaran.
akta. Dengan kata lain, akta di di bawah tangan adalah akta
yang dimaksudkan oleh para pihak sebagai alat bukti, tetapi Pembahasan
tidak dibuat oleh atau di hadapan pejabat umum.1
Akta di bawah tangan, jika tanda tangan di dalam 2.1 Kewenangan Notaris dalam Legalisasi dan Waarm-
akta itu tidak dimungkiri keasliannya, serupa dengan dengan errking Terhadap Akta Dibawah Tangan
akta otentik, mempunyai kekuatan pembuktian materil bagi
yang menandatanganinya, ahli warisnya serta para pihak Wewenang merupakan suatu tindakan hukum yang
penerima hak dari mereka, sebagaimana ditentukan dalam diatur dan diberikan kepada suatu jabatan berdasarkan
pasal 1875 KUH Perdata (Pasal 288 Rbg). Jadi, isi peraturan perundang-undangan yang berlaku mengatur
keterangan di dalam akta di bawah tangan yang telah diakui jabatan yang bersangkutan. Dengan demikian setiap
keaslian tanda tangan atau diangap telah diakui menurut wewenang ada batasannya sebagaimana yang tercantum
undang-undang itu berlaku bagi para pihak sebagai akta dalam peraturan perundang-undangan yang mengaturnya. 2
otentik, dan merupakan alat bukti sempurna bagi mereka Notaris sebagai sebuah jabatan, dan jabatan apapun
serta para ahli warisnya dan para penerima hak dari mereka, yang ada di negeri ini mempunyai wewenang tersendiri.
sepanjang mengenai apa yang dicantumkan dalam akta itu Setiap wewenang harus ada dasar hukumnya. Ketika
Akta di bawah tangan juga dapat disebut sebagai akta berbicara tentang wewenang, maka wewenang seorang
otentik melalui pengesahan (legalisasi) dan pendaftaran pejabat apapun harus jelas dan tegas. Notaris adalah pejabat
(waarmerking) pada pejabat Notaris. Hal ini dimungkinkan umum satu-satunya yang mempunyai paling banyak
oleh Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan kewenangan membuat akta, kecuali pembuatan akta yang
Notaris yang mengatur tentang kewenangan Notaris, yang kewenangannya telah diberikan kepada pejabat lain. Akta
salah satunya adalah membukukan surat-surat di bawah yang dibuat Notaris sesuai dengan ketentuan pasal 1 ayat 7
tangan dengan mendaftar dalam buku khusus. Undang-Undang nomor 30 tahun 2004 tentang Jabatan
Tulisan ini mencoba untuk melihat sejauh mana Notaris berkaitan dengan pasal 15 ayat 1 Undang-Undang
kekuatan hukum pembuktian akta di bawah tangan dikaitkan tersebut dan yang dimaksud juga pada pasal 1868
dengan kewenangan Notaris dalam legalisasi dan KUHPerdata.
waarmerrking berdasarkan Undang-undang tentang Jabatan Melihat pada Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004
Notaris. Tentang Jabatan Notaris dalam Pasal 15 menjelaskan bahwa
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik Kewenangan Notaris dapat dibagi menjadi 3, yaitu :
untuk mengkaji dan menganalisa masalah tersebut dalam
2Habib Adjie, Hukum Notaris Indonesia (tafsir tematik terhadap
1 Viktor M. Situmorang dan Cormentyna Sitanggang, Grosse Akta
Undang-Undang No.30 tahun 2004 tentang Jabatan Notaris),
dalam Pembuktian dan Eksekusi, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), Bandung : PT. Refika Aditama,2011,hal 77.
hal. 36.
Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2014
CITA ASTUNGKORO SUKMAWIRAWAN et.al . KEKUATAN PEMBUKTIAN LEGALISASI DAN WAARMERRKING 3
AKTA …....
1) Kewenangan Umum Notaris. hadapan Menteri atau pejabat lain yang di tunjuk,
Pasal 15 ayat (1) UUJN menegaskan bahwa salah satu dinyatakan dengan tegas dalam Pasal 4 Undang-undang
kewenangan Notaris yaitu membuat akta secara umum. Jabatan Notaris.
Hal ini dapat disebut sebagai Kewenangan Umum Akta yang dibuat oleh Notaris sebelum mengangkat
Notaris dengan batasan sepanjang : 3 sumpahnya hanya mempunyai kekuatan seperti akta yang
1. Tidak dikecualikan kepada pejabat lain yang telah dibuat di bawah tangan, apabila akta itu ditandatangani oleh
ditetapkan oleh undang-undang. para pihak yang bersangkutan. Hal ini didasarkan pada
2. Menyangkut akta yang harus dibuat adalah akta ketentuan yang terdapat dalam Pasal 1869 KUHPerdata
otentik mengenai semua perbuatan, perjanjian dan yang menyatakan:
ketetapan yang diharuskan oleh aturan hukum untuk “Suatu akta yang karena tidak berkuasa atau tidak
dibuat atau dikehendaki oleh yang bersangkutan. cakapnya pegawai dimaksud diatas atau karena
3. Mengenai kepentingan subjek hukumnya yaitu harus suatu cacat dalam bentuknya, tidak dapat
jelas untuk kepentingan siapa suatu akta itu dibuat. diberlakukan sebagai akta otentik, namun demikian
2) Kewenangan Khusus Notaris. mempunyai kekuatan sebagai tulisan di bawah
Kewenangan Notaris ini dapat dilihat dalam Pasal 15 tangan jika ia ditandatangani oleh para pihak”
ayat (2) Undang- undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Sebagai Pejabat Umum yang menjalankan jabatan yang
Jabatan Notaris yang mengatur mengenai kewenangan dipercayakan undang-undang tersebut, menurut Pasal 1
khusus Notaris untuk melakukan tindakan hukum junto Pasal 15 UUJN, tugas dan pekerjaan notaris adalah
tertentu, seperti: sebagai pejabat umum tidak terbatas pada membuat akta
1. Mengesahkan tanda tangan dan menetapkan otentik tetapi juga ditugaskan melakukan pendaftaran dan
kepastian tanggal surat di bawah tangan dengan mensahkan surat-surat di bawah tangan, memberikan
mendaftarkannya di dalam suatu buku khusus; nasehat hukum dan penjelasan undang-undang kepada para
2. Membukukan surat-surat di bawah tangan dengan pihak yang bersangkutan, membuat akta pendirian dan akta
mendaftarkannya dalam suatu buku khusus ; perubahan Perseroan Terbatas dan sebagainya.
3. Membuat salinan (copy) asli dari surat-surat di bawah Wewenang untuk Legalisasi dan Warmeerking surat-
tangan berupa salinan yang memuat uraian surat di bawah tangan tidak hanya diberikan kepada Notaris,
sebagaimana ditulis dan digambarkan dalam surat akan tetapi juga kepada beberapa pejabat lainnya, seperti
yang bersangkutan ; ketua Pengadilan Negeri, Walikota dan Bupati.5
4. Melakukan pengesahan kecocokan antara fotokopi Mengenai legalisasi Pasal 1874 KUHPerdata
dengan surat aslinya ; menyatakan :
5. Memberikan penyuluhan hukum sehubungan dengan “Sebagai tulisan-tulisan di bawah tangan dianggap
pembuatan akta ; akta-akta yang ditandatangani di bawah tangan,
6. Membuat akta yang berkaitan dengan pertanahan, surat-surat, register-register, suratsurat urusan
atau; rumah tangga dan lain-lain tulisan yang dibuat
7. Membuat akta risalah lelang tanpa perantaraan seorang pegawai umum. Dengan
3) Kewenangan Notaris yang akan ditentukan kemudian. penandatanganan sepucuk tulisan di bawah tangan
Yang dimaksud dalam Pasal 15 ayat (3) Undang- undang dipersamakan suatu cap jempol, dibubuhi dengan
Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris dengan suatu pernyataan yang bertanggal dari seorang
kewenangan yang akan ditentukan kemudian adalah Notaris atau seorang pegawai lain yang ditunjuk
wewenang yang berdasarkan aturan hukum lain yang oleh undang-undang dimana ternyata bahwa ia
akan datang kemudian (ius constitutum). 4 mengenal sipembubuh cap jempol atau bahwa
Melihat pada Undang-Undang Nomor 30 Tahun orang ini telah diperkenalkan kepadanya, bahwa
2004 Pasal 15 ayat (2) diatas, wewenang Notaris dalam isinya akta telah dijelaskan kepada orang itu, dan
Legalisasi dan waarmerking akta dibawah tangan dijelaskan bahwa setelah itu cap jempol tersebut dibubuhkan
pada huruf a dan b. Dengan begitu Notaris dalam dihadapan pegawai umum. Pegawai itu harus
menjalankan wewenangnya dalam legalisasi dan membukukan tulisan tersebut. Dengan undang-
waarmerking surat-surat di bawah tangan dapat dikatakan undang dapat diadakan aturan-aturan lebih lanjut
dilindungi oleh suatu peraturan perundang-undangan. tentang pernyataan dan pembukuan termaksud.”
Melihat kepada tugas utama notaris tersebut, maka Jadi yang dimaksud dengan legalisasi menurut Pasal
dapat dikatakan bahwa notaris mempunyai tugas yang berat, 1874 KUHPerdata diatas Legalisasi adalah pengesahan dari
karena harus menempatkan pelayanan masyarakat di atas surat surat yang dibuat di bawah tangan dalam mana semua
segala-galanya. Oleh karena itu diperlukan tanggung jawab pihak yang membuat surat tersebut datang dihadapan
baik individual maupun sosial, terutama ketaatan terhadap Notaris, dan Notaris membacakan dan menjelaskan isi surat
norma-norma hukum positif dan kesediaan untuk tunduk tersebut untuk selanjutnya surat tersebut diberi tanggal dan
pada kode etik profesi. ditandatangani oleh para pihak dan akhirnya baru
Mengingat beratnya tanggung jawab notaris dilegalisasi oleh Notaris.
sebagai seorang pejabat umum yang diangkat dan bekerja
untuk kepentingan negara, maka notaris harus terlebih 3.1.1 Kewenangan Notaris Dalam Akta Dibawah Tangan
dahulu mengangkat sumpah untuk dapat menjalankan Legalisasi
jabatannya dengan sah. Mengenai keharusan untuk Perkembangan dinamika masyarakat telah memberikan
mengangkat sumpah atau janji menurut agamanya di dampak pada semakin bervariasinya kebutuhan masyarakat,
5 M Yahya Harahap,SH.HUKUM ACARA PERDATA Gugatan,
3 Ibid, hal 78 Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan Putusan Pengadilan.
4 Ibid, hal 82 Jakarta. Sinar Grafika, 2013,, hlm. 597
Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2014
CITA ASTUNGKORO SUKMAWIRAWAN et.al . KEKUATAN PEMBUKTIAN LEGALISASI DAN WAARMERRKING 4
AKTA …....
khususnya masyarakat pengguna jasa Notaris (klien). Tugas kerancuan mengenai batas pertanggungjawaban Notaris,
Notaris antara lain adalah membuat akta otentik, berdasarkan Pasal 65 UUJN, yaitu meskipun semua akta
mengesahkan serta mendaftarkan akta di bawah tangan yang dibuat oleh Notaris, Notaris Pengganti, Notaris
(Legalisasi) dan melakukan waarmerking akta di bawah Pengganti Khusus, dan Pejabat Sementara Notaris telah
tangan. diserahkan atau dipindahkan kepada pihak penyimpan
Notaris dalam kewenangannya untuk akta Legalisasi Protokol Notaris, hal ini berarti meskipun sudah berhenti
ini diatur dalam pasal 15 ayat (2) huruf a Undang-Undang atau pensiun sebagai Notaris, masih harus
Nomor 30 Tahun 2004 dimana Notaris berwenang untuk bertanggungjawabjawab sampai hembusan nafas terakhir.
mengesahkan tanda tangan dan menetapkan kepastian Suatu surat akta yang dibuat di bawah tangan dan telah
tanggal surat di bawah tangan dengan mendaftar dalam buku di Legalisasi, mempunyai kepastian tanggal dan kepastian
khusus. Dapat diartikan bahwa akta dibawah tangan telah tanda tangan, kepastian tanda tangan artinya pasti bahwa
selesai dibuat oleh para pihak tetapi belum ditanda tangani yang tanda tangan itu memang orangnya, bukan orang lain,
oleh para pihak kemudian dibawa dan ditanda tangani dikatakan demikian karena yang melegalisasi surat itu
dihadapan Notaris yang dinilai oleh Notaris tentang syarat diisyaratkan harus mengenal orang yang tanda tangan,
keabsahan telah terpenuhi lalu dibacakan, diterangkan mempunyai kepastian tanggal artinya memang ditanggali
termasuk akibat hukumnya oleh Notaris dan tanggal akta pada saat itu, bukan ditanggali maju atau ditanggali mundur.
harus sama dengan tanggal pengesahan tanda tangan. Notaris mempunyai kewenangan dalam melegalisasi
Beberapa saat kemudian Notaris memberikan nomor akta di bawah tangan, baik akta yang dibuat sendiri oleh
pengesahan tanda tangan dari akta tersebut serta menanda kedua belah pihak maupun akta yang dibuat oleh Notaris.
tangani dan membubuhkan stempel pada akta tersebut serta akta yang telah dibuat oleh kedua belah pihak dan belum di
menandatangani dan membubuhkan stempel Jabatan pada tanda tangani oleh kedua belah pihak lalu dibawa ke
akta tersebut dan Notaris tidak mempunyai kewajiban untuk hadapan Notaris untuk dibacakan oleh Notaris dan ditanda
menyimpan atau mengfotocopy akta tersebut sebagai arsip. tangani dihadapan Notaris. Akta legalisasi yang dibuat oleh
Notaris dalam memberi Legalisasi, membubuhkan Notaris tersebut dikarenakan kedua belah pihak tidak dapat
tanggal dan keterangan di bagian bawah dari surat itu, membuat akta sendiri atau tidak mengerti bahasa perjanjian
dengan mencantumkan keterangan yang berbunyi (contoh): maka Notaris juga bisa membuat akta yang isinya
Nomor :........../LEG/IV/2013 dikehendaki oleh kedua belah pihak. Jadi, kewenangan
Mengetahui legalisasi untuk tanda tangan : Notaris dalam hal melegalisasi akta dibawah tangan
- ( identitas para pihak) bertanggung jawab atas isi dan tanda tangan para pihak
-Yang dibubuhkan dihadapan saya,...,Sarjana dalam akta tesebut. 6
Hukum,Magister Hukum, Notaris di..., pada hari
ini,.., tanggal... 3.1.2 Kewenangan Notaris dalam Waarmeerking Akta
dibawah tangan
Mengenai tata cara legalisasi yang memenuhi syarat Waarmerking sebagai kewenangan Notaris diatur pada
diatur dalam Pasal 1874 a KUHPerdata yaitu : Pasal 15 ayat (2) huruf b Undang- Undang nomor 30 tahun
1) Penanda tanganan akta (para pihak) dikenal atau 2004 tentang Jabatan Notaris yang menyatakan bahwa
diperkenalkan kepada Notaris Notaris berwenang membukukan surat- surat di bawah
2) Sebelum akta ditanda tangani oleh para tangan dengan mendaftar dalam buku khusus.
penghadap, Notaris terlebih dahulu harus Waarmerrking ini ditempuh apabila dokumen/surat
membacakan isinya tersebut sudah ditanda tangani terlebih dahulu oleh para
3) Kemudian akta tersebut ditanda tangani para pihak, sebelum disampaikan kepada Notaris yang
penghadap di hadapan Notaris. bersangkutan. Jadi tanggal surat bisa saja tidak sama dengan
Adapun tujuan dari legalisasi atas penandatanganan akta tanggal pendaftaran dokumen/surat pada buku khusus oleh
dibawah tangan adalah: Notaris.
1. Agar terdapat kepastian atas kebenaran tanda Notaris dalam dalam memberi waarmerking,
tangan yang terdapat dalam akta, dan juga membubuhkan tanda tangan dan keterangan di bagian
kepastian atas kebenaran bahwa tanda tangan itu bawah surat itu, dengan mencantumkan keterangan yang
adalah benar sebagai tanda tangan Para Pihak; berbunyi sebagai berikut (contoh):
2. Dengan demikian, para pihak pada dasarnya Waarmerrking Nomor :.../war/VII/2013
tidak leluasa lagi untuk menanda tangani yang
terdapat pada akta. Ditandai dan dimasukkan kedalam Buku Daftar
Untuk Legalisasi ini terkadang dibedakan oleh Notaris yang disediakan untuk keperluan itu, pada hari ini,
yang bersangkutan dengan legalisasi tanda tangan. Dimana hari..., tanggal....,
dalam legalisasi tanda tangan tersebut Notaris tidak
membacakan isi dokumen/surat/perjanjian yang dimaksud. Jika pada waarmerking Notaris hanya melakukan
Yang disebabkan Notaris tidak mengerti bahasa yang pendaftaran saja, maka pada legalisasi, dengan telah
digunakan, tidak mengerti bahasa disini adalah isi dalam dilegalisasinya suatu akta maka para pihak dengan
surat/dokumet/perjanjian tersebut menggunakan bahasa sendirinya telah memberikan penegasan tentang kebenaran
Asing. tanda tangan mereka dan itu berarti adalah penegasan
Kewenangan notaris dalam melegalisasi suatu akta di tentang kebenaran tanggal.
bawah tangan tangan tentunya diikuti dengan adanya Kewenangam Notaris dalam hal me-register
pertanggunganjawaban atas tindakan tersebut. Berkitan (waarmerking) suatu akta di bawah tangan hanya sebatas
dengan pertanggunganjawaban seorang notaris, ada 6 Hasil wawancara dengan Notaris Elok Sunaringtyas Mahanani,
S.H. di Jember pada tanggal 06 Desember 2013
Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2014
CITA ASTUNGKORO SUKMAWIRAWAN et.al . KEKUATAN PEMBUKTIAN LEGALISASI DAN WAARMERRKING 5
AKTA …....
mendaftarkan akta di bawah tangan yang telah dibuat oleh Mereka harus menandatangani di hadapan Notaris
para pihak dan hadir di hadapan Notaris untuk mendaftarkan d. Tanggal
akta di bawah tangan tersebut ke dalam buku khusus yang Membubuhi tanggal pada akta di bawah tangan
disediakan oleh Notaris. Notaris dalam hal ini tidak tersebut kemudian dibukukan ke buku daftar yang
mengetahui isi dari akta yang telah dibuat dan di tanda telah disediakan untuk itu.
tangani oleh kedua belah pihak walaupun Notaris Pada Waarmerrking akta dibawah tangan, tanggung
membubuhkan tanda tangan akta dibawah tangan tersebut.7 jawab notaris menurut Undang-undang Nomor 30 Tahun
2004 tentang Jabatan Notaris tidak begitu tampak, karena
2.2 Tanggung Jawab Notaris Terhadap Akta Dibawah baik tanggal, tanda tangan, isi surat tersebut tidak diketahui
Tangan Yang Di Legalisasi dan di Waarmerrking oleh notaris. Notaris terhadap surat dibawah tangan ini
Tugas dan pekerjaan dari seorang Notaris tidak hanya hanya mengakui bahwa pada hari ini tersebut telah datang
membuat akta otentik tetapi juga melakukan pendaftaran dikantor notaris, diberi nomor, dimasukan dalam buku daftar
dan mensahkan akta-akta yang dibuat dibawah tangan waarmerrking, dan diberi tulisan oleh notaris bahwa surat
(Legalisasi dan Waarmerrking), memberikan nasehat hukum tersbut telah diberi nomor dan dimasukan kedalam buku
dan penjelasan undang-undang kepada para pihak yang daftar yang khusus dibuat untuk itu, diberi materai, ditanda
membuatnya dan membuat akta pendirian dan perubahan tangani oleh notaris lalu dikembalikan kepada yang
Perseroan Terbatas di Departemen Hukum dan Hak Asasi bersangkutan. Sebelum dikembalikan setiap halaman diberi
Manusia, Legalisasi merupakan pengesahan akta dibawah nomor dan diparaf oleh notaris.
tangan yang dibacakan oleh Notaris dan ditanda tangani Dengan demikian pertanggungjawaban Notaris atas
oleh penghadap dimuka notaris pada waktu itu juga untuk kebenaran akta di bawah tangan yang dilegalisainya adalah
menjamin kepastian tanggal dari akta yang bersangkutan. kepastian tanda tangan artinya pasti bahwa yang tanda
Dimana para penghadap yang mencamtumkan tanda tangan itu memang pihak dalam perjanjian, bukan orang
tangannya itu dikenal oleh notaris atau diperkenalkan lain. Dikatakan demikian karena yang melegalisasi surat itu
kepada notaris. disyaratkan harus mengenal orang yang menandatangan
Sebagaimana yang terdapat dalam Pasal 15 ayat 2 huruf tersebut dengan cara melihat tanda pengenalnya seperti
a Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Kartu Tanda Penduduk dan lain-lain. Jika yang melegalisasi
Notaris, Notaris memiliki salah satu wewenang kenal benar orangnya, maka barulah mereka itu
mengesahkan tanda tangan dan menetapkan kepastian membubuhkan tandatangannya dihadapan yang melegalisasi
tanggal surat dibawah tangan, para pihak melakukan pada saat, hari dan tanggal itu juga. Selain itu sepanjang
penandatanganan perjanjian dibawah tangan dihadapan masih mempunyai wewenang untuk menjalankan tugas
Notaris sehingga Notaris dapat mengesahkan tanda tangan jabatan sebagai Notaris.
dan tanggal penandatanganan.
Waarmerrking menurut Tan Thong Kie dalam bukunya 2.3. Perbedaan Kekuatan Pembuktian Akta Dibawah
Studi Notariat, menyebutkan Waarmerrking atau Verklaring Tangan Yang Dilegalisasi dan di Waarmerrking
Van Visum adalah memberikan tanggal pasti (date certain), Oleh Notaris
yaitu suatu keterangan bahwa Notaris benar-benar melihat 2.3.1. Kekuatan Pembuktian Akta Dibawah Tangan Yang
akta tersebut ada dan mencatatnya pada buku khusus (bukan Dilegalisasi
tanggal ditanda tangani akta dibawah tangan). Implikasi “Membuktikan” menurut Sudikno Mertokusumo,
hukum waarmerrking terhadap Notaris tidak besar karena mengandung beberapa pengertian : 8
Notaris hanya mencatat tanggal pasti notaris tersebut a) Membuktikan dalam arti logis atau ilmiah.
melihat akta dibawah tangan tersebut. Hal ini berbeda Membuktikan berarti memberikan kepastian mutlak,
dengan legalisasi, walaupun notaris tidak ikut membuat akta karena berlaku Bagi setiap orang dan tidak
dibawah tangan, namun memiliki tanggung jawab yang memungkinkan adanya bukti lawan.
cukup besar karena di dalam legalisasi notaris harus b) Membuktikan dalam arti konvensionil.
mengenal orang yangb membubuhkan tanda tangannya membuktikan berarti memberikan kepastian yang
dihadapan notaris. nisbi/ relatif sifatnya yang mempunyai tingkatan-
Terhadap Surat di bawah tangan yang dilegalisasi oleh tingkatan.
Notaris, maka Notaris bertanggung jawab atas 4 (empat) hal, c) Membuktikan dalam hukum acara mempunyai arti
yaitu: yuridis.
a. Identitas pembuktian secara juridis tidak lain merupakan
1. Notaris berkewajiban meneliti identitas pihak- pembuktian secara historis. Pembuktian yang
pihak yang akan menandatangani surat/akta di bersifat juridis ini mencoba menetapkan apa yang
bawah tangan (KTP, Paspor, SIM), atau telah terjadi secara konkret. Baik dalam pembuktian
diperkenalkan oleh orang lain. secara juridis maupun ilmiah, maka membuktikan
2. meneliti apakah cakap untuk melakukan pada hakikatnya berarti mempertimbangkan secara
perbuatan hukum logis mengapa peristiwa-peristiwa tertentu dianggap
3. meneliti apakah pihak-pihak yang berwenang benar.
yang menandatangani surat/akta
b. Isi Akta Notaris wajib membacakan isi akta kepada Pembuktian yang logis dan mutlak tidak dimungkinkan
pihak-pihak dan menanyakan apakah benar isi akta bisa terjadi bagi setiap orang serta menutup segala
yang demikian yang dikehendaki pihak pihak. kemungkinan adanya bukti lawan. Akan tetapi merupakan
c. Tanda tangan pembuktian konvensionil yang bersifat khusus. Pembuktian
7 Hasil wawancara dengan Notaris Elok Sunaringtyas Mahanani, dalam arti yuridis ini hanya berlaku bagi pihak-pihak yang
S.H. di Jember pada tanggal 06 Desember 2013 8 Sudikno Mertokusumo, Op.Cit, hal.109.
Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2014
CITA ASTUNGKORO SUKMAWIRAWAN et.al . KEKUATAN PEMBUKTIAN LEGALISASI DAN WAARMERRKING 6
AKTA …....
berpekara atau yang memperoleh hak dari mereka. Dengan 2. Ditanda tangani pembuat ataupara pihak
demikian pembuktian dalam arti yuridis tidak menuju pada yang membuatnya;
kebenaran mutlak. Ada kemungkinan bahwa pengakuan, 3. Isi dan tanda tangan diakui.
kesaksian atau surat-surat itu tidak benar atau palsu atau Kalau syarat diatas terpenuhi, maka sesuai
dipalsukan, maka hal ini dimungkinkan adanya bukti lawan. dengan ketentuan Pasal 1875 KUH Perdata maka :
Bukti tulisan dalam perkara perdata merupakan bukti 1. Nilai kekuatan pembuktian nya sama dengan
yang utama, karena dalam lalulintas keperdataan seringkali akta otentik;
orang dengan sengaja menyediakan suatu bukti dalam 2. Dengan demikian nilai kekuatan pembuktian
membuat perjanjian yang dapat dipakai kalau timbul suatu yang melekat padanya sempurna dan mengikat
perselisihan. (volledig en bindende bewijskracht)
Pada umumnya dapat dikatakan, bahwa jika seorang b) Batas Minimal Pembuktiannya
dengan jalan kesepakatan mengadakan sesuatu perjanjian, Apabila keberadannya sempurna memenuhi
oleh karena orang tersebut menghendakinya, maka yang syarat formil dan materill selain memiliki kekuatan
menjadi dasar dari mengikatkan diri itu ialah kehendak atau pembuktian sempurna dan mengikat, juga
niatnya. Niat orang tidak dapat diketahui secara langsung, mempunyai batas minimal pembuktian :
oleh karena itu maka di dalam pergaulan hidup, orang dapat 1. Mampu berdiri sendiri tanpa bantuan alat
mengetahui apa yang dikehendaki oleh sesamanya hanya bukti lain;
dari pernyataannya saja yang diucapkan baik secara lisan 2. Dengan demikian pada dirinya sendiri
atau yang dituliskan. terpenuhi batas minimal pembuktian.
Alat bukti dalam hukum acara perdata pada Pasal 1866 c) Nilai kekuatan dan batas minimalnya dapat berubah
KUHPerdata, alat bukti tulisa atau surat merupakan alat Ada 2 (dua) faktor yang dapat mengubah dan
bukti yang diutamakan atau alat bukti yang nomor satu memerosotkan nilai kekuatan dan batas minimal
dibandingkan dengan alat bukti lainnya. Alat bukti surat pembuktian akta bawah tangan, yaitu :
merupakan alat bukti yang pertama dan utama, karena dalam 1. Terhadapnya diajukan bukti lawan;
hukum perdata yang dicari adalah kebenaran formal maka 2. isi dan tanda tangan diingkari atau tidak
alat bukti surat dibuat untuk dapat dipergunakan sebagai alat diakui pihak lawan.
pembuktian yang utama. Dalam kasus yang demikian, terjadi perubahan yang
Pasal 1867 KUHPerdata dijelaskan didalamnya yaitu sangat substansial yakni kekuatan pembuktian yang melekat
pembuktian dengan tulisan dilakukan dengan tulisasn- padanya, jatuh menjadi bukti permulaan tulisan sedangkan
tulisan otentik maupun dengan tulisasn-tulisan dibawah batas minimalnya berubah menjadi alat bukti yang tidak bisa
tangan. Tulisan dibawah tangan atau disebut juga akta berdiri sendiri, tetapi memerlukan tambahan dari salah satu
dibawah tangan dibuat dalam bentuk yang tidak ditentukan alat bukti yang lain.
oleh undang-undang, tanpa perantara atau dihadapan Pejabat Mengenai legalisasi dalam Pasal 1874 KUHPerdata
Umum yang berwenang. Berbeda dengan akta otentik, akta dijelaskan sebagai tulisan-tulisan dibawah tangan dianggap
otentik yang dibuat sudah ditentukan oleh undang-undang, akta-akta yang ditanda tangani di bawah tangan, surat-surat,
dibuat dihadapan Pejabat Umum (Pegawai Umum) yang register-register, surat-surat urusan rumah tangga dan lain-
diberi wewenang dan ditempat dimana akta tersebut dibuat.9 lain tulisan yang dibuat tanpa perantara seorang pegawai
umum. Dengan penanda tanganan sepucuk tulisan di bawah
Akta dibawah tangan berisi juga catatan dari suatu
tangan dipersamakan suatu cap jempol, dibubuhi dengan
perbuatan hukum, akan tetapi bedanya dengan akta otentik,
suatu pernyataan yang bertanggal dari seorang Notaris atau
bahwa akta dibawah tangan tidak dibuat dihadapan pegawai
seorang pegawai lain yang ditunjuk oleh undang-undang
umum, melainkan oleh para pihak sendiri, kekuatan
darimana ternyata bahwa ia mengenal si pembubuh cap
pembuktian yang pada umumnya dimiliki oleh akta otentik,
jempol, atau bahwa orang ini telah diperkenalkan
tidaklah ada pada akta dibawah tanagan. Akta dibawah
kepadanya, bahwa isinya akta telah dijelaskan kepada orang
tangan hanya mempunyai kekuatan pembuktian formal,
itu, dan bahwa setelah itu cap jempol teresbut dibubuhkan
yaitu bila tanda tangan pada akta itu diakui (dan ini
sebenarnya sudah merupakan bukti pengakuan) yang berarti dihadapan pegawai umum. Pegawai ini harus membukukan
pernyataan yang tercantum dalam akta itu diakui dan tulisan tersebut. Dengan undang-undang dapat diadakan
dibenarkan. Berdasarkan hal tersebut maka isi akta yang atuean-aturan lebih lanjut tentang pernyataan dan
diakui adalah sungguh-sungguh pernyataan pihak-pihak pembukuan termaksud.
yang bersangkutan. Definisi di atas mengandung pengertian bahwa akta
yang diperbuat oleh para pihak yang dibubuhi dengan tanda
Nilai kekuatan batas minimal pembuktian akta bawah
tangan ternsebut, mendapat pengesahannya dari Notaris atau
tangan diatur dalam pasal 1875 KUHPerdata, dengan
pejabat yang berwenang untuk itu.
menjelaskan sebagai berikut : 10
Akta dibawah tangan pada pembuktian ini hanya
a) Nilai Kekuatan Pembuktiannya
meliputi kenyataan bahwa keterangan itu diberikan, apabila
Pada akta dibawah tangan melekat kekuatan
tanda tangan itu diakui oleh yang menanda tanganinya atau
pembuktian, harus terpenuhi terlebih dahulu syarat
dianggap telah diakui sedemikian menurut hukum. Dalam
formil dan materiil:
arti formal, maka terjamin kebenaran /kepastian tanggal dari
1. Dibuat secara sepihak atau bebentuk partai
akta itu, kebbenaran tanda tangan yang terdapat dalam akta
(sekurang-kurangnya 2 (dua) pihak) tanpa
itu, identitas dari orang-orang yang hadir dan demikian juga
campur tangan pejabat yang berwenang;
tempat dimana akta itu dibuat.
Sebagian masyarakat berpendapat bahwa dengan
9 Pasal 1868 KUHPerdata dilegalisasinya surat dibawah tangan itu, surat itu
10 M.Yahya Harahap, Op.Cit, hal 828

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2014


CITA ASTUNGKORO SUKMAWIRAWAN et.al . KEKUATAN PEMBUKTIAN LEGALISASI DAN WAARMERRKING 7
AKTA …....
memperoleh kedudukan sebagai akta otentik. Dengan kata a. Sejak hari Legalisir yang dimaksud tersebut
lain surat itu dianggap seolah-olah dibuat oleh atau dibukukannya menurut undang-undang atau;
dihadapan Notaris. Surat dibawah tangan sekalipun telah b. Sejak hari meninggalnya penandatanganan yang
mendapat legalisasi dari Notaris tetaplah merupakan surat bersangkutan baik semuanya atau salah seorang
yang dibuat di bawah tangan. 11 atau;
Apabila seseorang telah menandatangani suatu surat c. Sejak hari dibuktikan tentang adanya akta
perjanjian tanpa membaca lebih dahulu isi surat perjanjian dibawah tangan itu dari akta-akta yang dibuat oleh
tersebut dan kemudian menyatakan bahwa dirinya tertipu, pegawai umum, atau
pernyataan tersebut tidak dapat dianggap secara sah. d. Sejak baru diakuinya akta dibawah tangan itu
Kekuatan pembuktian formil dari akta dibawah tangan ini secara tertulis oleh pihak ketiga terhadap akta itu
sama dengan kekuatan pembuktian formil dari akta otentik dipergunakan.
yakni akta membuktikan kebenaran daripada apa yang Dengan telah dilegalisasi akta di bawah tangan
dilihat, didengar dan dilakukan pejabat. Dalam hal ini yang maka bagi hakim telah diperoleh kepastian mengenai
telah pasti ialah tentang tanggal dan tempat akta dibuat tanggal dan identitas dari pihak yang mengadakan perjanjian
secara keaslian tanda tangan para pihak. Berdasarkan hal tersebut serta tanda tangan yang dibubuhkan di bawah surat
tersebut, maka telah pasti bagi siapapun bahwa itu benar berasal dan dibubuhkan oleh orang yang namanya
sipenandatangan menyatakan seperti yang terdapat diatas tercantum dalam surat itu dan orang yang membubuhkan
adalah tanda tangannya. tanda tangannya dibawah surat itu tidak lagi dapat
Kepastian tentang materi suatu akta bahwa apa yang mengatakan bahwa para pihak atau salah satu pihak tidak
tersebut dalam akta merupakan pembuktian yang sah mengetahui apa isi surat itu, karena isinya telah dibacakan
terhadap pihak–pihak yang membuat akta atau mereka yang dan dijelaskan terlebih dahulu sebelum para pihak
mendapat hak dan berlaku untuk umum, kecuali ada membubuhkan tandatangannya dihadapan pejabat umum
pembuktian sebaliknya. tersebut.
Kekutan pembuktian materill dari akta dibawah Berdasarkan hal tersebut maka akta di bawah tangan
tangan menurut Pasal 1875 Kitab Undang-Undang Hukum yang telah memperoleh legalisasi dari Notaris membantu
Perdata, maka akta dibawah tangan yang diakui oleh orang hakim dalam hal pembuktian karena dengan diakuinya
terhadap siapa akta itu digunakan atau yang dapat dianggap tandatangan tersebut maka isi akta pun dianggap sebagai
diakui menurut undang-undang bagi yang menandatangani, kesepakatan para pihak karena akta di bawah tangan
ahli warisnya serta orang-orang yang mendapat hak dari kebenarannya terletak pada tandatangan para pihak maka
orang tersebut, merupakan bukti sempurna seperti akta dengan diakuinya tandatangan, akta tersebut menjadi bukti
otentik. Berdasarkan hal tersebut, isi keterangan di dalam yang sempurna.12Ditinjau dari sudut kekuatan hukumnya
akta di bawah tangan itu berlaku sebagai benar terhadap untuk pembuktian, maka tentu saja lebih kuat Legalisasi
siapa yang membuatnya dan demi keuntungan orang untuk daripada Waarmerrking (Register).
siapa pernyataan itu dibuat.
Akta di bawah tangan yang telah dilegalisasi maka 3.2.2 Kekuatan Pembuktian Akta Dibawah Tangan Yang Di
bagi hakim telah diperoleh kepastian mengenai tanggal dan Waarmerrking
identitas dari pihak yang mengadakan perjanjian tersebut
serta tanda tangan yang dibubuhkan di bawah surat itu benar Sifat tertulisnya suatu perjanjian dalam bentuk akta itu tidak
berasal dan dibubuhkan oleh orang yang namanya tercantum membuat sahnya perjanjian tetapi hanyalah agar dapat
dalam surat itu dan orang yang membubuhkan tanda digunakan sebagai alat bukti dikemudian hari. Begitupun
tangannya di bawah surat itu tidak lagi dapat mengatakan dengan akta dibawah tangan yang di Waarmerrking oleh
bahwa para pihak atau salah satu pihak tidak mengetahui Notaris juga mempunyai kekuatan pembuktian. Fungsi
apa isi surat itu, karena isinya telah dibacakan dan terpenting dari akta adalah sebagai alat bukti dan kekuatan
dijelaskan terlebih dahulu sebelum para pihak pembuktian dari akta harus didasarkan pada tiga nilai
membubuhkan tandatangannya dihadapan pejabat umum pembuktian, Sama dengan akta dibawah tangan yang di
tersebut. waarmerrking oleh notaris juga mempunyai kekuatan
Akta di bawah tangan yang antara tanggal lahiriah akta dibawah tangan. Kekuatan lahiriah akta
pembuatannya dengan terjadi peristiwa hukumnya yang dibawah tangan, orang terhadap siapa akta dibawah tangan
berbeda perlu dilegalisasi oleh notaris atas kesepakatan para itu digunakan diwajibkan membenarkan atau memungkiri
pihak, untuk selanjutnya diberi tanggal dan para pihak tanda tangannnya, sedangkan bagi ahli warisnya cukup
menandatangani akta tersebut yang kemudian hanya menerangkan bahwa ahli waris tidak kenal akan tanda
ditandatangani oleh Notaris, sehingga para pihak tangan tersebut.
memperoleh jaminan atau kepastian dari pejabat ini tentang Tanda tangan itu jika dipungkiri, maka Hakim harus
tanggal, tandatangan, serta identitas diri dari yang memerintahkan agar kebenaran akta itu diperiksa. Apabila
menandatangani. Legalisasi dimaksud harus dilakukan atas tanda tangan diakui oleh yang bersangkutan, maka akta di
dasar kesepakatan para pihak yang berkepentingan. bawah tangan itu mempunyai kekuatan dan menjadi bukti
Menurut ketentuan Pasal 1880 KUHPerdata akta- sempurna. Isi pernyataan dalam akta di bawah tangan itu
akta dibawah tangan yang tidak dilegalisasi oleh Notaris tidak dapat lagi disangkal, oleh karena tanda tangan pada
atau pejabat lain yang ditunjuk oleh atau berdasarkan akta dibawah tangan itu telah diakui oleh yang
undang-undang Pasal 1874 dan 1874 a KUHPerdata bersangkutan.
mengenai tanggalnya tidak mempunyai kekuatan terhadap Jika akta dibawah tangan yang di Waarmerrking
pihak ketiga (derden) selainnya atau kecuali : oleh Notaris itu dalam hal tanda tangan nya tidak diakui
12 Wawancara dengan Notaris Elok Sunaringtyas Mahanani, S.H.
11 R. Subekti , Op. Cit hlm. 476 di Jember pada tanggal 06 Desember 201
Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2014
CITA ASTUNGKORO SUKMAWIRAWAN et.al . KEKUATAN PEMBUKTIAN LEGALISASI DAN WAARMERRKING 8
AKTA …....
oleh salah satu pihak maka akta yang di Waarmerrking oleh oleh notaris, maka biasanya dokumen tersebut tidak dapat
Notaris tersebut tidak mempunyai kekuatan lahir. diterima sebagai kelengkapan proses Hak Tanggungan atau
Akta Notaris harus memberikan kepastian bahwa jual beli dimaksud. Terpaksa pihak yang bersangkutan harus
sesuatu kejadian dan fakta tersebut dalam akta betul-betul membuat ulang persetujuan dan melegalisirnya dihadapan
dilakukan oleh Notaris atau diterangkan oleh pihak-pihak notaris setempat.
yang menghadap pada saat yang tercantum dalam akta
sesuai dengan prosedur yang sudah ditentukan dalam Kesimpulan
pembuatan akta. Secara formal untuk membuktikan
menghadap, para pihak yang menghadap, paraf dan tanda Berdasarkan uraian pada Bab sebelumnya maka dapat
tangan para pihak/penghadap, saksi dan Notaris, serta disimpulkan sebagai berikut :
membuktikan apa yang dilihat, disaksikan, didengar oleh 1. Notaris mempunyai kewenangan dalam melegalisasi
Notaris (pada akta pejabat/berita acara), dan mencatatkan akta di bawah tangan, baik akta yang dibuat sendiri
keterangan atau pernyataan para pihak/ penghadap (pada oleh kedua belah pihak maupun akta yang dibuat
akta pihak). oleh Notaris. Notaris dalam hal melegalisasi akta
Akta dibawah tangan mempunyai kekuatan dibawah tangan bertanggung jawab atas isi dan
pembuktian formil kalau tanda tangan pada akta tersebut tanda tangan para pihak dalam akta tesebut.
telah diakui. Itu berarti bahwa pernyataan diatas tanda Kewenangam Notaris dalam hal me-register
tangan itu adalah keterangan atau pernyataan daripada si (waarmerking) suatu akta di bawah tangan hanya
penandatangan. Jadi apabila seorang telah menandatangani sebatas mendaftarkan akta di bawah tangan yang
suatu surat perjanjian tanpa membaca lebih dahulu isi surat telah dibuat oleh para pihak dan hadir di hadapan
perjanjian tersebut dan kemudian menyatakan bahwa dirinya Notaris untuk mendaftarkan akta di bawah tangan
tertipu, pernyataan tersebut tidak dapat dianggap secara sah. tersebut ke dalam buku khusus yang disediakan oleh
Kepastian tentang materi suatu akta bahwa apa yang Notaris. Notaris dalam hal ini tidak mengetahui isi
tersebut dalam akta merupakan pembuktian yang sah dari akta yang telah dibuat dan di tanda tangani oleh
terhadap pihak–pihak yang membuat akta atau mereka yang kedua belah pihak walaupun Notaris membubuhkan
mendapat hak dan berlaku untuk umum, kecuali ada tanda tangan akta dibawah tangan tesebut.
pembuktian sebaliknya. 2. Pertanggungjawaban Notaris atas kebenaran akta
Kekutan pembuktian materill dari akta dibawah dibawah tangan yang dilegalisasinya adalah
tangan menurut Pasal 1875 Kitab Undang-Undang Hukum kepastian tanda tangan artinya pasti bahwa yang
Perdata, maka akta dibawah tangan yang diakui oleh orang tanda tangan itu memang pihak dalam perjanjian,
terhadap siapa akata itu digunakan atau yang dapat dianggap bukan orang lain. Dikatakan demikian karena yang
diakui menurut undang-undang bagi yang menandatangani, melegalisasi surat itu diisyaratkan harus mengenal
ahli warisnya serta orang-orang yang mendapat hak dari orang yang menandatangi tersebut. Sedanghkan pada
orang tersebut, merupakan bukti sempurna seperti akta waarmerrking akta dibawah tangan, tanggung jawab
otentik. Berdasarkan hal tersebut, isi keterangan di dalam notaris menurut Undang-undang Nomor 30 Tahun
akta di bawah tangan itu berlaku sebagai benar terhadap 2004 tentang Jabatan Notaris tidak begitu tampak,
siapa yang membuatnya dan demi keuntungan orang untuk karena baik tanggal, tanda tangan, isi surat tersebut
siapa pernyataan itu dibuat. tidak diketahui Notaris. Notaris terhadap surat
Akta dibawah tangan yang telah di Waarmerrking dibawah tangan ini hanya mengakui bahwa pada hari
belum dapat membantu hakim dalam pembuktian di ini tersebut telah datanb di kantor Notaris, diberi
persidangan, karena pada akta dibawah tangan yang di nomor, dimasukan dalam buku daftar waarmerrking.
waarmerking tidak terdapat jaminan baik tanggal, tanda 3. Akta dibawah tangan yang dilegalisasi oleh Notaris
tangan dan isi surat tersebut diketahui oleh Notaris. Notaris akan mempunyai kekuatan pembuktian yang
terhadap surat dibawah tangan ini hanya mengakui bahwa sempurna selama 3 (tiga) nilai aspek pembuktian
terpenuhi merupakan bukti sempurna seperti akta
pada hari ini tersebut telah datang di kantor Notaris , diberi
otentik. Suatu akta di bawah tangan hanyalah
nomor, dimasukan dalam buku daftar waarmerking, dan memberi pembuktian sempurna demi keuntungan
diberi tulisan oleh Notaris bahwa surat tersebut telah orang kepada siapa sipenandatanganan hendak
diberi nomor dan dimasukkan kedalam buku daftar yang memberi bukti, sedangkan terhadap pihak ketiga
khusus dibuat untuk itu, diberi materai, ditanda tangani oleh kekuatan pembuktiannya adalah bebas. Akta
Notaris lalu dikembalikan kepada yang bersangkutan. dibawah tangan baik yang di Legalisasi maupun
Sedangkan isi dari akta dibawah tangan yang dibuat oleh Waarmerrking berbeda dengan akta otentik yang
para pihak, notaris tidak mengetahuinya karena notaris tidak memiliki kekuatan pembuktian yang pasti, maka
berwenang membacakan isi dari akta yang telah dibuat dan terhadap akta di bawah tangan kekuatan
ditanda tangani oleh para pihak yang bersangkutan. pembuktiannya berada di tangan hakim untuk
Ditinjau dari sudut kekuatan hukumnya untuk mempertimbangkannya ( Pasal 1881 ayat (2)
pembuktian, maka tentu saja lebih kuat legalisasi daripada KUHPerdata ). Akta dibawah tangan yang di
Register (waarmerrking). Ada dokumen-dokumen tertentu Waarmerrking lebih riskan terjadinya pemalsuan
yang digunakan sebagai kelengkapan suatu proses mutlak pada isi akta dan tanda tangan dikarenakan Notaris
diminta harus dilegalisir, misalnya : di kantor Pertanahan, tidak memiliki wewenang membacakan isi akta dan
surat persetujuan dari ahli waris untuk menjaminkan tanah keaslian tanda tangan pihak dapat diragukan karena
dan bangunan, atau surat persetujuan isteri untuk menjual para pihak menadatangani akta tersebut tidak
tanah yang terdaftar atas nama suaminya dan lain dihadapan Notaris, sehingga seringkali Notaris
sebagainya. Kalau surat/ dokumen tersebut tidak dilegalisir
Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2014
CITA ASTUNGKORO SUKMAWIRAWAN et.al . KEKUATAN PEMBUKTIAN LEGALISASI DAN WAARMERRKING 9
AKTA …....
disalahkan oleh pihak kepolisian dalam hal G.H.S. Lumban Tobing,1996, Peraturan Jabatan Notaris
penyidikan. Jakarta:Erlangga.

SARAN Habib Adjie, 2009, Sanksi Perdata Dan Administratif


Saran yang bisa penulis sampaikan dalam penulisan Terhadap Notaris Sebagai Pejabat Publik, cet. 2,
skripsi ini adalah sebagai berikut : Bandung: Refika Aditama.
1. Setiap perjanjian yang dibuat dibawah tangan, _________, 2011, Hukum Notaris Indonesia (Tafsir
sebaiknya dibuat dengan melegalisasikan akta Tematik Terhadap UU No.30 Tahun 2004 Tentang
dibawah tangan tersebut. Notaris membacakan isi Jabatan Notaris), Bandung: PT. Refika Aditama.
akta dibawah tangan yang hendak dilegalisasi d _________, 2013, Menjalin Pemikiran-Pendapat Tentang
atau di- waarmerrking Kenotariatan, Bandung : PT Citra Aditya Bakti.
2. Setiap perjanjian yang dibuat secara dibawah Irawan Soerojo, 2003, Kepastian Hukum Hak Atas Tanah di
tangan baik itu dibuat oleh para pihak dengan Indonesia, Surabaya: Arkola.
dilegalisasikan ataupun di waarmerrking notaris Komar Andasasmita, 1997, Akta II Notaris dan Contoh-
hendaknya meminta fotocopy KTP dari para pihak contoh Akta, Ikatan Notaris Indonesia.
dan para pihak yang terdapat dalam akta tersebut M. Ali Boediarto, 2005, Kompilasi Kaidah Hukum Putusan
menghadap kepada notaris yang diberikan Mahkamah Agung, Hukum Acara Perdata Setengah
wewenang untuk melegalisasi atau me- Abad, Jakarta: Swa Justitia.
waarmerrking akta dibawah tangan.
3. Pada surat perjanjian yang dibuat dibawah tangan M. Yahya Harahap, 2005, Hukum Acara Perdata, Sinar
sering terjadi penekanan terhadap pihak yang sangat Grafika.
membutuhkan, tidak ada keseimbangan karena
dibuat oleh para pihak sendiri. Sebaiknya setiap Peter Mahmud Marzuki, 2010, Penelitian Hukum , Jakarta:
perjanjian dibuat dan tanda tangani di hadapan Kencana Prenada Media Group.
notaris. Jika dimungkinkan ada kekurangan pada
akta dibawah tangan sebagai bukti tertulis segera Philipus M. Hadjon, 2001, Formulir Pendaftaran Tanah
untuk melengkapi alat Bukan Akta Otentik, Surabaya Post.

Ucapan Terima Kasih R. Soegondo Notodisoerjo, 1982, Hukum Notariat di


Indonesia, Suatu Penjelasan, Jakarta: Rajawali.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
R. Subekti, 1980, Pokok-pokok Hukum Perdata, Jakarta:
1. Bapak I Wayan Yasa, S.H., M.H. Selaku
Intermasa.
Pembimbing Utama yang telah membimbing dan
Retnowulan S dan Iskandar O, 2005, Hukum Acara Perdata
meyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk
Indonesia Dalam Teori dan Praktek, Bandung : CV.
memberikan arahan serta bimbingan, selama
Mandar Maju.
perkulihan hingga terselesaikannya penulisan
Subekti, dan R. Tjitrosoedibio, , 1980, Kamus Hukum,
artikel ilmiah ini.
Jakarta: Pradnya Paramita.
2. Ibu Emi Zulaika, S.H., M.H. Selaku Pembimbing
Anggota yang telah memberikan arahan dan Sudikno Mertokusumo, 2006, Hukum Acara Perdata
bimbingan serta saran selama penulisan artikel Indonesia, Yogyakarta: Liberty.
ilmiah ini. Tan Thong Kie, 1994, Studi Notariat, Serba Serbi Praktek
3. Ayahanda Chalil Ahmad dan Ibunda Noer Ari Notaris, Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve.
Tjandrawati yang telah memberikan kasih sayang
dan doa sehingga penulisan artikel ilmiah ini bisa Viktor M. Situmorang dan Cormentyna Sitanggang, 1993,
berjalan dengan lancar. Gross Akta dalam Pembuktian dan Eksekusi, Jakarta:
Rineka Cipta,
Daftar Bacaan
Undang-Undang
Buku Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
De Bruyn Mgz dikutip kembali Thong Kie, Tan, 2000, Studi Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan
Notariat, Serba serbi praktek Notaris, Edisi Baru. Notaris.
PT.Icthiat baru van hoeve.

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2014

Anda mungkin juga menyukai