Anda di halaman 1dari 10

AKTA & AKTA NOTARIS

Kelompok 3 PJN :

Dewi Prapmasari 20/465883/PHK/11183


Fina Nurul Farida 20/465845/PHK/11195
Novi Sunarti 20/465888/PHK/11238
Revania Nadira Putri 20/465900/PHK/11250
Salma Valentina Siwi 20/465907/PHK/11257
Suzan Meitri Gunawan 20/465919/PHK/11269
Pengertian Akta & Macam Akta
Perbedaan Akta Otentik & Akta Dibawah Tangan
Struktur & Anatomi Akta
Kekuatan Pembuktian Akta
AKTA
Akta adalah surat yang diberi tanda tangan, yang
memuat peristiwa yang menjadi dasar suatu hak
atau perikatan, yang dibuat sejak semula dengan
sengaja untuk pembuktian. Menurut Pasal 1868
KUHPerdata, “Suatu akta otentik adalah suatu akta
yang dibuat dalam bentuk yang ditentukan oleh
Undang-Undang, oleh atau di hadapan pejabat umum
yang berwenang untuk itu di tempat akta itu dibuat.”
Adapun 2 macam akta, yaitu Akta Otentik & Akta
Dibawah Tangan
Akta Otentik
Akta Otentik merupakan bukti yang sempurna
tentang apa yang dibuat oleh pejabat yang
berwenang. Ini artinya jika seseorang
mengajukan Akta Otentik kepada hakim sebagai
alat bukti maka hakim harus menerima dan
menganggap apa yang tertulis dalam akta
tersebut merupakan peristiwa yang sebenarnya
terjadi.

Akta Dibawah Tangan


Akta yang sengaja dibuat untuk pembuktian oleh
para pihak tanpa bantuan dari
seorang pejabat (Notaris). Atau akta yang dibuat
tidak dihadapan pejabat yang berwenang sesuai
peraturan perundangan sebagaimana dimaksud
Pasal 1874 KUHPerdata.
Perbedaan Akta Otentik dan Akta Dibawah Tangan.

Akta Otentik
1. Bentuknya sesuai undang-undang
2. Dibuat dihadapan pejabat umum yang
berwenang
3. Kekuatan pembuktian yang sempurna

Akta Dibawah Tangan


1. Bentuknya bebas
2. Pembuatannya tidak harus dihadapan
pejabat umum yang berwenang
3. Tetap mempunyai kekuatan pembuktian
selama tidak disangkal oleh pembuatnya
4. Dalam hal harus dibuktikan, maka
pembuktian tersebut harus dilengkapi juga
dengan saksi-saksi dan bukti lainnya
Struktur & Anatomi Akta
Unsur-Unsur dalam Pembuatan Akta
1. Awal akta
2. Badan akta
3. Akhir akta
Subyek
1. Notaris
2. Para penghadap
3. Saksi
Obyek
1. Perbuatan hukum
2. Perjanjian
3. Penetapan yang diharuskan oleh peraturan perundang-undangan
dan/atau yg dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk
dinyatakan dalam Akta Otentik.
Kebatalan Akta dan Akibatnya
1. Akta Dapat Dibatalkan
2. Akta Batal Demi Hukum
Kekuatan Pembuktian Akta

Akta Otentik memiliki kekuatan pembuktian yang sempurna. Yang mana berdasarkan bentuknya Akta
Otentik memiliki 3 bentuk kekuatan pembuktian, yaitu :
1. Kekuatan Pembuktian Lahiriah (Uitwendige Bewijskracht). Dengan kekuatan pembuktian lahiriah ini
dimaksudkan kemampuan dari akta itu sendiri untuk membuktikan dirinya sebagai Akta Otentik.
2. Kekuatan Pembuktian Formal (Formele Bewijskracht). Dengan kekuatan pembuktian formal ini oleh
akta otentik dibuktikan, bahwa pejabat yang bersangkutan telah menyatakan dalam tulisan itu,
sebagaimana yang tercantum dalam akta itu.
3. Kekuatan Pembuktian Materil (Materiele Bewijskracht). Sepanjang menyangkut kekuatan pembuktian
materil dari suatu Akta Otentik ialah kepastian bahwa dalam akta itu merupakan pembuktian yang
sah terhadap pihak-pihak yang membuat akta atau mereka yang mendapat hak dan berlaku
umum.
Peranan notaris dalam hal ini adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat untuk menciptakan
suatu alat bukti otentik yang mempunyai kekuatan pembuktian sempurna, membebaskan atau
menyadarkan anggota masyarakat dari penipu atau itikad tidak baik dari orang tertentu dan untuk
menjamin hak dan kewajiban para pihak yang berkepentingan.
KEKUATAN PEMBUKTIAN AKTA DI BAWAH TANGAN SEPANJANG AKTA DI
BAWAH TANGAN TIDAK DISANGKAL ATAU DIPUNGKIRI OLEH PARA PIHAK
MAKA AKTA DI BAWAH TANGAN MEMILIKI KEKUATAN HUKUM YANG SAMA
DENGAN AKTA OTENTIK, SEDANGKAN APABILA KEBENARAN TANDA TANGAN
DALAM AKTA DI BAWAH TANGAN DI SANGKAL AKAN KEBENARANNYA MAKA
AKTA TERSEBUT HARUS DIBUKTIKAN KEBENARANNYA DENGAN
MENGGUNAKAN ALAT BUKTI YANG LAIN SEPERTI SAKSI, PERSANGKAAN DAN
PENGAKUAN.
KESIMPULAN
THANK YOU
ANY QUESTION?

Anda mungkin juga menyukai