Anda di halaman 1dari 2

Mata Kuliah : Peraturan Jabatan Notaris dan Pejabat Pembuat Akta

Tanah
Universitas : UBAYA
Disusun Oleh
:
1. Tugiyo, SH
NIM :
2. Lilik Darmanto
NIM :
3. Hayu Hapsari
NIM :
4. Deny
NIM :
5. Imon
NIM :

AKTA OTENTIK
Bagaimana suatu akta disebut sebagai Akta Otentik?
Pengertian Akta Otentik
Akta Otentik adalah akta yang dibuat oleh pejabat yang diberi
wewenang untuk itu (diangkat oleh penguasa), dan dibuat menurut
ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan sesuai undang-undang,
baik dengan bantuan dari yang berkepentingan maupun tanpa
bantuan dari yang berkepentingan (Pasal 165 HIR, Pasal 1868 BW
dan Pasal 285 RBg Rechtsreglement Buitengewesten).
Pasal 165 HIR :
Akta Otentik yaitu suatu akta yang dibuat oleh dan dihadapan
pejabat yang diberi wewenang untuk itu, merupakan bukti yang
lengkap antara para pihak dan para ahli warisnya dan mereka yang
mendapat hak dari padanya tentang yang tercantum di dalamnya
dan juga tentang yang ada di dalamnya sebagai pemberitahuan
belaka, akan tetapi yang terakhir ini hanyalah sepanjang yang
diberitahukan itu erat hubungannya dengan pokok dari akta.
Pasal 1868 KUHPdt :
Akta otentik adalah suatu akta yang dibuat dalam bentuk yang
ditentukan undang-undang oleh atau dihadapan pejabat umum
yang berwenang untuk itu dan tempat akta itu dibuat.
Syarat dan ketentuan akta otentik :
1. Bentuk akta otentik sesuai dengan undang-undang, contoh :
Akta Notaris, Akta Perkawinan, Akta Kelahiran, dll, yang cara
pembuatannya telah ditentukan format dan isinya oleh
undang-undang.
2. Akta otentik dibuat dihadapan pejabat umum yang
berwenang.

3. Akta otentik memiliki kekuatan pembuktian yang sempurna,


artinya selama tidak dapat dibuktikan sebaliknya, maka akta
otentik tersebut harus dianggap asli dan benar.
4. Apabila disangkal kebenarannya, maka penyangkal harus
membuktikan mengenai ketidakbenaran dari akta otentik
tersebut.
Contoh : akta notaris harus dibuat sesuai dengan UUJN Pasal
38.
Menurut Pasal
Pasal 165 HIR (Pasal 285 RGb, Pasal 1870 BW)
Bahwa akta otentik merupakan bukti yang sempurna bagi kedua
belah pihak, ahli warisnya dan orang-orang yang mendapat hak dari
padanya tentang apa yang dimuat di dalamnya.
3 (tiga) kekuatan pembuktian akta otentik, yaitu :
1. Kekuatan Pembuktian Lahir.
Bahwa suatu akta yang lahirnya tampak sebagai akta otentik
serta memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan, maka
akta itu berlaku atau dianggap sebagai akta otentik, sampai
terbukti sebaliknya.
2. Kekuatan Pembuktian Formil.
Dalam arti formil akta otentik membuktikan kebenaran dari
apa yang dilihat, didengar dan dilakukan pejabat.
3. Kekuatan Pembuktian Materiil.
Yaitu akta yang dilakukan atau dikeluarkan oleh Kantor
Pencatatan Sipil.
Ada 3 (tiga) syarat yang harus dipenuhi untuk dikategorikan sebagai
akta otentik :
1. Akta itu harus dibuat oleh atau dihadapan seorang pejabat
umum.
2. Akta itu harus dibuat dalam bentuk yang telah ditentukan oleh
undang-undang.
3. Pejabat umum, oleh atau dihadapan siapa akta itu dibuat
harus mempunyai wewenang untuk membuat akta itu.

Anda mungkin juga menyukai