Anda di halaman 1dari 12

Lex Privatum, Vol.III/No.

1/Jan-Mar/2015

TINJAUAN YURIDIS TENTANG KEKUATAN PENDAHULUAN


MENGIKAT SUATU AKTA NOTARIS1 A. Latar Belakang
Oleh : Christin Sasauw2 Peningkatan taraf kehidupan masyarakat
ABSTRAK ditandai dengan meningkatnya tingkat
Kekuatan akta Notaris sebagai alat bukti kecerdasan dari masyarakat itu pula.
terletak pada kekhasan karakter Terkait hal ini, kebutuhan masyarakat akan
pembuatnya, yaitu Notaris sebagai Pejabat jasa Notaris, dari waktu kewaktu semakin
Umum yang secara khusus telah diberkan bertambah. Notaris sebagai pelayan
wewenang untuk membuat akta.Akta masyarakat, mempunyai fungsi melayani
otentik sebagai alat bukti yang sempurna masyarakat dalam bidang perdata,
merupakan bukti yang cukup untuk kedua khususnya pembuatan akta otentik.3
belapihak dan orang-orang yang mendapat Akta otentik pada hakikatnya memuat
hak dari pada akta otentik tersebut.Dengan kebenaran formal sesuai dengan apa yang
bukti yang cukup atau sempurna diartikan diberitahukan para pihak kepada Notaris.
bahwa isi akta otentik yang bersangkutan Namun, Notaris mempunyai kewajiban
oleh Hakim dianggap benar, kecuali apabila untuk memasukan bahwa apa yang
diajukan bukti perlawanan. Jadi Hakim termuat dalam akta Notaris sunggguh-
harus mengakui apa yang tertulis dalam sungguh telah dimengerti dan sesuai
akta selama ketidakbenarannya tidak dapat dengan kehendak para pihak, yaitu dengan
dibuktikan. Kekuatan akta Notaris sebagai cara membacakannya sehingga menjadi
bukti yang sempurna masih dapat jelas isi akta Notaris, serta memberikan
digugurkan berdasrkan bukti lawan yang akses terhadap informasi, termasuk akses
kuat. Misalnya kalau berhasil dibuktikan terhadap peraturan perundang-undangan
adanya tanda tangan palsu dalam surat yang terkait bagi para pihak penandatangan
akta Notaris.Pasal 1867 KUHPerdata akta. Para pihak dapat menentukan dengan
merumuskan bahwa suatu akta otentik bebas untuk menyetujui atau tidak
ialah suatu akta yang didalam bentuk yang menyetujui isi akta Notaris yang akan
ditentukan oleh undang-undang, dibuat ditandatanganinya.
oleh atau dihadapan pegawai-pegawai Pasal 1 ayat (7) Undang-Undang RI
umum yang berkuasa untuk itu ditempat Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan
dimana akta dibuatnya.Akta otentik Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun
mempunyai 3 nilai kekuatan pembuktian 2004 Tentang Jabatan Notaris. Menegaskan
yaitu; Pembuktian secara Lahiriah, Formal bahwa Akta Notaris yang selanjutnya
dan Materil.Pembuktian Lahiriah disebut akta otentik yang dibuat oleh atau
membuktikan keotentikan suatu akta dihadapan Notaris menurut bentuk dan
dilihat dari fisiknya atau dari luarnya. tata cara yang ditetapkan dalam Undang-
Pembuktian secara Formal membuktikan Undang ini. Syarat sahnya suatu perjanjian
bahwa para pihak telah menjelaskan apa tersebut diwujudkan dalam akta
yang tertulis di dalam akta tersebut. Dan Notaris.Syarat subjektif dicantumkan dalam
pembuktian secara Materil membuktikan awal akta, dan syarat objektif dicantumkan
bahwa peristiwa yng tercantum dalam akta dalam badan akta sebagai isi akta.Isi akta
itu benar-benar terjadi. merupakan perwujudan dari Pasal 1338
KUHPerdata mengenai kebebasan
1
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing : Dr. Wempie
3
Jh. Kumendong, SH, MH; Max Sepang, SH, MH; Zet Pieter Tamba Simbolon di akses dari
Viany Liju, SH, MH. http://eprints.undip.ac.id/17605/1/
2
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat. NIM. Pieter_Tamba_Simbolon.pdfpada tanggal 17-Mar-
110711238 2013 Pukul 20:42

98
Lex Privatum, Vol.III/No. 1/Jan-Mar/2015

berkontrak dan memberikan kepastian dan Agar dapat menyelesaikan penelitian


perlindungan hukum kepada para pihak yang digunakan dalam penyusunan skripsi,
mengenai perjanjian yang dibuatnya.Pasal diperlukan suatu metode penelitian yang
1338 KUHPerdata juga diberlakukan bukan tepat sesuai dengan permasalahan yang
hanya pada saat ditandatanganinya dan telah ditentukan.Pendekatan masalah yang
dilaksanakan perjanjian, tetapi juga pada dipilih dalam penelitian ini adalah dengan
saat sebelum ditandatanganinya perjanjian menggunakan pendekatan yuridis normatif.
tersebut.4
Alat bukti yang sah atau yang diakui oleh PEMBAHASAN
hukum dalam Pasal 1866 KUHPerdata, A. Kekuatan Mengikat Akta Notaris
salah satunya adalah bukti Terhadap Suatu Perjanjian Sebagai
tulisan.Pembuktian dengan tulisan Pembuktian Dalam Sidang Perkara
dilakukan dengan tulisan-tulisan otentik Perdata
maupun dengan tulisan-tulisan dibawah Tujuan diadakannya suatu proses di
tangan.Tulisan-tulisan otentik berupa akta muka Pengadilan adalah untuk
otentik, yang dibuat dalam bentuk yang memperoleh putusan Hakim yang
sudah ditentukan oleh undang-undang. mempunyai kekuatan hukum yang tetap,
Membatalkan akta Notaris berarti secara artinya suatu putusan yang tidak dapat
lahiriah tidak mengakui akta tersebut, oleh diubah lagi. Hakim wajib mengadili segala
sebab itu harus dibuktikan dari awal sampai bagian dari tuntutan penggugat dan ia tidak
dengan akhir akta Notaris. Jika dapat boleh memberi putusan tentang hal-hal
dibuktikan bahwa akta Notaris tersebut yang tidak dituntut atau meluluskan lebih
tidak memenuhi syarat sebagai sebuah akta dari pada yang dituntut.6Pembuktian
Notaris, maka akta tersebut akan adalah proses, cara, perbuatan untuk
mempunyai nilai pembuktian sebagaimana membuktikan atau usaha menunjukan
akta dibawah tangan yang penilaian benar atau salahnya para pihak dalam
pembuktiannya tergantung kepada sidang pengadilan.Hakim terikat dengan
pengakuan para pihak dan hakim.5 alat-alat bukti yang sah yang diatur dengan
Berdasarkan latar belakang masalah undang-undang.Ini berarti hakim hanya
yang di telah diuraikan diatas, maka penulis boleh menjatuhkan putusan berdasarkan
tertarik untuk menulis skripsi dengan judul alat-alat bukti yang telah diatur undang-
“Tinjauan Yuridis Tentang Kekuatan undang.7
Mengikat Suatu Akta Notaris” Kekuatan pembuktian Akta Otentik
diatur dalam Pasal 1870 KUHPerdata yang
B. RUMUSAN MASALAH mengatakan bahwa; Suatu akta otentik
1. Bagaimanakah Kekuatan Mengikat Akta memberikan di antara para pihak beserta
Notaris Terhadap suatu Perjanjian ahli waris-ahli warisnya atau orang-orang
sebagai Pembuktian dalam Sidang yang mendapat hak dari mereka, suatu
Perkara Perdata? bukti yang sempurna tentang apa yang
2. Mengapa Kekuatan Pembuktian Akta dimuat didalamnya. Kekuatan yang melekat
Notaris dapat Dibatalkan atau Batal pada akta otentik yaitu; Sempurna (volledig
Demi Hukum? bewijskracht) dan Mengikat (bindende

C. METODE PENELITIAN 6
M.Nur Rasaid, Hukum Acara Perdata, Sinar Grafika,
Jakarta, 2003, hlm, 48
4 7
Suharnoko, Hukum Perjanjian, cetakan ke-3, Abdulkadir Muhammad, Hukum Acara Perdata
Jakarta, 2004, hlm 9 Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2011, hlm,
5
Adjie, Op.Cit, hlm, 22. 119

99
Lex Privatum, Vol.III/No. 1/Jan-Mar/2015

bewijskracht), yang berarti apabila alat yang bersangkutan, baik yang ada pada
bukti Akta Otentik diajukan memenuhi Minuta dan salinan dan adanya awal akta
syarat formil dan materil dan bukti lawan mulai dari judul sampai dengan akhir akta.9
yang dikemukakan tergugat tidak Nilai pembuktian akta Notaris dari aspek
mengurangi keberadaanya, pada dirinya lahiriah, akta tersebut harus dilihat apa
sekaligus melekat kekuatan pembuktian adanya, bukan dilihat ada apa. Secara
yang sempurna dan mengikat (volledig en lahiriah tidak perlu dipertentangkan dengan
bindende bewijskracht), dengan demikian alat bukti lainnya. Jika ada yang menilai
kebenaran isi dan pernyataan yang bhwa suatu akta Notaris tidak memenuhi
tercantum didalamnya menjadi sempurna syarat sebagai akta, maka yang
dan mengikat kepada para pihak mengenai bersangkutan wajib membuktikan bahwa
apa yang disebut dalam akta. Sempurna akta tersebut secara lahiriah bukan akta
dan mengikat kepada hakim sehingga otentik.
hakim harus menjadikannya sebagai dasar Penyangkalan atau pengingkaran secara
fakta yang sempurna dan cukup untuk lahiriah akta Notaris sebagai akta otentik,
mengambil putusan atas penyelesaian bukan akta otentik, maka penilaian
perkara yang disengketakan.8 pembuktiannya harus didasarkan pada
Akta otentik menurut Pasal 1868 syarat-syarat akta Notaris sebagai akta
KUHPerdata, yaitu suatu akta yang di dalam otentik.Pembuktian semacam ini harus
bentuk yang ditetapkan oleh undang- dilakukan melalui upaya gugatan ke
undang, dibuat oleh atau di hadapan pengadilan. Penggugat harus dapat
Pegawai Umum yang berkuasa untuk itu, di membuktikan bahwa secara lahiriah akta
tempat di mana akta dibuatnya. Akta yang menjadi objek gugatan bukan akta
otentik mempunyai tiga macam kekuatan, Notaris.10
oleh karena itu dalam pembuatan suatu
akta otentik oleh Notaris, hendaknya 2. Formal (formele bewijskracht)
diperhatikan 3 (tiga) aspek, Akta Notaris Akta Notaris harus memberikan
sebagai akta otentik mempunyai kekuatan kepastian bahwa suatu kejadian dan fakta
nilai pembuktian yaitu; tersebut dalam akta betul-betul dilakukan
1. Lahiriah (uitwendige bewijskracht) oleh Notaris atau diterangkan oleh pihak-
Kemampuan lahiriah akta Notaris, pihak yang menghadap pada saat yang
merupakan kemampuan akta itu sendiri tercantum dalam akta sesuai dengan
untuk membuktikan keabsahannya, sebagai prosedur yang sudah ditentukan dalam
akta otentik (acta publica probant sese pembuatan akta. Secara formal untuk
ipsa).Jika dilihat dari luar (lahirnya) sebagai membuktikan kebenaran dan kepastian
akta otentik serta sesuai dengan aturan tentang hari, tanggal, bulan, tahun, pukul
hukum yang sudah ditentukan mengenai (waktu) menghadap, dan para pihak yang
syarat akta otentik, artinya sampai ada menghadap, paraf dan tanda tangan para
yang dapat membuktikan bahwa akta pihak atau penghadap, saksi dan Notaris,
tersebut bukan akta otentik secara serta membuktikan apa yang dilihat,
lahiriah.Dalam hal ini beban pembuktian disaksikan, didengar oleh Notaris, (pada
ada pihak yang menyangkalnya keotentikan akta pejabat/berita acara), dan
akta Notaris. Parameter untuk menentukan mencatatkan keterangan atau pernyataan
akta Notaris sebagai akta otentik, yaitu
dengan adanya tanda tangan dari Notaris
9
Adjie, Op.Cit, hlm, 18
8 10
Harahap, Op.Cit, Hlm,545 Ibid, hlm, 19

100
Lex Privatum, Vol.III/No. 1/Jan-Mar/2015

para pihak atau penghadap (pada akta


pihak). 3. Materil (meteriele bewijskracht)
Jika aspek formal dipermasalahkan oleh Merupakan kepastian tentang meteri
para pihak, maka harus dapat dibuktikan suatu akta, karena apa yang tersebut dalam
dari formalitas dari akta, yaitu harus dapat akta merupakan pembuktian yang sah
membuktikan ketidakbenaran hari, tanggal, terhadap pihak-pihak yang membuat akta
bulan, tahun, dan pukul menghadap, atau mereka yang mendapat hak dan
membuktikan ketidakbenaran mereka yang berlaku untuk umum, kecuali ada
menghadap, membuktikan ketidakbenaran pembuktian sebaliknya. Keterangan atau
apa yang dilihat, disaksikan dan didengar pernyataan yang dituangkan atau dimuat
oleh Notaris, juga harus dapat dalam akta pejabat atau akta berita acara,
membuktikan ketidakbenaran pernyataan atau keterangan para pihak yang diberikan
atau keterangan para pihak yang diberikan atau disampaikan dihadapan Notaris akta
atau disampaikan dihadapan Notaris, dan pihak dan para pihak harus dinilai berkata
ketidakbenaran tanda-tangan para pihak, benar dan kemudian dituangkan atau
saksi dan Notaris ataupun ada prosedur dimuat dalam akta berlaku sebagai yang
pembuatan akta yang tidak dilakukan. Pihak benar atau setiap orang yang datang
yang mempermasalahkan akta tersebut menghadap Notaris yang kemudian
harus melakukan pembuktian terbalik keterangannya dituangkan atau dimuat
untuk menyangkal aspek formal dari akta dalam akta harus dinilai telah berkata
Notaris.Jika tidak mampu membuktikan benar. Jika ternyata pernyataan atau
ketidakbenaran tersebut, maka akta keterangan para penghadap tersebut
tersebut harus diterima oleh siapa pun. menjadi tidak benar, maka hal tersebut
Tidak dilarang siapa pun untuk menjadi tanggung jawab para pihak itu
melakukan pengingkaran atau sendiri.Notaris terlepas dari hal semacam
penyangkalan atas aspek formal akta itu, dengan demikian isi akta Notaris
Notaris, jika yang bersangkutan merasa mempunyai kepastian sebagai yang
dirugikan atas akta yang dibuat di hadapan sebenarnya, dan menjadi bukti yang sah
atau oleh Notaris. Pengingkaran atau untuk atau di antara para pihak dan para
penyangkalan tersebut harus dilakukan ahli waris serta para penerima hak mereka.
dengan suatu gugatan ke pengadilan Jika akan membuktikan aspek materil
umum, dan penggugat harus dapat dari akta, maka yang bersangkutan harus
membuktikan bahwa ada aspek formal dapat membuktikan bahwa Notaris tidak
yang dilanggar atau tidak sesuai dalam akta menerangkan atau menyatakan yang
yang bersangkutan, misalnya, bahwa yang sebenarnya dalam akta pejabat, atau para
bersangkutan tidak pernah merasa pihak yang telah berkata benar di hadapan
menghadap Notaris pada hari, tanggal, Notaris menjadi tidak benar dan harus
bulan, tahun dan pukul yang tersebut dilakukan pembuktian terbalik untuk
dalam awal akta, atau merasa tanda-tangan menyangkal aspek materil dari akta Notaris.
dalam akta bukan tanda-tangan dirinya. Ketiga aspek tersebut diatas merupakan
Jika hal ini terjadi bersangkutan atau kesempurnaan akta Notaris sebagai akta
penghadap tersebut untuk menggugat otentik dan siapa pun terikat oleh akta
Notaris, penggugat harus dapat tersebut.Jika dapat dibuktikan dalam suatu
membuktikan ketidakbenaran aspek formal persidangan pengadilan, bahwa ada salah
tersebut.11 satu aspek tersebut tidak benar, maka akta
yang bersangkutan hanya mempunyai
11 kekuatan pembuktian sebagai akta di
Ibid, Hlm, 20

101
Lex Privatum, Vol.III/No. 1/Jan-Mar/2015

bawah tangan atau akta tersebut yang menandatangani tidak menyangkal


didegradasikan dalam kekuatan atau mengakui tanda tangannya, maka
pembuktiannya hanya sebagai akta yang akta dibawah tangan tersebut
mempunyai kekuatan pembuktian sebagai memperoleh kekuatan pembuktian yang
akta dibawah tangan.12 sama dengan akta otentik yaitu sebagai
Apabila memperhatikan uraian diatas bukti yang sempurna. Pasal 1875
dapat dijelaskan bahwa antara akta otentik KUHPerdata. Tetapi apaabila tanda
dengan akta dibawah tangan terdapat tangan tersebut disangkal, maka pihak
suatu perbedaan yang prinsip, letak yang mengajukan perjanjian tersebut
perbedaan antara akta otentik dengan akta wajib membuktikan kebenaran tanda
dibawah tangan yaitu; tangan tersebut, hal tersebut
1. akta otentik mempunyai tanggal yang merupakan sebaliknya dari yang berlaku
pasti, Pasal 15 ayat (1) UUJN, sedangkan pada akta otentik.14
mengenai tanggal pembuatan akta
dibawah tangan tidak ada jaminan Nilai kekuatan pembuktian yang melekat
tanggal pembuatannya. pada akta otentik, apabila terpenuh syarat
2. Grosse dari akta otentik untuk formil dan materil maka pada akta tersebut
pengakuan hutang dengan frasa dikepala langsung mencukupi batas minimal
akta demi keadilan berdasarkan pembuktian tanpa bantuan alat bukti lain.
Ketuhanan Yang Maha Esa, mempunyai Langsung sah sebagai alat bukti akta
kekuatan eksekutorial seperti halnya otentik, pada Akta tersebut langsung
keputusan Hakim, Pasal 1 angka 11 melekat nilai kekuatan pembuktian yaitu
UUJN, sedangkan akta yang dibuat di sempurna (volledig) dan mengikat
15
bawah tangan tidak mempunyai (bindende).
kekuatan eksekutorial.13 Hakim wajib dan terikat menganggap
3. Minuta akta otentik adalah merupakan akta otentik tersebut benar dan sempurna,
arsip Negara, Pasal 15 ayat (1) UUJN, harus menganggap apa yang didalilkan atau
kewenangan Notaris menyimpan akta, dikemukakan cukup terbukti. Hakim terikat
karena akta Notaris adalah arsip Negara, atas kebenaran yang dibuktikan akta
maka tidak boleh hilang, sedangkan akta tersebut, sehingga harus dijadikan dasar
dibawah tangan kemungkinan hilang pertimbangan mengambil putusan
sangat besar. penyelesaian sengketa.
4. Akta otentik adalah alat bukti yang Kualitas kekuatan pembuktian Akta
sempurna tentang yang termuat Otentik tidak bersifat memaksa (dwingend)
didalamnya (volledig bewijs), Pasl 1870 atau menentukan (beslissend) dan
KUHPerdata artinya apabila satu pihak terhadapnya dapat diajukan bukti
mengajukan suatu akta otentik, Hakim lawan.Seperti yang dijelaskan, derajat
harus menerimanya dan menanggap apa kekuatan pembuktiannya hanya sampai
yang dituliskan didalam akta tersebut pada tingkat sempurna dan mengikat,
sungguh telah terjadi sesuatu yang tetapi tidak memaksa dan
besar, sehingga Hakim tidak boleh menentukan.Oleh karena itu, sifat nilai
memerintahkan menambah bukti yang kekuatan pembuktiannya tidak bersifat
lain. Sedangkan akta dibawah tangan imperatife. Dapat dilumpuhkan dengan
dalam hal ini perjanjian, apabila pihak bukti lawan.

12 14
Ibid, hlm, 21 Ibid. hlm. 119
13 15
Sjaifurrachman, Op.Cit. hlm. 118 Harahap, Op.Cit, hlm,583

102
Lex Privatum, Vol.III/No. 1/Jan-Mar/2015

Apabila terhadapnya diajukan bukti degenen die zich verbinden) dan kecakapan
lawan maka, derajat kualitasnya merosot untuk membuat suatu perikatan (de
menjadi bukti permulaan tulisan (begin van bekwaamheid om eene verbindtenis aan te
schriftelijke), dalam keadaan yang gaan).18
demikian, tidak dapat berdiri sendiri Jika syarat subjektif tidak terpenuhi,
mencukupi batas minimal pembuktian, oleh maka perjanjian dapat dibatalkan
karena itu harus dibantu dengan salah satu (vernietigbaar) sepanjang ada permintaan
alat bukti yang lain.16 oleh orang-orang tertentu atau yang
berkepentingan.Syarat subjektif ini
B. Kekuatan Pembuktian Akta Notaris senantiasa dibayangi ancaaman untuk
Dapat Dibatalkan Atau Batal Demi dibatalkan oleh para pihak yang
Hukum Dalam Persidangan berkepentingan dari orang tua, wali atau
Mengenai Kebatalan dan Pembatalan pengampu.Jika syarat objektif tidak
Perikatan-perikatan diatur dalam Buku III, dipenuhi, maka perjanjian batal demi
bagian Kedelapan, Bab IV (Pasal 1446 - hukum (nietig), tanpa perlu ada permintaan
Pasal 1456 KUHPerdata).Bagian ini hanya dari para pihak, dengan demikian perjanjian
mengatur sebagian dari Kebatalan, dianggap tidak pernah ada dan mengikat
khususnya perjanjian yang dilakukan oleh siapapun.19
mereka yang tidak cakap, yaitu mereka Perjanjian yang batal mutlak dapat juga
yang di bawah umur, ditaruh dibawah terjadi, jika suatu perjanjian yang dibuat
pengampuan, serta cacat dalam tidak dipenuhi, padahal aturan hukum
kehendak.Cacat dalam kehendak terjadi sudah menentukan untuk perbuatan
karena adanya paksaan, kekeliruan, tipuan, hukum tersebut harus dibuat dengan cara
dan penyalahgunaan keadaan. Istilah yang sudah ditentukan atau berlawanan
Kebatalan tersebut tidak ada istilah yang dengan kesusilaan atau ketertiban umum,
pasti penerapannya, sebagaimana karena perjanjian sudah dianggap tidak
diuraikan oleh Herlien Budiono, bahwa: ada, maka sudah tidak ada dasar lagi bagi
Undang-undang hendak menyatakan tidak para pihak untuk saling menuntut atau
adanya akibat hukum, maka dinyatakan menggugat dengan cara dan bentuk
dengan istilah yang sederhana “batal”, apapun. Misalnya jika suatu perjanjian
tetapi adakalanya menggunakan istilah wajib dibuat dengan akta Notaris atau
“batal dan tak berhargalah” (Pasal 879 Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT), tapi
KUHPerdata) atau tidak mempunyai ternyata tidak dilakukan, maka perbuatan
kekuatan (Pasal 1335 KUHPerdata).17 hukum atau perjanjian tersebut batal demi
Batal demi hukum (nietig) merupakan hukum.Kebatalan seperti ini disebut
istilah yang biasa dipergunakan untuk kebatalan mutlak (absolute nietigheid).20
menilai suatu perjanjian jika tidak Berkaitan dengan Kebatalan atau
memenuhi syarat objektif, yaitu suatu hal Pembatalan akta Notaris, Pasal 84 Undang-
tertentu (een bepaald onderwerp) dan Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang
sebab yang tidak dilarang (een geoorloofde Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30
oorzaak), dan istilah dapat dibatalkan jika Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris. telah
suatu perjanjian tidak memenuhi syarat mengatur tersendiri, yaitu jika Notaris
subjektif, yaitu sepakat mereka yang melangar (tidak melakukan) ketentuan
mengikatkan dirinya (de toetsemmimg van sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat
18
Ibid, hlm, 65
16 19
Ibid, hlm, 584 Ibid
17 20
Adjie, Op.Cit, hlm, 63 Ibid, hlm,66

103
Lex Privatum, Vol.III/No. 1/Jan-Mar/2015

(1) huruf i, k, Pasal 41, Pasal 44, Pasal 48, berkontrak dan memberikan kepastian dan
Pasal 49, Pasal 50, Pasal 50, Pasal 51, Pasal perlindungan hukum kepada para pihak
52, maka akta yang brsangkutan hanya menegnai perjanjian yang dibuatnya.Jika
mempunyai kekuatan pembuktian sebagai dalam awal akta, terutama syarat-syarat
akta di bawah tangan atau akta menjadi para pihak yang menghadap Notaris tidak
batal demi hukum. memenuhi syarat subjektif, maka atas
Untuk menentukan akta Notaris yang permintaan orang tertentu akta tersebut
mempunyai kekuatan pembuktian sebagai dapat dibatalkan.
akta di bawah tangan atau akan menjadi Unsur subjektif yang pertama untuk
batal demi hukum, dapat dilihat dan sahnya perjanjian adalah kesepakatan antar
ditentukan dari: pihak yang membuatnya. KUHPerdata tidak
a. Isi (dalam) pasal-pasal tertentu yang menjelaskan tentang apa yang diartikan
menegaskan secara langsung jika Notaris dengan sepakat, tetapi sebaliknya
melakukan pelanggaran, maka akta yang mengatur tentang kondisi yang
bersangkutan termasuk akta yang menyebabkan tidak adanya kata sepakat
mempunyai kekuatan pembuktian dari para pihak yang membuatnya. Dengan
sebagai akta di bawah tangan. kata lain, KUHPerdata menyebutkan
b. Jika tidak disebutkan dengan tegas beberapa keadaan atau kondisi tertentu
dalam pasal yang bersangkutan sebagai yang menjadikan perjanjianmenjadi cacat
akta yang mempunyai kekuatan sehingga terancam kebatalan. Pasal-pasal
pembuktian sebagai akta di bawah tersebut adalah: 1321, 1322, 1323, 1324,
tangan, maka pasal lainnya yang 1325, 1328.23
dikategorikan melanggar menurut Pasal Adanya kesepakatan bebas dari para
84 UUJN, termasuk ke dalam akta yang pihak yang berjanji, atau tanpa tekanan dan
batal demi hukum.21 intervensi dari pihak mana pun, tapi
semata-mata keinginan para pihak yang
1. Akta Notaris Dapat Dibatalkan berjanji.Pasal 1321 KUHPerdata
Akta Notaris merupakan perjanjian para menegaskan, apabila dapat dibuktikan
pihak yang mengikat mereka yang bahwa kontrak ternyata disepakati di
membuatnya, oleh karena itu syarat-syarat bawah paksaan atau ancaman sehingga
sahnya suatu perjanjian haruslah orang tidak mempunyai pilihan lain, selain
dipenuhi.Pasal 1320 KUHPerdata yang menandatangani kontrak tersebut, maka
mengatur tentang syarat yang berkaitan akta tersebut dapat dibatalkan.Menurut
dengan subjek yang mengadakan atau Subekti digambarkan sebagai paksaan
membuat perjanjian, yang terdiri dari kata terhadap rohani ataupun paksaan terhadap
sepakat dan cakap bertindak untuk jiwa (physic) berwujud ancaman yang
melakukan suatu perbuatan hukum.22 berbentuk perbuatan melawan hukum,
Syarat sahnya perjanjian tersebut misalnya dalam bentuk kekerasan yang
diwujudkan dalam akta Notaris.Syarat menimbulkan suatu ketakutan.24
subjektif dicantumkan dalam Awal akta, Berkaitan dengan kesepakatan ini dalam
dan syarat objektif dicantumkan dalam praktek dikenal doktrin penyalahgunaan
Badan akta sebagai isi akta.Isi akta keadaan (undue influence), doktrin ini
merupakan perwujudan dari Pasal 1338 dapat dipergunakan melalui kedudukan
KUHPerdata mengenai kebebasan
23
Elly Erawati dan Herlien Budiono, Penjelasan
Hukum Tentang Kebatalan Perjanjian, Nasional
21
Ibid, hlm,67 Legal Reform Program, Jakarta, 2010, hlm, 15
22 24
Ibid, hlm,68 Adjie, Op.Cit, hlm,69

104
Lex Privatum, Vol.III/No. 1/Jan-Mar/2015

seseorang dari posisinyayang pemberian yang tidak benar oleh salah satu
memungkinkan untuk melakukan pihak yang berkaitan dengan substansi
penekanan kepada pihak lainnya, misalnya akta, dan salah satu pihak kemudian
dalam jabatannya (baik pemerintah atau tergerak untuk menyetujui akta
politik atau dalam masyarakat), secara tersebut.Penipuan semacam ini harus
ekonomis, dalam keadaan seperti ini, pihak dapat dibuktikan oleh salah satu pihak,
yang lainnya tidak mempunyai kemampuan sebagai sebuah kerugian yang nyata.
untuk menghindarinya selain menerima isi Unsur Subjektif yang kedua berupa
akta yang diberikan kepadanya untuk adanya kecakapan bertindak maupun
disepakati. Dengan kata lain dalam doktrin kewenangan bertindak, keduanya berkaitan
seperti ini tidak ada kekerasn fisik atau dengan peristiwa melakukan tindakan
ancaman, tapi lebih menitikberatkan hukum.Tindakan hukum merupakan
kepada keadaan (situasi dan lingkungan) peristiwa sehari-hari, karena manusia
salah satu objek dalam akta yang dalam kehidupan bermasyarakat perlu
bersangkutan. mengadakan hubungan dengan anggota
Doktrin Penyalahgunaan Keadaan masyarakat yang lain, dengan melakukan
disebut juga Unconscinability atau misbruik tindakan-tindakan hukum.26 Pasal 1329
van omstandigheden. Dalam Common Law KUHPerdata merumuskan; setiap orang
ada 3 (tiga) tolok ukur untuk diklasifikasikan adalah cakap untuk membuat perikatan-
telah terjadinya Unconscinability, yaitu: perikataab jika ia oleh undang-undang tidak
a. Para pihak yang berkontrak berada dinyatakan tidak cakap. Kata “perikatan”
dalam posisi yang sangat tidak seimbang dalam Pasal 1329 KUHPerdata seharusnya
dalam upaya untuk menegosiasikan dibaca “perjanjian” karena perikatan tidak
penawaran dan penerimaan. dibuat, tetapi muncuk dengan sendirinya
b. Pihak yang lebih kuat tersebut secara dari perjanjian atau undang-undang. Kata
tidak rasioanal menggunakan posisi perjanjian dalam pasal berikutnya.
kekuatan yang sangat mendominasi Selanjutnya dalaam Pasal 1330 KUHPerdata
tersebut untuk menciptakan suatu dikatakan bahwa: tak cakap untuk
kontrak yang didasarkan pada tekanan membuat perjanjian adalah; orang-orang
dan ketidakseimbanagan dari hak belum dewasa, mereka yang ditaruh
dankewajiban. dibawah pengampuan, orang-orang
c. Pihak yang kedudukannya lebih lemah perempuan, dalam hal-hal yang ditentukan
tersebut tidak mempunyai pilihan lain oleh undang-undang, pada umumnya
selain menyetujui kontrak tersebut.25 semua orang kepada siapa undang-undang
Adanya penipuan merupakan alasan lain telah melarang membuat perjanjian-
untuk membatalkan perjanjian, hal ini perjanjian tertentu.27Bagi mereka yang
sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1328 tidak cakap bertindak, undang-undang
KUHPerdata. Bahwa penipuan merupakan memberikan lembaga perwakilan, dengan
suatu alasan untuk pembatalan perjanjian, mana kebutuhan para pihak cakap untuk
apabila ada tipu muslihat yang dipakai oleh melakukan tindakan hukum
salah satu pihak yang lain tidak telah dipenuhi.Kepada para tidak cakap, undang-
membuat perikatan itu jika dilakukan tipu undang menunjuk siapa yang wajib untuk
muslihat tersebut. Penipuan ini dilakukan mewakili si tidak cakap dalam melakukan
baik dengan serangkaian kata-kata atau
26
kalimat yang menyesatkan ataupun Ade Maman Suherman, J. Satrio, Penjelasan
Hukum Tentang Batasan Umur, Nasional Legal
Reform Program, Jakarta, 2010, Hlm, 6
25 27
Ibid, hlm,70 Ibid, hlm, 14

105
Lex Privatum, Vol.III/No. 1/Jan-Mar/2015

tindakan hukum. Mereka adalah orang tua dengan uang, atau yang tidak mugkin dapat
(Pasal 307 jo 310 KUHPerdata, Pasal 47 UU dilakukan, menjadi batal demi hukum.
Perkawinan), wali (Pasal 383 KUHPerdata, Tanpa objek yang jelas, perjanjian akan sulit
Pasal 50 UU Perkawinan), atau curator atau bahkan mustahil dilakukan oleh para
(Pasal 446 jo 452 KUHPerdata)28 pihak.32
Kecakapan untuk melakukan tindakan Unsur objektif yang pertama berupa
dari pihak yang berjanji. Kecakapan objek yang tertentu (clear and definite)
melakukan suatu tindakan hukum oleh para yang diperjanjikan.Prestasi merupakan
pihak dalam akta yang akan menimbulkan pokok atau objek perjanjian.Sebagaimana
akibat hukum tertentu jika tidak memenuhi yang disebutkan dalam Pasal 1234
syarat yang sudah ditentukan. Dalam kaitan KUHPerdata.33 Menurut Pasal 1332 dan
ini berkaitan dengan Subjek Hukum yang 1334 KUHPerdata, hanya barang-barang
akan bertindak dalam akta tersebut.29 yang dapat diperdagangkan saja dapat
Dapat dibatalkan, akibatnya perbuatan menjadi pokok perjanjian, tak perduli
hukum yang dilakukan tidak mempunyai apakah barang-barang itu sudah ada atau
akibat hukum sejak terjadinya pembatalan yang baru akan ada kelak. Prestasi tersebut
dan dimana pembatalan atau pengesahan hanya mengikat pihak-pihak yang tersebut
perbuatan hukum tersebut tergantung dalam akta, ketentuan ini sebagaimana
pada pihak tertentu yang menyebabkan tersebut dalam Pasal 1340 KUHPerdata,
perbuatan hukum tersebut dapat yaitu: Suatu perjanjian hanya berlaku
dibatalkan.Akta yang saksinya dapat antara para pihak yang membuatnya. Suatu
dibatalkan, tetap berlaku dan mengikat perjanjian tidak membawa rugi kepada
selama belum ada putusan pengadilan yang pihak-pihak ketiga, tak dapat pihak-pihak
telah mempunyai kekuatan hukum tetap ketiga mendapat manfaat karenanya, selain
yang membatalkan akta tersebut.30 dalam hal-hal yang diatur dalam Pasal 1317
KUHPerdata.
2. Akta Notaris Batal Demi Hukum Unsur Objektif yang kedua yaitu
Apabila suatu perjanjian batal demi substansi perjanjian adalah sesuatu yang
hukum, artinya dari semula tidak pernah diperbolehkan, baik menurut undang-
dilahirkan suatu perjanjian, dan dengan undang, kebiasaan, kepatutan, kesusilaan
demikian tidak pernah ada suatu dan ketertiban umum yang berlaku pada
perikatan.Tujuan para pihak yang membuat saat perjanjian dibuat dan ketika aakan
perjanjian semacam itu, yakni melahirkan dilaksanakan.
suatu perikatan hukum telah gagal. Jadi, Pasal 38 ayat (3) Huruf a Undang-
tidak ada dasar saling menuntut di muka Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang
hakim.31Menurut Pasal 1320 KUHPerdata, Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30
untuk sahnya suatu perjanjian harus ada Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris, telah
suatu hal tertentu dan suatu sebab yang menentukan bahwa syarat subjektif dan
halal.Keduanya sering disebut syarat syarat objektif bagian dari Badan Akta,
objektif untuk sahnya perjanjianPerjanjian maka timbul kerancuan, antara akta yang
yang objeknya tidak jelas karena tidak dapat dibatalkan dengan akta yang batal
dapat ditentukan jenisnya, atau tidak dapat demi hukum, seingga jika diajukan untuk
diperdagangkan, atau tidak dapat dinilai membatalkan akta Notaris karena tidak
memnuhi syarat subjektif, maka dianggap
28
Ibid
29
Adjie, Op.Cit, hlm,70
30 32
Sjaifurrachman, Op.Cit hlm, 125 Ibid, hlm, 9
31 33
Elly Herawati dan Herlien Budiono, Op.Cit, hlm, 6 Adjie, Op.Cit, hlm, 75

106
Lex Privatum, Vol.III/No. 1/Jan-Mar/2015

membatalkan seluruh Badan Akta, atau pengikatan jual beli dengan cara
termasuk membatalkan syarat objektif. angsuran, selalu dicantumkan syarat batal
Syarat ditempatkan sebagai bagian dari demi hukum, artinya jika ada syarat
Awal akta, dengan alasan meskipun syarat tertentu yang tidak dipenuhi oleh salah
subjektif tidak dipenuhi sepanjang tidak ada satu pihak, maka akta ini menjadi batal
pengajuan pembatalan dengan cara demi hukum dengan segala akibat hukum
gugatan dari orang-orang tertentu, maka isi yang timbul dari akta batal demi hukum.
akta yang berisi syarat objktif tetap Akta batal demi hukum seperti ini tidak
mengikat para pihak, hal ini berbeda jika melanggar syarat objektif, tapi atas
syarat objektif tidak dipenuhi, maka akta kesepakatan bersama para pihak
dianggap tidak pernah ada. menentukan sendiri syarat batal demi
Akta Notaris wajib dibuat dalam bentuk hukumnya.
yang sudah ditentukan oleh undang- Batal demi hukum, akibatnya perbuatan
undang (UUJN) hal ini merupakan salah hukum yang dilakukan tidak mempunyai
satu karakter akta Notaris. Meskipun ada akibat hukum sejak terjadinya perbuatan
ketidaktepatan dalam Pasal 38 ayat (3) hukum tersebut atau berdaya surut (ex
huruf a Undang-Undang Nomor 2 Tahun tunc), dalam praktek batal demi hukum
2014 Tentang Perubahan Atas Undang- didasarkan pada putusan pengadilan yang
Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.35
Jabatan Notaris. yang telah menempatkan
syarat subjektif daan syarat objektif sebagai PENUTUP
bagian dari Badan akta, maka kerangka akta A. KESIMPULAN
Notaris harus menempatkan kembali syarat 1. Nilai kekuatan pembuktian Akta
subjektif dan syarat objektif akta Notaris Otentik, apabila terpenuhi syarat formil
yang sesuai dengan makna dari suatu dan materil maka pada akta otentik itu
perjanjian dapat dibatalkan dan batal demi sendiri langsung mencukupi batas
hukum.34 minimal pembuktian tanpa bantuan alat
Pasal 84 Undang-Undang RI Nomor 2 bukti lain, dan langsung sah sebagai
Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Akta Otentik. Pada Akta Otentik itu
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 sendiri langsung melekat nilai kekuatan
Tentang Jabatan Notaris, telah menentukan pembuktian yang sempurna (volledig),
sendiri akta Notaris yang mempunyai dan mengikat (bindende). Hakim wajib
kekuatan pembuktian sebagai akta di dan terikat untuk menanggap bahwa
bawah tangan disebutkan dengan tegas Akta Otentik tersebut benar dan
dalam pasal-pasal tertentu dalam UUJN sempurna. Harus menganggap apa yang
yang bersangkutan sebagaimana tersebut didalilkan atau dikemukakan cukup
diatas, maka dapat ditafsirkan bahwa terbukti. Hakim terikat atas kebenaran
ketentuan-ketentuan yang tidak disebutkan yang dibuktikan akta tersebut sehingga
dengan tegas akta Notaris mempunyai harus dijadikan dasar pertimbangan
kekuatan pembuktian sebagai akta di mengambil putusan penyelesaian
bawah tangan, maka selain itu termasuk ke sengketa.
dalam akta Notaris yang batal demi hukum. Kualitas kekuatan pembuktian Akta
Akta Notaris atas permintaan para pihak Otentik, tidak besifat memaksa
sendiri atau penghadap untuk akta-akta (dwingend) atau menentukan
yang tertentu, seperti perjanjian kerjasama (beslissend) dan terhadapnya dapat di

34 35
Adjie, Op.Cit, hlm, 77 Sjaifurrachman, Op.Cit hlm, 125

107
Lex Privatum, Vol.III/No. 1/Jan-Mar/2015

ajaukan bukti lawan.Seperti yang telah 2. Dalam pembuatan akta otentik, Notaris
dijelaskan, derajat pembuktiannya telah memenuhi syarat-syarat
hanya sampai pada tingkat sempurna sebagaimana yang ditentukan oleh
dan mengikat, tetapi tidak memaksa Undang-undang. Oleh karena itu
dan menentukan.Oleh karena itu, sifat Notaris tidak bertanggung jawab atau
kekuatan pembuktiannya tidak bersifat tidak dapat dibebankan atas batalnya
imperatife.Dapat dilumpuhkan dengan akta. Notaris juga tidak bertanggung
bukti lawan. Apabila terhadapnya jawab untuk mengganti kerugian
diajukan bukti lawan maka derajat kepada para pihak yang bersangkutan,
kualitas akta otentik merosot dan dan Notaris juga tidak dibebankan
menjadi bukti permulaan tulisan, dan untuk mengembalikan ke posisi semula.
dalam keadaan yang demikian, tidak
dapat berdiri sendiri mencukupi batas DAFTAR PUSTAKA
minimal pembuktian, oleh karena itu A. BUKU
Abdulkadir Muhammad, Hukum Acara Perdata
harus dibantu dengan salah satu alat Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2011.
bukti yang lain. Achmad Ali, Wiwie Heryani, Asas-Asas Hukum
2. Akta Notaris dapat dibatalkan dan Pembuktian Perdata, KencanaCetakan kedua,
dapat dimintakan pembatalan. Akta Jakarta, 2013.
Notaris yang dapat dibatalkan berarti Ade Maman Suherman, Penjelasan Hukum Tentang
Batasan Umur, (Kecakapan dan Kewenangan
akta tersebut termasuk ex nunc, yang Bertindak Berdasar Batasan Umur), Nasional
berarti perbuatan dan akibat dari akta Legal Reform Program, Jakarta, 2010.
tersebut dianggap ada sampai saat Ahmadi Miru, Hukum Kontrak Perancangan Kontrak,
dilakukan pembatalan dan dapat Cetakan ke-5, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta,
dimintakan pembatalan oleh pihak yang 2011.
Bahder Johan Nasution, Metode Peneliatan Ilmu
merasa dirugikan. Menurut Pasal 1320 Hukum, Mandar Maju, Cetakan Kesatu, Bandung,
KUHPerdata syarat Subjektif yaitu 2008.
sepakat mereka yang mengikatkan Elly Erawati, Herlien Budiono, Penjelasan Hukum
dirinya dan kecakapan untuk membuat Tentang Kebatalan Perjanjian, Nasional Legal
suatu perikatan. Syarat Objektif yaitu Reform Program, Jakarta, 2010.
Habib Adjie. Hukum Notaris Indonesia. Cetakan
suatu hal tertentu dan suatu sebab yang Ketiga. Refika Aditama, Surabaya. 2011.
halal. Kedua syarat tersebut harus ________, Kebatalan dan pembatalan akta notaris,
dapat dibuktikan dalam persidangan. Refika Aditama, Surabaya, 2010.
Apabila kedua syarat ini tidak dapat Herlien Budiono, Kumpulan Tulisan HukumPerdata
dibuktikan, maka pada syarat subjektif di Bidang Kenotariatan, PT Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2013.
akta tersebut Dapat Dibatalkan, dan Krisna Harahap, Hukum Acara Perdata, Grafiti Budi
pada syarat objektif akta tersebut dapat Utami, Bandung, 2005.
dinyatakan Batal Demi Hukum. M.Nur Rasaid, Hukum Acara Perdata, Sinar Grafika,
cetakan ketiga, Jakarta, 2003.
B. SARAN M.Yahya Harahap. Hukum Acara Perdata, tentang
Gugatan, Persidangan, Penyitaan,
1. Kekuatan Akta Notaris yang sempurna Pembuktian dan Putusan Pengadilan, Sinar
dan mengikat diharapkan dapat Grafika. Cetakan kedelapan, Jakarta, 2008.
dipergunakan sebaik mungkin oleh para R.Subekti, Hukum Pembuktian, Pradnya Paramita,
pihak. Dalam membuat akta Notaris Jakarta, 2005.
diharuskan memberikan keterangan Sjaifurrachman, Aspek Pertanggung jawaban
Notaris Dalam Pembuatan Akta, Mandar
yang sebenar-benarnya kepada Notaris Maju, Surabaya, 2011.
serta memenuhi syarat subjektif dan Suharnoko, Hukum Perjanjian, Teori dan Analisa
syarat objektif. Kasus cetakan ke-3, Jakarta, 2004.

108
Lex Privatum, Vol.III/No. 1/Jan-Mar/2015

Telly Sumbu, Kamus Umum Politik dan Hukum,


cetakan pertama, Media Prima Aksara,
Jakarta 2011.
Otje Salman. S. Filsafat Hukum. Refika Aditama,
Cetakan Ketiga, Bandung, 2012

B. UNDANG-UNDANG
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgelijk
wetboek)
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
2014, Perubahan Atas Undang-Undang Nomor
30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris.

C. WEBSITE
http://id.wikipedia.org/wiki/Notaris
http://kumpulanakta.blogspot.com/2010/10/akta-
otentik-sebagai-alat-bukti-yang.html
https://staff.blog.ui.ac.id/disriani.latifah/2009/01/1
0/akta-notaris-sebagai-alat-bukti tertulis-yang-
mempunyai-kekuatan-pembuktian-yang-
sempurna/
http://id.wikipedia.org/wiki/Akta_Notaris
http://notarisarief.wordpress.com/2011/04/21/pem
buktian-akta-otentik/
http://eprints.undip.ac.id./17605/1/pieter tamba
simbolon

109

Anda mungkin juga menyukai