Anda di halaman 1dari 14

Tugas Hukum

Kependudukan
Kelompok 2

1.Daud Dimas A
( 21100098 )
2.Intan Yuli M ( 21100104)
3.Vahrel Yisnia M
( 21100105)
4. Anisa Widiyanti ( 21100112
)
5.Gheafatma S
( 21100113 )
6.Bintang Pramudita
( 21100126 )
Pengertian Akta

Kata akta berasal dari bahasa latin “acta” yang berarti “geschrift” atau surat, sedangkan menurut R. Subekti
dan Tjitrosudibio dalam kamus hukum,bahwa kata “acta” merupakan bentuk jamak dari kata “actum” yang
berasal
daribahasa latin dan berarti perbuatan-perbuatan.

Menurut A. Pilto, mengatakan akta sebagai surat-surat


yang ndatangani, dibuat untuk pakai sebagai bukti, dan dipergunakan oleh orang, untuk keperluan siapa surat
itu di buat Sedangkan menurut sudikno mertokusumo akta adalah surat yang diberi tanda tangan, yang memuat
peristiwa- peristiwa hukum, yang menjadi dasar dari suatu hak atau perikatan, yang dibuat sejak semula secara
sengaja untuk
tujuan pembuktian.
Menurut ketentuan pasal 1867 “ pembuktian dengan tulisan
dilakukan dengan tulisan outentik atau dengan tulisan di bawah tangan”Dari ketentuan pasal diatas akta dibagi
menjadi dua,
akta outentik dan akta di bawah tangan.
Macam - macam
akta
Akta outentik adalah akta yang bentuknya ditentukan undang-undang, hal ini
mendefenisikan adanya akta outentik diatur oleh undang-undang, dan ada pula akta
autentik yang formulasi aktanya ditentukan undang-undang, seperti yang tercantum dalam
KUHPerdata pasal 1868 Yang berbunyi : “Suatu akta outentik ialah akta yang dibuat dalam
bentuk yang ditentukan undang-undang oleh atau dihadapan pejabat umum yang
berwenang untuk itu ditempat akta itu dibuat”
Akta di Bawah Tangan
Pengertian akta di bawah tangan adalah sesuai dengan ketentuan pasal 1874 KUH
Perdata menyebutkan:
“ yang dianggap tulisan di bawah tangan adalah akta yang ditanda tangani di bawah
tangan, surat daftar, surat urusan rumah tangga dan tulisan-tulisan yang lain yang dibuat
tanpa perantaraan seorang pejabat umum”
Pengertian akta catatan
sipilsipil adalah akta autentik yang diterbitkan oleh
Akta catatan
pemerintah Daerah mengenai peristiwa kelahiran, kematian,
perkawinan dan perceraian bagi yang bukan beragama islam,
serta pengakuan dan pengesahan anak Dalam Catatan Sipil
dikenal mengenai asas-asas penyelenggaraan pencatatan sipil.
Asas-asas tersebut adalah sebagai berikut :
1.Unity ( Nasional dan Internasional
2.Pencatatan ditempat peristiwa terjadi pencatatan
peristiwa
3.Garis
keturunan
4.Pribadi/Perorangan
5.Berlaku sepanjang
masa
Kekuatan pembuktiaan akta
Akta otentik sebagaimana halnya juga dengan akta notaris, pada dasarnya memiliki tiga kekuatan pembuktian, yaitu
kekuatan pembuktian lahiriah, kekuatan pembuktian formil dan kekuatan pembuktian materiil.
Kekuatan pembuktian lahiriah
Menurur Pasal 1875 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, kekuatan pembuktian lahiriah itu tidak ada pada akta dibawah
tangan.
Akta dibawah tangan hanya berlaku sah terhadap siapa akta itu dipergunakan, apabila pihak yang disebutkan dalam
akta mengakui kebenaran tanda tangan miliknya.
Kekuatan pembuktian formal
Akta otentik yang memiliki kekuatan pembuktian formal berarti terjaminnya kebenaran dan kepastian tanggal
akta,kebenaran tanda tangan yang terdapat dalam
akta, indentitas dari orang-orang yang hadir (comparaten) dan juga tempat dimana akta itu dibuat.
Kekuatan pembuktian material
Kekuatan pembuktian material akta otentik merupakan suatu kepastian bahwa para
pihak tidak hanya sekedar menghadap dan menerangkan kepada notaris akan tetapi juga membuktian bahwa mereka juga
telah melakukan seperti apa yang tercantum dalam materi akta.
Kekuatan pembuktian akta di bawah tangan, sepanjang
akta dibawah tangan tidak disangkal atau dipungkiri oleh
para pihak maka akta dibawah tangan memiliki kekuatan
hukum yang sama dengan akta otentik, sedangkan
apabila kebenaran tanda tangan dalam akta di bawah
tangan di sangkal akan kebenarannya maka akta tersebut
harus dibuktikan kebenarannya dengan menggunakan alat
bukti yang lain seperti saksi, persangkaan dan pengakuan.
Macam macam akta catatan sipil serta syarat dan prosedur pembuatannya :
A. Akta
Perkawinan
persyaratan :
1.Perkawinan harus didasarkan atas
persetujuan kedua calon mempelai.
2. Untuk melangsungkan perkawinan seorang yang belum mencapai umur
21 (duapuluh satu) tahun harus mendapat izin kedua orang tua.
3. Perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19
(sembilan belas) tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 (enam
belas) tahun.
Dalam hal penyimpangan terhadap ketentuan usia tersebut dapat meminta
dispensasi kepada Pengadilan atau Pejabat lain yang ditunjuk oleh kedua
orang tua pihak pria atau pihak wanita.
Untuk mendapatkan pelayanan pencatatan perkawinan
harus melengkapi persyaratan berikut ini:

1.Surat Bukti Perkawina Menurut Agama


2. Akta Kelahiran
3. Surat Keterangan dari Lurah
4. Fotocopy K K / K T P yang dilegalisir oleh LURAH
5. Pas Foto berdampingan ukuran 4 x 6 cm sebanyak 5 (lima) lembar
6. 2 (dua) orang SAKSI yang telah berusia 21 tahun ke atas
7. Akta Kelahiran Anak yang akan diakui/disahkan
8. Akta Perceraian / Akta Kematian jika yang bersangkutan telah pernah kawin
9. Izin dari Komandan bagi Anggota TNI / Kepolisian
10.Passport bagi W N A
11.Surat Tanda Melapor Diri (STMD) dari Kepolisian bagi W N A
12.Surat dari Kedutaan / Konsul / Perwakilan Negara Asing yang bersangkutan (bagi W N A )
13.SKK dari Imigrasi (bagi W N A )
B . Akta Kelahiran

persyaratan :
a. Formulir Keterangan Kelahiran F2-01
b. Surat kelahiran dari RS/ RB/ penolong kelahiran;
c. Surat keterangan kelahiran dari kelurahan;
d. Kutipan Akta Perkawinan/ Surat Nikah orang tua;
e. Foto Copy KTP-el orang tua ;
f. Foto Copy KTP-el 2 (dua) orang saksi
g.Fot o Copy K K dimana penduduk akan
didaf t ar kan sebagai anggota keluarga.
prosedur :
a.Pemohon menyerahkan berkas persyaratan kepada petugas
dinas
b.Petugas pendaftaran Dinas, meneliti kelengkapan berkas
dan menulis dalam agenda pendaftaran
c.Petugas pendaftaran, menyerahkan tanda bukti pendaftaran;
d.Petugas Entry, merekam data dengan SIAK, merekam
(scanning) berkas persyaratan, dan mencetak draft kutipan
akta (dami)
e.Kasi Kelahiran, meneliti, membubuhkan paraf pada dami dan
menyiapkan blanko kutipan akta
f. Petugas Entry, mencetak blanko kutipan akta;
g.Kabid capil, melakukan verifikasi dan membubuhkan paraf
pada register dan blanko kutipan akta
h.Kepala dinas, menandatangani register akta dan kutipan akta
i.Petugas pendaftaran, membukukan Kutipan Akta yang sudah
jadi untuk diserahkan kepada Pemohon.
j.Pemohon, menyerahkan tanda bukti pendaftaran dan
menerima kutipan akta.
C. Akta Perceraian

persyaratan :
1.Kutipan Akta Perkawinan yang bersangkutan
2.Salinan Put usan PengadilanNeger i mengenai per cer aian, yang
t elah memper oleh kekuat an hukum tetap
3. Formulir Pencatatan Perceraian
4. Fotokopi KK dan KTP-el yang bersangkutan
5.Sur at kuasa di at as mat er aicukupbagi yang dikuasakan, dilampir i
f ot okopi KT P-el pener ima kuasa
6. Pencatatan perceraian GRATIS, selama belum melampaui batas waktu pelaporan (60 hari)
7.Pencat at an per cer aian yang melampaui bat as wakt u 60 har i sejak
put usan pengadilan memperoleh kekuatan hukum tetap, dikenakan administrasi
keterlambatan sebesar Rp. 000,-
8. Untuk orang asing, ditambah :
•Fot okopi Sur at Ket er angan T empat T inggal (SKT T ) suami
at au ist r i pemegang Izin T inggal Terbatas (ITAS)
• Fotokopi paspor suami atau istri (dilegalisir)
D. Akta
Kematiaan

Formulir Keterangan Kematian F2-01


1persyaratan:
2.
. Surat Keterangan Kematian dari RS/ Puskesmas/
3. Paramedis; Surat Kematian dari kelurahan;
4. Akta Perkawinan/ Surat Nikah si meninggal;
5. Surat Pengantar RT - RW
6. KTP-el dan KK si meninggal guna
KK perubahan dalam pembuatan
; Foto Copy KTP-el 2 (dua) orang
7. saksi;
prosedur :
1. Pemohon menyerahkan berkas persyaratan kepada petugas Dinas;
2.Pet ugas pendaf t ar an Dinas, menelit i kelengkapan ber kas
dan menulis dalam agenda pendaftaran;
3. Petugas pendaftaran, menyerahkan tanda bukti pendaftaran;
4.Pet ugas Ent r y, mer ekam dat a dengan SIA K dan
mencet ak dr af t kut ipan akta (dami);
5.Kasi Kelahir an,menelit i, membubuhkan par af pada
dami dan menyiapkan blanko kutipan akta;
6. Petugas Entry, mencetak blanko kutipan akta;
7.Kabid capil, melakukan ver if ikasi dan
membubuhkan par af pada r egist er dan blanko kutipan akta;
8. Kepala dinas, menandatangani register akta dan kutipan akta;
9.Pet ugas pendaf t ar an, membukukan Kut ipan A kt a
yang sudah jadi unt uk diserahkan kepada Pemohon.
10. Pemohon, menyer ahkan t anda bukt i
pendaf t ar an dan mener ima kut ipan
Hidup kesepian tanpa ada kekasih saya akhir i sekian
dan
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai