Oleh :
LILA AYU FAUZIAH
NPM : 22102022031
Proposal Tesis Ini Oleh Lila Ayu Fauziah, Telah Disetujui Untuk Seminar
Proposal pada tanggal 2022 Oleh :
Pembimbing I,
Pembimbing II,
A. LATAR BELAKANG
ketertiban, dan perlindungan hukum bagi setiap warga negara, dan untuk
melalui alat bukti yang dapat menentukan dengan jelas hak dan kewajiban
hukum antara lain pada sektor publik yang saat ini semakin berkembang
1
Salim, H.S., Teknik Pembuatan Akta Satu, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2015,hlm 22
kewenangan oleh negara untuk bisa melayani masyarakat dalam bidang
Berdasarkan pasal 1868 BW, akta otentik adalah akta yang dibuat
mutlak, apabila terjadi sengketa apa yang tertulis diakta otentik merupakan
dipercaya. Dan segala sesuatu yang ditulis dan ditetapkan adalah benar,
notaris adalah pembuat dokumen yang kuat atau otentik dalam proses
hukum.3
menyebutkan bahwa :
kepastian hukum yang dapat digunakan sebagai alat bukti. Akta notaris
pihak yang menghadap kepada notaris, para pihak yang menjadi kunci
4
R.Tresna, Komentar HIR, Pradnya Paramita, Jakarta, 1993, hlm 142
5
A.A. Andi Prajitno, Apa dan Siapa Notaris di Indonesia?, cetakan Pertama, Putra Media Nusantara,
Surabaya, 2010, hlm 51
Akta notaris merupakan akta otentik yang dibuat oleh atau dihadapan
notaris sesuai dengan bentuk dan tata cara yang sudah ditetapkan oleh
Dan dalam akta otentik memuat perjanjian anatara para pihak yang telah
namun secara khusus, moral dan akhlak sebagai notaris harus dibentuk
atau pernyataan para pihak yang diperoleh dalam pembuatan akta, kecuali
6
Wawan Tunggal Alam, Hukum Bicara Kasus-Kasus dalam Kehidupan Sehari-hari, Milenia Populer,
Jakarta, 2001, hlm, 85
7
Habib Adjie, Hukum Notaris Indonesia Tafsir Tematik Terhadap UU No.30 Tahun 2004 tentang Jabatan
Notaris, Refika Aditama, Bandung, 2008, hlm 14
Kewajiban bagi notaris untuk merahasiakan isi akta dan segala
bisa melindungi kepentingan para pihak yang terkait dengan akta tesebut.
Merahasiakan isi akta merupakan salah satu kewajiban notaris yang telah
diatur dalam pasal 16 ayat (1) huruf e UUJN yang menyebutkan bahwa :
satu syarat terbentuknya akta otentik adalah akta yang ditentukan oleh
dalam pasal 38 UUJN. Salah satu syarat formal yang harus ada dalam akta
secara tegas pada akhir akta. Dalam pasal 40 UUJN menyatakan bahwa :
(1) Setiap akta yang dibacakan oleh Notaris dihadiri paling sedikit
2 (dua) orang saksi, kecuali peraturang perundang-undangan
menentukan lain.
(2) Saksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memnuhi
syarat sebagai berikut:
a. Paling rendah berumur 18 (delapan belas) tahun atau
sebelumnya telah menikah;
b. Cakap melakukan perbuatan hukum;
c. Mengerti Bahasa yang digunakan dalam akta;
d. Dapat membubuhkan tanda tangan dan paraf;dan
e. Tidak mempunyai hubungan perkawinan atau hubungan
darah garis lurus keatas atau ke bawah tanpa
pembatasan derajat dan garis ke samping sampai
dengan derajat ketiga Notaris atau para pihak.
(3) Saksi sebagaimana dimaksud dengan ayat (1) harus dikenal
oleh Notaris atau diperkenalkan kepada Notaris atau
diterangkan tentang identitas dan kewenangan kepada Notaris
oleh penghadap.
(4) Pengenalan atau pernyataan tentang identitas dan kewenangan
saksi dinyatakan secara tegas dalam akta.
Saksi akta notaris merupakan para saksi yang ikut serta dalam
Didalam duni praktik notaris paling banyak ditemui yang menjadi saksi
rahasia dalam akta terssebut. Saksi akta yang merupakan karyawan dari
kantor notaris dan yang masih bekerja di kantor notaris, masih ada saling
telah diatur didalam UUJN dan sumpah “bahwa saya akan merahasiakan
isi akta dan keteranmgan yang diperoleh dalam pelaksanaan jabatan saya”
surat lainnya adalah untuk melindungi kepentingan semua pihak yang ada
diakta tersebut. Dan tedapat pula sanksi yang dijatuhkan kepada notaris
dalam kode etik yang melekat pada jabatannya. Sanksi yang dimaksud
berhak untuk melakukan tanda tangan dan paraf dalam akta, secara
otomatis saksi akta akan mengetahui siapa saja para pihak dalam akta,
maupun ketentuan-ketentuan isi akta yang dibuat notaris. Hal ini menjadi
berkepentingan.
sebagai pihak yang netral atau tidak memihak siapapun dan seharusnya
diatur mengenai kewajiban untuk menjaga kerahasiaan akta dan sanksi
memberikan kerugian para pihak atau notaris itu sendiri. Dan suatu hal
(rechtsvacuum).
terhadap hal-hal atau keadaan yang tidak atau belum diatur dapat terjadi
undangan di masyarakat dan yang lebih jauh lagi dapat berakibat pada
aturan yang ditetapkan untuk mengatur hal-hal atau keadaan yang terjadi.8
berkaitan dengan kantor notaris akan menjadi rawan untuk bisa terbuka
sehingga secara khusus perlu adanya regulasi atau aturan yang jelas
8
C.S.T Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Balai Pustaka Jakarta, Jakarta,1989,hlm
78
tentang pengaturan yang lebih rinci terhadap setiap Tindakan atau
yang menarik untuk dikaji sebagai suatu penelitian dalam bentuk tesis
B. Rumusan Masalah
pidana?
C. Batasan Masalah
Batasan penelitian dalam penulisan tesis ini agar tidak melebar dalam
atau pidana.
D. Tujuan Penelitian
masalah yang telah dirumuskan, dan Adapun tujuan dari penelitian ini
adalah :
E. Manfaat Penelitian
masalah yang sedang diteliti. Untuk itu suatu penelitian setidaknya mampu
pada kehidupan masyarakat. Penelitian ini dapat ditinjau dari dua segi
yang saling berkaitan dari segi teoritis dan segi praktis. Berhubungan
1. Manfaat Akademis
dalam perkuliahan.
2. Manfaat Praktis
notaris.
9
https://repository.unej.ac.id/handle/123456789/98379
10
http://tesis.narotama.ac.id/files/TANGGUNG%20JAWAB%20HUKUM%20MANTAN%20KARYAWAN
%20NOTARIS%20SEBAGAI%20SAKSI%20AKTA%20TERHADAP%20KERAHASIAN%20AKTA
karena tidak yang berperan sebagai belum ada aturan belum ada
adanya aturan saksi instrumentair, yang mengatur maka dari itu
kewajiban dijalankan dalam dengan tegas, terdapat
hukum proses pembuatan Penelitian 2 hasil kekosongan
karyawan perjanjian kerja yang dari penelitiannya hukum. Dan
notaris sebagai telah dibuat notaris dan adalah Mantan apabila
saksi mantan karyawan karyawan notaris karyawan
instrumentair sebelum bekerja di yang membocorkan atau mantan
terhadap kantor notaris. isi akta dengan karyawan
kerahasiaan isi 2. Mantan karyawan sengaja maka ada
akta notaris notaris yang dikenakan sanksi perjanjian
dalam UUJN membocorkan isi akta berdasarkan pasal sebelum
2. Pembocoran dengan sengaja maka 1365 KUHPerdata. kerja untuk
rahasia isi akta dikenakan sanksi Menjelaskan bahwa ikut sert
notaris oleh berdasarkan pasal 1365 tiap perbuatan menjaga
karyawan KUHPerdata. melanggar hukum rahasia akt
notaris Menjelaskan bahwa yang membawa notaris
dikategorikan tiap perbuatan dampak kerugian menjaga
sebagai melanggar hukum yang pada orang lain, semua yang
perbuatan membawa dampak mengharuskan dilihat
melawan kerugian pada orang orang yang dikantor
hukum seperti lain, mengharuskan membuat kerugian notaris
Pasal 1365 orang yang membuat untuk mengganti tersebut.
KUHPerdata kerugian untuk kerugian tersebut.
karena mengganti kerugian
bertentangan tersebut.
dengan asas
kepatutan,
ketelitian, serta
sikap hati-hati
yang harus
dimiliki
seseorang.
3. Terdpat
kekosongan
norma dalam
UUJN-P 2014
jo UUJN 2004
terkait
kewajiban
hukum
karyawan
notaris sebagai
saksi
instrumentair
atas
kerahasiaan isi
akta.
Sumber data: https://repository.unej.ac.id/handle/123456789/98379 Diakses pada
hari rabu, tanggal 23 maret, pukul 18.57, tahun 2022
G. Tinjauan Teori
11
Rusdianti Sesung, dkk, Hukum & Politik Hukum Jabatan Notaris, R.A.De.Rozarie, Surabaya, 2017, hlm 35
12
Phillipus M. Hadjon, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia, PT Bina Ilmu, Surabaya, 1987, hlm 2
dari fungsi hukum, yaitu hukum dapat memberikan suatu keadilan,
sifatnya subjektif.
menjadi kenyataan.
berikut:
13
Abdul rachmad Budiono, Pengantar Ilmu Hukum, Bayumedia Publishing, Malang,2005, hlm 22
ketegasan berlakunya hukum didalam warga negaranya, dan
jga sebagai hal yang dapat ditentukan oleh hukum dalam hal yang
sopan santun.16
hukum, yaitu definisi dalam arti sempit dan dalam artian luas,
sebagai berikut :
undang-undang.
17
Mariam darus Badrulzaman, KUHPerdata buku III, Hukum Perikatan dengan Penjelasan, Bandung:
Alumni, 1983, hlm 146
dalam pergaulan dimasyarakat yang awalnya bukan
melawan hukum.18
hukum yaitu:
18
Op.cit.hlm9
1919 mengartikan perbuatan melawan hukum itu sebagai “suatu
perbuatan yang melanggar hak orang lain atu jika orang berbuat
hak subjektif orang lain, akan tetapi perbuatn yang tidak tertulis.
19
Rosa Agustina, Perbuatan Melawan Hukum, Program pascasarjan FHUI, Jakarta, 2003, hlm 148
a) Materiil berarti bersifat kebendaan. Salah satu contohnya
adalah kerugian karena kerusakan mobil, rusaknya rumah,
hilangnya keuntungan.
b) Immaterial berari, tidak kebendaan. Yang contohnya adalah
mengakibatkan kerugian.
terlepas dari bisa atau tidaknya hal itu dikira-kira. Dikira-kira harus
a) Kesengajaan
b) Kelalaian
c) Tidak ada alas an pembenar atau alas an pemaaf, seperti
keadaan overmacht, membela diri, tidak waras dan lain-
lain.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat diartikan bahwa perbuatan
perbuatan itu.
sebeb akibat.”20
pada para pihak dan bisa menjadi delik atau perbuatan yang harus
21
Hery Campbell Black, Black’s Law Dictionary, : St Paul Minn Wesr Publishing, Boston,Co, 1991, hlm 914
22
Ridwan H.R, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, Jakarta,2006, hlm 335-337
23
Hans Kelsen, Teori Hukum Murni, terjemahan Raisyl Mutaqien, Nuansa & Nusamedia,Bandung, 2006,
hlm 140
dilakukan dengan sengaja dan diketahui dengan tujuan untuk
menimbulkan kerugian.
menyatakan hukum ada tiga (3) tanggung jawab atas delik, antara
lain:
24
AZ Nasution, Hukum Perlindungan Konsumen, Cetakan ke-2, Diapit Media, Jakarta,2002, hlm 77
5. Teori Penemuan Hukum
siste hukum Eropa civil law, dan dasar hukum Indonesia adalah
sistematis.
26
Jazim Hamidi, Hermeneutika Hukum, Teori Penemuan Hukum Baru dengan Interpretasi Teks,UII Press,
Yogyakarta,2005, hlm.51
Analogi merupakan penemuan hukum dengan mencari
hubungan sewa-menyewa.
undnag-undang.
d. Fiksi hukum
H. Metode Penelitian
sebagai berikut:
1. Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diketahui adanya
2. Pendekatan Penelitian
27
Bahdar Johan Nasution, Metode Penelitian Ilmu Hukum, Mandar Maju, Bandung 2008. Hlm 86
Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini
notaris.
Approach)
penerapannya.28
28
Made Pasek Diantha, hlm 160-
Pendekatan konsep (conseptual approach)
hukum yang berlaku pada saat ini belum ada norma dari
29
Johny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Banyumedia Malang, 2012, hlm 392
tentang saksi akta , yang bukan merupakan dokumen resmi
30
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan Singkat, Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2003, hlm 14
penemuan hukum. Kesimpulan yang diambil dengan menggunakan
I. Sistematika Penulisan
Untuk Menyusun penelitian ini, sistematika penulisan dibagi dalam :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang latar belakang, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
kerangka teoritik, metode penelitian dan sistematika
penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini akan menguraikan beberapa tinjauan umum
tentang teori-teori dan konsep yang diangkat dan yang
relevan terhadap judul penelitian ini. Dan pengertian-
pengertian yuridis yang relevan dengan pokok
permasalahan yang terkait dengan penelitian ini.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang metode penelitian tentang
penelitian ini. Diantaranya ada jenis penelitian,
pendekatan penelitian, jenis dan sumber bahan hukum
penelitian, Teknik pengumpulan bahan hukum penelitian,
dan Teknik analisis bahan hukum penelitian.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan hasil dari penelitian dan pembahasan
secara deskriptif yaitu penemuan hukum terhadap
perlindungan hukum saksi akta menjaga rahasia akta
notaris yang diperoleh dari bahan-bahan hukum yang telah
dianalisis.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menguraikan kesimpulan atas pembahasan dan
saran-saran terkait kewajiban saksi akta menjaga rahasia
akta notaris.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Andi Prajitno, A.A, 2010, Apa dan Siapa Notaris di Indonesia?, cetakan Pertama,
Putra Media Nusantara, Surabaya.
Alam Tunggal Wawan, 2001, Hukum Bicara Kasus-Kasus dalam Kehidupan
Sehari-hari, Milenia Populer, Jakarta.
Adjie Habib, 2008, Hukum Notaris Indonesia Tafsir Tematik Terhadap UU No.30
Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris, Refika Aditama, Bandung.
Apeldorn Van, 1990, Pengantar Ilmu Hukum, cetakan ke-24, Pradnya Paramita,
Jakarta.
H.R Ridwan, 2006, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Hamid Jazim, 2005, Hermeneutika Hukum, Teori Penemuan Hukum Baru dengan
Interpretasi Teks, UII Pres, Yogyakarta.
Ibrahim Johny, 2012, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif,
Banyumedia Malang.
Kelsen Hans, 2006, Teori Hukum Murni, terjemahan Raisyl Mutaqien, Nuansa &
Nusamedia,Bandung.
Kansil C.S.T, 1989, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Balai
Pustaka Jakarta, Jakarta.
Nasution Johan Bahdar, 2008, Metode Penelitian Ilmu Hukum, Mandar Maju,
Bandung.
Nasution A.Z, 2002, Hukum Perlindungan Konsumen, Cetakan ke-2, Diapit
Media, Jakarta.
Prodjodikoro Wirijono, 1993, Perbuatan Melanggar Hukum, Penerbit Sumur,
Bandung.
Salim, H.S. 2015, Teknik Pembuatan Akta Satu, Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, Jakarta.
Subekti, 1980, pokok-pokok Hukum Perdata, Intermasa, Jakarta.
Sesung Rusdianti, dkk, 2017, Hukum & Politik Hukum Jabatan Notaris,
R.A.De.Rozarie, Surabaya.
Soekanto Soerjono dan Mamudji Sri, 2003, Penelitian Hukum Normatif, Suatu
Tinjauan Singkat, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Tan Thong Kie, Studi Notariat dan Serba-serbi Praktek Notaris, Cetakan Kedua,
PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta.
Tresna.R, 1993, Komentar HIR, Pradnya Paramita, Jakarta.
Jurnal
wantu M. Fance, Antinomi Dalam Penegakan Hukum oleh Hakim, (Jurnal
Berkala Mimbar Hukum, Vol 19 No.3 oktober 2007, (Yogyakarta:
Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, 2007),