SUMBER PENGHASILAN NOTARIS

HONORARIUM dari :
• PEMBUATAN AKTA AUTENTIK MENGENAI SEMUA PERBUATAN, PERJANJIAN, DAN
PENETAPAN YANG DIHARUSKAN OLEH PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
DAN ATAU DIKEHENDAKI OLEH YANG BERKEPENTINGAN
• PENGESAHAN TANDA TANGAN DAN MENETAPKAN KEPASTIAN TANGGAL SURAT
DI BAWAH TANGAN
• MEMBUKUKAN SUART DI BAWAH TANGAN UNTUK DIDAFTAR DALAM BUKU
KHUSUS
• MEMBUAT KOPI DARI ASLI SURAT DI BAWAH TANGAN BERUPA SALINAN YANG
MEMUAT URAIAN SEPERTI DITULIS DAN DIGAMBARKAN DARI SURAT YANG
BERSANGKUTAN
• PENGESAHAN KECOCOKKAN FOTOKOPI DENGAN SURAT ASLINYA (LEGALISIR)
• PENYULUHAN HUKUM SEHUBUNGAN DENGAN PEMBUATAN AKTA
• MEMBUAT AKTA YANG BERKAITAN DENGAN PERTANAHAN
• MEMBUAT AKTA RISALAH LELANG
• JASA PROFESIONAL NOTARIS LAINNYA YANG DIATUR DALAM PERUNDANG-
UNDANGAN
• HONORARIUM NOTARIS DIDASARKAN PADA NILAI EKONOMIS DAN SOSIOLOGIS
• BAGI ORANG YANG TIDAK MAMPU NOTARIS WAJIB MEMBERIKAN JASA HUKUM
DI BIDANG KENOTARIATAN SECARA CUMA-CUMA
Mengacu pada UU Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan Pasal 21 huruf d, pe-
motongan pajak atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan yang diterima
atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri wajib dilakukan oleh badan yang membayar honorarium
sebagai imbalan atas jasa termasuk jasa tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas.
Ada delapan jenis profesi yang disebut sebagai tenaga ahli dalam Peraturan Dirjen Pajak tersebut,
yaitu:
a. pengacara;
b. akuntan;
c. arsitek;
d. dokter;
e. konsultan;
f. notaris;
g. penilai; dan
h. aktuaris.
DASAR PENGENAAN PAJAK UNTUK PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL
21 YANG DIPOTONG DARI HONORARIUM NOTARIS
• MENERIMA IMBALAN BERSIFAT BERKESINAMBUNGAN, DASAR PENGENAAN PA-
JAK UNTUK PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 YANG AKAN DIPO-
TONG ADALAH PENGHASILAN KENA PAJAK
• MENERIMA IMBALAN BERSIFAT TIDAK BERKESINAMBUNGAN, DASAR PENGE-
NAAN PAJAK UNTUK PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 YANG AKAN
DIPOTONG ADALAH 50% DARI PENGHASILAN BRUTO YANG DITERIMA TENAGA
AHLI

PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
• Rp 54.000.000 untuk diri wajib pajak orang pribadi
• Rp 4.500.000 untuk tambahan wajib pajak yang kawin
• Rp 4.500.000 tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam
garis keturunan lurus serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya paling banyak
3 (tiga) orang setiap keluarga
• Rp 54.000.000 tambahan untuk seorang istri yang penghasilannya digabung dengan penghasi-
lan suami sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat (1) UU PPH

TARIF PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 YANG DIPOTONG ATAS HONORARIUM

NOTARIS
• Tarif PPH 21
5% = 0 – 50.000.000
15% = 50.000.000 – 250.000.000
25% = 250.000.000 – 500.000.000
30% = > 500.000.000
TIDAK MEMPUNYAI NPWP TARIF 120% DARI TARIF NORMAL
• NOTARIS MENERIMA/MEMPEROLEH PENGHASILAN YANG TIDAK BERSIFAT
BERKESINAMBUNGAN, ATAU MENERIMA PENGHASILAN YANG
BERKESINAMBUNGAN DAN MEMPUNYAI PENGHASILAN LAIN, MAKA
PERHITUNGAN PPH PASAL 21 YANG AKAN DIPOTONG OLEH PENERIMA JASA
NOTARIS YANG MEMBAYAR HONORARIUM ADALAH SEBAGAI BERIKUT:
DASAR PENGENAAN PAJAK = (PENGHASILAN X 50%)
PPH PASAL 21 YANG DIPOTONG = DASAR PENGENAAN PAJAK X TARIF PAJAK
• NOTARIS MENERIMA/MEMPEROLEH PENGHASILAN SEMATA-MATA DARI SATU
PEMBERI PENGHASILAN YANG BERSIFAT BERKESINAMBUNGAN, MAKA
PERHITUNGAN PPH PASAL 21 YANG DIPOTONG OLEH PENERIMA JASA NOTARIS
YANG MEMBAYARKAN HONORARIUM ADALAH SEBAGAI BERIKUT:
DASAR PENGENAAN PAJAK = (PENGHASILAN X 50%) – PTKP PERBULAN
PPH PASAL 21 YANG DIPOTONG = DASAR PENGENAAN PAJAK X TARIF PAJAK