AKUNTANSI PAJAK

PENGHASILAN PASAL 21
BAB: 2
 DASAR HUKUM:
• PERATURAN MENTERI KEUANGAN
NO.122/PMK/010/2015, TENTANG
PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP).
• PER 16/PJ/2016 PETUNJUK PELAKSANAAN
DALAM MEMOTONG, MENYETOR DAN
MELAPORKAN PPh PASAL 21 DAN 26
(TERBARU).
 PEMOTONGAN PPH PASAL 21 SECARA
UMUM:
• PEMBERI KERJA YG MEMBAYAR GAJI, UPAH, HONORARIUM,
TUNJANGAN DAN PEMBAYARAN LAIN SEHUBUNGAN
DENGAN PEKERJAAN DILAKUKAN OLEH PEGAWAI DAN
BUKAN PEGAWAI.
• BENDAHARAWAN PEMERINTAH YG MEMBAYAR GAJI, UPAH,
HONORARIUM, TUNJANGAN, DAN PEMBAYARAN LAIN
SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN, JASA ATAU KEGIATAN.
• DANA PENSIUN ATAU BADAN LAIN YG MEMBAYARKAN UANG
PENSIUN DAN PEMBAYARAN LAIN DENGAN NAMA DAN
DALAM BENTUK APA PUN DALAM RANGKA PENSIUN.
• PERUSAHAAN, BADAN DAN BUT YG MEMBAYAR HONOR/
PEMBAYARAN LAIN SEBAGAI IMBALAN SEHUBUNGAN
DENGAN JASA TERMASUK JASA TENAGA AHLI YG
MELAKUKAN PEKERJAAN BEBAS.
• YAYASAN, LEMBAGA KEPANITIAN, ASOSIASI,
PERKUMPULAN, ORGANISASI MASA, ORGANISASI SOSIAL
POLITIK, ORGANISASI LAINNYA SEBAGAI PEMBAYAR GAJI,
UPAH, HONORARIUM, ATAU IMBALAN DENGAN NAMA
DAN DALAM BENTUK APAPUN SEHUBUNGAN DENGAN
PEKERJAAN JASA, KEGIATAN YG DILAKUKAN OLEH
ORANG PRIBADI.
• PENYELENGGARA KEGIATAN YG MELAKUKAN
PEMBAYARAN SEHUBUNGAN DENGAN SUATU KEGIATAN.
 Subjek Pemotongan PPh Pasal 21/26:
• Karyawan tetap dan tidak tetap.
• Penerima pensiun.
• Pegawai tidak tetap/ pemegang/ calon
pegawai/Distributor MLM/Direct Selling.
• Pihak-2x yang menerima honorarium, uang saku, hadiah
dan penghargaan dengan nama dan dalam bentuk apapun
sebagai imbalan atas jasa atau kegiatan yg jumlahnya
tidak dihitung atas dasar banyaknya hari yg digunakan u/
menyelesaikan jasa atau kegiatan tersebut, seperti
pemain musik, olahragawan, pengarang, agen, iklan, dll.
• Penerima uang pesangon, uang pensiun, THT atau
JHT yg dibayar sekaligus.
• Pejabat negara, PNS, anggota TNI/Polri yg menerima
honorarium yg sumber dananya berasal dari
keuangan negara/keuangan daerah.
• WP Luar negeri yg menerima imbalan sehubungan
dengan jasa, pekerjaan dan kegiatan.
 Objek Pajak PPh Pasal 21:
• PENGHASILAN YG SIFATNYA TERATUR (MIS: GAJI, UANG PENSIUN
BULANAN, PENGHASILAN YG MELEKAT PADA GAJI DAN TUNJANGAN,
BEASISWA, PREMI ASURANSI YG DIBAYAR PEMBERI KERJA).
• PENGHASILAN YG SIFATNYA TIDAK TERATUR (MIS: JASA PRODUKSI,
TANTIEM, GRATIFIKASI, TUNJANGAN CUTI).
• UPAH BAIK YG DIBAYAR HARIAN, MINGGUAN, SATUAN, BORONGAN.
• UANG TEBUSAN PENSIUN, UANG TABUNGAN HARI TUA,
TUNJANGAN HARI TUA, UANG PESANGON, DAN PEMBAYARAN LAIN
SEJENISNYA.
• HONORARIUM, UANG SAKU, HADIAH, PENGHARGAAN, KOMISI, BEA
SISWA.
• IMBALAN TENAGA AHLI, PENGACARA, AKUNTAN,
ARSITEK, DOKTER, KONSULTAN, NOTARIS,
PENILAI DAN AKTUARIS
• IMBALAN LAIN-LAIN YG DITERIMA OLEH
KOLPORTIR IKLAN, PENGAWAS, PANITIA, PESERTA
SIDANG/RAPAT, TENAGA LEPAS.
• PENERIMAAN DALAM BENTUK APAPUN YG
DIBERIKAN OLEH BUKAN WP ATAU WP YG
DIKENAKAN PPh YANG BERSIFAT FINAL DAN YG
DIKENAKAN PPh BERDASARKAN NORMA
PERHITUNGAN KHUSUS.
 Bukan Objek PPh Pasal 21:
• PEMBAYARAN ASURANSI DARI PERUSAHAAN
ASURANSI KESEHATAN, ASURANSI KECELAKAAN,
ASURANSI JIWA, ASURANSI DWIGUNA, DAN
ASURANSI BEASISWA.
• PENERIMAAN DALAM BENTUK NATURA DAN
KENIKMATAN YG DIBERIKAN OLEH BUKAN WP DAN
WP YANG DIKENAKAN PPh BERSIFAT FINAL DAN PPh
BERDASARKAN NORMA PERHITUNGAN KHUSUS.
• KENIKMATAN BERUPA PAJAK YG DITANGGUNG OLEH
PEMBERI KERJA.
• ZAKAT YG DITERIMA OLEH ORANG PRIBADI YG
BERHAK DARI BADAN ATAU LEMBAGA AMIL
ZAKAT YG DIBENTUK/DISAHKAN PEMERINTAH.
• IURAN PENSIUN YG DIBAYARKAN KEPADA
DANA PENSIUN, YG PENDIRIANNYA TELAH
DISAHKAN OLEH MENTERI KEUANGAN DAN
PENYELENGGARA TASPEN SERTA IURAN THT/
TUNJANGAN HARI TUA KEPADA PT
JAMSOSTEK DAN BPJS YG DIBAYAR OLEH
PEMBERI KERJA.
FORMULASI KEBIJAKAN PPh PASAL 21:
• KEBIJAKAN PPh 21 ADA 3 BENTUK:
1. PPh PASAL 21 DITANGGUNG OLEH KARYAWAN (PPh DIPOTONG
OLEH PERUSAHAAN): PPh PASAL 21 YG DIPOTONG ATAS GAJI
BENAR-2X MENGURANGI PENGHASILAN KARYAWAN.
2. PPh PASAL 21 DITANGGUNG PERUSAHAAN: GAJI YG DITERIMA
KARYAWAN TIDAK DIKURANGI PPh 21. PPh 21 INI TIDAK BOLEH
DIBEBANKAN DALAM MENGHITUNG PENGHASILAN BRUTO.
3. PPh PASAL 21 DALAM BENTUK TUNJANGAN. JUMLAH
TUNJANGAN ITU AKAN MENAMBAH PENGHASILAN KARYAWAN
DAN KEMUDIAN BARU DIKENAKAN PPh 21 (MENGGUNAKAN
METODE GROSS-UP: DIMANA BESARNYA TUNJANGAN PAJAK
SAMA DENGAN JUMLAH PPh 21 TERUTANG U/ MASING-MASING
KARYAWAN). PPh 21 DENGAN METODE GROSS-UP DAPAT
DIBIAYAKAN (PENGHEMATAN PAJAK PERUSAHAAN).
 RUMUS PERHITUNGAN PPh PASAL 21
KARYAWAN TETAP:
GAJI SEBULAN XXX
TUNJANGAN DAN BONUS XXX
ASURANSI YANG DIBAYAR PEMBERI KERJA XXX
PENGHASILAN BRUTO XXX
PENGURANG:
BIAYA JABATAN 5% X PENGHASILAN BRUTO (MAX Rp.500.000) (XXX)
IURANG PENSIUN: (XXX)
PENGHASILAN NETO SEBULAN XXX
PENGHASILAN NETO DISETAHUNKAN:
PTKP (PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK) SETAHUN:
WAJIB PAJAK SENDIRI XXX
TAMBAHAN WP NIKAH + TANGGUNGAN XXX
(XXX)
PKP (PENGHASILAN KENA PAJAK) XXX
PPh PASAL 21 = PKP X TARIF PASAL 17 WP ORANG PRIBADI
BIAYA JABATAN:
5% X PENGHASILAN BRUTO SEBULAN.
KETENTUAN BIAYA JABATAN:
(A) MAKSIMAL 1 BULAN = Rp.500.000, (B) MAKSIMAL 1 TAHUN Rp.6.000.000

IURAN PENSIUN:
DISESUAIKAN DENGAN NILAI THT YANG DIBAYARKAN KEPADA JAMSOSTEK.
TIDAK BER- NPWP: LEBIH TINGGI 20% DARI PERHITUNGAN DENGAN NPWP

TARIF PPh PASAL 21 WP ORANG PRIBADI (UU NO.36/ TAHUN 2008):

5% = SAMPAI DENGAN Rp.50.000.000
15% = Rp.50.000.000 s/d Rp.250.000.000
25% = Rp.250.000.000 s/d Rp.500.000.000
30% = di atas Rp.500.000.000

PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh PASAL 21 BERSIFAT FINAL:

PENERIMA PESANGON DENGAN TARIF PAJAK PPh 21 FINALNYA
TARIF PPh 21 ATAS PESANGON:
A. PESANGON Rp.0 s/d Rp.50.000.000 = TARIF 0%
B. PESANGON Rp.DI ATAS Rp.50.000.000 = TARIF 5%
C. PESANGON Rp.100.000.000 s/d Rp.500.000.000 = TARIF 15%
D. PESANGON DI ATAS Rp.500.000.000 = tarif 25%
 TUNJANGAN HARI TUA DIKENAKAN PPh 21 BERSIFAT FINAL
TUNJANGAN HARI TUA ADALAH PENGHASILAN YANG DIBAYARKAN SEKALIGUS
OLEH BADAN PENYELENGGARA TUNJANGAN HARI TUA KEPADA ORANG PRIBADI
YANG TELAH MENCAPAI USIA PENSIUN.

JAMINAN HARI TUA (JHT):

JHT ADALAH PENGHASILAN YANG DIBAYARKAN SEKALIGUS OLEH BADAN
PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA KEPADA OP YANG BERHAK
DALAM JANGKA WAKTU YANG TELAH DITENTUKAN ATAU KEADAAN LAIN
YANG DITENTUKAN.

TARIF PASAL 21 UANG MANFAAT PENSIUN, TUNJANGAN HARI TUA, JHT:

A. 0% ATAS PENGHASILAN BRUTO SAMPAI DENGAN Rp.50.000.000
B. 5% ATAS PENGHASILAN BRUTO DI ATAS Rp.50.000.000

BATAS LAPOR SPT MASA PPh PASAL 21: TANGGAL 20 BULAN BERIKUTNYA
BATAS SETOR SPT MASA PPh PASAL 21: TANGGAL 1O BULAN BERIKUTNYA

PPh PASAL 21 PEGAWAI TIDAK TETAP YANG MENERIMA PENGHASILAN SECARA

BERKESINAMBUNGAN:
PENGHASILAN KENA PAJAK (PKP) = PENGHASILAN BRUTO X 50%
PPH PASAL 21 = PKP X TARIF PASAL 17 WP ORANG PRIBADI
PPh PASAL 21 UNTUK PENERIMA PENSIUNAN BERKALA:
PENGHASILAN KENA PAJAK (PKP) = PENGHASILAN BRUTO - BIAYA PENSIUN - PTKP
PPH PASAL 21 = PKP X TARIF PASAL 17

PPh PASAL 21 UNTUK BUKAN PEGAWAI:

PENGHASILAN KENA PAJAK (PKP) = (PENGHASILAN BRUTO X 50%) X PTKP PER BULAN
PPH PASAL 21 = PKP X TARIF PASAL 17

RUMUS MENGHITUNG PEGAWAI TETAP YANG MENERIMA PENGHASILAN HARIAN

ATAU BORONGAN:
PENGHASILAN KENA PAJAK = PENGHASILAN BRUTO PER HARI - BATASAN PTKP PPh
PASAL 21 PER HARI
CATT: BERDASARKAN PER-32/PJ/2015, PTKP PER HARI ADALAH Rp.300.000

IURAN PENSIUN DAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (JUMLAHNYA TERGANTUNG

PADA KEADAAN PRIBADI: KAWIN DAN BERAPA ANAKNYA.
TENAGA AHLI YANG MELAKUKAN PEKERJAAN BEBAS:
A. PENGACARA
B. AKUNTAN
C. ARSITEK
D. DOKTER
E. NOTARIS
F. PENILAI
G. AKTUARIS
H. KONSULTAN

PERHITUNGANNYA: 50% DARI PENGHASILAN BRUTO LALU DIKALIKAN

TARIF WP OP PPh PASAL 17.

PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TAHUN 2016:

WAJIB PAJAK SENDIRI: Rp.54.000.000 PER TAHUN
WAJIB PAJAK KAWIN: Rp.4.500.000 PER TAHUN
ISTRI BEKERJA Rp.54.000.000
TANGGUNGAN 1 ORANG Rp.4.500.000 PER TAHUN (MAKSIMUM 3 ORANG)
AKUNTANSI PERPAJAKAN PASAL 21:
• CONTOH JURNAL PPh 21 PADA KARYAWAN TETAP:
BEBAN GAJI & TUNJANGAN………………XXX
BEBAN PREMI – JKK………………………….XXX
BEBAN PREMI – JKM………………………..XXX
BEBAN IURAN JHT…………………………….XXX
BEBAN IURAN PENSIUN……………………XXX
UTANG PREMI JKK…………..………………………….XXX
UTANG PREMI JKM……………..……………………..XXX
UTANG IURAN JHT……………….…………………….XXX
UTANG IURAN PENSIUN………..……………………XXX
UTANG PPh PASAL 21……………..………………….XXX
KAS.…………………………………………..……………….XXX
• CONTOH JURNAL PPh 21 PADA TENAGA AHLI
(KARYAWAN LEPAS):
BEBAN JASA……………………XXX
PPN MASUKAN……………….XXX
UTANG PPh 21………………………..XXX
KAS…………………………………………XXX
 SOAL-01:
• Saudara Santo adalah pegawai dari PT Lembayung Sari, dengan
gaji dan imbalan kerja lainnya diterima setiap bulan dalam tahun
2012 adalah sbb: (a) gaji pokok Rp.8.000.000, (b) tunjangan
transport Rp.800.000, © premi jaminan kecelakaan kerja
Rp.40.000 ditanggung pemberi kerja, (d) premi jaminan kematian
Rp.24.000 ditanggung pemberi kerja.
• PT Lembayung Sari mengikuti program jamsostek: (a) iuran
jaminan hari tunai Rp.37.000 ditanggung pemberi kerja, (b) iuran
pensiun Rp.45.000 ditanggung pemberi kerja. Perusahaan
mengikuti program pensiun untuk para karyawannya. Badan Dana
pensiun yg mengelola iuran dana pensiun itu pendiriannya telah
disyahkan oleh menkeu.
• Dari pihak pegawai yg bersangkutan setiap bulan menanggung: (a)
iuran jaminan hari tua Rp.160.000, (b) iuran pensiun Rp.30.000.
• Saudara Santo kawin dengan 2 anak.
• Dari data tersebut di atas, diminta:
1. Menghitung PPh 21 yg harus dipotong atas gaji setiap
tahun
2. Menghitung jumlah imbalan kerja yg diterima bersih
(take home pay) setiap bulan.
3. Membuat jurnal saat pembayaran gaji oleh PT
lembayung Sari.
4. Membuat jurnal saat penyetoran PPh Pasal 21
5. Membuat jurnal saat penyetoran tunjangan hari tua
dan pensiun.
6. Membuat jurnal saat penyetoran premi jaminan
kematian dan premi jaminan kecelakaan kerja
Jawaban no.1:
Gaji 8.000.000
Tunjangan transport 800.000
Premi JKK 40.000
Premi JKM 24.000
Penghasilan bruto 8.864.000
Pengurang:
Biaya jabatan 443.200
Jaminan hari tua 160.000
Iuran pensiun 30.000
633.200
Penghasilan neto 1 bulan 8.230.800
Penghasilan neto 1 tahun 98.769.600
• PTKP:
Wajib pajak 54.000.000
Kawin 4.500.000
Anak 2 orang 9.000.000
67.500.000
Penghasilan kena pajak 31.269.600
Tarif 5% x 31.269.600 = 1.563.480
PPh pasal 21= 1.563.480 / 12 bulan = 130.190
Jawaban no.2:
• Gaji 8.000.000
• Tunjangan transport 800.000
• Jaminan hari tua 160.000
• Iuran pensiun 30.000 -190.000
• PPh 21 yg dipotong pemberi kerja -130.190
• Take home pay 8.479.810
Jawaban no.3:
Beban gaji dan tunjangan…….8.800.000
Beban premi JKK…………………... 40.000
Beban premi JKM………………….. 24.000
Beban iuran JHT…………………….. 37.000
Beban iuran pensiun…………….… 45.000
Utang premi JKK…………………………………………… 40.000
Utang premi JKM………………………………………….. 24.000
Utang iuran JHT…………………………………………… 197.000*
Utang iuran pensiun…………………………………….. 75.000**
Utang PPh 21……………………………………………….. 130.190
Kas………………………………………………………………..8.479.810
• *197.000 = 37.000 + 160.000 yang dibayar karyawan
• **75.000 =45.000 + 30.000 yang dibayar karyawan
• Jawaban no.4 (saat pembayaran PPh 21):
Utang PPh 21…………..130.190
Kas…………………………………………130.190
• Jawaban no.5 (saat pembayaran JHT dan Iuran pensiun):
Utang iuran JHT…………197.000
Utang iuran pensiun….. 75.000
Kas…………………………………………..521.000
• Jawaban no.6 (saat penyetoran premi jaminan kematian
dan premi jaminan kecelakaan kerja):
Beban premi JKK………..40.000
Beban premi JKM……….24.000
Kas…………………………………………..64.000
 IURAN PENSIUN, JHT ATAU THT YANG
DITANGGUNG PEMBERI KERJA:
• Biaya tersebut dapat dikurangkan sebagai biaya
(pasal 6 ayat 1 huruf c UU PPh dan bukan
penghasilan karyawan (pasal 4 ayat 3 huruf g UU
PPh.
• Peraturan KEP-545/PJ/2000, Iuran pensiun yg
dibayarkan kepada dana pensiun yg pendiriannya
telah disahkan oleh Menkeu dan Iuran JHT kepada
badan penyelenggara Jamsostek saja yg tidak
merupakan objek PPh 21. jika dibayarkan kepada
pihak lain akan termasuk objek PPh.
 Soal (PPh 21 Tenaga Ahli):
• PT AR bermaksud melakukan perubahan struktur modal
dan susunan direksi serta dewan komisaris dalam rangka
pengembangan usahanya.
• Perubahan itu dituangkan dalam akte notaris.
• Biaya untuk perubahan notaris tersebut Rp.60.000.000
belum termasuk PPN.
• Akte notaris dibuat tanggal 26/9/2012 dan biaya notaris
dilunasi pada hari yg sama.
• Wajib pajak telah memotong PPh 21 dan membayar PPN
sebagaimana mestinya. Notaris yg ditunjuk adalah Ny.Sri
Aggraeni, SH, MH.
• Berdasarkan data tersebut diminta:
1. Menghitung PPh 21 dan PPN yang terutang
atas pembayaran imbalan jasa kepada notaris
tersebut
2. Membuat jurnal saat pembayaran imbalan
jasa kepada notaris bagi PT Alam Raya.
3. Membuat jurnal saat penyetoran PPh 21
4. Membuat jurnal bagi Ny.Sri Anggraeni SH,MH
saat menerima imbalan jasa.
• Jawaban no.1 (Perhitungan PPh 21 dan PPN):
Imbalan jasa yg dibayar tak termasuk PPN: 60.000.000
DPP 50% x Rp.60.000.000 = Rp.30.000.000
PPh 21 terutang = 5% x 30.000.000 = 1.500.000
PPN = 10% x 60.000.000 = 6.000.000
• Jawaban no.2 (Jurnal imbalan jasa pada
notaris bagi PT AR):
Beban jasa…………………….60.000.000
PPN Masukan……………….. 6.000.000
Utang PPh 21…………………………………. 1.500.000
Kas …………………………………………………64.500.000
• Jawaban no.3 (jurnal saat penyetoran PPh 21):
Utang PPh 21……….1.500.000
Kas ……………………………………….1.500.000
• Jawaban no.4 (jurnal bagi Sri Anggraeni, SH,
MH):
Kas……………………………..64.500.000
PPh 21 (prepaid tax)…… 1.500.000
Penghasilan jasa…………………………….60.000.000
PPN Keluaran………………………………… 6.000.000