PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-31/PJ/2009 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DAN/ATAU PAJAK PENGHASILAN PASAL 26 SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN, JASA, DAN KEGIATAN ORANG PRIBADI Dr (Can) H.A. SURYO HERMANA, SH, MM SURYA ANSORI, SE, MM, Akt
1
No. 1
2 3 4 5
UNDANG-UNDANG
UU UU UU UU UU UU No. No. No. No. No. No. 7 Thn 1983 UU No. 7 Thn 1991 10 Thn 1994 UU No.17 Thn 2000 36 Thn 2008 8 Thn 1983 UU No. 11 Thn 1994 18 Thn 2000 UU No. 42 Thn 2009 12 Thn 1985 UU No. 12 Thn 1994
MATERI BAHASAN
POTONGAN PPh Ps 21/26
1
2 3 4 5 6
DASAR HUKUM
PENGERTIAN PEMOTONG SUBJEK OBJEK PENGHITUNGAN
7
8
PEMBAYARAN
PELAPORAN
KEWAJIBAN PEMOTONG PPh ps.21/26 (Kewajiban Pemberi Kerja, Pemberi Jasa, Pemberi Kegiatan)
BAB.IX PS.22 sd 23 PDP.No.PER-31/PJ/2009
1. Mendaftarkan diri ke KPP sesuai ketentuan yg berlaku (Ps.22(1) 2. a. Menghitung PPh PS.21/26 yg terutang untuk setiap bulan b. Memotong kalender (Ps.22(4) C. Menyetorkan Catatan : Dalam hal jumlah pajak yg dipotong pd bl d. Melaporkan ybs NIHIL maka tetap berlaku kewajiban ini ( s.22(6) 3. Membuat catatan at Kertas Kerja Penghitungan (KKP) PPh ps.21/26 untuk masing2 penerima PH (Pekerja,Pelaksana Jasa, Pelaksana Kegiatan) yang menjadi dasar pelaporan PPh ps.21/26 yg terutang unt setiap Masa Pajak, dan Menyimpan catatan at KKP penghitungan tsb sesuai dgn ketentuan yg berlaku ( Ps.22(5)
Catatan : 1. Ps.22(7) Dalam hal 1 bl terjadi kelebihan penyetoran PPh ps.21/26 yg terutang, kelebihan tersebut dapat diperhitungkan dgn PPh.ps.21/26 yg terutang pada bulan berikutnya (oleh Pemotong PPh ps.21/26) melalui SPT MASA PPh ps.21/26) 2. Ps.22(2) dan (3) akan tercantum dalam Kewajiban WP PPh.ps.21/26 (Kewajiban Yg dipotong)
4.a. Memberikan Bukti Potongan PPh ps.21 atas PH yg diterima / diperoleh Pegawai Tetap at Penerima Pensin Berkala paling lama 1 bl setelah TH Kalender berakhir (Ps.23(1) Dalam hal Peg Tetap berhenti bekerja sebelum bl Desember, Bukti Potongan PPh ps.21 tsb diatas, harus diberikan paling lambat 1 bl setelah ybs berhenti bekerja (Ps.23(2) b. Bukti Potongan PPh ps.21 atas Potongan PPh ps.21 selain Pegawai tetap dan Penerima Pensiun Berkala, serta Bukti Potongan PPh ps.26 setiap kali melakukam pemotongan PPh ps.26 (Ps.23(3). Catatan : 1. Dalam hal 1 bl kalender, kepada satu penerima PH dilakukan lebih dari 1 kali pemotongan PH, maka bukti potongan PPh.ps.21/26 (Cfm (3) dapat dibuat sekali untuk 1 bl kalender (ps.23(4). 2. Bentuk Form Pemotongan PPh ps.21/26 ditetapkan dengan PDJP tersendiri (Ps.23(5).
5. PENYETORAN (Ps.24(1) PDP.No.PER-31/PJ/2009 a. Wajib menyetorkan pajak PPh ps.21/26 yg dipotongnya b. Pake SSP (Red) c. Ke Ktr POS at Bank yg ditunjuk oleh MK (Bank Persepsi) d. Paling Lama 10 hari setelah Masa Pajak berakhir ( tgl.10 BTB) 6. PELAPORAN (Ps.24(2) PDP.No.PER-31/PJ/2009 a. Wajib melaporkan pemotongan /penyetoran PPh ps.21/26 (meskipun nihil) b. Pake SPT MASA PPh ps.21/26 c. Ke KPP tempat pemotong PPh.ps.21/26 terdaftar d. Paling Lama 20 hari setelah Masa Pajak berakhir (tgl.20 bl BTB) Catatan Dalam hal tgl jatuh tempo penyetoran PPh ps.21/26 (cfm.(1) dan batas waktu pelaporan PPh ps.21/26 (cfm.(2) bertepatan dgn hari libur/ termasuk Hari Sabtu at hari libur Nasional, maka penyetoran / pelaporan PPh ps.21/26 dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya. (Ps.24(3)
PDP.No.PER-31/PJ/2009
a. - Pejabat PWK diplomatik dan konsulat at pejabat lain dari negara asing, dan - Orang2 yg diperbantukan kepada mereka yg bekerja pada dan bertempat tinggal bersama mereka, dengan syarat : - Bukan WNI, dan - Di Indonesia tidak menerima at memperoleh penghasilan lain diluar jabatan at pekerjaannya tersebut, serta - Negara yg bersangkutan mewmbelikan perlakuan timbal balik b. - Pejabat PWK Org Internasional ( Ps.3 (1) hrf c UU PPh ) yg telah ditetapkan oleh MK dengan syarat : - Bukan WNI, dan - Tidak menjalankan usaha atau kegiatan atau pekerjaan lain untuk memperoleh PH dari Indonesia
Peserta kegiatan
Bukan Wajib Pajak Wajib Pajak PPh Final Wajib Pajak Norma Penghitungan Khusus
Pasal 5
Pengecualian objek atau Penghasilan Yang Tidak Dipotong PPh Pasal 21/26
Pembayaran manfaat atau santunan asuransi kesehatan, kecelakaan, jiwa, dwiguna dan bea siswa Natura/kenikmatan dari Wajib Pajak atau Pemerintah Iuran pensiun kepada dana pensiun yang telah disahkan Menkeu, iuran THT/JHT yang dibayar pemberi kerja Zakat/sumbangan wajib keagamaan dari badan/lembaga yang dibentuk/disahkan pemerintah Bea siswa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf l UU PPh
Dikurangi Dengan Biaya Pensiun, 5% dari pengh. Bruto maks. Rp2.400.000 per tahun atau Rp200.000 perbulan
PENGHASILAN NETO (SETAHUN/DISETAHUNKAN) Dikurangi: PTKP Penghasilan Kena Pajak Dikenakan Tarif Pasal 17
PHB
PHB(PH KOTOR)
PS.10 (1) Jml PHB yg diterima at diperoleh Penerima PH yg dipotong PPh.ps.21/26 adalah seluruh Jumlah PH (cfm 5) yg diterima at diperoleh dalam suatu periode at pada saat dibayarkan. TERATUR yg pd dasarnya diberikan - kontinu (rutin) contoh - Gaji - Tunjangan - Makan - Kesehatan - Transpor - Premi asuransi yg dibayarkan pemberi kerja TAK TERATTUR yg pd dasarnya diberikan - setahun sekali - tak setahun sekali - tak kontinu (tak rutin) contoh : - Bonus - THR - THB
Dibayar Sendiri
Dibayar Pemberi Kerja Pembayaran/ Penggantian Bagi Penerima
Pengurang
Bukan Objek PPh
Bukan Pengurang
Objek PPh
Objek PPh
TAHUN 2012
Rp 15.840.000 Rp 1.320.000
PERUNTUKAN
Rp 15.840.000
Rp 1.320.000
PENERAPAN PTKP DITENTUKAN OLEH KEADAAN PADA AWAL TAHUN KALENDER ATAU AWAL BULAN DARI BAGIAN TAHUN KALENDER (Pasal 11 ayat (5) dan (6)
STATUS KAWIN
SYARAT: MENUNJUKKAN KET. TERTULIS DARI PEMERINTAH DAERAH SETEMPAT SERENDAH-RENDAHNYA KECAMATAN BAHWA SUAMI TIDAK MENERIMA/ MEMPEROLEH PENGHASILAN
Pasal 11 ayat (3) dan (4)
KASUS PTKP
1. 2. Coba hitung PTKP masing-masing keluarga sendiri. Sdr Ahmad masih bujangan asal Tasikmalaya, bekerja di PT.Beda di Kota Bandung, Bapanya Sdr Ahmad telah meninggal dunia di Tasik, maka ibunya yg sudah tua dibawa ke Bandung, serumah dgn Sdr Ahmad, biaya hudup dan pengobatan sejenis lain untuk ibunya ditanggung Sdr Ahmad, Ibunya pensiunan Pemda Tasik Coba Sdr Hitung PTKP Sdr Ahmad Drs. Bandi, bekerja di PT.Beda di Bandung jabatan Kepala Divisi Keuangan Perpajakan, beristrti 2 orang, - istri ke-1 Dra.Fatimah tinggal di Ciwidey, bekerja di Pabrik Textil PT.Abadi Ciwidey sebagai Kepala HRD, tanggungan keluarga seorang anak laki dari Sdr Bandi dan 1 orang anak perempuan dari suami sebelumnya, beserta seorang pembantu rumah tangga dan seorang supir serta ibu kandungnya. - istri ke-2 Ir. Natalia tinggal di Cimahi, Dosen UNJANI Cimahi tanggungan keluarga seorang anak laki dari Sdr Bandi yang baru lahir 2 Januari 2011 serta seorang anak angkat yg bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan adiknya Sdr.Bandi sebagai supirnya. Coba Sdr Hitung PTKP atas penghasilannya dari PT.Beda, PTKP Dra.Fatimah dari PT.Abadi, PTKP Ir.Natalia atas penghasilannya dari UNJANI.
22
3.
TARIF PPh
Ps. 17 ayat (1) huruf a UU PPh
LAPISAN PENGHASILAN KENA PAJAK SAMPAI DENGAN Rp 50 JUTA DI ATAS Rp 50 JUTA SAMPAI DENGAN Rp 250 JUTA DIATAS Rp 250 JUTA SAMPAI DENGAN Rp 500 JUTA DI ATAS Rp 500 JUTA
TARIF
5%
15%
25%
30%
Setiap masa pajak, kecuali masa pajak terakhir Perkiraan Penghasilan neto yang akan diperoleh selama setahun
Penghasilan teratur sebulan dikali 12
Dihitung dari Selisih antara PPh yang terutang atas seluruh penghasilan kena pajak selama setahun dengan yang telah dipotong masa-masa sebelumnya.
DISETAHUNKAN
TIDAK DISETAHUNKAN
1. WP OP DN meninggal dunia atau meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya di pertengahan tahun 2. Orang Asing mulai bekerja di Indonesia di pertengahan tahun untuk jangka waktu lebih dari 6 bulan 3. Karyawan pindah cabang
CONTOH PENGHITUNGAN PPh ps.21 TERHADAP PH PEG TETAP DENGAN GAJI BULANAN
KASUS KE-1 PDP.PER-31/PJ/2009 . Yg dimodifikasi menjadi sbb : Ahmad Z (menikah tapi belum punya anak), sejak 1 Jan 2009 bekerja pd PT.Zamrud dgn memperoleh gaji Rp.2.500.000,00 se-bl. Ahmad membayar iuran pensiun Rp.100.000,00
Penghitungan PPh ps.21 yg akan dipotong oleh Bend. PT.Zamrud sbb: a. Dalam hal Sdr Ahmad telah ber NPWP
Gaji se-bulan (Penghasilan Bruto) Pengurang PHB: Biaya Jabatan 5 % x Rp.2.500.000,00 Iuran Pensiun yg dibayar pekerja
Penghasilan Neto sebulan Penghasilan Neto se th (1/1 31/12)= 12 bl x Rp. 2.275.000,00 Pengurang PHN se th : WP sendiri Rp.15.840.000,00 tambahan WP kawin Rp. 1.320.000,00 Jumlah --------------------Penghasilan kena pajak se tahun PPh.ps.21 terutang se bl PPh.ps.21 ferutang se bl =
5% x 1/12 x
CONTOH PENGHITUNGAN PPh ps.21 TERHADAP PH PEG TETAP DENGAN GAJI BULANAN
KASUS KE-2
PDP.PER-31/PJ/2009 . Yg dimodifikasi menjadi sbb : Ahmad (menikah tapi belum punya anak), sejak 1 Jan 2009 bekerja pd PT.Zamrud a. Setiap bulan Perusahaan membayar: b. Setelah pensiun Ahmad ingin punya uang,maka bayar: 1. Gaji Rp.2.000.000,00 1. Iuran JHT = 2,00 % x gaji 2. Premi Jaminan Kecelakaan Kerja 0,50 % x gaji 2. Iuran Pensiun = Rp. 50.000,00 3. Premi Jaminan Kematian 0,30 % x gaji 4. Iurann JHT 3,70 % x gaji 5. Iuran Pensiun Rp. 100.000,00
Penghitungan PPh ps.21 yg akan dipotong oleh Bend. PT.Zamrud sbb: a. Dalam hal Sdr Ahmad Telah ber NPWP Gaji se-bulan (Penghasilan Bruto) Premi Jaminan Kecelakaan Kerja 0,50 % x Rp. 2.000.000,00 Premi Jaminan Kematian 0,30 % x Rp. 2.000.000,00 Rp. JUMLAH PENGHASILAN BRUTO Pengurang PHB: Biaya Jabatan 5,00 % x Rp.2.016.000,00 Rp. 100.800,00 Iuran JHT 2,00 % x Rp.2.000.000,00 Rp. 40.000,00 Iuran Pensiun yg dibayar pekerja Rp. 50.000,00 ------------------
Rp.
190.800,00
---------------------Rp. 1.825.200,00
Rp.21.902.400,00 Rp.15.840.000,00 Rp. 1.320.000,00 --------------------- Rp.17.160.000,00 ---------------------Rp. 4.742.400,00 Rp. 4.742.000,00 Rp. 4.742.000,00 Rp. 237.100,00 Rp. 237.100,00 Rp. 19.758,00 120% x Rp.19.758,00 Rp. 23.710,,00
Jumlah Penghasilan kena pajak se tahun Pembulatan PPh.ps.21 terutang se bl PPh.ps.21 ferutang se bl =
5% x 1/12 x
CONTOH PENGHITUNGAN PPh ps.21 TERHADAP PH PEG TETAP DENGAN GAJI BULANAN
KASUS KE-3
PDP.PER-31/PJ/2009 . Yg dimodifikasi menjadi sbb : Vidyawati (karyawati- menikah tapi belum punya anak), sejak 1 Jan 2009 bekerja pd PT.Zamrud a. Setiap bulan Perusahaan membayar: b. Stl pensiun Widyawati ingin uang,maka bayar: 1. Gaji Rp.2.500.000,00 1. Iuran Pensiun = Rp. 50.000,00 Penghitungan PPh ps.21 yg akan dipotong oleh Bend. PT.Zamrud sbb: a. Dalam hal Sdr Widyawati Telah ber NPWP Gaji se-bulan (Penghasilan Bruto) Pengurang PHB: 1. Biaya Jabatan 5,00 % x Rp.2.500.000,00 Rp. 125.000,00 2. Iuran Pensiun yg dibayar pekerja Rp. 50.000,00 -----------------Penghasilan Neto sebulan Penghasilan Neto se th (1/1 31/12)= 12 bl x Pengurang PHN se th : WP sendiri tambahan WP kawin Jumlah Penghasilan kena pajak se tahun Pembulatan PPh.ps.21 terutang se bl PPh.ps.21 ferutang se bl =
Rp. 2.500.000,00
5% x 1/12 x
Rp.17.160.000,00 ---------------------Rp. 10.740.000,00 Rp. 10.740.000,00 Rp. 537.000,00 Rp. 44.750,00 Rp. 53.700,,00
CONTOH PENGHITUNGAN PPh ps.21 TERHADAP PH PEG TETAP DENGAN GAJI BULANAN
KASUS KE-4 PDP.PER-31/PJ/2009 . Yg dimodifikasi menjadi sbb : Utami (karyawati - menikah tapi belum punya anak), sejak 1 Jan 2009 bekerja pd PT.Zamrud a. Setiap bulan Perusahaan membayar: b. Setelah pensiun Utami ingin punya uang, maka bayar: 1. Gaji Rp.3.000.000,00 2. Iuran Pensiun Rp.40.000,00 1. Iuran Pensiun Rp. 30.000,00 3. Iuran JHT 3,70 % x gaji 2. Iuran JHT 2 % x gaji 4. Premi Jaminan Kecelakaan Kerj 1,00 % x gaji 5. Premi Jaminan Kematian 0,30 % x gaji Berdasarkan Srt Keterangan Pemda setempat ternyata suami Sdri Utami tidak mempunyai penghasilan apapun Penghitungan PPh ps.21 yg akan dipotong oleh Bend. PT.Zamrud sbb: a. Dalam hal Sdr Utami Telah ber NPWP Gaji se-bulan (Penghasilan Bruto) Premi Jaminan Kecelakaan Kerja 1,00 % x Rp. 3.000.000,00 Premi Jaminan Kematian 0,30 % x Rp. 3.000.000,00 Rp. JUMLAH PENGHASILAN BRUTO Pengurang PHB: 1. Biaya Jabatan 5,00 % x Rp.3.039.000,00 Rp. 151.950,00 2. Iuran Pensiun Rp. 30.000,00 3. Iuran Jaminan Hari Tua 2,00 % x Rp.3.000.000,00 Rp. 60.000,00 -----------------Penghasilan Neto sebulan Penghasilan Neto se th (1/1 31/12) Pengurang PHN se th : WP sendiri tambahan WP kawin
= 12 bl x
Jumlah Penghasilan kena pajak se tahun Pembulatan PPh.ps.21 terutang se bl PPh.ps.21 ferutang se bl =
5% x 1/12 x
Rp. 17.160.000,00 ----------------------Rp. 16.404.600,00 Rp. 16.404.000,00 Rp. 820.200,00 Rp. 68.350,00 Rp. 8 2.020,,00
PHB (PENGHASILAN BRUTO) 1. TERATUR 1.1. Gaji termasuk Rapel 1.1.1. THT yg dibayar oleh pemberi kerja 1.1.2. JHT kepada Jamsostek (MK) 1.2. Tunjangan 1.2.1. Tunjangan PPh 1.2.2. Tunjangan lainnya, 1.2.3. uang lembur, 1.2.4. dan sejenis tunjangan lainnya (seperti) : 1.2.4.1. Tunjangan Jabatan 1.2.4.2. Tunjangan Makan 1.2.4.3. Tunjangan Transportasi 1.3. Honorarium dan imbalan lain sejenisnya 1.4. Premi As (apapun) yg dibay pemb kerja kep pekerja via Lemb.Asuransi 1.6. Pener dlm bentuk natura & kenikmatan lainnya yg dikenakan PPh.21 2. TAK TERATUR 2.1. Tantiem, 2.2. Bonus, 2.3. Gratifikasi, 2.4. Jasa produksi, 2.5. THR/THB
( -)
PENGURANG 1. Biaya Jabatan / Biaya Pensiun 2. Iuran 1.2.1. Pensiun, yg dibayar pekerja kepada Lemb.Dana Pensiun 1.2.2. Iuran THT/JHT melalui Pemberi kerja ---------------------------------------(=) PHN se TH / dise TH kan ( -) PTKP ---------------------------------------(=) PHKP ( dibulatkan kebawah sd ribuan penuh ) (X) TARIF (ps.17(1).a ---------------------------------------(=) PPh.ps,21 terutang ( -) PPh.ps.21 yg telah dipotong dalam penghitungan akhir tahun -----------------------------------------at akhir masa kerja (=) PPh.ps.21 Kurang dipotong (=) PPh.ps.21 Lebih dipotong
PPh Pasal 21: Pegawai Tidak Tetap/Tenaga Kerja Lepas, Pemagang dan Calon Pegawai
Upah/Uang Saku Harian, Mingguan, Satuan, Borongan Dibayarkan Bulanan Atau Jumlah Upah Kumulatif satu bulan melebihi Rp 6.000.000 Dikali 12 Dikurangi PTKP Setahun Penghasilan Kena Pajak Dikenakan Tarif Ps 17 PPh Ps 21 Setahun Dibagi 12
Upah kumulatif (tdk dibayar bulanan) > Rp1,32 jt s.d. Rp6 jt sebulan Upah sehari dikurangi PTKP harian Tarif PPh 21 : 5%
Ambama, dengan status kawin, pada Bulan Maret 2010 bekerja sebagai buruh harian pada kegiatan pembangunan pagar SMP Negeri di Bandung. Pekerjaan dilakukan selama 5 hari dengan upah perhari Rp.160.000,-
Penghitungan PPh Ps 21 terutang: Upah sehari .... Rp.160.000,Dikurangi batas upah harian tdk dilakukan pemotongan PPh . Rp.150.000,PKP sehari .. Rp. 10.000,PPh Ps 21 yang harus dipotong :5% x Rp.10.000,- = Rp.500,-
Umbama dengan status kawin, pada Bulan Maret 2009 bekerja sebagai buruh harian pada kegiatan renovasi SD Negeri di Bandung. Ia bekerja selama 10 hari dan menerima upah harian sebesar Rp.140.000,-
Penghitungan PPh Ps 21 terutang: Upah sehari .... Rp.140.000,Dikurangi batas upah harian tdk dilakukan pemotongan PPh . Rp.150.000,PKP sehari .. Rp. 0,PPh Ps 21 yang harus dipotong atas upah sehari : 5% x Rp.0,= Rp. 0,-
Penghitungan PPh Ps 21 terutang: Upah s.d. hari k-10 (Rp.140.000,-x 10 hari) Rp.1.400.000,Dikurangi PTKP sebenarnya (Rp.15.840.000,- x 10/360) . Rp. 440.000,PKP s.d. hari ke-10 . Rp. 960.000,PPh Ps 21 terutang s.d. hari ke-10: (5% x Rp.960.000) =Rp.48.000,PPh Ps 21 yg telah dipotong s.d. hari ke-10 .. =Rp. 0,PPh Ps 21 yg harus dipotong pada hari ke-10 .. =Rp.48.000,Sehingga pd hari ke-10 , upah bersih yang diterima Umbama sebesar : Rp.140.000,- - Rp.48.000,- = Rp.92.000,-
Misalkan Umbama bekerja selama 11 hari, maka PPh pasal 21 yang yang harus dipotong pada hari ke-11 adalah sebagai berikut:
Penghitungan PPh Ps 21 terutang: Upah s.d. hari k-11 (Rp.140.000,-x 11 hari) Rp.1.540.000,Dikurangi PTKP sebenarnya (Rp.15.840.000,- x 11/360) Rp. 484.000,PKP s.d. hari ke-11 . Rp.1.056.000,PPh Ps 21 terutang s.d. hari ke-11: (5% x Rp.1.056.000) =Rp.52.800,PPh Ps 21 yg telah dipotong s.d. hari ke-10 =Rp.48.000,PPh Ps 21 yg harus dipotong pada hari ke-11 .. =Rp. 4.800,Sehingga pd hari ke-11 , upah bersih yang diterima Umbama sebesar : Rp.140.000,- - Rp.4.800,- = Rp.135.200,- . Dst-nya
Pada Bulan Juli 2010, perusahaan mempekerjakan pegawai harian lepas dengan upah borongan yang dibayarkan pada saat pekerjaan selesai.
Himawan (tidak kawin, tanpa tanggungan), alamat : Jl Wonosari KM 11 No. 110 Yogyakarta, NPWP: 68.302.123.4.542.000, upah borongan sebesar Rp.2.500.000,-dikerjakan dalam waktu 20 hari.
Upah bulan Juli sebesar Rp.2.500.000,Upah tidak kena pajak : PTKP setahun dibagi 360 (karena upah sebulan melebihi Rp.1.320.000,-) = Rp.15.840.000,- x 20/ 360 Rp. 880.000,Upah Bulan Juli yang kena pajak . Rp.1.620.000,Upah terhutang pajak PPh Pasal 21 : 5% x Rp. 1.620.000,-=Rp.81.000,PPh Pasal 21 per hari untuk bulan Juli : Rp.81.000,- : 20 hari = Rp.4.050,Atas Pemotongan pajak ini dibuatkan Bukti Pemotongan Nomor 01/Ps-21/07/2009
1. Hendrawan (kawin, tanggungan 1), alamat : Jl Godean No.240 Yogyakarta, upah borongan sebesar Rp.1.400.000,- dikerjakan dalam waktu 15 hari. 31.500
2. Hilman (tidak kawin, tanpa tanggungan), alamat : Jl Godean No. 245 Yogyakarta, upah borongan sebesar Rp.1.060.000,- dikerjakan dalam waktu 9 hari.
1. Bagi Pejabat Negara, PNS, Anggota ABRI dan para Pensiunan termasuk duda/janda dan atau anak-anaknya yang dibebankan kepada Keuangan Negara/Daerah (APBN/APBD):
a. Atas penghasilan yang dibayarkan berupa : gaji kehormatan gaji atau uang pensiun tunjangan yang terkait dengan gaji kehormatan, gaji atau uang pensiun yang dibebankan kepada keuangan negara/daerah, PPh Pasal 21 nya dihitung dengn cara: - Bagi Pejabat Negara,PNS, dan Anggota ABRI :Tarif Pasal 17 ayat (1) huruf a x PKP. PKP = PB (Biaya Jabatan + Iuran Pensiun ) = PN - PTKP) - Bagi Penerima Pensiun bulanan : Tarif Pasal 17 ayat (1) huruf a x PKP. PKP = PB (Biaya Pensiun + PTKP)
Umbama (tidak kawin) adalah PNS golongn IIIa, menerima gaji Rp.1.700.000,/bulan, tunjangan beras Rp.200.000,-/bulan dan tunjangan fungsional Rp.100.000,/bulan, dengan iuran pensiun Rp.100.000,-/bulan yg dibayar sendiri
Penghitungan PPh Ps 21 terutang: PB : Rp.1.700.000,- + Rp.200.000,- + Rp.100.000,- .Rp.2.000.000,Bi. Jabatan 5% x Rp.2.000.000,= Rp.100.000,Iuran Pensiun = Rp.100.000,=Rp. 200.000,PN/bulan Rp.1.800.000,PN setahun 12 x Rp.1.800.000,= Rp.21.600.000,PTKP Rp.15.840.000,PKP Rp. 5.760.000,PPh Pasal 21 setahun: 5% x Rp.5.760.000,- = Rp.288.000,PPh Pasal 21 sebulan : Rp.288.000,- : 12 =Rp.24.000,- yg ditanggung pemerintah
Penghitungan PPh Ps 21 terutang: Penghasilan Bruto ... Rp.2.400.000,Bi. Jabatan 5% x Rp.2.400.000,= Rp.120.000,Iuran Pensiun = Rp.100.000,=Rp. 220.000,PN/bulan Rp.2.180.000,PN setahun 12 x Rp.2.180.000,= Rp.26.160.000,PTKP Rp.15.840.000,PKP Rp.10.320.000,PPh Pasal 21 setahun: 5% x Rp.10.320.000,- = Rp.516.000,PPh Pasal 21 sebulan : Rp.516.000,- : 12 =Rp.43.000,- yg ditanggung pemerintah
Penghitungan PPh Ps 21 terutang: Penghasilan (Jan s.d.Maret ) Rp. 6.000.000,Penghasilan (Aprl s.d. Desember ) (9x2.400.000)..........Rp.21.600.000,- =Rp.27.600.000,Bi. Jabatan 5% x Rp.27.600.000,= Rp.1.380.000,Iuran Pensiun (buan Desember) = Rp. 100.000,=Rp. 1.480.000,Penghasilan Neto . = Rp.26.120.000,PTKP .. =Rp.15.840.000,PKP =Rp.10.280.000, PPh Pasal 21 setahun: 5% x Rp.10.280.000,- = Rp.514.000,PPh Pasal 21 yang telah dipotong dr Jan s.d. Nopember 2009 : PPh Pasal 21 Jan s.d Mart Rp.24.000,- x 3 = Rp. 72.000,PPh Pasal 21 Apr s.d Nov Rp.43.000,- x 8 = Rp.344.000,Jumlah = Rp.416.000,PPh Pasal 21 Bulan Desember 2009(masa pjk terakhir) = Rp. 98.000,-
1. Bagi Pejabat Negara, PNS, Anggota ABRI dan para Pensiunan termasuk duda/janda dan atau anak-anaknya yang dibebankan kepada Keuangan Negara/Daerah (APBN/APBD):
b. Atas penghasilan yang dibayarkan berupa : Honorarium, Uang Sidang, Uang Hadir, Uang Lembur, Imbalan Prestasi Kerja, dan imbalan lain dengan nama apapun , Pengenaan PPh Pasal 21 nya dipotong sebesar 15% dari Jumlah PB, dan bersifat Final,kecuali PNS gol IId kebawah / Anggota ABRI berpangkat Pembantu Letnan Satu kebawah atau Ajun Inspektur Polisi Satu kebawah.
Rumbama, SH (PNS Gol IIIb) sebagai pengajar dengan honor Rp.2.000.000,Jawab : PPh Pasal 21 : 15% x Rpp.2.000.000,- = Rp.300.000,- (bersifat Final)
2. Bagi SELAIN Pejabat Negara, PNS, Anggota ABRI dan para Pensiunan termasuk duda/janda dan atau anak-anaknya yang dibebankan kepada Keuangan Negara/Daerah (APBN/APBD):
a. Atas Honorarium, Komisi, Fee, dan Imbalan Sejenisnya dengan nama dan dalam bentuk apapun sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh BUKAN PEGAWAI, yang terdiri dari : - Tenaga Ahli - Bukan Tenaga Ahli - Penasehat,Pengarang, Pemberi Jasa Dlm Bidang Teknik, Agen, Pengawas, Penjaja Barang dagangan, Distributor. Dipotong PPh Pasal 21 berdasarkan penerapan tarif pasal 17 ayat (1) huruf a UU PPh x 50% dari PB
Penghitungan PPh Pasal 21: Tenaga Ahli Yang Melakukan Pekerjaan Bebas
Tarif Pasal 17 atas Jumlah Kumulatif 50% dari Jumlah Penghasilan Bruto
Dalam hal Dokter Yang Praktik di RS/Klinik Jumlah Penghasilan Bruto adalah Sebesar Jasa Dokter Yang Dibayarkan Pasien melalui RS/Klinik sebelum Dipotong Biaya-Biaya atau Bagi Hasil RS/Klinik
Penghitungan PPh Pasal 21: Bukan Pegawai Selain Tenaga Ahli Atas Imbalan Berkesinambungan
Memiliki NPWP dan Hanya Menerima Penghasilan Dari Pemotong Pajak Yang Bersangkutan
Tarif Pasal 17 atas Jumlah Kumulatif Penghasilan Kena Pajak PKP adalah Penghasilan Bruto Dikurangi PTKP per bulan Menyerahkan fotokopi kartu NPWP dan bagi wanita kawin menyerahkan fotokopi NPWP suami serta fotokopi surat nikah & KK
Tidak Punya NPWP Atau Menerima Penghasilan Dari Selain Pemotong Pajak Yang Bersangkutan
Tarif Pasal 17 atas Jumlah Kumulatif Penghasilan Bruto
Bersifat Berkesinambungan
PPh Pasal 21
DEWAN KOMISARIS / PENGAWAS BUKAN PEG. TETAP PESERTA PROGRAM PENSIUN YANG MASIH BERSTATUS PEGAWAI
MANTAN PEGAWAI
JASA PRODUKSI, TANTIEM, GRATIFIKASI DAN BONUS ATAU IMBALAN LAIN YANG TIDAK TERATUR
Ph BRUTO(>6jt) PTKP
PENSIUNAN
SEKALIGUS
BERKALA TENAGA AHLI
BUKAN PEGAWAI
Ph Bruto (kumulatif)
PESERTA KEGIATAN
Ph Bruto
Uang Pesangon
20% Final
X
PENGHASILAN BRUTO
MEMPERHATIKAN KETENTUAN P3B
Pasal 21
Kewajiban Pemotong
Wajib Mendaftarkan Diri ke KPP Wajib menghitung, memotong, menyetorkan dan melaporkan PPh Pasal 21 dan Pasal 26 yang terutang untuk setiap bulan kalender. PPh Pasal 21/26 yang dipotong wajib disetor ke Kantor Pos atau Bank paling lama 10 hari setelah Masa Pajak berakhir. Pemotong Pajak wajib lapor sekalipun nihil, paling lama 20 hari setelah Masa Pajak berakhir. Wajib Membuat Catatan atau Kertas Kerja Perhitungan PPh Ps. 21/26 Untuk Setiap Masa Pajak Wajib Menyimpan Catatan atau Kertas Kerja Sesuai Ketentuan Wajib Membuat Bukti Potong dan Memberikannya Kepada Penerima Penghasilan
pegawai
tetap/penerima
pensiun
Dibuat setiap kali ada pemotongan Jika dalam satu bulan > 1 kali pembayaran maka bukti potong dapat dibuat sekali dalam satu bulan
Bukti Potong PPh Pasal 21 Tidak wajib dilampirkan dalam SPT Masa PPh Pasal 21
Rp
Rp : 12 Rp
Rp Rp
Rp
27,900,000
Pegawai Tetap : Jasa Produksi, Tantiem, Gratifikasi, THR, Bonus, Premi dan Sejenisnya
Joko Qurnain (tidak kawin) bekerja pada PT Qolbu Jaya dengan memperoleh gaji sebesar Rp 2.000.000,00 sebulan. Dalam tahun yang bersangkutan Joko menerima bonus sebesar Rp 5.000.000,00. Setiap bulannya Joko membayar iuran pensiun ke dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan sebesar Rp 60.000,00 Cara menghitung PPh Pasal 21 atas bonus adalah :
Rp Rp
Pegawai Tetap : Jasa Produksi, Tantiem, Gratifikasi, THR, Bonus, Premi dan Sejenisnya
Joko Qurnain (tidak kawin) bekerja pada PT Qolbu Jaya dengan memperoleh gaji sebesar Rp 2.000.000,00 sebulan. Dalam tahun yang bersangkutan Joko menerima bonus sebesar Rp 5.000.000,00. Setiap bulannya Joko membayar iuran pensiun ke dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan sebesar Rp 60.000,00
3.500.000 Rp
Rp
38.700.000
Rp Rp
21.540.000
Rp Rp Rp
1.077.000 : 12 PPh Pasal 21 Januari s.d Mei 2009 seharusnya adalah: 5 x 89.750,00 PPh Pasal 21 yang sudah dipotong Januari s.d Mei 2009 5 x 42.250,00 PPh Pasal 21 untuk uang rapel
Rp Rp
211.250 237.500
73