Anda di halaman 1dari 3

PENGHITUNGAN PPH 21 BAGI PEGAWAI TIDAK TETAP YANG MENERIMA UPAH SECARA

HARIAN/MINGGUAN/SATUAN/BORONGAN
PER – 16/PJ/2016
NO PENGHASILAN SEHARI PENGHASILAN PPh = TARIF x DPP
KUMULATIF SEBULAN

1 < Rp.450.000 < Rp.4.500.000 Tidak dipotong PPh 21


2 > Rp.450.000 < Rp. 4.500.000 5% x ( upah sehari - Rp.450.000 )
3 > Rp. 450.000 > Rp. 4.500.000 5% x ( upah sehari - PTKP/360 )
< Rp. 450.000
4 > Rp. 450.000 > 10.200.000 Tarif psl 17 x jml PKP yang disetahunkan
< Rp. 450.000 PKP = phsln bruto - ptkp

CONTOH KASUS
Tenaga kerja lepas PT Perdana
Pada Juli 2017, perusahaan memperkerjakan tiga orang tenaga kerja lepas dengan upah borongan yang
dibayarkan pada saat pekerjaan selesai pada 25 Juli 2017 sebagai berikut:
- Himawan (tidak menikah tanpa tanggungan), alamat: Jl. Wonosari No. 20,Yogyakarta, NPWP:
68.302.123.4.542.000, upah borongan sebesar Rp 5.000.000, dikerjakan dalam waktu 20 hari.
- Hendrawan (menikah dengan anak tiri), alamat: Jl. Godean No. 53, Yogyakarta, upah borongan
sebesar Rp 3.500.000, dikerjakan dalam waktu 5 hari.
- Hilman (tidak menikah tanpa tanggungan), alamat: Jl. Godean No. 245, Yogyakarta, upah borongan
Rp 3.500.000, dikerjakan dalam waktu 10 hari.
a. Himawan
Upah bulan Juli Rp 5.000.000
Upah sehari: upah sebulan : jumlah hari pengerjaan = Rp 5.000.000 : 20=Rp 250.000
(-) Upah tidak kena pajak sehari:
PTKP setahun : 360 = Rp 54.000.000 : 360
(karena upah sebulan telah melebihi Rp 4.500.000) Rp 150.000 (-)
Upah terutang pajak sehari Rp 100.000

PPh Pasal 21 sehari: 5% x Rp 100.000 Rp 5.000


PPh Pasal 21 Juli: 20 x Rp 5.000 Rp 100.000
Upah terutang pajak sebagai dasar pengenaan pajak juli: 20 x Rp 100.000 = Rp 2.000.000

b. Hendrawan (tidak mempunyai NPWP)


Upah bulan Juli Rp 3.500.000
Upah sehari: upah sebulan : jumlah hari pengerjaan = Rp 3.500.000 : 5 = Rp 700.000
(-) Upah tidak kena pajak sehari:
(karena upah sebulan tidak melebihi Rp 4.500.000) Rp 450.000 (-)
Upah terutang pajak sehari Rp 250.000

PPh Pasal 21 sehari: 120% x 5% x Rp 250.000 (tidak ber-NPWP) Rp 15.000


PPh Pasal 21 Juli: 5 x Rp 15.000 Rp 75.000
Upah terutang pajak sebagai dasar pengenaan pajak juli: 5 x Rp 250.000 = Rp 1.250.000
c. Hilman (tidak mempunyai NPWP)
Upah bulan Juli
Upah sehari: upah sebulan : jumlah hari pengerjaan = Rp 3.500.000 : 10=Rp 350.000
(-) Upah tidak kena pajak sehari:
(karena upah sebulan tidak melebihi Rp 4.500.000) Rp 450.000 (-)
Upah terutang pajak sehari NIHIL

PPh Pasal 21 NIHIL


No. Penerima Jenis Penghasilan Tarif Dasar Pengenaan Pajak
Penghasilan
Bukan Pegawai Imbalan jasa Pasal 17 ayat 50% X penghasilan bruto per pembayaran
(honorarium, fee, (1) huruf a (tidak kumulatif)
1. dan lain-lain) dan UU PPh
tidak bersifat
berkesinambungan
2. Peserta kegiatan Imbalan (uang Pasal 17 ayat Jumlah penghasilan bruto per pembayaaran
saku, uang rapat, (1) huruf a UU dan tidak dipecah-pecah (tidak kumulatif)
honorarium, PPh
hadiah/
penghargaan, dan
lain-lain)
3. Anggota dewan Honorarium atau Pasal 17 ayat Jumlah penghasilan bruto kumulatif
komisaris atau imbalan tidak teratur (1) huruf a UU
dewan pengawas PPh
yang tidak
merangkap sebagai
pegawai tetap
pada perusahaan
yang sama
4 Mantan pegawai Jasa produksi, Pasal 17 ayat Jumlah penghasilan bruto kumulatif
tantiem, gratifikasi, (1) huruf a UU
bonus, atau imbalan PPh
lain
CONTOH KASUS :
Pengeluaran PT Perdana selama juli 2017 yang berhubungan dengan honorarium atau imbalan lain (dibayarkan
pada 25 Juli) adalah:
 Membayar jasa konsultan akuntan sebesar Rp 60.000.000. Hakim beralamat di Jl. Lojajar No.28
Yogyakarta, NPWP: 78.222.666.2.541.000.
 Memberikan penghargaan berupa uang tunai kepada Muhandi sebagai peserta kegiatan sebesar Rp
5.000.000. Muhandi beralamat di Jl. Golo UH III/40, Yogyakarta.
 Membayar bonus pegawai yang sudah pensiun (Bambang) sebesar Rp 6.000.000. Bambang
beralamat di Jl. Baciro Utara No. 200, Yogyakarta. NPWP: 78.323.456.2.541.000.
 Membayar honorarium direksi yang tidak merangkap sebagai pegawai tetap (Budi) sebesar Rp
55.000.000. Budi Susanto beralamat di Jl. Imam Bonjol No. 200, Semarang, NPWP:
78.100.223.2.508.000.

PPh dipotong dan disetor bagi penerima honorarium/imbalan lainnya.

Penerima Jenis Penghasilan Penghasilan Bruto PPh Pasal 21


Penghasilan
Hakim Imbalan Jasa (tenaga ahli) Rp 60.000.000 5% X (50% X Rp 60.000.000)
Rumus no.1 = Rp 1.500.000
Muhandi Hadiah Penghargaan (peserta Rp 5.000.000 120% X 5% X Rp 5.000.000
(tdk punya NPWP) kegiatan) = Rp 300.000
Rumus no.2

Bambang Bonus Mantan pegawai Rp 6.000.000 5% X Rp 6.000.000


Rumus no.4. = Rp 300.000
Budi Honorarium direksi bukan Rp 55.000.000 5% X Rp 50.000.000 + 15% X Rp
pegawai tetap 5.000.000
Rumus no.3 = Rp 3.250.000

Anda mungkin juga menyukai