Anda di halaman 1dari 87

P P H PA S A L 2 1 / 2 6

PPh Pasal 21/26

JURUSAN MANAJEMEN BISNIS


POLITEKNIK NEGERI BATAM
2020
2
OBJECTIVE
Mahasiswa diharapkan mampu memahami dan menjelaskan :
• Pemotong PPh Pasal 21
• Hak dan Kewajiban Pemotong Pajak PPh Pasal 21
• Penerima Penghasilan (Wajib Pajak PPh Pasal 21)
• Tidak Termasuk Wajib Pajak PPh Pasal 21
• Hak dan Kewajiban Wajib Pajak
• Penghasilan yang dipotong PPh pasal 21 (Objek PPh Pasal 21)
• Dikecualikan dari pemotongan PPh pasal 21 (Bukan objek PPh pasal 21)
• Penghasilan yang dipotong PPh pasal 21 final
• Penghasilan yang tidak dipotong PPh Pasal 21 (Bukan Objek PPh Pasal 21)
• Menghitung PPh pasal 21
• Tata cara penghitungan pemotongan PPh pasal 21 dan contoh penghitungan

3
PEMOTONG PPh Pasal 21/26
Pemotongan pajak atas penghasilan sehubungan dgn pekerjaan, jasa, atau
kegiatan dgn nama dan dalam bentuk apa pun yg diterima atau diperoleh Wajib
Pajak orang pribadi dalam negeri, wajib dilakukan oleh:

pemberi kerja yg membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran


1 lain sebagai imbalan sehubungan dgn pekerjaan yg dilakukan oleh pegawai atau
bukan pegawai;

bendahara pemerintah yg membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan


2
pembayaran lain, sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan;
dana pensiun atau badan lain yg membayarkan uang pensiun dan pembayaran
3
lain dgn nama apa pun dlm rangka pensiun;

badan yg membayar honorarium atau pembayaran lain sebagai imbalan


4
sehubungan dgn jasa termasuk jasa tenaga ahli yg melakukan pekerjaan bebas;

penyelenggara kegiatan yg melakukan pembayaran sehubungan dgn


5
pelaksanaan suatu kegiatan.

4
Hak Pemotong atas PPh Pasal 21
1) Pemotong pajak berhak atas kelebihan penyetoran PPh 21
2) Pemotong pajakberhak mengajukan permohonan untuk
memperpanjang jangka waktu penyampaian SPT PPh 21
3) Pemotong pajak dapat mengajukan keberatan kepada DJP dan
permohonan banding kepada Peradilan Pajak

Kewajiban Pemotong atas PPh Pasal 21


1) Setiap pemotong pajak wajib mendaftarkan diri ke KPP
2) Pemotong pajak mengambil sendiri formulir yang diperlukan
3) Pemotong pajak wajib menghitung, memotong, dan menyetorkan
PPh 21 yang terhutang untuk setiap akhir bulan takwim.
4) Pemotong pajak wajib melaporkan penyetoran PPh 21 meskipun
NIHIL dengan menggunakan SPT
5) Pemotong pajak wajib memberikan Bukti Potong PPh 21, baik
diminta ataupun tidak.
JENIS PEMOTONGAN PPh Pasal 21/26
1 TIDAK bersifat FINAL → dapat dikreditkan
2 bersifat FINAL → TIDAK dapat dikreditkan

PENERIMA PENGHASILAN
1 Pegawai; Mantan Pegawai; Bukan Pegawai
2 Penerima Pesangon / Pensiun; Penerima THT / JHT

3 Pegawai Tidak Tetap; Pegawai Lepas; Calon Pegawai

6
Tidak Termasuk Wajib Pajak PPh Pasal 21

1. Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat lain dari Negara
asing, dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada
dan bertempat tinggal bersama mereka.
2. Pejabat perwakilan organisasi internasional.
Hak WP atas PPh Pasal 21
1) WP berhak meminta bukti pemotongan PPh 21 kepada pemotong
pajak.
2) WP berhak mengajukan surat keberatan kepada Direktur Jendral
Pajak jika PPh Pasal 21 yang dipotong tidak sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
3) WP berhak mengajukan banding dalam hal mempunyai alasan yang
jelas kepada Badan Penyelesaian Sengketa Pajak terhadap keputusan
mengenai keberatan yang ditetapkan DJP

Kewajiban WP atas PPh Pasal 21


1) WP wajib menyerahkan surat pernyataan kepada pemotong terkait
jumlah tanggungan keluarga.
2) WP berkewajiban melaporkan SPT Tahunan
Dikecualikan dari pemotongan PPh
pasal 21 (Bukan objek PPh pasal 21)

1. Santunan asuransi dari perusahaan asuransi


2. Penerimaan dalam bentuk natura dan atau kenikmatan dalam bentuk apapun
3. Iuran pension yang dibayarkan kepada dana pension yang pendiriannya telah
disahkan oleh Menteri Keuangan, iuran JHT yang dibayarkan pemberi kerja.
4. Zakat yang diterima oleh orang pribadi yang berhak
5. Beasiswa yang diperoleh atau diterima oleh WNI
SAAT TERUTANG PPh PASAL 21
DAN/ATAU PPh PASAL 26

(1) PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 terutang bagi Penerima Penghasilan
pada saat dilakukan pembayaran atau pada saat terutangnya penghasilan
yang bersangkutan.

(2) PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 terutang bagi Pemotong PPh Pasal 21
dan atau PPh Pasal 26 terutang untuk setiap masa pajak yaitu akhir bulan
dilakukannya pembayaran atau pada akhir bulan terutangnya penghasilan
yang bersangkutan.
Mekanisme Umum - Pemotongan PPh Psl 21
- Penghasilan PEMBERI
- Bukti Pemotongan : 1721 A1/A2 PENGHASILAN
Bukti Potong Non Final PEMOTONG
Bukti Potong Final PPh Pasal 21

Penerima
Penghasilan
Lapor PPh Psl 21 :
- SPT Masa
- SSP

Batas akhir setor : tgl 10 KPP


bln berikutnya

11
Beberapa Pengertian Penerima Penghasilan

Penerima penghasilan yg dipotong PPh Psl 21 : orang pribadi dgn status sbg Subjek
Pajak DN yg menerima atau memperoleh penghasilan dg nama dan dlm bentuk apapun,
1
sepanjang tdk dikecualikan dlm PER Dirjen Pajak, dari Pemotong PPh Psl 21/26 sbg imbalan
sehubungan dgn pekerjaan, jasa atau kegiatan, termasuk penerima pensiun;

Penerima penghasilan yg dipotong PPh Psl 26 : orang pribadi dgn status sbg Subjek
Pajak LN yg menerima atau memperoleh penghasilan dg nama dan dlm bentuk apapun,
2
sepanjang tdk dikecualikan dlm PER Dirjen Pajak, dari Pemotong PPh Psl 21/26 sbg imbalan
sehubungan dgn pekerjaan, jasa atau kegiatan, termasuk penerima pensiun;

Pegawai adalah orang pribadi yg bekerja pada pemberi kerja, berdasarkan perjanjian atau
kesepakatan kerja baik secara tertulis maupun tidak tertulis, unt melaksanakan suatu pekerjaan
3 dlm jabatan atau kegiatan tertentu dgn memperoleh imbalan yg dibayarkan berdasarkan periode
tertentu, penyelesaian pekerjaan, atau ketentuan lain yg ditetapkan pemberi kerja, termasuk
orang pribadi yg melakukan pekerjaan dlm jabatan negeri;

12
Beberapa Pengertian Penerima Penghasilan

Pegawai Tetap : pegawai yg menerima atau memperoleh penghasilan dlm jumlah tertentu
secara teratur, termsk anggota dewan komisaris dan anggota dewan pengawas, serta pegawai
4
yg bekerja berdasarkan kontrak unt suatu jangka waktu tertentu yg menerima atau
memperoleh penghasilan dlm jumlah tertentu secara teratur

Pegawai Tidak Tetap/Tenaga Kerja Lepas : pegawai yg hanya menerima penghasilan


apabila pegawai yg bersangkutan bekerja, berdasarkan jumlah hari bekerja, jumlah unit hasil
5
pekerjaan yg dihasilkan, atau penyelesaian suatu jenis pekerjaan yng diminta oleh pemberi
kerja.

Penerima penghasilan Bukan Pegawai : orang pribadi selain Pegawai Tetap & Pegawai Tdk
Tetap/Tenaga Kerja Lepas yg memperoleh penghasilan dg nama & dlm bentuk apapun dari
6
Pemotong PPh Psl 21/26 sbg imbalan jasa yg dilakukan berdsrkan perintah/ permintaan dari
pemberi penghasilan.

Peserta kegiatan : orang pribadi yg terlibat dlm suatu kegiatan tertentu, termsk mengikuti
rapat, sidang, seminar, lokakarya (workshop), pendidikan, pertunjukan, olahraga, atau kegiatan
7
lainnya dan menerima atau memperoleh imbalan sehubungan dgn keikutsertaannya dlm
kegiatan tsb. 13
SKEMA DASAR PENGENAAN PPh PASAL 21
TETAP Ph NETO - PTKP

PEGAWAI BULANAN Ph BRUTO - PTKP


TIDAK TETAP
Ph BRUTO – 450 RIBU
HARIAN
Ph BRUTO(>4,5 - 8,2jt ) – PTKP Harian

Ph BRUTO(>8,2jt) – PTKP

PENSIUNAN SEKALIGUS PP 68 Th 2010

BERKALA Ph NETO - PTKP

((50% X Ph Bruto) - PTKP bulanan)


BERKESINAMBUNGAN Kumulatif

BUKAN PEGAWAI BERKESINAMBUNGAN ex Psl 13 (1) (50% X Ph Bruto) Kumulatif

TIDAK BERKESINAMBUNGAN 50 % x Ph Bruto

KOMISARIS, MANTAN PEGAWAI, Ph Bruto Kumulatif


PENARIKAN DAPEN O/ PEGAWAI

PESERTA KEGIATAN Ph Bruto


14
P P H P S L 21 : P E G A WAI T E TA P & P E N E R IMA P E N S I UN B E R KALA

Penghasilan Bruto
Pegawai Tetap Penerima Pensiun
Gaji, Tunjangan, Premi Asuransi Uang Pensiun Berkala
Dibayar Pemberi Kerja
Dikurangi Dengan Dikurangi Dengan
1. Biaya Jabatan, 5% dari pengh. Biaya Pensiun, 5% dari pengh. Bruto
Bruto maks. Rp 6.000.000 / tahun maks. Rp 2.400.000 / tahun atau
atau Rp 500.000 / bulan Rp200.000 / bulan
2. Iuran pensiun, THT/JHT yang
dibayar sendiri

PENGHASILAN NETO (SETAHUN/DISETAHUNKAN)


Dikurangi : PTKP
Penghasilan Kena Pajak
Dikenakan Tarif Pasal 17 dibagi 12
15
BESARNYA PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK
(PTKP)

mulai 2016 (PMK-101/2016)

54.000.000 Untuk diri Wajib Pajak Orang Pribadi

4.500.000 Tambahan untuk Wajib Pajak Kawin

4.500.000 Tambahan untuk setiap anggota keluarga


sedarah semenda Dalam Garis Keturunan Lurus
Serta Anak Angkat Yg Menjadi Tanggungan
Sepenuhnya Maksimal 3 Orang

• PTKP ditentukan berdasarkan keadaan pada AWAL TAHUN kalender,


• PTKP bagi pegawai yg baru datang dan menetap di indonesia dlm bagian tahun kalender yg nya
ditentukan berdasarkan keadaan pada awal bulan dari bagian tahun kalender ybs

16
PTKP untuk KARYAWATI

Status Kawin
Suami Tidak
Status Tdk
Status Kawin Kawin
Menerima/ Memperoleh
Penghasilan

- Utk Wp Sendiri - Utk Wp Sendiri


Hanya Utk Diri
- Status Kawin
Sendiri - Tanggungan Max 3 Org
- Tanggungan Max 3 Org

SYARAT :
Menunjukkan Ket. Tertulis dari Pemerintah Daerah setempat
serendah-rendahnya Kecamatan bahwa Suami Tidak Menerima /
Memperoleh Penghasilan
17
Tarif PPh WP Orang Pribadi (Psl 17 UU PPh)
No Jumlah Penghasilan Tarif
1. s.d. Rp. 50.000.000,00 5%
2. Di atas Rp. 50.000.000,00 s.d Rp. 250.000.000,00 15 %
3. Di atas Rp. 250.000.000,00 s.d. Rp. 500.000.000,00 25 %
4. Di atas Rp. 500.000.000,00 30 %

Contoh : Jumlah Penghasilan Kena Pajak Rp 600.000.000,-.


Pajak Penghasilan terutang =
5% x Rp 50.000.000,- = Rp 2.500.000,-
15% x Rp 200.000.000,- = Rp 30.000.000,-
25% x Rp 250.000.000,- = Rp 62.500.000,-
30% x Rp 100.000.000,- = Rp 30.000.000,-
Jumlah Rp 125.000.000,-

18
IURAN PENSIUN & PREMI ASURANSI

Ditinjau dari sisi karyawan sebagai penerima penghasilan:


Uraian Iuran Pensiun Premi asuransi
Dibayar Sendiri Pengurang Bukan Pengurang

Dibayar Pemberi Bukan Objek PPh Objek PPh


Kerja
Pembayaran/
Penggantian Bagi Objek PPh Bukan Objek PPh
Penerima

19
PPh Psl 21 : Pegawai Tetap – GAJI BULANAN

20
PPh Psl 21 : Pegawai Tetap – GAJI BULANAN
PPh Psl 21 : Pegawai Tetap – GAJI BULANAN

21
PPh Psl 21 : Pegawai Tetap – GAJI BULANAN

22
PPh Psl 21 : Pegawai Tetap – GAJI BULANAN

23
PPh Psl 21 : Pegawai Tetap – GAJI BULANAN

24
Pegawai Tetap – GAJI MINGGUAN

25
26
PPh Psl 21 : Pegawai Tetap – GAJI HARIAN

27
28
Pegawai Tetap – Pembayaran RAPEL

29
Pegawai Tetap – Pembayaran RAPEL

30
Pgw Tetap – Pembayaran BONUS, THR & Sejenisnya

31
32
PPh Pasal 21 atas Bonus adl :
Rp 287.050,00 - Rp 97.050,00
= Rp 190.000,00
33
Pegawai Tetap – Berhenti / Mulai Bekerja Dalam Tahun Berlajan

34
Pgw Tetap – Berhenti/Mulai Bekerja
Dalam Tahun Berjalan

35
Pgw Tetap – Berhenti / Mulai Bekerja Dalam Tahun Berlajan

36
Pgw Tetap – Berhenti/Mulai Bekerja
dlm Thn Berjalan

37
Pegawai Tetap – Berhenti / Mulai Bekerja Dalam Tahun Berlajan

38
Pgw Tetap – Berhenti/Mulai Bekerja
dlm Thn Berjalan

39
40
41
42
43
Pgw Tetap – Baru Memiliki NPWP Dalam Tahun Berjalan

44
45
46
47
48
49
50
PPh Pasal 21 Seluruh atau Sebagian Ditanggung oleh Pemberi Kerja
Pegawai Tetap yang Menerima Tunjangan
Pajak
Pegawai tetap yang baru memiliki NPWP pada
tahun berjalan
Pgw Tetap – Perhitungan PPh Psl 21
Yang Harus Dipotong pd Bln DESEMBER

55
56
57
58
PPH PASAL 21:
P G W T D K T E TA P / T E N A G A K E R J A L E PA S , P E M A G A N G D A N C A L O N
P E G AWA I

Dibayarkan Bulanan Atau


Upah/Uang Saku Harian, Jumlah Upah Kumulatif satu
Mingguan, Satuan, Borongan
bulan melebihi Rp 10.200.000

Upah/Uang Saku Harian


Dikali 12
≤ 450.000 > 450.000 Dikurangi PTKP Setahun

Tidak Dipotong Dikurangi 450.000 Penghasilan Kena Pajak

Dipotong 5% Dikenakan Tarif Ps 17

PPh Ps 21 Setahun
Upah kumulatif > Rp 4,5 jt s.d. Rp 10,2 jt sebulan
Dibagi 12
Upah sehari dikurangi PTKP sehari
PPh Pasal 21 Sebulan
Tarif PPh 21 = 5%
59
PPh Pasal 21:
Pgw Tdk Tetap/Tenaga Kerja Lepas, Pemagang dan Calon Pegawai
UPAH HARIAN

60
PPh Pasal 21:
Pgw Tdk Tetap/Tenaga Kerja Lepas, Pemagang dan Calon Pegawai
UPAH HARIAN

61
PPh Pasal 21:
Pgw Tdk Tetap/Tenaga Kerja Lepas, Pemagang dan Calon Pegawai
UPAH HARIAN

62
PPh Pasal 21:
Pgw Tdk Tetap/Tenaga Kerja Lepas, Pemagang dan Calon Pegawai
UPAH SATUAN

63
PPh Pasal 21:
Pgw Tdk Tetap/Tenaga Kerja Lepas, Pemagang dan Calon Pegawai
UPAH BORONGAN

64
PPh Pasal 21:
Pgw Tdk Tetap/Tenaga Kerja Lepas, Pemagang dan Calon Pegawai
DIBAYARKAN SECARA BULANAN

65
DPP PPh Psl 21 : Bukan Pegawai

66
Bukan Pegawai meliputi :

1. tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri dari pengacara, akuntan,
arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai, dan aktuaris;
2. pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film, bintang sinetron,
bintang iklan, sutradara, kru film, foto model, peragawan/peragawati, pemain
drama, penari, pemahat, pelukis, dan seniman lainnya;
3. olahragawan;
4. penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator;
5. pengarang, peneliti, dan penerjemah;
6. pemberi jasa dalam segala bidang termasuk teknik, komputer dan sistem
aplikasinya, telekomunikasi, elektronika, fotografi, ekonomi, dan sosial serta
pemberi jasa kepada suatu kepanitiaan;
7. agen iklan;
8. pengawas atau pengelola proyek;
9. pembawa pesanan atau yang menemukan langganan atau yang menjadi perantara;
10. petugas penjaja barang dagangan;
11. petugas dinas luar asuransi; dan/atau
12. distributor perusahaan multilevel marketing atau direct selling dan kegiatan sejenis
lainnya;
67
68
BERKE-SINAMBUNG-AN

69
BERKE-SINAMBUNG-AN
70
BERKE-SINAMBUNG-AN
Penghitungan PPh Pasal 21 untuk bulan Januari sd Desember 2016 adalah:

71
BERKE-SINAMBUNG-AN

72
PPh Psl 21 : Bukan Pegawai – TIDAK BERKESINAMBUNGAN

CONTOH PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 ATAS PENGHASILAN YANG DITERIMA


OLEH BUKAN PEGAWAI YANG MENERIMA PENGHASILAN YANG TIDAK
BERSIFAT BERKESINAMBUNGAN.

Nashrun Berlianto melakukan jasa perbaikan komputer kepada PT


Cahaya Kurnia dengan fee sebesar Rp5.000,000,00.
Besarnya PPh Pasal 21 yang terutang adalah sebesar:
5% x 50% Rp5.000.000,00 = Rp125.000,00
Dalam hal Nashrun Berlianto tidak memiliki NPWP maka besarnya
PPh Pasal 21 yang terutang menjadi sebesar:
120% x 5% x 50% Rp5.000.000,00 = Rp150.000,00

73
PESERTA KEGIATAN

Peserta Kegiatan adalah yang menerima atau memperoleh penghasilan


sehubungan dengan keikutsertaannya dalam suatu kegiatan, antara lain:
a. peserta perlombaan dalam segala bidang, antara lain perlombaan olah
raga, seni, ketangkasan, ilmu pengetahuan, teknologi dan perlombaan
lainnya;
b. peserta rapat, konferensi, sidang, pertemuan, atau kunjungan kerja;
c. peserta atau anggota dalam suatu kepanitiaan sebagai penyelenggara
kegiatan tertentu;
d. peserta pendidikan dan pelatihan; atau
e. peserta kegiatan lainnya.

DPP Peserta Kegiatan = Penghasilan Bruto

74
PPh Psl 21 : PESERTA KEGIATAN

PESERTA KEGIATAN
Contoh Penghitungan PPh Pasal 21
Sony Amaros adalah seorang atlet bulutangkis professional Indonesia yang
bertempat tinggal di Jakarta. Ia menjuarai turnamen Indonesia Grand Prix Gold
dan memperoleh hadiah sebesar Rp200.000.000,00.
PPh Pasal 21 yang terutang atas hadiah turnamen Indonesia Grand Prix Gold
tersebut adalah:
5% x Rp50.000.000,00 = Rp 2.500.000,00
15% x Rp150.000.000,00 = Rp 22.500.000,00
Rp 25.000.000,00

75
PPh Pasal 21 :
Penerima Penghasilan Tidak Ber NPWP

DIKENAKAN TARIF 20 % LEBIH TINGGI


DIPOTONG PPh PASAL 21
SEBESAR 120% DARI PPh PASAL 21
YANG SEHARUSNYA DIPOTONG JIKA BER NPWP

TIDAK BERLAKU UNTUK JIKA PEGAWAI TETAP,


PPh PASAL 21 FINAL BER- NPWP SEBELUM
PEMOTONGAN BULAN
DESEMBER

DIPERHITUNGKAN OLEH PEMOTONG DENGAN PPh PASAL


21 TERUTANG BULAN-BULAN BERIKUTNYA
76
PPh Pasal 21 :
Penerima Penghasilan Tidak Ber NPWP

Untuk melaksanakan kegiatan tim tsb, Dinas Kebersihan Surabaya mengadakan workshop
tentang Pelayanan Publik untuk anggota Tim pada tanggal 28 Maret 2015 dgn mengundang
Hanafi tidak memiliki NPWP, seorang ahli di bidang pelayanan publik (bukan PNS) dgn honor
sebesar Rp5.000.000,-

Penghitungan PPh Psl 21 atas honorarium yg diterima oleh Hanafi sbb :


5% x 50 % x Rp5.000.000,- = Rp125.000,-
Oleh Karena Hanafi, SH.,MH. tdk mempunyai NPWP mk penghitungan PPh Psl21 terutang
atas honor menjadi : 5% x 120% x 50% Rp5.000.000, = Rp150.000,-

77
Tatacara Pemotongan PPh Pasal 21 PMK-16/2010
ATAS

Uang Pesangon
Uang Manfaat Pensiun
THT/JHT Yang Dibayarkan Sekaligus

Uang Pesangon sbb :


0% atas penghasilan bruto sd Rp50.000.000,-
5% atas penghasilan bruto di atas Rp50.000.000,- sd Rp100.000.000,-
15% atas penghasilan bruto di atas Rp100.000.000,-sdRp500.000.000,-
25% atas penghasilan bruto di atas Rp500.000.000,-
Bersifat FINAL
Uang Manfaat Pensiun, Tunjangan Hari Tua, / Jaminan Hari Tua sbb :
0% atas penghasilan bruto sd Rp50.000.000,-
5% atas penghasilan bruto di atas Rp50.000.000,-
78
79
80
PPh Pasal 21 atas Pesangon PMK-16/2010

81
TATACARA PEMOTONGAN DAN PENGENA AN PPH PASAL 21

Penghasilan Bersumber Dari APBN/D yang Diterima oleh :


Pejabat Negara; PNS; Anggota TNI/Polri; dan Pensiunannya

PPh Psl 21 bersifat FINAL dgn tarif:


0% dari jumlah bruto honorarium atau imbalan lain bagi PNS Gol I dan II,
Anggota TNI / POLRI Gol Pangkat Tamtama dan Bintara, dan Pensiunannya;
5% dari jumlah bruto honorarium atau imbalan lain bagi PNS Golongan III,
Anggota TNI / POLRI Gol Pangkat Perwira Pertama, dan pensiunannya;
15% dari jumlah bruto honorarium atau imbalan lain bagi pejabat Negara, PNS
Gol IV, Anggota TNI / POLRI Gol Pangkat perwira Menengah dan perwira
Tinggi, dan Pensiunannya.

82
PPh Pasal 26:
WP Luar Negeri

20% Final

PENGHASILAN BRUTO

MEMPERHATIKAN KETENTUAN P3B


83
PPh Pasal 26 : Contoh

84
TARIF PPH PASAL 26
No Penghasilan DPP Tarif Pemotong Sifat Dsr Hk
1 • dividen; bunga;royalti, sewa, & penghasilan Bruto 20% • badan pemerintah, Final Psl 26 UU
lain sehubg dgn penggunaan harta; (P3B) • subjek pajak DN, PPh
• imbalan sehubg dgn jasa, pekerjaan, & • penyelenggara kgt,
kegiatan; • BUT, atau
• hadiah dan penghargaan; • perwakilan persh
• pensiun dan pembayaran berkala lainnya; LN lainnya
• premi swap & transaksi lindung nilai lainnya;
• keuntungan karena pembebasan utang.

2 Perkiraan 20% s.d.a Final Psl 26 UU


Phsl Neto = (P3B) PPh

• penjualan / pengalihan harta di Indo, kecuali 25%xHJual PMK


yg diatur dlm Psl 4 (2) UU PPh Pengalihan 82/2009
Harta

• penghasilan dari penjualan / pengalihan 25%xHJual PMK


saham sbgmn dlm Pasal 18 ayat (3c) UU PPh. Pengalihan 258/2008
Sahan

Contoh :
PT. Maju membayar jasa konsultasi pemasaran Rp. 200.000.000,- kepada Mr. John, konsultan asing (WP
LN dari USA). Berapakah PPh Pasal 26 yang harus dipotong dari Mr. John ?
Jawab : PPh Psl 26 yg hrs dipotong = 200.000.000,- x 20% : 40.000.000,-
Jika terdapat P3B, misal tarif sesuai P3B adl 10%, maka PPh Psl 26 yg hrs dipotong : 200jt x 10% = 20jt
85
TARIF PPH PASAL 26
No Penghasilan DPP Tarif Pemotong Sifat Dsr Hk
3 premi asuransi yg dibayarkan kepada Final UU
Perusahaan Asuransi Luar Negeri : PPh
• dibayarkan oleh tertanggung 50% Premi 20% Tertanggung KMK
• dibayarkan oleh perusahaan asuransi di Indo 10% Premi 20% Perush Asuransi di Ind 624/
• dibayarkan oleh perusahaan Re-asuransi di 5% Premi 20% Perush Re-Asuransi 1994
Indo Ind

4 PKP setelah pajak dari suatu BUT di Indonesia PKP setelah 20% BUT tersebut Final UU
(Branch Priofit Tax), kecuali penghasilan tsb Pajak (P3B) PPh
ditanamkan kembali di Indonesia

5 • penghasilan yg diterima oleh Knt Pusat atas Bruto 20% • badan pemerintah, Dpt UU
kgt yg sejenis / terdpt hub efektif dgn BUT di (P3B) • subjek pajak DN, dikre- PPh
Indonesia (Psl 5 ay (1) b+c UU PPh); • penyelenggara kgt, ditkan
• penghasilan yg diterima / diperoleh OP / Bdn Bruto 20% • BUT, atau di akhir
LN yg berubah status menjadi WP DN / BUT (P3B) • perwakilan persh tahun
LN lainnya

Contoh :
PT. Pesat membayar premi asuransi mesin & gedung pabrik Rp. 60.000.000,- kepada Quick Insurance di
USA. Berapa PPh Psl 26 yg harus dipotong oleh PT. Pesat atas pembayaran premi ke Qiuck Insurance ?
Jawab : 50% x 20% x 60.000.000,- = 6.000.000,-

86
Pajak Kuat Indonesia Maju!

87

Anda mungkin juga menyukai