3
PEMOTONG PPh Pasal 21/26
Pemotongan pajak atas penghasilan sehubungan dgn pekerjaan, jasa, atau
kegiatan dgn nama dan dalam bentuk apa pun yg diterima atau diperoleh Wajib
Pajak orang pribadi dalam negeri, wajib dilakukan oleh:
4
Hak Pemotong atas PPh Pasal 21
1) Pemotong pajak berhak atas kelebihan penyetoran PPh 21
2) Pemotong pajakberhak mengajukan permohonan untuk
memperpanjang jangka waktu penyampaian SPT PPh 21
3) Pemotong pajak dapat mengajukan keberatan kepada DJP dan
permohonan banding kepada Peradilan Pajak
PENERIMA PENGHASILAN
1 Pegawai; Mantan Pegawai; Bukan Pegawai
2 Penerima Pesangon / Pensiun; Penerima THT / JHT
6
Tidak Termasuk Wajib Pajak PPh Pasal 21
1. Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat lain dari Negara
asing, dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada
dan bertempat tinggal bersama mereka.
2. Pejabat perwakilan organisasi internasional.
Hak WP atas PPh Pasal 21
1) WP berhak meminta bukti pemotongan PPh 21 kepada pemotong
pajak.
2) WP berhak mengajukan surat keberatan kepada Direktur Jendral
Pajak jika PPh Pasal 21 yang dipotong tidak sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
3) WP berhak mengajukan banding dalam hal mempunyai alasan yang
jelas kepada Badan Penyelesaian Sengketa Pajak terhadap keputusan
mengenai keberatan yang ditetapkan DJP
(1) PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 terutang bagi Penerima Penghasilan
pada saat dilakukan pembayaran atau pada saat terutangnya penghasilan
yang bersangkutan.
(2) PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 terutang bagi Pemotong PPh Pasal 21
dan atau PPh Pasal 26 terutang untuk setiap masa pajak yaitu akhir bulan
dilakukannya pembayaran atau pada akhir bulan terutangnya penghasilan
yang bersangkutan.
Mekanisme Umum - Pemotongan PPh Psl 21
- Penghasilan PEMBERI
- Bukti Pemotongan : 1721 A1/A2 PENGHASILAN
Bukti Potong Non Final PEMOTONG
Bukti Potong Final PPh Pasal 21
Penerima
Penghasilan
Lapor PPh Psl 21 :
- SPT Masa
- SSP
11
Beberapa Pengertian Penerima Penghasilan
Penerima penghasilan yg dipotong PPh Psl 21 : orang pribadi dgn status sbg Subjek
Pajak DN yg menerima atau memperoleh penghasilan dg nama dan dlm bentuk apapun,
1
sepanjang tdk dikecualikan dlm PER Dirjen Pajak, dari Pemotong PPh Psl 21/26 sbg imbalan
sehubungan dgn pekerjaan, jasa atau kegiatan, termasuk penerima pensiun;
Penerima penghasilan yg dipotong PPh Psl 26 : orang pribadi dgn status sbg Subjek
Pajak LN yg menerima atau memperoleh penghasilan dg nama dan dlm bentuk apapun,
2
sepanjang tdk dikecualikan dlm PER Dirjen Pajak, dari Pemotong PPh Psl 21/26 sbg imbalan
sehubungan dgn pekerjaan, jasa atau kegiatan, termasuk penerima pensiun;
Pegawai adalah orang pribadi yg bekerja pada pemberi kerja, berdasarkan perjanjian atau
kesepakatan kerja baik secara tertulis maupun tidak tertulis, unt melaksanakan suatu pekerjaan
3 dlm jabatan atau kegiatan tertentu dgn memperoleh imbalan yg dibayarkan berdasarkan periode
tertentu, penyelesaian pekerjaan, atau ketentuan lain yg ditetapkan pemberi kerja, termasuk
orang pribadi yg melakukan pekerjaan dlm jabatan negeri;
12
Beberapa Pengertian Penerima Penghasilan
Pegawai Tetap : pegawai yg menerima atau memperoleh penghasilan dlm jumlah tertentu
secara teratur, termsk anggota dewan komisaris dan anggota dewan pengawas, serta pegawai
4
yg bekerja berdasarkan kontrak unt suatu jangka waktu tertentu yg menerima atau
memperoleh penghasilan dlm jumlah tertentu secara teratur
Penerima penghasilan Bukan Pegawai : orang pribadi selain Pegawai Tetap & Pegawai Tdk
Tetap/Tenaga Kerja Lepas yg memperoleh penghasilan dg nama & dlm bentuk apapun dari
6
Pemotong PPh Psl 21/26 sbg imbalan jasa yg dilakukan berdsrkan perintah/ permintaan dari
pemberi penghasilan.
Peserta kegiatan : orang pribadi yg terlibat dlm suatu kegiatan tertentu, termsk mengikuti
rapat, sidang, seminar, lokakarya (workshop), pendidikan, pertunjukan, olahraga, atau kegiatan
7
lainnya dan menerima atau memperoleh imbalan sehubungan dgn keikutsertaannya dlm
kegiatan tsb. 13
SKEMA DASAR PENGENAAN PPh PASAL 21
TETAP Ph NETO - PTKP
Ph BRUTO(>8,2jt) – PTKP
Penghasilan Bruto
Pegawai Tetap Penerima Pensiun
Gaji, Tunjangan, Premi Asuransi Uang Pensiun Berkala
Dibayar Pemberi Kerja
Dikurangi Dengan Dikurangi Dengan
1. Biaya Jabatan, 5% dari pengh. Biaya Pensiun, 5% dari pengh. Bruto
Bruto maks. Rp 6.000.000 / tahun maks. Rp 2.400.000 / tahun atau
atau Rp 500.000 / bulan Rp200.000 / bulan
2. Iuran pensiun, THT/JHT yang
dibayar sendiri
16
PTKP untuk KARYAWATI
Status Kawin
Suami Tidak
Status Tdk
Status Kawin Kawin
Menerima/ Memperoleh
Penghasilan
SYARAT :
Menunjukkan Ket. Tertulis dari Pemerintah Daerah setempat
serendah-rendahnya Kecamatan bahwa Suami Tidak Menerima /
Memperoleh Penghasilan
17
Tarif PPh WP Orang Pribadi (Psl 17 UU PPh)
No Jumlah Penghasilan Tarif
1. s.d. Rp. 50.000.000,00 5%
2. Di atas Rp. 50.000.000,00 s.d Rp. 250.000.000,00 15 %
3. Di atas Rp. 250.000.000,00 s.d. Rp. 500.000.000,00 25 %
4. Di atas Rp. 500.000.000,00 30 %
18
IURAN PENSIUN & PREMI ASURANSI
19
PPh Psl 21 : Pegawai Tetap – GAJI BULANAN
20
PPh Psl 21 : Pegawai Tetap – GAJI BULANAN
PPh Psl 21 : Pegawai Tetap – GAJI BULANAN
21
PPh Psl 21 : Pegawai Tetap – GAJI BULANAN
22
PPh Psl 21 : Pegawai Tetap – GAJI BULANAN
23
PPh Psl 21 : Pegawai Tetap – GAJI BULANAN
24
Pegawai Tetap – GAJI MINGGUAN
25
26
PPh Psl 21 : Pegawai Tetap – GAJI HARIAN
27
28
Pegawai Tetap – Pembayaran RAPEL
29
Pegawai Tetap – Pembayaran RAPEL
30
Pgw Tetap – Pembayaran BONUS, THR & Sejenisnya
31
32
PPh Pasal 21 atas Bonus adl :
Rp 287.050,00 - Rp 97.050,00
= Rp 190.000,00
33
Pegawai Tetap – Berhenti / Mulai Bekerja Dalam Tahun Berlajan
34
Pgw Tetap – Berhenti/Mulai Bekerja
Dalam Tahun Berjalan
35
Pgw Tetap – Berhenti / Mulai Bekerja Dalam Tahun Berlajan
36
Pgw Tetap – Berhenti/Mulai Bekerja
dlm Thn Berjalan
37
Pegawai Tetap – Berhenti / Mulai Bekerja Dalam Tahun Berlajan
38
Pgw Tetap – Berhenti/Mulai Bekerja
dlm Thn Berjalan
39
40
41
42
43
Pgw Tetap – Baru Memiliki NPWP Dalam Tahun Berjalan
44
45
46
47
48
49
50
PPh Pasal 21 Seluruh atau Sebagian Ditanggung oleh Pemberi Kerja
Pegawai Tetap yang Menerima Tunjangan
Pajak
Pegawai tetap yang baru memiliki NPWP pada
tahun berjalan
Pgw Tetap – Perhitungan PPh Psl 21
Yang Harus Dipotong pd Bln DESEMBER
55
56
57
58
PPH PASAL 21:
P G W T D K T E TA P / T E N A G A K E R J A L E PA S , P E M A G A N G D A N C A L O N
P E G AWA I
PPh Ps 21 Setahun
Upah kumulatif > Rp 4,5 jt s.d. Rp 10,2 jt sebulan
Dibagi 12
Upah sehari dikurangi PTKP sehari
PPh Pasal 21 Sebulan
Tarif PPh 21 = 5%
59
PPh Pasal 21:
Pgw Tdk Tetap/Tenaga Kerja Lepas, Pemagang dan Calon Pegawai
UPAH HARIAN
60
PPh Pasal 21:
Pgw Tdk Tetap/Tenaga Kerja Lepas, Pemagang dan Calon Pegawai
UPAH HARIAN
61
PPh Pasal 21:
Pgw Tdk Tetap/Tenaga Kerja Lepas, Pemagang dan Calon Pegawai
UPAH HARIAN
62
PPh Pasal 21:
Pgw Tdk Tetap/Tenaga Kerja Lepas, Pemagang dan Calon Pegawai
UPAH SATUAN
63
PPh Pasal 21:
Pgw Tdk Tetap/Tenaga Kerja Lepas, Pemagang dan Calon Pegawai
UPAH BORONGAN
64
PPh Pasal 21:
Pgw Tdk Tetap/Tenaga Kerja Lepas, Pemagang dan Calon Pegawai
DIBAYARKAN SECARA BULANAN
65
DPP PPh Psl 21 : Bukan Pegawai
66
Bukan Pegawai meliputi :
1. tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri dari pengacara, akuntan,
arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai, dan aktuaris;
2. pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film, bintang sinetron,
bintang iklan, sutradara, kru film, foto model, peragawan/peragawati, pemain
drama, penari, pemahat, pelukis, dan seniman lainnya;
3. olahragawan;
4. penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator;
5. pengarang, peneliti, dan penerjemah;
6. pemberi jasa dalam segala bidang termasuk teknik, komputer dan sistem
aplikasinya, telekomunikasi, elektronika, fotografi, ekonomi, dan sosial serta
pemberi jasa kepada suatu kepanitiaan;
7. agen iklan;
8. pengawas atau pengelola proyek;
9. pembawa pesanan atau yang menemukan langganan atau yang menjadi perantara;
10. petugas penjaja barang dagangan;
11. petugas dinas luar asuransi; dan/atau
12. distributor perusahaan multilevel marketing atau direct selling dan kegiatan sejenis
lainnya;
67
68
BERKE-SINAMBUNG-AN
69
BERKE-SINAMBUNG-AN
70
BERKE-SINAMBUNG-AN
Penghitungan PPh Pasal 21 untuk bulan Januari sd Desember 2016 adalah:
71
BERKE-SINAMBUNG-AN
72
PPh Psl 21 : Bukan Pegawai – TIDAK BERKESINAMBUNGAN
73
PESERTA KEGIATAN
74
PPh Psl 21 : PESERTA KEGIATAN
PESERTA KEGIATAN
Contoh Penghitungan PPh Pasal 21
Sony Amaros adalah seorang atlet bulutangkis professional Indonesia yang
bertempat tinggal di Jakarta. Ia menjuarai turnamen Indonesia Grand Prix Gold
dan memperoleh hadiah sebesar Rp200.000.000,00.
PPh Pasal 21 yang terutang atas hadiah turnamen Indonesia Grand Prix Gold
tersebut adalah:
5% x Rp50.000.000,00 = Rp 2.500.000,00
15% x Rp150.000.000,00 = Rp 22.500.000,00
Rp 25.000.000,00
75
PPh Pasal 21 :
Penerima Penghasilan Tidak Ber NPWP
Untuk melaksanakan kegiatan tim tsb, Dinas Kebersihan Surabaya mengadakan workshop
tentang Pelayanan Publik untuk anggota Tim pada tanggal 28 Maret 2015 dgn mengundang
Hanafi tidak memiliki NPWP, seorang ahli di bidang pelayanan publik (bukan PNS) dgn honor
sebesar Rp5.000.000,-
77
Tatacara Pemotongan PPh Pasal 21 PMK-16/2010
ATAS
Uang Pesangon
Uang Manfaat Pensiun
THT/JHT Yang Dibayarkan Sekaligus
81
TATACARA PEMOTONGAN DAN PENGENA AN PPH PASAL 21
82
PPh Pasal 26:
WP Luar Negeri
20% Final
PENGHASILAN BRUTO
84
TARIF PPH PASAL 26
No Penghasilan DPP Tarif Pemotong Sifat Dsr Hk
1 • dividen; bunga;royalti, sewa, & penghasilan Bruto 20% • badan pemerintah, Final Psl 26 UU
lain sehubg dgn penggunaan harta; (P3B) • subjek pajak DN, PPh
• imbalan sehubg dgn jasa, pekerjaan, & • penyelenggara kgt,
kegiatan; • BUT, atau
• hadiah dan penghargaan; • perwakilan persh
• pensiun dan pembayaran berkala lainnya; LN lainnya
• premi swap & transaksi lindung nilai lainnya;
• keuntungan karena pembebasan utang.
Contoh :
PT. Maju membayar jasa konsultasi pemasaran Rp. 200.000.000,- kepada Mr. John, konsultan asing (WP
LN dari USA). Berapakah PPh Pasal 26 yang harus dipotong dari Mr. John ?
Jawab : PPh Psl 26 yg hrs dipotong = 200.000.000,- x 20% : 40.000.000,-
Jika terdapat P3B, misal tarif sesuai P3B adl 10%, maka PPh Psl 26 yg hrs dipotong : 200jt x 10% = 20jt
85
TARIF PPH PASAL 26
No Penghasilan DPP Tarif Pemotong Sifat Dsr Hk
3 premi asuransi yg dibayarkan kepada Final UU
Perusahaan Asuransi Luar Negeri : PPh
• dibayarkan oleh tertanggung 50% Premi 20% Tertanggung KMK
• dibayarkan oleh perusahaan asuransi di Indo 10% Premi 20% Perush Asuransi di Ind 624/
• dibayarkan oleh perusahaan Re-asuransi di 5% Premi 20% Perush Re-Asuransi 1994
Indo Ind
4 PKP setelah pajak dari suatu BUT di Indonesia PKP setelah 20% BUT tersebut Final UU
(Branch Priofit Tax), kecuali penghasilan tsb Pajak (P3B) PPh
ditanamkan kembali di Indonesia
5 • penghasilan yg diterima oleh Knt Pusat atas Bruto 20% • badan pemerintah, Dpt UU
kgt yg sejenis / terdpt hub efektif dgn BUT di (P3B) • subjek pajak DN, dikre- PPh
Indonesia (Psl 5 ay (1) b+c UU PPh); • penyelenggara kgt, ditkan
• penghasilan yg diterima / diperoleh OP / Bdn Bruto 20% • BUT, atau di akhir
LN yg berubah status menjadi WP DN / BUT (P3B) • perwakilan persh tahun
LN lainnya
Contoh :
PT. Pesat membayar premi asuransi mesin & gedung pabrik Rp. 60.000.000,- kepada Quick Insurance di
USA. Berapa PPh Psl 26 yg harus dipotong oleh PT. Pesat atas pembayaran premi ke Qiuck Insurance ?
Jawab : 50% x 20% x 60.000.000,- = 6.000.000,-
86
Pajak Kuat Indonesia Maju!
87