Anda di halaman 1dari 34

SOSIALISASI

PERPAJAKAN
TERKAIT PENGGUNAAN

APBD

KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA PANDEGLANG


TAHUN 2017 1
UU. N0.6/2014 Pasal 72 (1),
Sumber pendapatan Desa :

1. Pendapatan Asli Desa (PAD) terdiri atas hasil usaha, hasil aset,
swadaya dan partisipasi, gotong royong, dan lain-lain pendapatan asli
Desa;
2. Alokasi APBN, belanja transfer ke daerah/desa;
3. Bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah;
4. Alokasi Dana Desa (ADD), bagian dari dana perimbangan yang
diterima Kabupaten/Kota; paling sedikit 10% dari dana perimbangan
yang diterima Kabupaten/Kota dalam APBD setelah dikurangi Dana
Alokasi Khusus;
5. Bantuan Keuangan dari APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota;
6. Hibah & sumbangan yang tidak mengikat dari pihak ke-3; dan
7. Lain-lain pendapatan desa yang sah. 2
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
 Bendahara Desa wajib ber-NPWP;
 Kewajiban perpajakan yang terkait :
√ PPh Pasal 21 atas pembayaran berupa honorarium,
upah atau sejenisnya;
√ PPh Pasal 22 atas belanja barang;
√ PPh Pasal 23 atas pembayaran Jasa;
√ Memungut PPN atas pembelian Barang Kena Pajak dan
Perolehan Jasa Kena Pajak;
√ PPh Pasal 4 ayat (2) atas Jasa Konstruksi dan Sewa
Tanah dan/atau Bangunan
√ Bea Meterai.
 Membayar/Menyetor Pajak Terutang; dan
 Menyampaikan Laporan Pajak Bulanan (SPT Masa).

3
PAJAK PENGHASILAN
PASAL 21
(PPh Pasal 21)
Juklak :
1. PP 80 Tahun 2010;
2. PER-16/PJ./2016;

4
PPh Pasal 21 Pegawai Tetap
GAJI 24.000.000 Orang Pribadi Sendiri 54.000.000
TUNJANGAN 6.000.000 Status Kawin 4.500.000
JUMLAH BRUTO 30.000.000 Tiap Tanggungan 4.500.000

PENGURANG :
BIAYA JABATAN -
IURAN PENSIUN -
NETTO 30.000.000
PTKP 58.500.000
PENGHASILAN KENA PAJAK NIHIL

5
Skema Pengenaan PPh Pasal 21 selain PNS
(Bagian I)

Pegawai Tidak Tetap / BULANAN Ph. BRUTO – PTKP


Tenaga Kerja Lepas
(contoh : upah
HARIAN (PH. BRUTO - 450 RIBU) * 5%
tukang)

(PH. BRUTO(>4,5 jt s.d. 10,2jt) - PTKP


Harian) * 5%

(PH. BRUTO(>10,2jt) – PTKP) *


Tarif Pasal 17

Peserta Rapat, Diklat, Peserta/


anggota dalam kepanitiaan sebagai Penghasilan Bruto * Tarif PPh
penyelenggaraan kegiatan tertentu. Pasal 17 UU PPh
(Pasal 3 huruf f angka 3 PER-16/PJ./2016)

JIKA TIDAK MEMILIKI NPWP MAKA


TARIFNYA 20% LEBIH TINGGI 6
TARIF PPH PASAL 21 ATAS HONOR KEGIATAN PNS

Golongan Tarif
PPh Pasal 21

Gol. I dan II 0%

Gol. III
5%

Gol IV
15 %

Dasar Hukum : Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2010.


7
Skema Pengenaan PPh Pasal 21 selain PNS
(Bagian II)

BERKESINAMBUNGAN 50% * Ph. Bruto Kumulatif *


selain Psl 13 (1) Tarif Pasal 17

(50% * (Ph. Bruto-PTKP


BUKAN
PEGAWAI
BERKESINAMBUNGAN bulanan) Kumulatif) * Tarif
Pasal 17

50 % * Ph. Bruto *
TIDAK BERKESINAMBUNGAN
Tarif Pasal 17

JIKA TIDAK MEMILIKI NPWP MAKA


TARIFNYA 20% LEBIH TINGGI
8
Bukan Pegawai
1. Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, terdiri dari pengacara,
akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai, dan aktuaris;

2. Seniman/pekerja seni pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak,


bintang film, bintang sinetron, bintang iklan, sutradara, kru film, foto
model, peragawan/peragawati, pemain drama, penari, pemahat, pelukis,
dan seniman lainnya;

3. Olahragawan;

4. Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh dan moderator;

5. Pengarang, peneliti, penerjemah;

6. Pemberi jasa dalam segala bidang termasuk teknik komputer dan sistem
aplikasinya, telekomunikasi, elektronika, fotografi, ekonomi, dan sosial
serta pemberi jasa kepada suatu kepanitiaan;

7. Agen iklan;
8. Pengawas dan pengelola proyek;
9. Pembawa pesanan/yang menemukan langganan/perantara;
10. Petugas penjaja barang dagangan;
11. Petugas dinas luar asuransi; dan/atau 9
Contoh Pemotongan PPh Pasal 21 atas honorarium yang
diterima oleh PNS :

► Pak Maman seorang PNS Golongan III pada bulan


Maret 2017 menerima honor terkait suatu kegiatan
desa sebesar Rp 2.000.000,-

Pemajakan :
► Karena Pak Maman PNS Golongan III maka Honornya
harus dipotong PPh Pasal 21 sebesar 5% dengan
Perhitungan sbb :
PPh Pasal 21 = Jumlah Honor * 5%
= Rp 2.000.000 * 5% = Rp 100.000
Honor bersih diterima Pak Maman,
= Rp 2.000.000 – 100.000 = Rp 1.900.000.

10
Contoh Pemotongan PPh Pasal 21 atas honorarium yang
diterima oleh SELAIN PNS :

► Pada bulan Januari 2017 Pak Erwin yang berstatus Non


PNS terlibat dalam suatu kegiatan terkait pengelolaan
Dana Desa, menerima honor sebesar Rp. 1.500.000,-

Pemajakan :
► PPh Pasal 21 = Jumlah Honor * 5%
= Rp 1.500.000 * 5% = Rp 75.000
Honor bersih diterima Pak Erwin,
= Rp 1.500.000 – Rp 75.000 =Rp 1.425.000.

JIKA TIDAK MEMILIKI NPWP MAKA


TARIFNYA 6% 11
CONTOH PENGHITUNGAN PPH PASAL 21 (UPAH HARIAN)
Badri (belum menikah) pada bulan Januari 2017 menjadi tukang dengan upah
harian, bekerja selama 23 hari kerja dalam rangka
Pembangunan jalan desa dengan menerima upah Rp200.000,- per hari.

Pemajakannya sebagai berikut :


Batas penghasilan bruto yang tidak dikenakan PPh atas upah adalah
Rp450.000,- Sehingga tidak terutang PPh Pasal 21.

NAMUN, Pada hari ke-23 (dalam bulan yg sama), Badri telah menerima bayaran
= 200.000 * 23 = Rp4.600.000 (lebih dari 4,5 juta).

Maka PPh Pasal 21 dihitung sebagai berikut:


Penghasilan 23 hari Rp4.600.000,-
PTKP 23 hari = Rp54.000.000/360 * 23 Rp3.450.000,-
Penghasilan harian terutang PPh Pasal 21 Rp 1.150.000,-

PPh Pasal 21 dipotong pada hari ke-23


=(5% * Rp 1.150.000,-) = Rp 57.500.

JIKA TIDAK MEMILIKI NPWP MAKA


TARIFNYA 6% 12
PAJAK PENGHASILAN
PASAL 22
(PPh Pasal 22)
Juklak :
1. PMK-154/PMK.03/2010
dan perubahannya.

13
TARIF 1,5% DARI HARGA
PEMBELIAN BARANG TIDAK TERMASUK PPN

JIKA REKANAN/PENJUAL TIDAK MEMILIKI NPWP


MAKA
TARIFNYA 100% LEBIH TINGGI (= 3%)

Dasar Hukum :
Peraturan Menteri Keuangan nomor 154/PMK.03/2010 dan perubahannya. 14
DIKECUALIKAN DARI
PEMUNGUTAN PPh PASAL 22

PEMBAYARAN ATAS PENYERAHAN BARANG


YANG JUMLAHNYA PALING BANYAK
Rp2.000.000,- DAN TIDAK MERUPAKAN
PEMBAYARAN YANG TERPECAH-PECAH

PEMBAYARAN UNTUK PEMBELIAN BAHAN BAKAR


MINYAK, GAS, PELUMAS, BENDA BENDA POS,
PEMAKAIAN AIR DAN LISTRIK.

PEMBAYARAN UNTUK PEMBELIAN BARANG


SEHUBUNGAN DGN PENGGUNAAN DANA BOS
15
CONTOH PENGHITUNGAN PASAL 22

Pada Bulan Januari 2017 membeli makanan


dan minuman di sebuah rumah makan (nama
pemilik : ENTIN) untuk satu kegiatan
penyuluhan desa, sebesar Rp 3.000.000. Entin
belum memiliki NPWP.
Dibayar kepada penjual tanggal 6 Maret 2017.

Pemajakan :
3% x Dasar Pengenaan Pajak (DPP)
Pasal 22 = 3% x 3.000.000 = 90.000

16
PAJAK PENGHASILAN
PASAL 23
(PPh Pasal 23)
Juklak :
1. PMK-141/PMK.03/2015.

17
TARIF DAN DASAR PEMOTONGAN

PASAL 23

HADIAH DAN
SEWA SELAIN TANAH
PENGHARGAAN,
BANGUNAN &
DEVIDEN, BUNGA
JASA LAINNYA
DAN ROYALTI

TARIF TARIF
15 % 2%

JUMLAH BRUTO (TIDAK TERMASUK PPN)

JIKA REKANAN TDK MEMILIKI NPWP MAKA


TARIFNYA 100% LEBIH TINGGI (= 4%) 18
CONTOH PENGHITUNGAN PPH PASAL 23
Penyewaan 1 unit Mesin Molen pada bulan Februari
2017, Nilai sewa disepakati sebesar Rp2.000.000.
Pemilik Molen (yang menyewakan) memiliki NPWP
namun belum berstatus PKP. Dibayar lunas bulan
Maret 2017.
Pasal 23 Terutang = 2% * Rp 2.000.000
= Rp 40.000
Diterima Pemilik Molen = 2.000.000 – 40.000 = Rp 1.960.000
====================================================
Jika berstatus PKP, maka penghitungannya sbb :
Harga termasuk PPN = 2.000.000
Dasar Pengenaan Pajak = 110/100 * Rp 2.000.000 = Rp 1.818.182
Pasal 23 Terutang = 2% * Rp 1.818.182 = Rp 36.364
Diterima Pemilik Molen = 1.818.182 – 36.364 = Rp 1.781.818

JIKA REKANAN TDK MEMILIKI NPWP MAKA 19

TARIF PASAL 23 SEBESAR 4%


PAJAK
PERTAMBAHAN
NILAI
(PPN)
Juklak :
1. KMK-563/KMK.03/2003.

20
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 563/KMK.03/2003 PASAL 2 AYAT (2)

Bendaharawan Pemerintah yang melakukan pembayaran


“atas penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena
Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP)”
Rekanan Pemerintah atas nama Pengusaha Kena Pajak
Rekanan Pemerintah, wajib memungut, menyetor, dan
melaporkan PPN terutang.

PPN = 10% * Dasar Pengenaan Pajak (DPP) 21


TIDAK DIPUNGUT PPN OLEH BENDAHARA PEMERINTAH

a. Pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp 1.000.000,00 (satu juta


rupiah) dan tidak merupakan pembayaran yang terpecah-pecah;
b. Pembayaran untuk pembebasan tanah;
c. Pembayaran atas penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena
Pajak yang menurut ketentuan perundang-undangan yang berlaku,
mendapat fasilitas Pajak Pertambahan Nilai tidak dipungut dan/atau
dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai;
d. Pembayaran atas penyerahan Bahan Bakar Minyak dan Bukan Bahan
Bakar Minyak oleh PT (PERSERO) PERTAMINA;
e. Pembayaran atas rekening telepon;
f. pembayaran atas jasa angkutan udara yang diserahkan oleh perusahaan
penerbangan; atau
g. pembayaran lainnya untuk penyerahan barang atau jasa yang menurut
ketentuan Perundang-undangan yang berlaku tidak dikenakan Pajak
Pertambahan Nilai
22
Dasar Hukum : KMK-563 Tahun 2003
BARANG
YANG TIDAK DIKENAKAN PPN
1. barang hasil pertambangan/hasil
pengeboran yang diambil langsung dari
sumbernya;
2. barang-barang kebutuhan pokok yang
sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak;
3. makanan dan minuman yang disajikan di
hotel, restoran, rumah makan, warung, &
sejenisnya;
4. uang, emas batangan, dan surat-surat
berharga.
Dasar Hukum : UU PPN Pasal 4A ayat (2) 23
JASA
YANG TIDAK DIKENAKAN PPN
1. jasa pelayanan kesehatan medis;
2. jasa pelayanan sosial;
3. jasa pengiriman surat dengan perangko;
4. jasa keuangan;
5. jasa asuransi;
6. jasa keagamaan;
7. jasa pendidikan;
8. jasa kesenian dan hiburan;
9. jasa penyiaran yang tidak bersifat iklan;
10. jasa angkutan umum di darat dan di air serta jasa angkutan udara dalam negeri yang
11. menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari jasa angkutan udara luar negeri;
12. jasa tenaga kerja;
13. jasa perhotelan;
14. jasa yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka menjalankan pemerintahan
secara umum;
15. Jasa penyediaan tempat parkir;
16. Jasa telepon umum dengan menggunakan uang logam;
17. Jasa pengiriman uang dengan wesel pos; dan
18. Jasa boga atau katering

24
Dasar Hukum : UU PPN Pasal 4A ayat (3)
CONTOH PENGHITUNGAN PPN

Pembelian alat tulis kantor (ATK) ke Toko


Haji Ade senilai Rp 5.500.000,-. Haji Ade
memiliki NPWP dan berstatus PKP.
Sesuai kesepakatan, harga tersebut termasuk PPN.
Tagihan dibayar tanggal 15 Maret 2017.

Pemajakan :
 Dasar Pengenaan Pajak (DPP) x 10%

 DPP = 100/110 * 5.500.000 = 5.000.000

 5.000.000 x 10% = 500.000


25
PAJAK PENGHASILAN
PASAL 4 AYAT (2)
SEWA TANAH/BANGUNAN
DAN JASA KONSTRUKSI
Juklak :
1. PP Nomor 29 Tahun 1996
stdtd. PP Nomor 5 Tahun 2002.
2. PP Nomor 51 Tahun 2008.

26
PASAL 4 AYAT (2)

Atas penghasilan dari persewaan tanah


dan/atau bangunan berupa :

Tanah, Rumah, Rumah susun, Apartemen,


Kondominium, Gedung Perkantoran, Rumah
Kantor, Toko, Rumah Toko, Gudang dan
Industri, wajib dibayar Pajak Penghasilan.

TARIF 10% DARI JUMLAH BRUTO


NILAI PERSEWAAN TANAH DAN/ATAU
BANGUNAN

27
28
NO OBYEK Tarif METERAI
1 Surat perjanjian & surat lainnya 6.000
untuk alat pembuktian
2 Akta notaris termasuk salinannya 6.000
3 Akta PPAT termasuk rangkapnya 6.000
4 Surat yg memuat nilai nominal 6.000
uang lebih dari 1 juta.
5 Risalah Lelang 6.000
6 Surat berharga bernilai lebih dari 6.000
Rp1 .000.000
7 Cek dan Bilyet Giro tanpa batas 3.000
8 Efek dengan harga nominal
•s/d Rp. 1 juta 3.000
•Lebih dari Rp. 1 juta 6.000
9 Dokumen sebagai alat pembuktian 6.000 Peraturan Pemerintah
10 Poin no 4 s/d 6 dengan nilai 3.000 Nomor 24 TAHUN 2000
nominal Rp250,000 s/d Rp. 1 juta
Peraturan Menkeu.
11 Sekumpulan efek dalam bentuk Nomor 65/PMK.03/2014
apapun s/d Rp. 1 juta 3.000 29
•Lebih dari Rp. 1 juta 6.000
KODE UNTUK PENGISIAN SSP (e-billing)
KODE JENIS
JENIS PAJAK KODE JENIS SETORAN
AKUN

PPh Pasal 21 411121 402 (PNS)


100 (selain PNS)

PPh Pasal 22 411122 920

PPh Pasal 23 411124 100

PPN 411211 920

PPh Pasal 4 ayat (2) 411128 403 (Sewa Tanah Bangunan)


409 (Jasa Konstruksi)

30
JATUH TEMPO PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK

PELAPORAN PAJAK
JENIS PAJAK PENYETORAN PAJAK
(SPT MASA)

*PPh Pasal 21 paling lama tanggal 10 paling lama 20 (dua


*PPh Pasal 23 (sepuluh) bulan berikutnya puluh) hari setelah
setelah Masa Pajak berakhir akhir Masa Pajak
*PPh Pasal 4
ayat (2)

PPh Pasal 22 paling lama 7 (tujuh) hari paling lama 14 (empat


setelah tanggal belas) hari setelah
pelaksanaan pembayaran akhir Masa Pajak
atas penyerahan barang

PPN Paling lama 7 (tujuh) hari Paling lama akhir bulan


setelah tanggal berikutnya setelah
pelaksanaan pembayaran akhir Masa Pajak

Dasar Hukum : Peraturan Menteri Keuangan Nomor 242/PMK.03/2014.


31
PASAL 7 UU KUP
(KETENTUAN UMUM PERPAJAKAN)

► SPT TIDAK / TERLAMBAT DISAMPAIKAN


► SANKSI DENDA

SPT PPh = Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah).

SPT PPN= Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah).

32
SANKSI ADMINISTRASI JIKA TIDAK
ATAU TERLAMBAT SETOR

Bunga 2% sebulan,
maksimal 24 bulan
dari pajak yang terutang

33
Terima
Kasih

34

Anda mungkin juga menyukai