SEKRETARIAT DAERAH
Jl. Sindoro No. 2-4 Wonosobo, 56311 Telp (0286) 321345
*) Cara Menghitung :
• Penghasilan bruto sebulan (siltap dan tunjab) Rp.
• Dikurangi biaya jabatan (5% x penghasilan bruto) Rp._____-
• Penghasilan Neto sebulan Rp
Catatan :
Untuk tahun 2019, penghasilan tertinggi Aparatur Desa adalah Rp
2.950.000,00 per bulan atau Rp 35.400.000,- Jika pendapatan tertinggi
tersebut diperhitungkan dengan PTKP terendah (TK/0) Rp 54.000.000,-
maka hasil perhitungannya adalah tidak dipotong pajak karena dibawah
nilai PTKP. Sehingga untuk penghasilan (siltap dan tunjangan)
Kepala Desa dan Perangkat Desa pada tahun 2019 tidak
dikenakan PPh 21 Penghasilan karena nilainya dibawah nilai
PTKP.
2) Pembayaran honorarium
Dikenakan pada honorarium Pelaksana Pengelolaan Keuangan Desa
(PPKD), dengan ketentuan sebagai berikut :
PPh 21 Non PNS = (Penghasilan Netto – PTKP Bulanan) x 5% (NPWP) atau 6% (Non NPWP)
PPh 21 Non PNS = (Penghasilan Bruto – PTKP Bulanan) x 5% (NPWP) atau 6% (Non NPWP)
*
* DPP (Dasar Pengenaan Pajak) adalah harga barang
** Dalam hal harga barang sudah termasuk pajak maka DPP adalah
100/110 x Harga Barang
c. PPh Pasal 23
Dikenakan atas jasa selain yang dipotong PPh 21, sewa selain
tanah/bangunan, hadiah atau penghargaan, servis dan pemeliharaan.
Dalam konteks APBDesa, pajak ini juga dikenakan misalnya sewa alat
berat dan peralatan lainnya, biaya fotocopy, servis kendaraan bermotor,
servis komputer dan lainnya.
*) Tarif :
• Sewa tanah/ bangunan = 10%
• Jasa konstruksi = 2 s.d. 4 %
• Jasa perencanaan & pengawasan = 4 s.d. 6 %
e. PPN
Dikenakan atas pembelian barang/ jasa melebihi Rp 1.000.000,-.
BB : Bulan Berikutnya
STB : Setelah Tanggal Bayar
5. Beberapa hal yang harus diperhatikan terkait dengan kewajiban pemotongan/
pemungutan, penyetoran dan pelaporan pajak-pajak yang telah
dipotong/dipungut antara lain:
a. SPT Masa PPN PUT, SPT Masa PPh Pasal 21, SPT Masa PPh Pasal 22, SPT
Masa PPh Pasal 23 dan SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2) dilaporkan jika ada
transaksi. Kecuali SPT Masa PPh Pasal 21 untuk Masa Pajak Bulan
Desember (wajib dilaporkan meskipun Nihil);
b. PPh Pasal 21, PPh Pasal 23 dan PPh Pasal 4 ayat (2) disetor menggunakan
NPWP Kaur Keuangan Desa;
c. PPN dan PPh Pasal 22, disetor menggunakan NPWP rekanan. Apabila tidak
ber NPWP disetor menggunakan NPWP: 04.000.000.0-533.000 (untuk WP
Orang Pribadi) atau NPWP: 01.000.000.0-533.000 (untuk WP Badan);
d. Dalam hal tanggal jatuh tempo pembayaran atau penyetoran pajak serta
batas akhir pelaporan bertepatan dengan hari libur Sabtu dan Minggu, hari
libur nasional, hari yang diliburkan untuk penyelenggaraan Pemilihan
Umum, atau cuti bersama secara nasional, pembayaran/penyetoran dan
pelaporan dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya.
6. Ketentuan tentang kelebihan pembayaran pajak adalah sebagai berikut :
Apabila ada kelebihan bayar, maka desa dapat meminta pengembalian dalam
bentuk kompensasi misalnya berupa pembayaran pajak bulan berikutnya
atau pajak terutang yang lain, dengan syarat desa tertib lapor sebagai wajib
pajak, dengan cara :
• Jika pembayaran pajak yang lebih bayar tersebut sudah terlanjur
dilaporkan, maka desa agar melaporkan SPT lebih bayar;
• Jika pembayaran pajak yang lebih bayar tersebut belum dilaporkan
SPTnya, maka desa dapat melakukan pemindahbukuan di Kantor Pajak.
5. Apabila terjadi kelebihan pembayaran pajak dari yang seharusnya apakah bisa
dipindahkan untuk pembayaran jenis pajak yang lain?
Atas kelebihan pembayaran satu jenis pajak dapat dipindahkan untuk melunasi
jenis pajak yang lain melalui prosedur pemindahbukuan, dengan catatan
pembayaran pajak tersebut belum dilaporkan. Caranya dengan mengajukan surat
permohonan pemindahbukuan dilampiri dengan SSP lembar kesatu asli yang
diajukan pemindahbukuan dan fotocopi SPT yang menunjukkan adanya kelebihan
pembayaran.
6. Belanja barang jenis yang sama (misal ATK) dengan nilai dibawah satu juta,
tetapi berulang-ulang sehingga jumlahnya lebih dari dua juta apakah tetap
harus memotong/memungut pajak?
Jika terjadi hal yang demikian dan ada indikasi unsur kesengajaan untuk
menghindari pajak agar tidak dilakukan, sebaiknya pajak tetap dihitung dari
keseluruhan nilai belanja. Untuk mengantisipasi kekurangan dana (nombok
untuk bayar pajak) ketika menyusun RAB suatu kegiatan di dalamnya sudah
diperhitungkan untuk pembayaran pajak.
CONTOH KASUS PAJAK TERKAIT APBDESA
PPh Pasal 21
1. Kepala Desa (status tidak kawin) menerima penghasilan tetap Rp 2.450.000,-
dan tunjangan Rp 500.000,- setiap bulan.
Pajak yang dikenakan :
PPh 21 atas penghasilan rutin sebesar Rp 2.950.000,- per bulan
Cara menghitung :
Penghasilan bruto (Rp 2.450.000,- + Rp 500.000,-) : Rp 2.950.000,-
Pengurangan :
Biaya Jabatan 5% x Rp 2.950.000,- : (Rp 147.500,-)
Penghasilan Netto : Rp 2.802.500,-
2. Kepala Desa PNS Golongan III menerima honor sebagai PKPKD sebesar Rp
500.000,- pada bulan April 2018.
Pajak yang dikenakan :
PPh Pasal 21 = Penghasilan Bruto x 5%
= Rp 500.000,- x 5%
= Rp 50.000,-