• Istilah yang digunakan untuk penghasilan karyawan tidak tetap adalah imbalan atau upah harian,
mingguan, atau upah borongan. Berikut adalah penjelasan lebih lengkapnya:
• Upah harian, yaitu upah yang diperoleh karyawan secara harian.
• Upah mingguan, yaitu upah yang diperoleh karyawan secara mingguan.
• Upah satuan, yaitu upah yang diperoleh karyawan berdasarkan jumlah unit pekerjaan yang
dihasilkan.
• Upah borongan, yaitu upah yang diperoleh karyawan berdasarkan penyelesaian suatu jenis pekerjaan
tertentu.
Ketentuan Khusus PPh 21 untuk Pegawai Tidak Tetap
Berikut adalah daftar ketentuan khusus pada PPh 21 untuk karyawan tidak tetap atau PKWT:
• Tidak dilakukan pemotongan PPh Pasal 21 jika penghasilan karyawan dalam sehari belum melebihi Rp300.000.
• Dilakukan pemotongan PPh Pasal 21, jika penghasilan karyawan dalam sehari sebesar atau melebihi Rp450.000,
merupakan jumlah yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto.
• Apabila karyawan tidak tetap memperoleh penghasilan kumulatif melebihi Rp4.500.000 dalam 1 bulan, maka
jumlah tersebut dapat dikurangkan dari penghasilan bruto.
• Rata-rata penghasilan karyawan dalam sehari adalah rata-rata upah mingguan, upah satuan, atau upah borongan
untuk setiap hari kerja yang digunakan.
• PTKP yang sebenarnya adalah untuk jumlah hari kerja yang sebenarnya.
• PTKP sehari dijadikan sebagai dasar untuk menetapkan PTKP yang sebenarnya. Yaitu sebesar PTKP per tahun
Rp54.000.000 dibagi 360 hari.
• Apabila karyawan tidak tetap tersebut mengikuti program jaminan atau tunjangan hari tua, maka iuran yang dibayar
sendiri dapat dikurangkan dari penghasilan bruto.
Tarif PPh21 Pegawai Tidak Tetap/Tenaga Kerja Lepas
1. Tidak ada PPh 21 yang dipotong jika upah harian atau rata-rata upah harian kurang dari Rp 450.000 dan jumlah
kumulatif dalam satu bulan belum melebihi Rp 4.500.000.
2. PPh 21 harus dipotong sebesar upah harian atau rata-rata upah harian dikurangi Rp 450.000, lalu dikalikan 5%
jika, Upah harian atau rata-rata upah harian sudah lebih dari Rp.450.000 tetapi jumlah kumulatif dalam satu bulan
kalender belum melebihi Rp 4.500.000.
3. PPh 21 harus dipotong sebesar upah harian atau rata-rata upah dikurangi PTKP sehari lalu dikalikan 5%, jika,
jumlah kumulatif dalam satu bulan kalender sudah lebih dari Rp.4.500.000, tetapi kurang dari Rp.10.200.000.
4. Berlaku Tarif pada Undang-Undang Pajak Penghasilan Pasal 17 ayat (1) huruf (a), jika, jumlah kumulatif dalam satu
bulan kalender sudah lebih dari Rp 10.200.000.
Jadi, pajak penghasilan yang harus dibayarkan oleh Pak Kelik atau dipotong perusahaan pemberi kerja adalah sebesar Rp3.900.000.
TERIMA KASIH