Oleh: In’am Fairuz Aiman, S.Pd. Penghitungan PPh Pasal 21 untuk Karyawan Tidak Tetap, Karyawan Lepas, Harian, atau Borongan Jenis-Jenis Upah yang Diperoleh oleh Karyawan Tidak Tetap • Upah harian, yaitu upah yang diperoleh karyawan secara harian. • Upah mingguan, yaitu upah yang diperoleh karyawan secara mingguan. • Upah satuan, yaitu upah yang diperoleh karyawan berdasarkan jumlah unit pekerjaan yang dihasilkan. • Upah borongan, yaitu upah yang diperoleh karyawan berdasarkan penyelesaian suatu jenis pekerjaan tertentu. Ketentuan Khusus PPh 21 untuk Pegawai Kontrak • Tidak dilakukan pemotongan PPh Pasal 21 jika penghasilan karyawan dalam sehari belum melebihi Rp300.000. • Dilakukan pemotongan PPh Pasal 21, jika penghasilan karyawan dalam sehari sebesar atau melebihi Rp450.000, merupakan jumlah yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto. • Apabila karyawan tidak tetap memperoleh penghasilan kumulatif melebihi Rp4.500.000 dalam 1 bulan, maka jumlah tersebut dapat dikurangkan dari penghasilan bruto. • Rata-rata penghasilan karyawan dalam sehari adalah rata-rata upah mingguan, upah satuan, atau upah borongan untuk setiap hari kerja yang digunakan. • PTKP yang sebenarnya adalah untuk jumlah hari kerja yang sebenarnya. • PTKP sehari dijadikan sebagai dasar untuk menetapkan PTKP yang sebenarnya. Yaitu sebesar PTKP per tahun Rp54.000.000 dibagi 360 hari. • Apabila karyawan tidak tetap tersebut mengikuti program jaminan atau tunjangan hari tua, maka iuran yang dibayar sendiri dapat dikurangkan dari penghasilan bruto. Ketentuan Khusus PPh 21 untuk Pegawai Tidak Tetap Berdasarkan Permenkeu No. 102/PMK.010/2016 Ketentuan lain yang harus diketahui terkait ketentuan perpajakan untuk pegawai tidak tetap adalah Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 102/ PMK.010/2016 tentang Penetapan Bagian Penghasilan Sehubungan dengan Pekerjaan dari Pegawai Harian dan Mingguan serta Pegawai Tidak Tetap Lainnya yang Tidak Dikenakan Pemotongan Pajak Penghasilan, yaitu: • PPh 21 pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas yang penghasilannya kurang dari Rp 450.000 per hari tidak dikenakan pemotongan penghasilan. • Ketentuan penghasilan tidak kena pajak itu tidak berlaku jika: • Penghasilan bruto dimaksud jumlahnya melebihi Rp 4.500.000 sebulan • Penghasilan dimaksud dibayar secara bulanan • Penghasilan berupa honorarium • Komisi yang dibayarkan kepada penjaja barang dan petugas dinas luar asuransi. Tarif PPh21 Pegawai Tidak Tetap/Karyawan Kontrak Penghasilan Sehari Penghasilan Kumulatif Sebulan Tarif dan Dasar Pengenaan Pajak (DPP) < Rp 450.000 < Rp 4.500.000 Tidak Ada PPh 21 > Rp 450.000 < Rp 4.500.000 5% x (Upah – Rp 450.000) Rp 4.500.000 < upah < Rp 10.200.000 5% x (Upah – (PTKP/360) > Rp 10.200.000 Tarif UU PPh Pasal 17 ayat (1) huruf (a) Keterangan: • Tidak ada PPh 21 yang dipotong jika upah harian atau rata-rata upah harian kurang dari Rp450.000 dan jumlah kumulatif dalam satu bulan belum melebihi Rp4.500.000. • PPh 21 harus dipotong sebesar upah harian atau rata-rata upah harian dikurangi Rp450.000, lalu dikalikan 5% jika upah harian atau rata-rata upah harian sudah lebih dari Rp450.000 tetapi jumlah kumulatif dalam satu bulan kalender belum melebihi Rp4.500.000. • PPh 21 harus dipotong sebesar upah harian atau rata-rata upah dikurangi PTKP sehari lalu dikalikan 5%, jika, jumlah kumulatif dalam satu bulan kalender sudah lebih dari Rp4.500.000, tetapi kurang dari Rp10.200.000. • Berlaku Tarif pada Undang-Undang Pajak Penghasilan Pasal 17 ayat (1) huruf (a), jika, jumlah kumulatif dalam satu bulan kalender sudah lebih dari Rp10.200.000. Contoh 1 • Jika seorang karyawan menerima upah sehari kurang dari Rp450.000,00 tidak dikenakan PPh Pasal 21 SOAL • Tuan Agung dengan status belum menikah. Pada bulan Januari 2018 bekerja sebagai buruh harian pada PT Harapan. Dia bekerja selama 10 hari dengan upah sehari Rp200.000. Hitunglah PPh Pasal 21! JAWAB • Karena upah sehari kurang dari Rp450.000,00 maka Tuan Agung tidak dikenakan PPh pasal 21 (nihil/nol) Contoh 2 • Jika karyawan menerima upah sehari tidak melebihi Rp450.000,00 dan jumlah kumulatif dalam 1 bulan belum melebihi Rp4.500.000,00 maka PPh pasal 21 nihil atau nol SOAL • Dewangga bekerja di PT ABC menerima upah sebesar Rp3.000.000,00 selama 10 hari. Hitung PPh pasal 21! JAWAB • Karena Dewangga menerima upah sehari tidak melebihi Rp450.000,0 dan upah sebulan = 10 x Rp 300.000,00 = Rp3.000.000,00 (kurang dari Rp4.500.000,00) maka Tuan Dewangga tidak dikenakan PPh pasal 21 (nihil/nol) Contoh 3 • Jika upah sehari lebih dari Rp450.000,00 tetapi jumlah dalam satu bulan kalender belum melebihi Rp4.500.000,00 dikenakan PPh pasal 21 sebesar 5% SOAL • Rizal status belum menikah, bekerja sebagai perakit televisi pada perusahaan elektronik PT Tronika. Upah yang dibayarkan berdasarkan jumlah unit/satuan yang dihasilkan yaitu Rp200.000,00 per buah dan dibayarkan setiap minggu. Dalam waktu seminggu dia menerima upah Rp 4.200.000,00 dengan menghasilkan sebanyak 21 buah televisi. Hitung PPh Pasal 21! JAWAB • Upah sehari Rp 4.200.000,00 : 6 = Rp 700.000,00 • Upah tidak kena pajak (Rp 450.000,00) • Upah kena pajak Rp 250.000,00 • PPh pasal 21 sehari 5% x Rp 250.000,00 = Rp 12.500,00 • PPh pasal 21 seluruh upah / 6 hari = 6 x Rp 12.500,00 = Rp 75.000,00 Contoh 4 • Jika upah kumulatif dalam 1 bulan kalender sudah melebihi Rp4.500.000,00 tetapi kurang dari Rp10.200.000,00 maka penghitungan PPh Pasal 21 menggunakan PTKP. SOAL • Marwan belum menikah. Pada bulan Desember 2018 mengerjakan pembuatan taman sebuah rumah dengan upah borongan Rp. 7.500.000,00. Upah borongan tidak termasuk material dan tanaman. Pekerjaan tersebut diselesaikan dalam waktu 15 hari. Hitung PPh Pasal 21! JAWAB • Upah borongan sehari Rp 500.000,00 ( 7.500.000 : 15 ) • PTKP sehari (Rp 150.000,00) ( 54.000.000 : 360 ) • Penghasilan Kena Pajak Rp 350.000,00 • Pph pasal 21 sehari 5% x Rp 350.000,00 = Rp 17.500,00 • PPh pasal 21 selama 15 hari = 15 x RP 17.500,00 = Rp 262.500,00 Contoh 5 • Jika upah kumulatif sebulan melebihi Rp 10.200.000,00 maka penghitungan PPh Pasal 21 menggunakan tarif pasal 17 ayat (1) huruf (a) SOAL • Imam menikah mempunyai 1 anak bekerja di perusahaan elektronik dengan upah satuan. Pada bulan Mei 2018 Imam bekerja selama 25 hari dan mengerjakan 50 unit dengan upah per unit Rp280.000,00. Hitung Pph pasal 21 sebulan! Contoh 5 (Jawaban) • Upah bulan Mei 2018 = 50 x Rp 280.000,00 = Rp 4.000.000,00 • Upah/penghasilan neto disetahunkan 12x Rp 14.000.00,00 = Rp 168.000.000,00 • PTKP K/1 = (Rp 63.000.000,00) • Penghasilan Kena Pajak Rp 105.000.000,00 • PPh pasal 21 setahun= 5 % x Rp 50.000.000,00 = Rp 2.500.000,00 15% x Rp 55.000.000,00 = Rp 8.250.000,00 Total Rp 10.750.000,00 • PPh pasal 21 sebulan = Rp 10.750.000,00 : 12 = Rp895.833,00 Penghitungan PPh pasal 21 untuk Mantan Pegawai yang Menerima Jasa Produksi, Gratifikasi dan Bonus atau Imbalan Lain yang Tidak Teratur Perhitungan PPh Menggunakan Tarif PPh Pasal 17 Ayat 1 (A) Contoh Soal • Anton bekerja di PT Fajar pada 1 Mei 2018 ia telah berhenti bekerja karena pensiun. Pada bulan Juni 2018 Anton menerima jasa produksi tahun 2017 dari PT Fajar sebesar Rp90.000.000,00. Hitung PPh pasal 21! Jawaban • PPh Pasal 21 : 5 % x Rp 50.000.000,00 = Rp 2.500.000,00 • 15% x Rp 40.000.000,00 = Rp 3.000.000,00 • Total = Rp 5.500.000,00 Penghitungan PPh Pasal 21 untuk Bukan Pegawai yang Menerima Imbalan Tidak Bersifat Berkesinambungan Perhitungan PPh Menggunakan Tarif PPh Pasal 17 Ayat 1 (A) x PKP (50% x Penghasilan Bruto) Contoh Soal • Johan menikah tanpa tanggungan melakukan jasa perbaikan komputer pada PT Cahaya dengan fee sebesar Rp8.000.000,00. Hitung PPh pasal 21! Jawaban • PPh Pasal 21 : 5 % x 50% x Rp 8.000.000,00 = Rp 200.000,00 • Apabila Johan tidak memiliki NPWP: • 120% x 5% x 50% x Rp 8.000.000,00 = Rp 240.000,00 Penghitungan PPh pasal 21 untuk Peserta Kegiatan yang Menerima Imbalan Perhitungan PPh Menggunakan Tarif PPh Pasal 17 Ayat 1 (A) x Penghasilan Bruto Contoh Soal • Ginting adalah seorang bulu tangkis professional, ia menjuarai turnamen Indonesia Terbuka. Ia memperoleh hadiah sebesar Rp350.000.000,00. Hitung PPh pasal 21! Jawaban • PPh Pasal 21 : 5 % x Rp 50.000.000,00 = Rp 2.500.000,00 • 15% x Rp200.000.000,00 = Rp 30.000.000,00 • 25% x Rp100.000.000,00 = Rp 25.000.000,00 • Total = Rp 57.500.000,00 Penghitungan PPh pasal 21 untuk Orang Pribadi yang Berstatus Subyek Pajak Luar Negeri Perhitungan PPh Menggunakan Tarif 20% x Penghasilan Contoh Soal • Lee menerima honorarium Rp 100.000.000,00 dari Hotel Melia Yogyakarta. Hitung PPh pasal 21! Jawaban • PPh Pasal 21 : 20% x Rp 100.000.000,00 = Rp 20.000.000,00