Anda di halaman 1dari 19

PERPAJAKAN

CONTOH PASAL PPH-21

MIA SITI MAKIYAH


030122055
Perhitungan PPh Pasal 21

 Penghasilan Bulanan (Gaji tanpa Bonus)

Roni adalah seorang karyawan PT Lentera Jaya (Wajib


Pajak Tidak Kawin) dengan gaji sebesar Rp 3.000.000
sebulan. Roni harus membayar iuran pensiun setiap
bulan sebesar Rp 60.000. Maka berikut perhitungan
PPh pasal 21 atas gaji dan bonus yang diterima Roni
selama bulan Juni.
Perhitungan PPh Pasal 21

Penyelesaian :
Gaji 1tahun (12 x Rp 3.000.000) Rp 36.000.000
Biaya Jabatan (5% x Rp 36.000.000) Rp 1.800.000
Iuran Pensiun (12 x Rp 60.000) Rp 720.000
Rp 2.520.000
Penghasilan neto 1thn (tanpa bonus) Rp 33.480.000
PTKP Roni untuk Wajib Pajak Tidak
Kawin (Rp 54.000.000-Rp 33.480.000)
Penghasilan Kena Pajak Rp 20.520.000
PPh Pasal 21 terutang atas gaji 1thn
5% X Rp 20.520.000 Rp 1.026.000
Perhitungan PPh Pasal 21

 Penghasilan Bulanan (Gaji + Bonus)

Roni adalah seorang karyawan PT Lentera Jaya


(Wajib Pajak Tidak Kawin) dengan gaji sebesar Rp
3.000.000 sebulan. Pada bulan juni 2018, Roni
menerima bonus sebesar Rp 2.000.000 setiap
bulannya. Maka Roni wajib membayar iuran pensiun
sebesar Rp 60.000. Maka berikut perhitungan PPh
pasal 21 atas gaji dan bonus yang diterima Roni
selama bulan Juni.
Perhitungan PPh Pasal 21

Penyelesaian :
Gaji 1tahun (12 x Rp 3.000.000) Rp 36.000.000
Bonus Rp 2.000.000
Penghasilan bruto 1tahun Rp 38.000.000
Pengurangan :
Biaya Jabatan (5% x Rp 38.000.000) Rp 1.900.000
Iuran pensiun (12 x Rp 60.000) Rp 720.000
Rp 2.620.000
Perhitungan PPh Pasal 21

Penghasilan Neto 1tahun Rp 35.380.000


PTKP Roni (wajib pajak tidak kawin)
Rp 54.000.000 – Rp 35.380.000 = Rp 18.620.000
Penghasilan kena pajak Rp 18.620.000
PPh pasal 21 terutang
(5% x Rp 18.620.000) Rp 931.000
Perhitungan PPh Pasal 21

 Penghasilan Mingguan

Salma merupakan pegawai tetap yang bekerja di PT


Idol Lyfe, dengan gaji mingguan sebesar Rp 1.500.000, ia
telah menikah dan mempunyai seorang anak. Dia masuk
program BPJS Ketenagakerjaan premi jaminan
kecelakaan kerja dan premi jaminan kematian dgn
jumlah masing-masing 1% dan 0,30% dari gaji sedangkan
Salma membayar iuran pensiun Rp 50.000 dan jaminan
hari tua 2% dari gaji. Pada bulan Agustus minggu
pertama ia hanya memperoleh penghasilan dari gaji.
Perhitungan PPh Pasal 21

Penyelesaian :

Gaji sebulan 4 x Rp 1.500.000 Rp 6.000.000


Premi jaminan kecelakaan kerja
(1% x Rp 6.000.000) Rp 60.000
Premi jaminan kematian
(0,30% x Rp 6.000.000) Rp 18.000

Total penghasilan bruto Rp 6.078.000


Perhitungan PPh Pasal 21

Pengurangan :

Biaya jabatan 5% x Rp 6.078.000 Rp 303.900


Iuran pensiun (oleh salma) Rp 50.000
Iuran jaminan hari tua 2% x 6jt Rp 120.000
Total pengurangan Rp 473.900

Penghasilan Neto sebulan


Rp 6.078.000 – Rp 473.900 Rp 5.604.100
Perhitungan PPh Pasal 21

Penghasilan Neto sebulan Rp 5.604.100


Penghasilan Neto setahun
12 x Rp 5.604.100 Rp 67.249.200
PTKP setahun :
Wajib pajak pribadi : Rp 54.000.000
Kawin : Rp 4.500.000
Anak 1 : Rp 4.500.000 Rp 63.000.000
Penghasilan kena pajak Rp 4.249.200
Perhitungan PPh Pasal 21

Penghasilan kena pajak Rp 4.249.200


Pembulatan (dalam ribuan penuh) Rp 4.249.000
PPh Pasal 21 terutang :
5% x Rp 4.249.000 Rp 212.450
PPh Pasal 21 sebulan
Rp 212.450 / 12 Rp 17.704
PPh Pasal 21 Minggu Pertama
Rp 17.704 / 4 Rp 4.426
Perhitungan PPh Pasal 21

Kesimpulan :

PPh Pasal 21 Bulan Agustus Rp 4.426


Dalam hal ini tidak memiliki NPWP
PPh Pasal 21 Rp 4.426 + 20% Rp 5.311
Perhitungan PPh Pasal 21

Nabila bekerja di PT Mentari, menikah dan


punya satu anak. Gaji dibayar harian Rp 250.000, PT
Mentari mengikuti program BPJS Ketenagakerjaan,
premi jaminan kecelakaan kerja dan premi jaminan
kematian dengan masing-masing 1% dan 0,30% dari
gaji. PT Mentari menanggung iuran jaminan hari tua
setiap bulan sebesar 3,70% dari gaji sedangkan Nabila
membayar iuran jaminan hari tua sebesar 2% dari gaji
setiap bulan. Nabila membayar iuran pensiun sebesar
Rp 35.000
Perhitungan PPh Pasal 21

Penyelesaian :

Gaji (26 hari x 250.000) Rp 6.500.000


Premi jaminan kecelakaan kerja
(1% x 6,5 juta) Rp 65.000
Premi jaminan kematian
(0,30% x 6,5 juta) Rp 19.500
Penghasilan Bruto Rp 6.584.500
Perhitungan PPh Pasal 21

Penghasilan Bruto Rp 6.584.500


Pengurangan :
Biaya jabatan (maks 500.000/bulan)
(5% x Rp 6.584.500) Rp 329.225
Iuran pensiun (maks 200.000/bulan) Rp 35.000
Iuran jaminan hari tua (dibayar Nabila)
(2% x 6.500.000) Rp 130.000
Rp 494.225
Penghasilan Neto sebulan Rp 6.090.275
Perhitungan PPh Pasal 21

Penghasilan Neto sebulan Rp 6.090.275


Penghasilan Neto setahun :
12 x Rp 6.090.275 Rp 73.083.300
PTKP setahun :
Wajib pajak pribadi Rp 54.000.000
Kawin Rp 4.500.000
Anak 1 Rp 4.500.000 Rp63.000.000

Penghasilan kena pajak setahun Rp 10.083.300


Perhitungan PPh Pasal 21

Penghasilan kena pajak setahun Rp 10.083.300


Pembulatan Penghasilan Rp 10.083.000
PPh Pasal 21 terutang :
5% x Rp 10.083.000 Rp 504. 165
PPh Pasal 21 sebulan :
Rp 504.165 / 12 Rp 42.165
PPh Pasal 21 sehari :
Rp 42.165 / 26 Rp 1.615
Perhitungan PPh Pasal 21

 Perhitungan Borongan

Paul belum menikah seorang karyawan yang


bekerja sbg tukang AC. Upah dibarkan brdasarkan
atas jumlah AC dan dibayarkan dalam waktu 1 minggu
(6 hari) ia melakukan service AC sebanyak 24 pcs
dengan total upah Rp 3.000.000
Perhitungan PPh Pasal 21

Penyelesaian :
Upah sehari Rp 3.000.000/6 hari Rp 500.000
Upah min sehari tidak dikenakan PPh Rp 450.000
Upah sehari dikenakan PPh Rp 50.000
Upah seminggu terutang pajak
6 x Rp 60.000 Rp 300.000
Pasal PPh 21 (mingguan) 5% x 300.000 Rp 15.000

Anda mungkin juga menyukai