Anda di halaman 1dari 11

PPh pasal 21

perusahaan menghitung pajaknya orang lain (buka pajaknya


sendiri dalam hal ini menghitung pajak karyawan)

peraturan baru PPh Pasal 21 Tahun 2016 mengatur perubahan PTKP (Penghasilan
Tidak Kena Pajak), Nomor PER-32/PJ/2016 tanggal 27 Juni 2016, dalam modul
PPh 21 hanya diberi contoh beberapa perhitungan PPh Pasal 21, untuk
selengkapnya bisa baca contoh perhitungan PPh Pasal 21 di Peraturan tsb.

PENGERTIAN PPH PASAL 21


Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah pajak dikenakan atas penghasilan :
1.sehubung dengan pekerjaan jasa atau kegiatan
2. yang diterima oleh wajib pajak orang pribadi sebagai wajib pajak dalam
negeri

DALAM MEMPELAJARI PPH 21 ADA 3 HAL :


a. Pihak sebagai pemotong PPh Pasal 21
b. Pihak yang dipotong PPh Pasal 21
c. Penghasilan yang diptoong PPH Pasal 21

PIHAK SEBAGAI PEMOTONG PPH PASAL 21


Pihak sebagai pemotong PPH Pasal 21 adalah Pihak Pemberi Kerja atau Pihak
Pemberi Jasa, antara lain :
a. Bendaharawan Pemerintah
b. Dana Pensiun
c. Badan (PT, CV, dan lainnya) dan Bentuk Usaha Tetap
d. Yayasan, lembaga, kepanitiaan, asosiasi, organisasi
e. Penyelenggara kegiatan

PIHAK YANG DIPOTONG PPH PASAL 21


Pihak yang dipotong PPh Pasal 21 adalah orang pribadi yang menerima
penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan, antara lain :
1. Pegawai Tetap
2. Pegawai Tidak Tetap
3. Bukan Pegawai

PENGHASILAN YANG DIPOTONG PPH PASAL 21


1. Penghasilan yang sifatnya teratur
penghasilan diterima setiap bulan, antara lain gaji, uang pensiun bulanan,
tunjangan-tunjangan, lainnya serta premi asuransi yang dibyaar pemberi kerja

2. Penghasilan yang sifatnya tidak teratur


Penghasilan yang diterima tidak setiap bulan : antara lain jasa produksi,
tantiem, gratifikasi, tunjangan hari raya, dan lainnya

3. Upah harian, upah mingguan, upah satuan/borongan


4. Uang tebusan pensiun, uang tabungan hari tua, uang tunjangan hari tua, uang
pesangon dan sejenisnya

5. Honorarium, uang saku, hadiah, penghargaan, komisi

6. Imbalan kepada tenaga ahli : pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan,


notaris, aktuaris dan penilai.

7. Imbalan lain-lain yang diterima oleh jasa kepanitiaan, penemu pesanan,


penemu langganan, peserta perlombaan, seniman, olahragawan, pengajar, dll

TIDAK TERMASUK PENGHASILAN YANG DIPOTONG PPH 21


(Tidak dikenakan PPh Pasal 21)
1. Pembayaran asuransi dari perusahaan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan,
asuransi jiwa, dan asuransi beasiswa
2. Penerimaan dalam bentuk natura dan kenikmtaan kecualai yang diberikan oleh
bukan wajib pajak atau wajib pajak yang PPh-nya final dan dikenakan
PPh berdasarkan Norma Perhitungan
3. Iuran pensiun yang dibayarkan kepada Dana Pensiun yang pendiriannya telah
disahkan Menteri Keuangan dan Jaminan Hari Tua kepada Badan
Penyelanggara Jamsostek yang dibayar oleh pemberi kerja
4. Kenikmatan berupa pajak yang ditanggung pemberi kerja
5. Zakat yang diterima oleh orang pribadi yang berhak dan badan atau lembaga
amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah

TARIF PASAL 21
Tarif pajak untuk menghitung PPh Pasal 21 sama dengan taruf pajak untuk
menghitung PPh Orang Pribadi
No. Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak
1. Sampai dg Rp 50.000.000 5%
2. Diatas Rp 50.000.000 s/d Rp 250.000.000 15%
3. Diatas Rp 250.000.000 s/d Rp 500.000.000 25%
4. Diatas Rp 500.000.000 30%

KETERANGAN :
Terhadap wajib pajak yang tidak memiliki NPWP dikenakan tarif lebih tinggi
20% dari tarif tersebut diatas (atau 120% X Tarif Pajak)

Contoh :
Misal penghasilan kena pajak (PPh Pasal 21) sebesar Rp 1.000.000
Mempunyai NPWP PPh Pasal 21 = 5% X 1.000.000 = 50.000
Tidak punya NPWP PPh Pasal 21 = 50.000 + (20% X 50.000) =
Atau tidak punya NPWP PPh Pasal 21 = 5% X 120% X 1.000.000 =

PTKP PPh PASAL 21 = PTKP PPh Orang Pribadi


Tahun 2015 Tahun 2018
TK/0 36,000,000 TK/0 54,000,000
TK/1 39,000,000 TK/1 58,500,000
TK/2 42,000,000 TK/2 63,000,000
TK/3 45,000,000 TK/3 67,500,000
K/0 39,000,000 K/0 58,500,000
K/1 42,000,000 K/1 63,000,000
K/2 45,000,000 K/2 67,500,000
K/3 48,000,000 K/3 72,000,000

CARA MENGHITUNG PPH PASAL 21


Secara garis besarnya menghitung PPh Pasal 21 dibagi sbb :
1. Menghitung PPh Pasal 21 Pegawai Tetap
2. Menghitung PPh Pasal 21 Pegawai Tidak Tetap
3. Menghitung PPh Pasal 21 Bukan Pegawai
4. Penerima imbalan lainnya

PPH PASAL 21 PEGAWAI TETAP


Pegawai Tetap menurut ketentuan pajak adalah pegawai yang menerima
penghasilan dalam jumlah tertentu secara teratur, termasuk dewan komisaris,
dean pengawas yang merangkap sebagai pegawai yang bekerja penuh di
perusahaan dan pegawai kontrak yang bekerja penuh dalam perusahaan.

CARA MENGHITUNG PPH 21 PEGAWAI TETAP


1. Dihitung Penghasilan Bruto sebulan
terdiri dari Gaji + tunjangan dan lain-lain +Premi Asuransi

2. Dihitung Penghasilan Neto sebulan


dari Penghasilan Bruto sebulan pada angka 1 dikurangi :
a. Biaya Jabatan sebesar 5% dari Penghasilan Bruto *)
b. Iuran Pensiun dan Iuran Tunjangan Hari Tua

3. Dihitung Penghasilan Neto setahun


dari Penghasilan Neto sebulan pada angka 2 dikalikan 12

4. Dihitung Penghasilan Kena Pajak (PKP)


dari Penghasilan Neto setahun pada angka 3 dikurangi PTKP

5. Dihitung PPh Pasal 21 setahun


dari Penghasilan Kena Pajak pada angka 4 (PKP) X Tarif Pajak

6. Dihitung PPh Pasal 21 sebulan


Dari PPh Pasal 21 setahun pada angka 5 dibagi 12

*) Penjelasan Biaya Jabatan :


1. Biaya jabatan 5% x penghasilan bruto sebulan
Maksimal Rp 500.000 untuk menghitung PPh Pasal 21 bulanan
2. Biaya jabatan 5% x penghasilan bruti setahun
Maksimal Rp 600.000 untuk menghitung PPh 21 tahunan
Contoh :
Biaya jabatan sebulan = 5% X 12.000.000 = 600.000
Maka yang boleh dikurangkan hanya Rp 500.000

Biaya jabatan setahun = 5% X 130.000.000 = 6.500.000


Maka yang boleh dikurangkan hanya Rp 6.000.000

Penjelasan Presentase (%) Premi Asuransi


Presentase (%) iuran premi asuransi dan iuran pensiun JHT dalam soal PPh 21
hanya contoh saja, prakteknya berdasarkan presentase (%) peraturan BPJS

Penjelasan Premi Asuransi :


Premi asuransi yang dibayar perusahaan masuk perhitungan PPh Pasal 21
Premi asuransi yang dibayar karyawan tidak ikut perhitungan PPh Pasal 21

Contoh :
PT A mengikuti program BPJS, perusahaan membayar premi asuransi 0,5% dan
0,3%, sedangkan karyawan membyaar premi asuransi 0,3% dan 0,2%
yang masuk perhitungan PPh 21 premi asuransi yang dibayar perusahan yaitu
0.5% dan 0,3%

Penjelasan Iuran Pensiun


Iuran pensiun dan JHT yang dibayar karyawan masuk perhitungan PPh Pasal 21
Iuran pensiun yang dibayar perusahaan tidak masuk perhitungan PPh Pasal 21

Contoh :
PT A mengikuti program BPJS, perusahaan membayar iuran pensiun Rp 30.000
dan iuran Jaminan Hari Tua (JHT) Rp 20.000
Sedangkan karyawan membayar iuran pensiun Rp 35.000 dan iuran Jaminan Hari
Tua (JHT) Rp 25.000
Yang masuk perhitungan PPh 21 iuran pensiun dan JHT yang dibayar karyawan
yaitu Rp 35.000 dan Rp 25.000

SOAL 1
Daud belum menikah sebagai pegawai tetap di PT A menerima gaji Rp
5.000.000. per bulan - PT A membayar premi asuransi kecelakaan kerja dan kematian
sebesar Rp 40.000.- dan Rp 80.000.- Daud membayar iuran pensiun dan iuran
THT Rp 30.000.- dan Rp 50.000.-
Hitung : PPh Pasal 21 bulan Januari 2019

Jawab :
Gaji Rp5,000,000
Tunjangan Rp0
Premi asuransi kecelakaan Rp40,000
Premi asurasni kematian Rp80,000
Rp120,000
Penghasilan Bruto sebulan Rp5,120,000
pengurang:
Biaya jabatan 5%x penghasilan Bruto Rp256,000
iuran pensiunan Rp30,000
iuran THT Rp50,000
jumlah pengurangan Rp336,000
Penghasilan sebulan Rp4,784,000
Penghasilan setahun x 12 Rp57,408,000
PTKP TK/0 Rp54,000,000
Penghasilan Kena pajak Rp3,408,000

PPh neto setahun 5%x Rp 3.408.000 Rp170,400


PPh sebulan pjk setahun dibagi 12 Rp14,200

contoh :
Daud belum menikah sebagai pegawai tetap di PT A menerima gaji Rp
4.500.000. per bulan - PT A membayar premi asuransi kecelakaan kerja dan kematian
sebesar Rp 30.000.- dan Rp 70.000.- Daud membayar iuran pensiun dan iuran
THT Rp 40.000.- dan Rp 60.000.-
Hitung : PPh Pasal 21 bulan Januari 2019

Jawab :
Gaji Rp4,500,000
Tunjangan Rp0
Premi asuransi kecelakaan Rp30,000
Premi asurasni kematian Rp70,000
Rp100,000
Penghasilan Bruto sebulan Rp4,600,000
pengurang:
Biaya jabatan 5%x penghasilan Bruto Rp230,000
iuran pensiunan Rp40,000
iuran THT Rp60,000
jumlah pengurangan Rp330,000
Penghasilan sebulan Rp4,270,000
Penghasilan setahun x 12 Rp51,240,000
PTKP TK/0 Rp54,000,000
Penghasilan Kena pajak Nihil

PPh neto setahun 5%x Rp Nihil


PPh sebulan pjk setahun dibagi 12 Nihil

contoh

Daud belum menikah sebagai pegawai tetap di PT A menerima gaji Rp


15. 000.000. per bulan - PT A membayar premi asuransi kecelakaan kerja dan kematian
sebesar Rp 30.000.- dan Rp 70.000.- Daud membayar iuran pensiun dan iuran
THT Rp 40.000.- dan Rp 60.000.-
Hitung : PPh Pasal 21 bulan Januari 2019
Jawab :
Gaji Rp15,000,000
Tunjangan Rp0
Premi asuransi kecelakaan Rp30,000
Premi asurasni kematian Rp70,000
Rp100,000
Penghasilan Bruto sebulan Rp15,100,000
pengurang:
Biaya jabatan 5%x penghasilan Bruto Rp500,000
iuran pensiunan Rp40,000
iuran THT Rp60,000
jumlah pengurangan Rp600,000
Penghasilan sebulan Rp14,500,000
Penghasilan setahun x 12 Rp174,000,000
PTKP TK/0 Rp54,000,000
Penghasilan Kena pajak Rp120,000,000
NPWP
PPh neto setahun 5%x Rp 5% Rp2,500,000
15% Rp10,500,000
25%
30%
Rp13,000,000
PPh sebulan : 12 Rp1,083,333

contoh lagi
Daud belum menikah sebagai pegawai tetap di PT A menerima gaji Rp
15. 000.000. per bulan - PT A membayar premi asuransi kecelakaan kerja dan kematian
sebesar Rp 30.000.- dan Rp 70.000.- Daud membayar iuran pensiun dan iuran
THT Rp 40.000.- dan Rp 60.000.- dalam bulan juni mendapat THR Rp 20.000,000
Hitung : PPh Pasal 21 bulan JUNI 2019

Jawab :
Gaji Rp15,000,000
Tunjangan Rp0
Premi asuransi kecelakaan Rp30,000
Premi asurasni kematian Rp70,000
Rp100,000
THR
Penghasilan Bruto sebulan Rp15,100,000

pengurang:
Biaya jabatan 5%x penghasilan Bruto Rp500,000
iuran pensiunan Rp40,000
iuran THT Rp60,000
jumlah pengurangan Rp600,000
Penghasilan sebulan Rp14,500,000
Penghasilan setahun x 12 Rp174,000,000
PTKP TK/0 Rp54,000,000
Penghasilan Kena pajak Rp120,000,000
NPWP
PPh neto setahun 5%x Rp 5% Rp2,500,000
15% Rp10,500,000
25%
30%
Rp13,000,000
PPh sebulan : 12 Rp1,083,333

Pajak Bonus
16.000.000 - 13.000.000
Jadi bulan menyetor pajak sebesar
Rp 1.083.333 + 3.000.000 Rp4,083,333

Dikerjakan dikumpul melalui Wa di tulis tangan


Soal Nomor 1
Daud menikah dengan tanggungan 4 anak (K/4) sebagai pegawai tetap di PT A menerima gaji Rp
10. 000.000. per bulan - tunjangan Rp 2.000.000 / bulan PT A membayar premi asuransi kecelakaan kerja
sebesar Rp 100.000.- dan Rp 170.000.- Daud membayar iuran pensiun dan iuran
THT Rp 40.000.- dan Rp 60.000.-
Hitung : PPh Pasal 21 bulan Januari 2019

Soal nomor 2
Daud menikah dengan anak 4 (K/4) sebagai pegawai tetap di PT A menerima gaji Rp
15. 000.000. per bulan - PT A membayar premi asuransi kecelakaan kerja dan kematian
sebesar Rp 30.000.- dan Rp 70.000.- Daud membayar iuran pensiun dan iuran
THT Rp 40.000.- dan Rp 60.000.- dalam bulan juni mendapat Bonus THR Rp 50.000,000
Hitung : PPh Pasal 21 bulan JUNI 2019
hitung PPh terutang atas Bonus
60,000
60,000
an kematian
perhatikan
Biaya jabatan maks
Per bulan Rp 500.000
Per tahun Rp 6.000.000
contoh
15000000x 5%= 750,000

No NPWP
6% 3,000,000
18% 12,600,000
30%
36%
15,600,000
1,300,000

an kematian

180,000,000

Rp360,000
Rp840,000
Rp1,200,000
Rp20,000,000
201,200,000

Bi jab.
Rp6,000,000 5%x 201.200.000
Rp480,000 10,060,000
Rp720,000
Rp7,200,000

194,000,000
Rp54,000,000
140,000,000

5% 2,500,000
15% 13,500,000

16,000,000

00 - 13.000.000 3,000,000

etap di PT A menerima gaji Rp


ayar premi asuransi kecelakaan kerja dan kematian
un dan iuran

menerima gaji Rp
kerja dan kematian

THR Rp 50.000,000

Anda mungkin juga menyukai