Anda di halaman 1dari 39

Perhitungan

PPh Pasal 21
KELOMPOK 4
• Cindy Lismayanti
(0117101174)
• M Abdul Aziz
(0117101180)
• Debora Sabathiny
(01171011181)
• Dewi Rahayu
(0117101188)
• Nisa Aromantika
(0117101197)
• Muhammad Zulfi
(0117101206)
BAHASAN
01 Perhitungan PPh Pasal 21 Pegawai Tetap Jika Pajak Dibayar Sendiri

Perhitunga PPh Pasal 21 Pegawai Tetap Jika Pajak Dibayar Pemberi


02 Kerja

03 Perhitunga PPh Pasal 21 Pegawai Tetap Jika Pajak Diberikan


Dalam Bentuk Tunjangan Pajak

04 Perhitunga PPh Pasal 21 Pegawai Lepas

05 Perhitunga PPh Pasal 21 Lainnya


01

Perhitungan PPh Pasal 21


Pegawai Tetap Jika Pajak
Dibayar Sendiri
Perhitungan PPh Pasal 21 untuk Pegawai Tetap yang Memperoleh
Gaji Bulanan

Mulyono adalah seorang pegawai PT Sunda berstatus menikah dan memiliki 1 orang anak.
Ia memperoleh gaji sebulan Rp 7.000.000 , tunjangan transport Rp 800.000 , tunjangan
makan Rp 500.000 , tunjangan jabatan Rp 900.000. PT Sunda mengikuti program jamsoste
k di mana premi jaminan kecelakaan kerja dan premi jaminan kematian dibayar oleh
PT Sunda dengan jumlah masing-masin 1% dan 0,8% dari gaji pokok. Di samping itu,
PT Sunda juga menanggung setiap bulan iuran pension untuk Mulyono sebesar Rp 100.000
dan iuran jaminan hari tua sebesar 1,5% dari gaji pokok. Mulyono juga membayar setiap
bulan iuran pension sebesar Rp 150.000
Diminta :
Berapakah besarnya PPh Pasal 21 yang terhutang atas penghasilan Mulyono di tahun 2016
setiap bulannya ?
Perhitungan PPh Pasal 21 untuk Pegawai Tetap yang Memperoleh
Gaji Bulanan
Jawab
Perhitungan PPh Pasal 21 yang Terhutang :
Penghasilan Bruto :
Penghasilan Gaji Sebulan Rp. 7.000.000
Tunjangan Transport Rp. 800.000
Tunjangan Makan Rp. 500.000
Tunjangan Jabatan Rp. 900.000
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja Rp. 70.000
Premi Jaminan Kematian Rp. 56.000
Iuran Pensiun Rp. 100.000
Iuran Jaminan Hari Tua Rp. 105.000
Total Penghasilan Bruto Sebulan Rp. 9.531.000
Pengurang :
Biaya Jabatan = 5% x Rp 9.531.000 = Rp. 476.550
Iuran Pensiun Rp. 150.000
Total Pengurang Rp. 626.550
Perhitungan PPh Pasal 21 untuk Pegawai Tetap yang Memperoleh
Gaji Bulanan

Penghasilan Netto Sebulan Rp. 8.904.450


Penghasilan Netto Disetahunkan Rp. 106.853.400
PTKP: (K/0)
Wajib Pajak Pribadi Rp. 54.000.000
Status menikah Rp. 4.500.000
Tanggungan 1 Rp. 4.500.000
Total PTKP Rp. 63.000.000
PKP Rp. 43.853.400
PPh Pasal 21 setahun = 5% x Rp. 43.853.400 = Rp. 2.192.670
PPh Pasal 21 sebulan = Rp. 2.192.670 : 12 bulan = Rp. 182.723
02

Perhitungan PPh Pasal 21


Pegawai Tetap Jika Pajak
Dibayar Pemberi Kerja
Perhitungan PPH Pasal 21 atas karyawan yang PPh Pasal 21 nya
Ditanggung Pemberi Kerja

Sayuti adalah seorang pegawai PT Makmur, berstatus belum menikah. Ia memperoleh


gaji sebulan Rp. 6000.000, tunjangan transport Rp. 600.000, tunjangan makan Rp. 350.000,
tunjangan jabatan Rp. 700.000. PT Makmur mengikuti program jamsostek di mana premi
jaminan kecelakaan kerja dan premi jaminan kematian dibayar oleh PT Makmur dengan
jumlah masing-masing 1% dan 0,8% dari gaji pokok. Di samping itu, PT Makmur juga
menangung setiap bulan iuran pensiun untuk Sayuti sebesar Rp. 100.000 dan iuran jaminan
hari tua sebesar 1,5% dari gaji pokok. Sayuti juga membayar setiap bulan iuran pensiun
sebesar Rp. 120.000
Diminta:
Berapa PPh Pasal 21 yang ditanggung Sayuti?
Perhitungan PPH Pasal 21 atas karyawan yang PPh Pasal 21 nya
Ditanggung Pemberi Kerja
Jawab:
Perhitungan PPh Pasal 21 yang Terhutang:
Penghasilan Bruto:
Penghasilan Gaji Sebulan Rp. 6000.000
Tunjangan Transport Rp. 600.000
Tunjangan Makan Rp. 350.000
Tunjangan Jabatan Rp. 700.000
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja Rp. 60.000
Premi Jaminan Kematian Rp. 48.000
Iuran Pensiun Rp. 100.000
Iuran Jaminan Hari Tua Rp. 90.000
Total Penghasilan Bruto Sebulan Pengurang: Rp. 7.948.000
Biaya Jabatan = 5% x Rp. 7.948.000 = Rp. 397.400
Iuran Pensiun Rp. 120.000
Total Pengurang Rp. 517.400
Penghasilan Netto sebulan Rp. 7.430.600
Penghasilan Netto Disetahunkan Rp. 89.167.200
Perhitungan PPH Pasal 21 atas karyawan yang PPh Pasal 21 nya
Ditanggung Pemberi Kerja
PTKP: (TK/0)
Wajib Pajak Pribadi Rp. 54.000.000
Total PTKP Rp. 54.000.000
PKP Rp. 35.167.200
PPh Pasal 21 setahun (5% x Rp. 35.166.200) Rp. 1.758.360
PPh Pasal 21 sebulan = Rp. 1.758.360 : 12 bulan = Rp. 146.530
PPh Pasal 21 sebesar Rp. 146.530 bukan merupakan penghasilan bagi Sayuti sehingga
tidak boleh mengurangi penghasilan dari pemberi kerja.
03

Perhitungan PPh Pasal 21


Pegawai Tetap Jika Pajak
Diberikan Dalam Bentuk
Tunjangan Pajak
PPh Pasal 21 atas Karyawan yang Memperoleh Gaji Bulanan dan
Tunjangan Pajak
Tn.Iwan masih bujangan dan tinggal bersama kedua orang tuanya yang tunadaksa. Ia bekerja
pada PT Prima Indo dengan gaji sebesar Rp 7.000.000 dan tunjangan pajak sebesar
Rp 50.000 per bulan. Iuran pensiun yang dibayar Tn.Iwan setiap bulannya sebesar
Rp 120.000.
Diminta: Berapakah PPh Pasal 21 yang ditanggung Tn.Iwan?
Jawab:
Perhitungan PPh Pasal 21 yang Terhutang:
Penghasilan Bruto:
Penghasilan Gaji Sebulan Rp. 7.000.000
Tunjangan Pajak Rp. 500.000
Total Penghasilan Bruto Sebulan Rp. 7.050.000
Pengurang:
Biaya Jabatan (5% x Rp 7.050.000) Rp. 352.500
Iuran Pensiun Rp. 120.000
Total Pengurangan Rp. 472.500
PPh Pasal 21 atas Karyawan yang Memperoleh Gaji Bulanan dan
Tunjangan Pajak

Penghasilan Netto sebulan Rp. 6.557.500


Penghasilan Netto Disetahunkan (12 bulan x Rp 6.557.500 ) Rp. 78.930.000
PTKP: (K/2)
Wajib Pajak Pribadi Rp. 54.000.000
Tanggungan (2 orang) Rp. 9.000.000
Total PTKP Rp. 63.000.000
PKP Rp. 15.930.000
PPh Pasal 21 setahun = 5% x Rp 15.930.000 Rp. 796.500
PPh Pasal 21 sebulan = Rp 796 : 12 bulan Rp. 66.375
Selisih pajak terhutang dengan tunjangan pajak sebesar Rp 16.375 (Rp 66.375 – Rp 50.000)
ditanggung oleh pegawai tersebut dengan dipotongkan dari penghasilannya setiap bulan.
04

Perhitungan PPh Pasal 21


Pegawai Lepas
Perhitungan PPh Pasal 21 atas Penghasilan Tenaga Ahli

Pemotongan pajak penghasilan atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan tenaga ahli
atau persekutuan tenaga ahli, antara lain:
• Pengacara
• Notaris
• Akuntan
• Penilai
• Arsitek
• Aktuaris
• Konsultan
• Tenaga Ahli Lain Pemberi Jasa Profesi
Sebagai imbalan atas jasa yang dilakukan di Indonesia, diterapkan tarif pasal 17 dari
perkiraan penghasilan netto dari masing-masing tenaga ahli dengan menggunakan norma
perhitungan 50 % untuk semua jenis pekerjaan tenaga ahli (Tarif pasal 17 x 50% x
Penghasilan Bruto).
Perhitungan PPh Pasal 21 atas Penghasilan Tenaga Ahli

a. Perhitungan PPh Pasal 21 atas Penghasilan yang Dibayarkan kepada Tenaga Ahli
Contoh 1:
Prof. Rahmat adalah seorang peneliti yang juga berprofesi sebagai pengacara. Pada bulan
Agustus 2016 ia menerima fee Rp. 180.000.000 dari kliennya sebagai imbalan pemberian
jasa yang telah dilakukan dan pada bulan November di tahun yang sama diterima peluasan
fee sebesar Rp. 80.000.000.
Perhitungan PPh Pasal 21 atas Penghasilan Tenaga Ahli

Dasar
Dasar Pemotonga
Penghasilan PPh Pasal 21
Pemotongan n PPh Pasal Tarif
Bulan Bruto Terhutang
PPh Pasal 21 21 Kumulati Pasal
(Rupiah) (Rupiah)
(Rupiah) f
(Rupiah)
(1) (2) (3) = (2) x 50% (4) (5) (6) = (4) x (5)
Agustus 180.000.000 90.000.000 90.000.000 15% 13.500.000
November 80.000.000 40.000.000 130.000.000 15% 19.500.000
Jumlah 260.000.000 130.000.000 33.000.000
Perhitungan PPh Pasal 21 atas Penghasilan Tenaga Ahli

Contoh 2:
Dr. Nina merupakan dokter spesialis penyakit dalam yang melakukan praktek di RS Mandiri
dengan perjanjian bahwa atas setiap jasa dokter yang dibayarkan oleh pasien akan dipotong
20 % oleh pihak rumah sakit sebagai penghasilan rumah sakit dan sisanya sebesar 80% dari
jasa dokter tersebut akan dibayarkan kepada Dr. Nina pada setiap akhir bulan. Berikut adala
h jasa dokter yang diterima Dr. Nina selama semester pertama di tahun 2016.
Perhitungan PPh Pasal 21 atas Penghasilan Tenaga Ahli

Pembayaran Pasien atas Jasa Dokter


Bulan
(Rp)

Januari 30.000.000

Februari 50.000.000

Maret 40.000.000

April 30.000.000

Mei 25.000.000

Juni 35.000.000

Jumlah 210.000.000
Perhitungan PPh Pasal 21 atas Penghasilan Tenaga Ahli
Perhitungan PPh Pasal 21 untuk bulan Januari sampai Juni 2016:
Dasar Pemoton
Penghasilan Dasar Pemoton PPh Pasal 21
gan PPh Pasal Tarif
Bulan Bruto gan PPh Pasal 2 Terhutang (R
21 Kumulatif Pasal
(Rupiah) 1 (Rupiah) upiah)
(Rupiah)

(1) (2) (3) = (2) x 50% (4) (5) (6) = (4) x (5)

Januari 30.000.000 15.000.000 15.000.000 5% 750.000


Februari 50.000.000 25.000.000 40.000.000 5% 2.000.000

50.000.000 5% 2.500.000
Maret 40.000.000 20.000.000
10.000.000 15% 1.500.000

April 30.000.000 15.000.000 75.000.000 15% 11.250.000


Mei 25.000.000 12.500.000 97.500.000 15% 14.625.000
Juni 35.000.000 17.500.000 115.000.000 15% 17.250.000

Jumlah 210.000.000 105.000.000 45.875.000


05

Perhitungan PPh Pasal 21


Lainnya
Perhitungan PPh Pasal 21 untk Pegawai Tetap yang
Mulai/Berhenti pada Pertengahan Tahun

Bapak Erwin (K/4) bekerja pada PT Mentawai pada bulan Mei 2016. PT Mentawai membaya
r gaji Bapak Erwin setiap bulan sebesar Rp. 10.000.000, tunjangan transport Rp. 800.000
dan tunjangan makan Rp 600.000. Premi asuransi kecelakaan kerja dan premi asuransi
kematian masing-masing sebesar Rp. 200.000 dan Rp. 150.000. Setiap bulan Bapak Erwin
membayar iuran THT sebesar Rp. 100.000 dan iuran pensiun sebesar Rp. 120.000.
Diminta:
Berapakah besarnya PPh Pasal 21 yang terhutang atas penghasilan Bapak Erwin di tahun
2016 setiap bulannya?
Perhitungan PPh Pasal 21 untk Pegawai Tetap yang
Mulai/Berhenti pada Pertengahan Tahun
Jawab:
Perhitungan PPh Pasal 21 yang Terhutang:
Penghasilan Bruto:
Penghasilan Gaji Sebulan Rp. 10.000.000
Tunjangan Transport Rp. 800.000
Tunjangan Makan Rp. 600.000
Premi Asuransi Kecelakaan Kerja Rp. 200.000
Premi Asuransi Kematian Rp. 150.000
Total Penghasilan Bruto Sebulan Rp. 11.750.000
Pengurang:
Biaya Jabatan = 5% x Rp. 11.750.000 = Rp. 500.000 (Maksimal)
Iuran THT Rp. 100.000
Iuran Pensiun Rp. 120.000
Total Pengurang Rp. 720.000
Penghasilan Netto Sebulan Rp. 11.030.000
Penghasilan Netto Disetahunkan=
8 bulan x Rp. 11.030.000 = Rp. 88.240.000
Perhitungan PPh Pasal 21 untk Pegawai Tetap yang
Mulai/Berhenti pada Pertengahan Tahun

PTKP: (K/3) (Maksimal 3 orang)


Wajib Pajak Pribadi Rp. 54.000.000
Status Menikah Rp. 4.500.000
Tanggungan (Maks 3 orang) Rp. 13.500.000
Total PTKP Rp. 72.000.000
PKP Rp. 16.240.000
PPh Pasal 21 setahun = 5% x Rp. 27.270.000 = Rp. 812.000
PPh Pasal 21 sebulan = Rp. 1.363.500 : 9 bulan = Rp. 101.500
Perhitungan PPh Pasal 21 atas pegawai yang Memperoleh Gaji,
THR, dan Bonus

Bapak bambang (K/2) memperoleh penghasilan sebesar Rp.6.000.000 per bulan, tunjangan
jabatan Rp. 500.000 dan tunjangan keluarga Rp. 4.00.000. Premi asuransi kecelakan kerja
dan premi asuransi kematian masing-masing sebesar Rp. 2.00.000 dan Rp. 150.000 ditang
gung oleh pemberi kerja. Setiap bulan Bapak Bambang membayar iuran THT dan iuran pen
siun masing-masing sebesar RP. 100.000 dan 120.000 pada bulan Juni 2016, Bapak Bamb
ang memperoleh THR sebesar 1 (satu) bulan gaji dan pada bulan Juli 2016 memperoleh Bo
nus sebesar Rp. 9.000.000.
Diminta:
Berapa besarnya PPh Pasal 21 terhutang atas gaji, THR dan Bonus Bapak Bambang
(asumsikan Bapak Bambang adalah pegawai tetap)
Perhitungan PPh Pasal 21 atas pegawai yang Memperoleh Gaji,
THR, dan Bonus
Jawab:
a. Perhitungan PPh Pasal 21 Terhutang atas Gaji, THR dan Bonus:
Penghasilan Bruto:
Penghasilan Gaji Sebulan Rp. 6.000.000
Tunjangan Jabatan Rp. 500.000
Tunjangan Keluarga Rp. 400.000
Premi Asuransi Kecelakaan Kerja Rp. 200.000
Premi Asuransi Kematian Rp. 150.000
Total Penghasilan Bruto Sebulan Rp. 7.250.000
Total Penghasilan Bruto Setahun Rp. 87.000.000
THR Rp. 6.000.000
Bonus Rp. 9.000.000
Rp. 102.000.000
Pengurang:
Biaya Jabatan (5% x Rp. 102.000.000) Rp. 5.100.000
Iuran THT (12 bulan x Rp. 100.000) Rp. 1.200.000
Iuran Pensiun (12 bulan x Rp. 120.000) Rp. 1.440.000
Total Pengurang Rp. 7.740.000
Perhitungan PPh Pasal 21 atas pegawai yang Memperoleh Gaji,
THR, dan Bonus
Penghasilan Netto Disetahunkan Rp. 94.260.000
PTKP: (K/2)
Wajib Pajak Pribadi Rp. 54.000.000
Status Menikah Rp. 4.500.000
Tanggungan 2 Rp. 9.000.000
Total PTKP Rp. 67.500.000
PKP Rp. 26.760.000
PPh Pasal 21 atas gaji, THR, dan bonus setahun = 5% x Rp. 26.760.000 = Rp. 1.338.000
b. Perhitungan PPh Pasal 21 yang Terhutang atas Gaji:
Penghasilan Bruto:
Penghasilan Gaji Sebulan Rp. 6.000.000
Tunjangan Jabatan Rp. 500.000
Tunjangan Keluarga Rp. 400.000
Premi Asuransi Kecelakaan Kerja Rp. 200.000
Premi Asuransi Kematian Rp. 150.000
Total Penghasilan Bruto Sebulan Rp. 7.250.000
Total Penghasilan Bruto Setahun Rp. 87.000.000
Perhitungan PPh Pasal 21 atas pegawai yang Memperoleh Gaji,
THR, dan Bonus
Pengurang:
Biaya Jabatan (5% x Rp. 87.000.000) Rp. 4.350.000
Iuran THT (12 bulan x Rp. 100.000) Rp. 1.200.000
Iuran Pensiun Rp. 1.440.000
Total Pengurang Rp. 6.990.000
Penghasilan Netto Disetahunkan Rp. 80.010.000
PRKP: (K/2)
Wajib Pajak Pribadi Rp. 54.000.000
Status Menikah Rp. 4.500.000
Tanggungan 2 Rp. 9.000.000
Total PTKP Rp. 67.500.000
PKP Rp. 12.510.000
PPh Pasal 21 atas gaji setahun = 5% x Rp. 12.510.000 = Rp. 625.000
c. PPh Pasal 21 atas THR dan Bonus setahun:
PPh Pasal 21 atas Gaji, THR dan Bonus Rp. 1.343.000
PPh Pasal 21 atas Gaji Rp. 625.500
PPh Pasal 21 atas THR dan Bonus Rp. 717.500
Perhitungan PPh Pasal 21 atas Penghasilan Gaji dan Pensiun dari
Badan Dana Pensiun.

Bapak Ridwan (K/1) bekerja pada perusahaan industri di Medan dengan gaji sebulan
sebesar Rp.9.500.000, tunjangan keluarga dan tunjangan jabatan masing-masing sebesar
Rp.500.000 dan Rp.300.000. Perusahaan membayarkan premi asuransi kematian dan
premi asuransi kecelakaan kerja masing-masing sebesar Rp.25.000 dan Rp.30.000 Bapak
Ridwan sendiri setiap bulannya membayar iuran THT dan iuran pesiun sebesar Rp.15.000
dan Rp.20.000. Pada tanggal 03 september 2016 ia pensiun dan menerima uang pensiun
setiap bulannya sebesar Rp.4.000.000. Berapakah PPh Pasal 21 terhutang atas gaji dan
pensiun yang diterimanya?
Perhitungan PPh Pasal 21 atas Penghasilan Gaji dan Pensiun dari
Badan Dana Pensiun.
Jawab :
a. Perhitungan PPh Pasal 21 atas gaji 8 bulan (tahun 2016) :
Penghasilan Bruto :
Penghasilan Gaji sebulan Rp. 9.500.000
Tunjangan Jabatan Rp. 300.000
Tunjangan Keluarga Rp. 500.000
Premi Asuransi Kecelakaan Kerja Rp. 30.000
Premi Asuransi Kematian Rp. 25.000
Total Penghasilan Bruto Sebulan Rp. 10.355.000
Pengurang :
Biaya Jabatan = 5% x Rp.10.355.000 = Rp.500.000 (maksimal)
Iuran THT Rp. 15.000
Iuran Pensiun Rp. 20.000
Total Pengurang Rp. 535.000
Penghasilan Neto Sebulan Rp. 9.820.000
Penghasilan Netto 8 bulan Rp. 78.560.000
Perhitungan PPh Pasal 21 atas Penghasilan Gaji dan Pensiun dari
Badan Dana Pensiun.
PTKP: (K/1)
Wajib Pajak Pribadi Rp. 54.000.000
Status Menikah Rp. 4.500.000
Tanggungan 1 Rp. 4.500.000
Total PTKP Rp. 63.000.000
PKP : (K/1) Rp. 15.560.000
PPh Pasal 21 atas gaji 8 bulan = 5% x Rp. 15.560.000 = Rp.778.000
b. PPh Pasal 21 atas gaji 8 bulan dan pensiun 4 bulan
Penghasilan Bruto :
Penghasilan Pensiun Sebulan Rp. 4.000.000
Total Penghasilan Bruto Sebulan Rp. 4.000.000
Pengurang :
Biaya Pensiun = 5% x Rp.4.000.000 = Rp. 200.000
Total Pengurang Rp. 200.000
Penghasilan Netto Pensiun Sebulan Rp. 3.800.000
Penghasilan Netto Pensiun 4 bulan Rp. 15.200.000
Penghasilan Netto Pensiun Gaji 8 Bulan Rp. 78.560.000
Penghasilan Netto Gaji dan Pensiun Rp. 93.760.000
Perhitungan PPh Pasal 21 atas Penghasilan Gaji dan Pensiun dari
Badan Dana Pensiun.
PTKP : (K/1)
Wajib Pajak Pribadi Rp. 54.000.000
Status Menikah Rp. 4.500.000
Tanggungan 1 Rp. 4.500.000
Total PTKP Rp.63.000.000
PKP Rp.30.760.000
PPh Pasal 21 atas gaji dan pensiun = 5% x Rp.30.760.000 = Rp.1.538.000
c. Perhitungan PPh Pasal 21 atas Pensiun:
PPh Pasal 21 atas Gaji dan Pensiun = Rp. 1.538.000
PPh Pasal 21 atas Gaji = Rp. 778.000
PPh Pasal 21 atas Pensiun = Rp. 760.000
d. Perhitungan PPh Pasal 21 atas Pembayaran Uang Pensiun Bulanan Mulai januari
2017:
Penghasilan Bruto:
Penghasilan Pensiun Sebulan Rp. 4.000.000
Total Penghasilan Bruto Sebulan Rp. 4.000.000
Perhitungan PPh Pasal 21 atas Penghasilan Gaji dan Pensiun dari
Badan Dana Pensiun.

Pengurang :
Biaya Pensiun = 5% x Rp.4000.000 = Rp. 200.000
Total Pengurang Rp. 200.000
Penghasilan Netto Pensiun Sebulan Rp. 3.800.000
Penghasilan Netto Pensiun Setahun Rp. 45.600.000
PTKP : (K/1)
Wajib Pajak Pribadi Rp. 54.000.000
Status Menikah Rp. 4.500.000
Tanggungan 1 Rp. 4.500.000
Total PTKP Rp. 63.000.000
PKP (Rp.17.400.000)
PPh pasal 21 atas Pembayaran Uang Pensiun secara bulanan tidak dikenakan pajak
karena PKP lebih kecil dari PTKP.
Perhitungan PPh Pasal 21 atas Penghasilan Gaji dan Pensiun dari
Badan Dana Pensiun.

Catatan:
1. Wajib pajak yang menerima penghasilan dari pensiun tetap dikenakan pajak penghasilan
atas uang pensiun yang diterimanya.
2. Untuk menentukan PKP penghasilan bruto hanya dikurangi dengan biaya pensiun sebes
ar 5% dari penghasilan bruto dan setinggi-tingginya Rp 200.000 sebulan atau
Rp. 2.400.000 setahun serta dikurangi dengan PTKP
3. Untuk PTKP yang menjadi tanggungan maksimal 3 orang, dengan ketentuan tanggungan
tersebut tidak mempunyai penghasilan (pelajar/mahasiswa orang tua).
Perhitungan PPh Pasal 21 atas Penghasilan Berupa Uang
Tebusan dan Uang Pesangon

1. Pegawai/karyawan yang berhenti pada saatnya (pensiun) atau berhenti (dengan hormat)
dapat diberikan uang tebusan pensiun/pesangon yang dibayarkan sekaligus sebagai
pengganti gaji atau upah yang di terima di masa-masa berikutnya.
2. Atas penghasilan berupa uang pesangon, uang tebusan pensiun yang dibayar oleh dana
pensiun yang disahkan oleh Menteri Keuangan dan tunjangan hari tua dipotong pajak
penghasilan yang bersifat final dengan ketentuan sebagai berikut:
Perhitungan PPh Pasal 21 atas Penghasilan Berupa Uang
Tebusan dan Uang Pesangon
Tarif Uang Pesangon
Penghasilan Bruto Tarif
Sampai dengan Rp. 50.000.000 0%
Di atas Rp. 50.000.000 s/d Rp. 100.000.000 5%
Di atas Rp. 100.000.000 s/d Rp. 500.000.000 15%
Di atas Rp. 500.000.000 25%

Tarif Uang Tebusan Pensiun


Penghasilan Bruto Tarif
Sampai dengan Rp. 50.000.000 0%
Di atas Rp. 50.000.000 5%

Contoh:
Setelah bekerja selama 20 tahun di PT Maju, Rudi berhenti bekerja diperusahaan
tersebut pada bulan Juli dan mendapat uang pesangon Rp. 160.000.000.
Diminta:
Hitunglah berapa besarnya pajak yang dipotong atas pesangon tersebut.
Perhitungan PPh Pasal 21 atas Penghasilan Berupa Uang
Tebusan dan Uang Pesangon

Jawab:
PPh Pasal 21 terhutang:
0% x Rp. 50.000.000 = Rp. 0
5% x Rp. 50.000.000 = Rp. 2.500.000
15% x Rp. 110.000.000 = Rp. 16.500.000
Rp. 19.000.000
Perhitungan PPh Pasal 21 atas Penghasilan Berupa Uang
Tebusan dan Uang Pesangon

Catatan:
Apabila uang pesangon dibayarkan dalam dua tahap, pertama dibayarkan sebagai uang
muka dan kedua dibayarkan setelah karyawan benar-benar tidak bekerja lagi, maka
perhitungan PPh Pasal 21 atas uang pesangon adalah dengan cara mengenakan tarif final
sesuai dengan Pasal 21 ayat (1) Keputusan Menteri Keuangan di atas, setelah dikurangi
jumlah yang dikecualikan dari pemotongan pajak sebesar Rp. 50.000.000. Sedangkan atas
pembayaran tahap kedua atau sisanya dikenakan PPh Final langsung tanpa mengulangi
pengurangan yang dikecualikan sebesar Rp. 50.000.000 dengan tarif yang merupakan kela
njutan dari perhitungan PPh Final tahap pertama sesuai dengan Keputusan Menteri Keuang
an.

Anda mungkin juga menyukai