Anda di halaman 1dari 10

Panduan Lengkap Perhitungan PPH 21

Berdasarkan PTKP Terkini


B Y S Y IT I R O M M A LL A ON S E P T E M B E R 1 1 , 2 0 1 7 J U L Y 1 9 , 2 0 1 8

Menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-32/PJ/2015 tentang Pajak


Penghasilan Pasal 21, pengertian dari PPh 21 adalah pajak atas penghasilan berupa
gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan dalam
bentuk apapun yang sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan
yang dilakukan oleh orang pribadi subyek pajak dalam negeri.

Singkatnya, PPH 21 adalah pajak yang dikenakan untuk setiap penghasilan yang
diperoleh subyek pajak. Subyek pajak disini adalah pihak yang memperoleh
penghasilan. Maka dari itu, setiap karyawan, pegawai, atau pekerja yang memperoleh
gaji wajib membayarkan pajak penghasilan (PPh 21). Perhitungan PPh 21 sendiri
menyesuaikan dengan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang ditetapkan oleh
Direktorat Jenderal Pajak yaitu:

Jumlah Per Jumlah Per


Status Kena Wajib Pajak
Tahun Bulan

Pribadi Rp 54.000.000 Rp 4.500.000

Kawin (Tanpa Tanggungan) Rp 4.500.000 Rp 375.000

Setiap Anggota Keluarga Sedarah dan Dalam Garis


Keturunan Lurus (Tanggungan) maksimal 3 (tiga) Rp 4.500.000 Rp 375.000
orang
Di bawah ini Anda dapat mempelajari contoh perhitungan PPh 21 gaji bulanan pekerja
tetap berdasarkan peraturan terbaru dari pemerintah tahun 2016.

Retto pada tahun 2016 bekerja pada perusahaan PT Jaya Abadi dengan memperoleh
gaji sebulan Rp 5.750.000,- dan membayar iuran pensiun sebesar Rp 200.000,-. Retto
menikah tetapi belum mempunyai anak. Pada bulan Januari penghasilan Retto dari PT
Jaya Abadi hanya dari gaji. Perhitungan PPh 21 bulan Januari adalah:

Gaji Rp 5.750.000

Pengurangan:

1. Biaya Jabatan Rp 287.500

(5% x Rp 5.750.000)

2. Iuran Pensiun Rp 200.000

Jumlah Pengurang Per Bulan Rp 487.500


Penghasilan Neto Sebulan Rp 5.262.500
Penghasilan Neto Setahun
Rp 63.150.000

(12 x Rp 5.262.500)

PTKP Setahun Rp 58.500.000


– Untuk Wajib Pajak Sendiri Rp 54.000.000

– Tambahan karena Menikah Rp 4.500.000


Penghasilan Kena Pajak Setahun Rp 4.650.000
PPh Pasal 21 Terutang

Rp 232.500
(5% x Rp 4.650.000)

PPh Pasal 21 bulan Januari


Rp 19.375
(Rp 232.500 : 12 bulan)

Terkait perhitungan PPh 21, pengguna Gadjian seringkali menanyakan bagaimana


perhitungan PPh 21 untuk karyawan yang masuk atau keluar di tengah tahun. Berikut
adalah penjelasan perhitungan PPh 21 untuk pertanyaan tersebut:

Perhitungan PPh 21 untuk Karyawan Keluar Tengah


Tahun

Abdul bekerja di PT Karya Abadi sejak tahun 2015 berstatus menikah dan mempunyai
anak 1. Pada Agustus 2017 Abdul mengundurkan diri dari PT Karya Abadi. Gaji Abdul
setiap bulan adalah Rp. 10.000.000, mendapat tunjangan BPJS Ketenagakerjaan, JKK,
JKM dan JHT sebesar 0,24%, 0,30% dan 3,70% dari gaji pokok. BPJS Kesehatan
sebesar 4% yang ditanggung perusahaan. Abdul membayar JHT sebesar 2% dari gaji
pokok dan BPJS Kesehatan sebesar 1%. Berapa PPh 21 Abdul tahun 2017 selama di
PT Karya Abadi?
a. Pajak per bulan selama tahun 2017:

Gaji Pokok: Rp. 10.000.000 x 12 = Rp. 120.000.000


BPJS TK:

JKK : (0,24% x Rp. 10.000.000) x 12 = Rp. 288.000


JKM : (0,30% x Rp. 10.000.000) x 12 = Rp. 360.000

BPJS KES: (4% x Rp. 8.000.000) x 12 = Rp. 3.840.000


(Karena basis pengali untuk BPJS Kesehatan lebih dari Rp. 8.000.000
maka pengali untuk BPJS Kesehatan menggunakan Rp. 8.000.000)

Penghasilan Bruto Setahun = Rp. 124.488.000


(hasil penjumlahan Gaji Pokok, BPJS TK, dan BPJS Kesehatan)

Pengurang
Biaya Jabatan: 5% x Rp. 124.488.000 = Rp. 6.000.000
(Hasil dari biaya jabatan di atas Rp. 6.224.400 maka yang dipakai
adalah maksimal biaya jabatan setahun Rp. 6.000.000)
BPJS TK: JHT: (2% x Rp. 10.000.000) x 12 = Rp. 2.400.000

Penghasilan Neto Setahun = Rp. 116.088.000


(hasil dari pengurangan Penghasilan Bruto Setahun dengan Pengurang)

PTKP K/1
Wajib Pajak Sendiri: Rp. 54.000.000
Status Menikah: Rp. 4.500.000
Tanggungan (1): Rp. 4.500.000
PTKP K/1 = Rp. 63.000.000
Penghasilan Kena Pajak (PKP)

Penghasilan Neto setahun: Rp. 116.088.000

PTKP K/1: Rp. 63.000.000

Penghasilan Kena Pajak (PKP) = Rp. 53.088.000


(hasil dari pengurangan Penghasilan Neto Setahun dengan PTKP K/1)

Pembulatan = Rp. 53.088.000


(hasil PKP dilakukan pembulatan ke bawah, misalnya: PKP = Rp. 53.088.753 maka
Pembulatan = Rp. 53.088.000. Contoh kasus pada artikel ini hanya kebetulan
memiliki PKP dan Pembulatan yang sama)

Perhitungan PPh 21
5% x Rp. 50.000.000 = Rp. 2.500.000
15% x Rp. 3.088.000 = Rp. 463.200

PPh 21 Setahun = Rp. 2.963.200


PPh 21 Sebulan = Rp. 2.963.200 : 12 = Rp. 246.933

Jadi sampai bulan Agustus 2017, gaji Abdul yang telah dipotong PPH 21 sebesar:

Rp. 246.933 x 8 = Rp. 1.975.467


b. PPh 21 dari Penghasilan Sebenarnya sampai bulan Agustus
2017:

Gaji Pokok: Rp. 10.000.000 x 8 = Rp. 80.000.000


BPJS TK:

JKK: (0,24% x Rp. 10.000.000) x 8 = Rp. 192.000


JKM: (0,30% x Rp. 10.000.000) x 8 = Rp. 240.000

BPJS KES: (4% x Rp. 8.000.000) x 8 = Rp. 2.560.000


(Karena basis pengali untuk BPJS Kesehatan lebih dari Rp. 8.000.000
maka pengali untuk BPJS Kesehatan menggunakan Rp. 8.000.000)

Penghasilan Bruto Setahun = Rp. 82.992.000


(hasil penjumlahan Gaji Pokok, BPJS TK, dan BPJS Kesehatan)

Pengurang
Biaya Jabatan: 5% x Rp. 82.992.000 = Rp. 4.149.600
BPJS TK: JHT: (2% x Rp. 10.000.000) x 8 = Rp. 1.600.000

Penghasilan Neto Setahun = Rp. 77.242.400


(hasil dari pengurangan Penghasilan Bruto Setahun dengan Pengurang)

PTKP K/1
Wajib Pajak Sendiri: Rp. 54.000.000
Status Menikah: Rp. 4.500.000
Tanggungan (1): Rp. 4.500.000

PTKP K/1 = Rp. 63.000.000


Penghasilan Kena Pajak (PKP)

Penghasilan Neto setahun: Rp. 77.242.400

PTKP K/1: Rp. 63.000.000

Penghasilan Kena Pajak (PKP) = Rp. 14.242.000


(hasil dari pengurangan Penghasilan Neto Setahun dengan PTKP K/1)

Pembulatan = Rp. 14.242.000


(hasil PKP dilakukan pembulatan ke bawah, misalnya: PKP = Rp. 15.088.753 maka
Pembulatan = Rp. 15.088.000. Contoh kasus pada artikel ini hanya kebetulan
memiliki PKP dan Pembulatan yang sama)

Perhitungan PPh 21
5% x Rp. 14.242.000 = Rp. 712.100

PPh 21 sebenarnya sampai bulan Agustus 2017 = Rp. 712.100

PPh 21 yang sudah dipotong sampai bulan Agustus 2017 = Rp. 1.957.467

Jadi Abdul lebih bayar sebesar:


Rp. 1.957.467 – Rp. 712.100 = Rp. 1.245.367
(pajak lebih bayar ini diberikan kepada Abdul beserta pemberian bukti pemotongan
PPh 21 (A1) dan PT Karya Abadi membuat pembetulan)
Perhitungan PPh 21 untuk Karyawan masuk
Tengah Tahun

Pada bulan September 201, posisi Abdul diisi oleh Umar. PT Karya Abadi memberikan
gaji setiap bulan sebesar Rp. 7.500.000, mendapat tunjangan BPJS Ketenagakerjaan
JKK, JKM dan JHT sebesar 0,24%, 0,30% dan 3,70% dari gaji pokok. BPJS Kesehatan
sebesar 4% yang ditanggung perusahaan. Umar membayar JHT sebesar 2% dari gaji
pokok dan BPJS Kesehatan sebesar 1%. Umar belum menikah. Berapa PPh 21 Umar
tahun 2017 selama di PT Karya Abadi?

A. Pajak per bulan selama tahun 2017

Pajak Perbulan selama tahun 2017

Gaji Pokok dari bulan Sept – Des 2017: Rp. 7.500.000 x 4 = Rp. 30.000.000
BPJS TK:

JKK : (0,24% x Rp. 7.500.000) x 4 = Rp. 72.000


JKM : (0,30% x Rp. 7.500.000) x 4 = Rp. 90.000

BPJS KES: (4% x Rp. 7.500.000) x 4 = Rp. 1.200.000

Penghasilan Bruto Setahun = Rp. 31.362.000

Pengurang
Biaya Jabatan: 5%x Rp. 31.362.000 = Rp. 1.568.100
BPJS TK: JHT: (2% x Rp. 7.500.000) x 4 = Rp. 600.000
Penghasilan Neto Setahun = Rp. 29.193.900
(hasil dari pengurangan Penghasilan Bruto Setahun dengan Pengurang)

PTKP TK/0
Wajib Pajak Sendiri: Rp. 54.000.000

Penghasilan Kena Pajak (PKP) = Rp. 0


(tidak dikenakan pajak, karena Penghasilan Neto Setahun lebih kecil dari PTKP)

B. Pajak per bulan selama tahun 2018

Gaji Pokok: Rp. 7.500.000 x 12 = Rp. 90.000.000


BPJS TK:

JKK : (0,24% x Rp. 7.500.000) x 12 = Rp. 216.000


JKM : (0,30% x Rp. 7.500.000) x 12 = Rp. 270.000

BPJS KES: (4% x Rp. 7.500.000) x 12 = Rp. 3.600.000

Penghasilan Bruto Setahun = Rp. 94.086.000

Pengurang
Biaya Jabatan: 5% x Rp. 94.086.000 = Rp. 4.704.300
BPJS TK: JHT: (2% x Rp. 7.500.000) x 12 = Rp. 1.800.000

Penghasilan Neto Setahun = Rp. 87.581.700


(hasil dari pengurangan Penghasilan Bruto Setahun dengan Pengurang)

PTKP TK/0
Wajib Pajak Sendiri: Rp. 54.000.000
Penghasilan Kena Pajak (PKP) = Rp. 33.581.700
(hasil dari pengurangan Penghasilan Neto Setahun dengan PTKP K/1)

Pembulatan = Rp. 33.581.000


(hasil PKP dilakukan pembulatan ke bawah, misalnya: PKP = Rp. 33.088.753 maka
Pembulatan = Rp. 33.088.000. Contoh kasus pada artikel ini hanya kebetulan
memiliki PKP dan Pembulatan yang sama)

Perhitungan PPh 21
5% x Rp. 33.581.000 = Rp. 1.679.050

PPh 21 Setahun = Rp. 1.679.050

PPh 21 Sebulan = Rp. 1.679.050 : 12 = Rp. 139.921

Anda mungkin juga menyukai