OLEH :
ZANUBA ARIFAH HADJIM
170330254
AKUNTANSI A
Bedanya dengan PPh lain, objek pajak pada PPh 22 sangat bervariasi,
termasuk juga dengan objek kena pajaknya yang beragam. Sementara
untuk PPh Pasal 21, yang menjadi objek pajaknya adalah gaji,
honorarium, upah, ataupun tunjangan dan penerimaan apa pun yang
terkait dengan jabatan atau pemberian jasa. Sementara pada PPh Pasal
23, objek pajaknya adalah modal, penyerahan jasa, atau hadiah dan
penghargaan selain yang terkena potongan PPh Pasal 21.
Contoh 2
Arifah adalah seorang manajer keuangan. Dia menerima gaji setiap bulan
sebesar Rp12.000.000. Ditambah tunjangan makan sebesar Rp1.000.000
per bulan dan tunjangan PPh 21 sebesar Rp650.000.
Risky bekerja di PT Karya Abadi sejak tahun 2015 berstatus menikah dan
mempunyai anak 1. Pada Agustus 2017 Risky mengundurkan diri dari PT
Karya Abadi. Gaji Risky setiap bulan adalah Rp. 10.000.000, mendapat
tunjangan BPJS Ketenagakerjaan, JKK, JKM dan JHT sebesar 0,24%,
0,30% dan 3,70% dari gaji pokok. BPJS Kesehatan sebesar 4% yang
ditanggung perusahaan. Risky membayar JHT sebesar 2% dari gaji pokok
dan BPJS Kesehatan sebesar 1%. Berapa PPh 21 Risky tahun 2017
selama di PT Karya Abadi?
Pengurang
Biaya Jabatan: 5% x Rp. 124.488.000 = Rp. 6.000.000
(Hasil dari biaya jabatan di atas Rp. 6.224.400 maka yang dipakai
adalah maksimal biaya jabatan setahun Rp. 6.000.000)
BPJS TK:
PTKP K/1
Wajib Pajak Sendiri: Rp. 54.000.000
Status Menikah: Rp. 4.500.000
Tanggungan (1): Rp. 4.500.000
PTKP K/1 = Rp. 63.000.000
Perhitungan PPh 21
5% x Rp. 50.000.000 = Rp. 2.500.000
15% x Rp. 3.088.000 = Rp. 463.200
Jadi sampai bulan Agustus 2017, gaji Risky yang telah dipotong PPH 21
sebesar:
Pengurang
Biaya Jabatan: 5% x Rp. 82.992.000 = Rp. 4.149.600
BPJS TK:
PTKP K/1
Wajib Pajak Sendiri: Rp. 54.000.000
Status Menikah: Rp. 4.500.000
Tanggungan (1): Rp. 4.500.000
Perhitungan PPh 21
5% x Rp. 14.242.000 = Rp. 712.100
CONTOH 3
PT Traktor Bersatu, perusahaan penyewaan alat berat yang
memiliki API, mengimpor alat berat DOZER TRACTOR dari Jerman
dengan harga faktur US$100.000. Biaya asuransi sebesar US$5.000 dan
ongkos angkut sebesar US$25.000. Kurs Tengah BI (BI rate) waktu itu
sebesar Rp 10.000 dan kurs pajak ditetapkan sebesar Rp 9.000 per
US$1. Bea masuk dibayar oleh PT Traktor Bersatu sebesar 30% dari CIF.
Berapa PPh 22 yang harus dibayar dan Buat jurnal atas pembelian ini.
CONTOH 4
PT ABC mengimppor barang dari USA dengan harga US$30.000.
Asuransi yang dibayar diluar negeri sebesar 5% dari harga dan biaya
angkut sebesar 10% dari harga. Bea masuk dan bea masuk tambahan
masing-masing 10% dan 20%. (Berdasarkan kurs pajak US% = Rp
10.000). PT ABC tidak memiliki API dan mengimpor melalui PT XYZ;
importir yang memiliki API. Berdasarkan perjanjian kedua pihak, handling
fee dtetapkan sebesar 1,5% dari harga impor. Hitung PPh 22 yang harus
dipungut dan Jurnal transaksi ini.
Harga faktur $ 30.000
Biaya asuransi $ 1.500
Biaya angkut $ 30.000
-------------
CIF $ 61.500
CIF dalam rupiah $61.500 x Rp 10.000 = Rp 615.000.000
Bea masuk 10% x Rp 615.000.000 = Rp 61.500.000
Bea masuk tambahan 20% x Rp 615.000.000 = Rp 123.000.000
------------------------
Nilai Impor Rp 922.500.000
Pajak Penghasilan pasal 22= 2,5% X Rp 922.500.000 = Rp 23.062.500
Handling Fee = 1,5% x Rp 922.500.000 = Rp 13.837.500
JURNAL
Barang X (NI+Handling fee) Rp 936.337.000
Pajak Penghasilan pasal 22 Rp 23.062.500
Kas Rp 959.400.000