PKP: penghasilan neto dikurangi (-) penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Karyawan tidak tetap terbaru.
PKP: penghasilan bruto dikurangi (-) Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
terbaru
Sesuai PMK No. 101/PMK/2016, berikut adalah aturan mengenai tarif PTKP
pajak terbaru:
Wajib Pajak PTKP yang berstatus lajang sebesar Rp54.000.000.
Wajib Pajak PTKP orang yang sudah menikah Rp4.500.000.
Wajib Pajak PTKP istri yang pendapatannya digabung dengan suami sebanyak
Rp54.000.000.
Tanggungan keluarga sedarah atau anak angkat paling banyak 3 orang Rp4.500.000.
Berikut rincian besar PTKP sesuai dengan status pajak yang dimiliki oleh WP Orang Pribadi:
1. Tarif PTKP WP OP Tidak Kawin (TK)
TK/0 (tanpa tanggungan) = Rp54.000.000
TK/1 (punya 1 tanggungan) = Rp58.500.000
TK/2 (punya 2 tanggungan) = Rp63.000.000
TK/3 (punya 3 tanggungan) = Rp67.500.000
Penjelasan:
5% x Rp 60.000.000 = Rp 3.000.000
15% x Rp 20.000.000 = Rp 3.000.000 (+)
5% x Rp 60.00.000 Jumlah PPh 21 Terutang = Rp 6.000.000
didapat dari tabel
tarif progresif PPh 21
Penjelasan:
15% didapat dari tabel tarif progresif PPh 21
Rp 20.000.000 didapat dari selisih antara Rp 80.000.000 (PKP) - Rp 60.000.000
2. Pak Aldo memiliki Penghasilan Kena Pajak (PKP) sebesar Rp80.000.000 tetapi tidak
memiliki NPWP.
Maka perhitungan PPh Pribadi yang harus dipotong bagi wajib pajak yang tidak memiliki
NPWP adalah:
Sehingga, biaya jabatan yang ditanggung Vale setiap bulan adalah sebesar Rp280.000.
Rp 67.200.000
Gaji Bruto setiap bulan
Rp 3.360.000
Biaya jabatan sebulan: 5% x Rp 67.200.000
Sehingga, biaya jabatan yang ditanggung Vale setiap tahun adalah sebesar Rp 3.360.000
4. Contoh kasus perhitungan biaya jabatan dalam PPh 21 (melebihi yang ditetapkan
pemerintah)
Arya adalah seorang manajer keuangan. Dia menerima gaji setiap bulan sebesar Rp12.000.000.
Ditambah tunjangan makan sebesar Rp1.000.000 per bulan dan tunjangan PPh 21 sebesar
Rp650.000. Berapa biaya jabatan yang ditanggung Arya (dalam1 bulan)?
Hitungan dalam 1 Bulan:
Gaji bulanan sebulan Rp12.000.000
Rp 1.000.000
Tunjangan Makan
Rp 650.000 (+)
Tunjangan PPh 21
Rp 13.650.000
Gaji Bruto setiap bulan
Rp 682.500
Biaya jabatan sebulan: 5% x Rp 13.650.000
Karena, hasil perhitungan lebih besar dari tarif maksimal yang telah ditentukan oleh
pemerintah, maka biaya jabatan yang Arya tanggung sebesar Rp500.000.
5. Pak Agung seorang karyawan swasta yang bekerja di PT XYZ dengan status lajang dan
belum mempunyai tanggungan.
Berikut adalah perkiraan data terkait penghasilan dan pengeluaran per bulan Pak Agung
sebagai berikut:
PPh Terutang
5% x Rp 58.800.000 = Rp 2.940.000
PPh Terutang = Rp 2.940.000
Angsuran PPh 21 dibayarkan setiap bulan Rp 2.940.000 / 12 bulan = Rp 245.000
6. Contoh Perhitungan Pembayaran PPh 21 Pribadi
Pak Satria seorang karyawan swasta yang mulai bekerja di PT ABC pada bulan Januari 2022
dengan status menikah dan mempunyai dua orang anak.
Gaji pokok Pak Satria sebesar Rp10.000.000 per bulan dengan tambahan tunjangan pada
bulan Januari 2022 dari perusahaan sebagai berikut:
1. Jaminan Kesehatan dan BPJS Kesehatan yang ditanggung Perusahaan 4% dan oleh
Karyawan 1%
2. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) oleh Perusahaan 0,24%
3. Jaminan Kematian (JKM) ditanggung Perusahaan 0,3%
4. Jaminan Hari Tua (JHT) oleh Perusahaan 3,7% dan ditanggung Karyawan 2%
5. Jaminan Pensiun ditanggung Perusahaan 2% dan oleh Karyawan 1%
Maka perhitungan PPh Pribadi Pasal 21 sesuai tarif PPh 21 terbaru dalam UU HPP adalah
sebagai berikut:
Januari 2022
– Gaji Pokok = Rp 10.000.000
– Tunjangan Lembur = Rp 1.000.000
– Tunjangan Komunikasi = Rp 300.000
– Tunjangan Transportasi = Rp 500.000 (+)
Penghasilan dari pemberi kerja Rp 11.800.000
Jaminan yang dibayar oleh pemberi kerja:
– Jaminan Kesehatan (4%) = Rp 472.000
– JKK (0,24%) = Rp 28.320
– JKM (0,3%) = Rp 35.400
– JHT (3,7%) = Rp 436.600
– Jaminan Pensiun (2%) = Rp 236.000 (+)
Jumlah Rp 1.208.320
Penghasilan Bruto Per Bulan Rp 13.008.320
Pengurang:
– Biaya Jabatan (5% x Penghasilan Bruto) Maksimal
= Rp 500.000
Rp500.000
– Jaminan Kesehatan (1%) = Rp 118.000
– JHT (2%) = Rp 236.000
– Jaminan Pensiun (1%) = Rp 118.000 (-)
Jumlah = Rp 972.000
Penghasilan Neto Per Bulan Rp12.036.320
Penghasilan Neto Per Tahun:
– Rp12.036.320 x 12 bulan = Rp144.435.840
PTKP (K/2) = Rp 67.500.000 (-)
Penghasilan Kena Pajak Rp 76.935.840
PPh Terutang:
– 5% x Rp60.000.000 = Rp 3.000.000
– 15% x Rp16.935.840 = Rp 2.540.376 (+)
PPh Terutang setahun = Rp 5.540.376
PPh Terutang Januari 2022 = Rp5.540.376 / 12 = Rp461.698
bulan
Penjelasan:
Jaminan kesehatan, JKK, JKM, JHT, Jaminan Pensiun x Penghasilan
Contoh:
Jaminan Kesehatan: 4% x Rp 11.800.000 = Rp 472.000
JKK: 0,24% x Rp 11.800.000 = Rp 28.320
Penjelasan:
PTKP (K/2) → karena Pak Satria sudah menikah dan memiliki 2 orang anak.
Sehingga dapat dilihat di Tarif PTKP WP OP Kawin (K).
Untuk itu menggunakan K/2 (punya 2 tanggungan) = Rp67.500.000