Anda di halaman 1dari 7

Pajak Penghasilan (PPh) 21

Penghasilan Kena Pajak (PKP)


Menurut Peraturan Direktorat Jenderal Pajak No. PER-32/PJ/2015 Penghasilan Kena Pajak
atau PKP adalah penghasilan wajib pajak yang dijadikan dasar untuk menghitung PPh dalam
satu tahun.
Bagi karyawan tetap

PKP: penghasilan neto dikurangi (-) penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Karyawan tidak tetap terbaru.

PKP: penghasilan bruto dikurangi (-) Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
terbaru

Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)

Sesuai PMK No. 101/PMK/2016, berikut adalah aturan mengenai tarif PTKP
pajak terbaru:
Wajib Pajak PTKP yang berstatus lajang sebesar Rp54.000.000.
Wajib Pajak PTKP orang yang sudah menikah Rp4.500.000.
Wajib Pajak PTKP istri yang pendapatannya digabung dengan suami sebanyak
Rp54.000.000.
Tanggungan keluarga sedarah atau anak angkat paling banyak 3 orang Rp4.500.000.

Berikut rincian besar PTKP sesuai dengan status pajak yang dimiliki oleh WP Orang Pribadi:
1. Tarif PTKP WP OP Tidak Kawin (TK)
TK/0 (tanpa tanggungan) = Rp54.000.000
TK/1 (punya 1 tanggungan) = Rp58.500.000
TK/2 (punya 2 tanggungan) = Rp63.000.000
TK/3 (punya 3 tanggungan) = Rp67.500.000

2. Tarif PTKP WP OP Kawin (K)


K/0 (tanpa tanggungan) = Rp58.500.000
K/1 (punya 1 tanggungan) = Rp63.000.000
K/2 (punya 2 tanggungan) = Rp67.500.000
K/3 (punya 3 tanggungan) = Rp72.000.000
3. Tarif PTKP WP OP Kawin dengan Penghasilan Istri Digabung (K/I)
K/I/0 (tanpa tanggungan) = Rp112.500.000
K/I/1 (punya 1 tanggungan) = Rp117.000.000
K/I/2 (punya 2 tanggungan) = Rp121.500.000
K/I/3 (punya 3 tanggungan) = Rp126.000.000
Undang-Undang Nomor 7
Tabel Tarif Pajak Progresif PPh Pribadi Pasal 21 Tahun 2021 tentang tentang
Harmonisasi Peraturan
Perpajakan (TERBARU).

Lapisan Rentang Tarif Rentang Tarif


Tarif Penghasilan Penghasilan
(UU PPh) (UU HPP)
I 0 – Rp50 juta 5% 0 – Rp60 juta 5%
II >Rp50-250 juta 15% >Rp60 – 250 15%
juta
III >Rp250-500 juta 25% >Rp250 – 500 25%
juta
IV >Rp500 juta 30% >Rp500 juta – 5 30%
miliar
V – – >Rp5 miliar 35%

Rumus Cara Perhitungan PPh 21 Pribadi


Sudah memiliki NPWP

PPh 21 = (Tarif PPh Pribadi x Penghasilan Kena Pajak)


Contoh Perhitungan PPh 21:
1. Pak Riko memiliki Penghasilan Kena Pajak (PKP) sebesar Rp 80.000.000 dan memiliki
NPWP.
Maka perhitungan PPh Pribadi yang harus dipotong bagi wajib pajak yang memiliki NPWP
adalah:

Penjelasan:
5% x Rp 60.000.000 = Rp 3.000.000
15% x Rp 20.000.000 = Rp 3.000.000 (+)
5% x Rp 60.00.000 Jumlah PPh 21 Terutang = Rp 6.000.000
didapat dari tabel
tarif progresif PPh 21
Penjelasan:
15% didapat dari tabel tarif progresif PPh 21
Rp 20.000.000 didapat dari selisih antara Rp 80.000.000 (PKP) - Rp 60.000.000

Belum memiliki NPWP

PPh 21 = (Tarif PPh Pribadi x 120% x Penghasilan Kena Pajak)

2. Pak Aldo memiliki Penghasilan Kena Pajak (PKP) sebesar Rp80.000.000 tetapi tidak
memiliki NPWP.

Maka perhitungan PPh Pribadi yang harus dipotong bagi wajib pajak yang tidak memiliki
NPWP adalah:

Penjelasan: 5% x 120% x Rp 60.000.000 = Rp 3.600.000


5%: didapat dari 15% x 120% x Rp 20.000.000 = Rp 3.600.000 (+)
tabel tarif progresif Jumlah PPh 21 Terutang = Rp 7.200.000
PPh 21
120%: didapat dari
rumus
Penjelasan:

Rp 60.000.000: 15%: didapat dari tabel tarif progresif PPh 21


didapat dari tabel 120%: didapat dari rumus
tarif progresif PPh 21
Rp 20.000.000 didapat dari selisih antara Rp 80.000.000 (PKP) - Rp 60.000.000
3. Contoh kasus perhitungan biaya jabatan dalam PPh 21
Vale adalah seorang staf keuangan, menerima gaji setiap bulan sebesar Rp5.000.000. Ditambah
dengan tunjangan makan sebesar Rp600.000 per bulannya. Berapa biaya jabatan yang
ditanggung Vale (sebulan dan setahun)?
Hitungan dalam 1 Bulan:
Gaji bulanan sebulan Rp 5.000.000
Rp 600.000 (+)
Tunjangan Makan
Rp 5.600.000
Gaji Bruto setiap bulan
Rp 280.000
Biaya jabatan sebulan: 5% x Rp 5.600.000

Sehingga, biaya jabatan yang ditanggung Vale setiap bulan adalah sebesar Rp280.000.

Hitungan dalam 1 Tahun:


Gaji bulanan sebulan Rp 60.000.000

Tunjangan Makan Rp 7.200.000 (+)

Rp 67.200.000
Gaji Bruto setiap bulan
Rp 3.360.000
Biaya jabatan sebulan: 5% x Rp 67.200.000

Sehingga, biaya jabatan yang ditanggung Vale setiap tahun adalah sebesar Rp 3.360.000

4. Contoh kasus perhitungan biaya jabatan dalam PPh 21 (melebihi yang ditetapkan
pemerintah)
Arya adalah seorang manajer keuangan. Dia menerima gaji setiap bulan sebesar Rp12.000.000.
Ditambah tunjangan makan sebesar Rp1.000.000 per bulan dan tunjangan PPh 21 sebesar
Rp650.000. Berapa biaya jabatan yang ditanggung Arya (dalam1 bulan)?
Hitungan dalam 1 Bulan:
Gaji bulanan sebulan Rp12.000.000
Rp 1.000.000
Tunjangan Makan
Rp 650.000 (+)
Tunjangan PPh 21
Rp 13.650.000
Gaji Bruto setiap bulan
Rp 682.500
Biaya jabatan sebulan: 5% x Rp 13.650.000

Karena, hasil perhitungan lebih besar dari tarif maksimal yang telah ditentukan oleh
pemerintah, maka biaya jabatan yang Arya tanggung sebesar Rp500.000.
5. Pak Agung seorang karyawan swasta yang bekerja di PT XYZ dengan status lajang dan
belum mempunyai tanggungan.
Berikut adalah perkiraan data terkait penghasilan dan pengeluaran per bulan Pak Agung
sebagai berikut:

Gaji Pokok = Rp 7.000.000


Tunjangan Transportasi, Makan, Kesehatan = Rp 3.000.000 (+)
Penghasilan Bruto = Rp 10.000.000
Uang Jabatan 5% x Rp10.000.000 = Rp 500.000
Uang Pensiun 1% x Rp10.000.000 = Rp 100.000 (-)
Penghasilan Neto dalam sebulan = Rp 9.400.000

Perhitungan dalam setahun:

Penghasilan Neto dalam setahun Rp 9.400.000 x 12 = Rp 112.800.000


PTKP Status Lajang = Rp 54.000.000 (-)
Pendapatan Kena Pajak (PKP): = Rp 58.800.000

Tarif PPh 21:

PPh Terutang
5% x Rp 58.800.000 = Rp 2.940.000
PPh Terutang = Rp 2.940.000
Angsuran PPh 21 dibayarkan setiap bulan Rp 2.940.000 / 12 bulan = Rp 245.000
6. Contoh Perhitungan Pembayaran PPh 21 Pribadi

Pak Satria seorang karyawan swasta yang mulai bekerja di PT ABC pada bulan Januari 2022
dengan status menikah dan mempunyai dua orang anak.

Gaji pokok Pak Satria sebesar Rp10.000.000 per bulan dengan tambahan tunjangan pada
bulan Januari 2022 dari perusahaan sebagai berikut:

1. Tunjangan Lembur = Rp1.000.000


2. Tunjangan Komunikasi = Rp 300.000
3. Tunjangan Transportasi = Rp 500.000
Selain itu, perusahaan juga mengikuti program BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan
yang menimbulkan iuran yang harus dibayarkan sebagai berikut:

1. Jaminan Kesehatan dan BPJS Kesehatan yang ditanggung Perusahaan 4% dan oleh
Karyawan 1%
2. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) oleh Perusahaan 0,24%
3. Jaminan Kematian (JKM) ditanggung Perusahaan 0,3%
4. Jaminan Hari Tua (JHT) oleh Perusahaan 3,7% dan ditanggung Karyawan 2%
5. Jaminan Pensiun ditanggung Perusahaan 2% dan oleh Karyawan 1%

Maka perhitungan PPh Pribadi Pasal 21 sesuai tarif PPh 21 terbaru dalam UU HPP adalah
sebagai berikut:
Januari 2022
– Gaji Pokok = Rp 10.000.000
– Tunjangan Lembur = Rp 1.000.000
– Tunjangan Komunikasi = Rp 300.000
– Tunjangan Transportasi = Rp 500.000 (+)
Penghasilan dari pemberi kerja Rp 11.800.000
Jaminan yang dibayar oleh pemberi kerja:
– Jaminan Kesehatan (4%) = Rp 472.000
– JKK (0,24%) = Rp 28.320
– JKM (0,3%) = Rp 35.400
– JHT (3,7%) = Rp 436.600
– Jaminan Pensiun (2%) = Rp 236.000 (+)
Jumlah Rp 1.208.320
Penghasilan Bruto Per Bulan Rp 13.008.320
Pengurang:
– Biaya Jabatan (5% x Penghasilan Bruto) Maksimal
= Rp 500.000
Rp500.000
– Jaminan Kesehatan (1%) = Rp 118.000
– JHT (2%) = Rp 236.000
– Jaminan Pensiun (1%) = Rp 118.000 (-)
Jumlah = Rp 972.000
Penghasilan Neto Per Bulan Rp12.036.320
Penghasilan Neto Per Tahun:
– Rp12.036.320 x 12 bulan = Rp144.435.840
PTKP (K/2) = Rp 67.500.000 (-)
Penghasilan Kena Pajak Rp 76.935.840
PPh Terutang:
– 5% x Rp60.000.000 = Rp 3.000.000
– 15% x Rp16.935.840 = Rp 2.540.376 (+)
PPh Terutang setahun = Rp 5.540.376
PPh Terutang Januari 2022 = Rp5.540.376 / 12 = Rp461.698
bulan

Penjelasan:
Jaminan kesehatan, JKK, JKM, JHT, Jaminan Pensiun x Penghasilan
Contoh:
Jaminan Kesehatan: 4% x Rp 11.800.000 = Rp 472.000
JKK: 0,24% x Rp 11.800.000 = Rp 28.320

Penjelasan:
PTKP (K/2) → karena Pak Satria sudah menikah dan memiliki 2 orang anak.
Sehingga dapat dilihat di Tarif PTKP WP OP Kawin (K).
Untuk itu menggunakan K/2 (punya 2 tanggungan) = Rp67.500.000

Anda mungkin juga menyukai