Anda di halaman 1dari 9

PENETAPAN

PPH Orang Pribadi


Nama : Selo wibowo (S1A118031)
Pokok Bahasan

1. 2.
Subjek & Objek PPH Mekanisme
Orang Pribadi Penghitungan PPH OP

3. 4.
Tarif PPH Orang Pembukuan PPH
Pribadi Orang Pribadi
Pengertian
PPh Orang Pribadi adalah pajak yang dikenakan
terhadap subjek pajak Orang Pribadi atas penghasilan
yang diterima atau diperoleh dalam Tahun Pajak
maupun bagian Tahun Pajak
1. Subjek & Objek PPH OP
Berikut ini akan dijelaskan apa saja subjek dan
objek dari Pajak Penghasilan Orang Pribadi.

Subjek: Objek:

Pegawai tetap pada kantor pelayanan pajak Pajak penghasilan orang pribadi
2. Mekanisme Penghitungan

Contoh Kasus :
Seorang pegawai staff golongan III A bagian pelaksanaan dikantor pelayanan pajak kota
kendari dengan tunjangan suami 10%, anak 2 orang dengan peringkat jabatan 8 bagian
pelaksanaan
Dilakukan penghitungan
seperti berikut:
Penghasilan bruto bulan
Gaji Pokok Rp. 4.200.000
Tunjangan suami 10% Rp. 420.000
Tunjangan anak 2 orang (2% per anak) Rp.168.000
Tunjangan kinerja Rp. 8.457.500
Penghasilan Bruto sebulan Rp.13.245.500
Penghasilan bruto setahun (13.245.500x 12) Rp.158.946.000
Pengurangan sebulan :
Biaya jabatan 5% x 13.245.500 Rp. 662.275
Iuran pensiun : 2% Rp. 264.910+
Rp.
927.185 -
Penghasilan neto sebulan Rp. 12.318.315
Penghasilan neto setahun 12 X Rp.12.318.315 Rp. 147.819.780
Penghasilan tidak kena pajak (PTKP) K/2
Untuk wajib pajak Rp. 54.000.000
WP menikah Rp. 4.500.000
2 orang anak Rp. 4.500.000 x 2 RP. 9.000.000
PTKP Rp. 67.500.000 -
Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp. 80.319.780
Besar pajak
Tarif 5% 5% x 50.000.000 Rp. 3.000.000
Tarif 15% 15% x 30.319.780 Rp. 4.547.967 +
PPh pasal 21 Setahun Rp. 7.547.967
PPh pasal 21 Sebulan 7.547.967 : 12 Rp. 628.997
3. Tarif PPH Orang Pribadi

1. Lapisan Kena 2. Lapisan Kena


Pajak Pajak
Penghasilan Penghasilan >Rp50.000.000
<Rp50.000.000 = 5% – Rp250.000.000 = 15%

3. Lapisan Kena 4. Lapisan Kena


Pajak Pajak
Penghasilan >Rp250.000.000 Penghasilan
– Rp500.000.000 = 25% >Rp500.000.000 = 30%
Penerapan perhitungan PPh Pasal 21 atas penghasilan karyawan sudah sesuai dengan Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2008, biaya jabatan sudah sesuai dengan Peraturan Direktur Jendaral
Pajak No. PER- 31/JP2012 serta sudah menggunakan PTKP terbaru yang diatur Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 102/PMK.010/2016. Penyetoran PPh Pasal 21 juga sudah menaati
pasal 2 ayat (5) Peraturan Menteri Keuangan No. 80/PMK.03/2010 dengan melakukan
penyetoran ke kantor pos tidak lebih dari tanggal 10 bulan setelah masa pajak berakhir serta
Pelaporan PPh Pasal 21 sudah menaati pasal 7 ayat (1) Peraturan menteri Keuangan No.
80/PMK.03/2010 dengan tidak melakukan pelaporan ke kantor pajak lebih dari tanggal 20 (dua
puluh) hari setelah masa pajak berakhir.

KESIMPULAN
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai