OLEH:
SELO WIBOWO
S1A118031
KELAS A
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT. yang telah
pada waktunya.
kekurangan dalam penyusunan makalah ini, baik dari isi maupun penulisannya.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun senantiasa
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.3. Tujuan.......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pada masa Orde Baru sampai menjelang masa transisi tahun 1998, kondisi
birokrasi di Indonesia mengalami sakit bureaumania seperti kecenderungan
inefisiensi, penyalahgunaan wewenang, kolusi, korupsi dan nepotisme.Birokrasi
dijadikan alat status quo mengkooptasi masyarakat guna mempertahankan dan
memperluas kekuasaan monolitik.Birokrasi Orde Baru dijadikan secara struktural
untuk mendukung pemenangan partai politik pemerintah. Padahal birokrasi
diperlukan sebagai aktor public services yang netral dan adil, dalam beberapa
kasus menjadi penghambat dan sumber masalah berkembangnya keadilan dan
demokrasi, terjadi diskriminasi dan penyalahgunaan fasilitas, program dan dana
negara.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Birokrasi bukanlah suatu fenomena yang baru bagi kita karena sebenarnya
telah ada dalam bentuknya yang sederhana sejak beribu-ribu tahun yang
lalu.Namun demikian kecenderungan mengenai konsep dan praktek birokrasi
telah mengalami perubahan yang berarti sejak seratus tahun terakhir ini.Dalam
Masyarakat yang modern, birokrasi telah menjadi suatu organisasi atau institusi
yang penting.Pada masa sebelumnya ukuran negara pada umumnya sangat kecil,
namun pada masa kini negara-negara modern memiliki luas wilayah, ruang
lingkup organisasi, dan administrasi yang cukup besar dengan berjuta-juta
penduduk.
2
Birokrasi memiliki asal kata dari Burcau, digunakan pada awal abad ke 13 di
Eropa Barat bukan hanya untuk menunjuk pada meja tulis saja, akan tetapi lebih
pada kantor, semisal tempat kerja dimana pegawai bekerja. Makna asli dari
birokrasi berasal dari Prancis yang artinya pelapis meja.Bentuk birokrasi paling
awal terdiri dari tingkatan kasta rohaniawan/tokoh agama. Negara
memformulasikan, memaksakan dan menegakkan peraturan dan memungut pajak,
memberikan kenaikan kepada sekelompok pegawai yang bertindak untuk
menyelenggarakan fungsi tersebut.
Reformasi adalah mengubah atau membuat sesuatu menjadi lebih baik daripada
yang sudah ada.Reformasi ini diarahkan pada perubahan masyarakat yang
termasuk didalamnya masyarakat birokrasi, dalam pengertian perubahan ke arah
kemajuan.Dalam pengertian ini perubahan masyarakat diarahkan pada
development (Susanto, 180).Karl Mannheim sebagaimana disitir oleh Susanto
menjelaskan bahwa perubahan masyarakat adalah berkaitan dengan norma-
normanya.Development adalah perkembangan yang tertuju pada kemajuan
keadaan dan hidup anggota masyarakat, dimana kemajuan kehidupan ini akhirnya
juga dinikmati oleh masyarakat.
3
keseimbangan antara hak dan kewajiban, serta konsensus antara prinsip-prinsip
dalam masyarakat (Susanto: 185-186).
Reformasi ini harus dilakukan oleh pejabat tertinggi, seperti presiden dalam
suatu negara atau menteri/kepala lembaga pada suatu departemen dan kementerian
negara/lembaga negara, sebagai motor penggerak utama. Reformasi birokrasi di
Indonesia belum berjalan dengan maksimal.Indikasinya adalah buruknya
pelayanan publik dan masih maraknya perkara korupsi.
4
penyalagunaan jabatan dan kekuasaan yang dilakukan oleh elite-elite oleh polotik
dan birokrasi Orde Baru diyakini merupakan salah satu factor yang memperparah
krisis ekonomi di Indonesia.
5
2.3 REFORMASI BIROKRASI PASCA JATUHNYA REZIM ORDE
BARU
Reformasi birokrasi yang terjadi jatuhnya rezim Orde barau ternyata tidak
mampu menghasilkan kehidupan yang berarti bagi sebagian besar masyarakat
Indonesia.Keberhasilan Indonesia untuk menyelenggarakan pemilihan umum
yang demokratis dan membentuk rezim pemerintahan yang baru belum mampu
membawa bangsa ini keluar dari krisis.Harapan masyarakat bahwa rezim
pemerintahan yang baru mampu memerangi KKN dan membentuk pemerintahan
yang bersih masih jauh dari realitas.Praktek KKN dalam pemerintahan dan
pelayanan public masih terus berlangsung, dan bahkan skala dan pelaku yang
semakin meluas.Keinginan masyarakat untuk menikmati pelayanan public yang
efesien, responsive, dan akuntabel masih amat jauh dari realitas.
6
dilakukan oleh seluruh kalangan, kelompok masyarakat, mahasiswa, pegawai
kantor yang menggemakan beragam tuntutan reformasi total disegala bidang.
Reformasi dapat pula diartikan sebagai suatu tindakan perbaikan dari sesuatu
yang dianggap kurang atau tidak baik tanpa melakukan perusakan-perusakan
pranata yang sudah ada. Pranata yang dimaksudkan disini adalah sistem tingkah
laku sosial yang bersifat resmi serta adat istiadat dan norma yang mengatur
tingkah laku itu, dan seluruh perlengkapannya dalam berbagai kompleksitas
manusia didalam masyarakat.
Reformasi yang terjadi menyusul jatuhnya Rezim Orde Baru ternyata tidak
seperti yang diharapkan yaitu reformasi yang mampu mengadakan perubahan
kehidupan yang berarti bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Selain itu
reformasi juga diharapkan untuk mampu memerangi Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme ( KKN ) dan membentuk pemerintahan yang bersih ternyata masih
jauh dari realita. Praktek KKN dalam birokrasi pemerintahan dan pelayanan
public masih terus berlangsung malah semakin merajalela.Keinginan masyarakat
untuk menikmati pelayanan public yang efisien, responsive dan akuntabel masih
jauh dari harapan. Masuknya orang-orang baru dalam pemerintahan, baik di
legislatif maupun eksekutif juga tidak mampu menciptakan perubahan yang
berarti dalam kinerja pemerintahan. Bahkan banyak diantara mereka akhirnya
7
terperangkap dalam lumpur KKN dan ikut memperburuk kinerja birokrasi dan
pelayanan publik.
8
public. Dalam disiplin atau profesi manajemen public konsep ini dipandang
sebagai suatu aspek dalam paradigma baru ilmu administrasi public.
Namun banyak disadari oleh berbagai kalangan yang terlibat dalam proses
reformasi atau demokratisasi tersebut, bahwa perubahan dan pengubahan tersebut
tidak dengan sendirinya akan membawa perbaikan yang dikehendaki, yakni
ditegakkannya demokrasi serta dihargai sepenuhnya HAM.
Hingga hari ini kita masih berada di tengah-tengah krisis yang begitu dalam
dan mengoyak seluruh lapisan masyarakat serta setiap segi kehidupannya. Orang-
orang yang berada di lapis bawah ini lah yang paling membutuhkan
demokrasi.Pemikiran dan tindakan demokratik seharusnya diarahkan pada
kebutuhan rakyat dari lapis bawah tersebut.
9
Dalam kehidupan politik, perbaikan kinerja birokrasi pelayanan publik akan
memiliki implikasi luas, terutama dalam memperbaiki tingkat kepercayaan
masyarakat kepada pemerintah. Buruknya kinerja birokrasi selama ini menjadi
salah satu faktor penting yang mendorong munculnya krisis kepercayaan
masyarakat kepada pemerintah. Protes, demonstrasi dan bahkan pendudukan
kantor-kantor pemerintahan oleh masyarakat yang sering terjadi diberbagai daerah
menjadi indikator dari besarnya ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja
pemerintahnya.
10
Strategi pembangunan nasional yang masih saja bertumpu pada pertumbuhan
ekonomi, industri padat modal, sistim konglomerasi dan utang luar negeri adalah
beberapa indikasi adanya hegemoni neoliberalisme pada tataran pemerintah pusat.
Selain itu sejak jaman Orde Baru sampai sekarang komitmen pemerintah terhadap
wawasan kesejahteraan masyarakat belum banyak mengalami kemajuan yang
berarti. Pemerintah lebih senang menanam jagung yang memberi hasil dalam
jangka pendek daripada menanam pohon jati yang memberi hasil jangka panjang.
Pada tataran Otonomi Daerah, lebih sering diartikan hanya sebagai pengalihan
wewenang pemerintah pusat kepada pemerintah daerah dalam pembangunan
ekonomi saja. Akibatnya desentralisasi seakan-akan hanyalah proses perlombaan
peningkatan PAD ( Pendapatan Asli Daerah ) tanpa memperhatikan Permasalahan
Asli Daerah, padahal pemerintah pusat mempunyai kewajiban untuk
memperhatikan keadaan dan perkembangan daerah sebagai ujung tombak
pelaksanaan kekuasan pemerintahan.
Pada masa orde reformasi dan orde sesudahnya (hingga saat ini), reformasi
birokrasi telah banyak diwacanakan dan diagendakan,bahkan mungkin telah betul
betul secara serius dilaksanakan. Beberapa diantaranya adalah diberlakukannya
PP No.8 tahun 2003 tentang restrukturisasi organisasi pemerintah daerah dengan
konsep MSKF (Miskin Struktur Kaya fungsi).Tujuannya jelas jelas adalah untuk
rasionalisasi birokrasi di lingkup pemerintahan daerah. Kemudian juga ada
perubahan paradigma dari UU Nomor 5 tahun 1974 yang menggunakan the
structural efficensy model menuju UU Nomor 22 tahun 1999 yang selanjutnya
diperbaharui dengan UU Nomor 32 tahun 2004 yang lebih cenderung
menggunakan the local democracy model (Tim Fisipol Unwar,2006) . Agenda
reformasi tersebut tampaknya merupakan jawaban atas semakin meningkatnya
tuntutan masyarakat serta banyak didorong oleh konsep konsep perubahan yang
datang dari luar Indonesia seperti entrepreneurial bureaucracy, reinventing
government, good governance dan sebagainya.
11
pemerintah diharapkan mampu secara maksimal melaksanakan 3 fungsi dasarnya
yakniservice,development,empowerment. Adapun konsekuensi dari pelaksanaan
good governance,setidaknya terlihat dari 3 hal berikut : pertama,pemerintah
mengambil posisi sebagai fasilitator dan advocator kepentingan public, kedua,
adanya perlindungan yang nyata terhadap “ruang dan wacana” public,serta yang
ketiga, mengakui dan menghormati kemajemukan politik dalam rangka
mendorong partisipasi dan mewujudkan desentralisasi (ibid).
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Fenomena birokrasi selalu ada bersama kita dalam kehidupan kita sehari-hari
dan setiap orang seringkali mengeluhkan cara berfungsinya birokrasi sehingga
pada akhirnya orang akan beranggapan bahwa birokrasi tidak ada manfaatnya
karena banyak disalahgunakan oleh pejabat pemerintah (birokratisme) yang
merugikan masyarakat. Oleh karena itu diperlukan adanya reformasi birokrasi.
13
Tujuan reformasi birokrasi: Memperbaiki kinerja birokrasi, Terciptanya good
governance, yaitu tata pemerintahan yang baik, bersih, dan berwibawa,
Pemerintah yang bersih (clean government), bebas KKN, meningkatkan kualitas
pelayanan terhadap masyarakat.
3.2 Saran
Merupakan hal yang logis, jika kemudian birokrat atau aparatur publik itu
dijuluki Abdi Negara, karena pada pundaknya tugas-tugas kemasyarakatan,
pemerintahan dan pembangunan diselenggarakan atas nama “organisasi politik
super besar” yang disebut “negara”. Namun penting diingat, legitimasi yang
diterima para abdi negara itu bersumber dari kepercayaan rakyat yang
berdaulat.Artinya, seorang abdi negara adalah seseorang yang mengemban amanat
rakyat untuk mengayomi kepentingan kepentingan mereka (rakyat).Jadi, jika
dikaitkan dengan sumber legitimasi ini, maka seseorang aparatur negara/ publik
(pegawai negeri, birokrat atau abdi negara) itu, sesungguhnya adalah seorang abdi
masyarakat.Ini berarti, bahwa tugas aparatur publik adalah melayani
masyarakatnya (public service).
14
Reformasi birokrasi tidak akan pernah berhenti demi tercapainya suatu
pelayanan yang afektif dan efesien untuk masyarakat, saran yang dapat penulis
berikan pada makalah ini adalah:
15
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Lain :
http://www.asmakmalaikat.com/go/artikel/filsafat/index.htm
http://www.goodgovernance-bappenas.go.id/artikel_148.htm
http:// www.teoma.com
http:// www.kumpulblogger.com
16