Anda di halaman 1dari 2

Tata Cara Dan Penghitungan PPh Pasal 21

pajak-kita1.blogspot.co.id/2010/05/tata-cara-dan-penghitungan-pph-pasal-21.html

Pegawai Tetap menerima penghasilan teratur.


1. Menghitung besarnya penghasilan bruto teratur sebulan yg diperkenankan, meliputi :

Gaji Pokok.
Semua tunjangan-tunjangan.
Premi asuransi yang dibayar pemberi kerja.

2. Menghitung penghasilan netto sebulan dgn cara mengurangkan penghasilan bruto dgn :

Biaya jabatan, sebagai fasilitas pengurang penghasilan bruto yang diberikan kepada pegawai tetap.
Besarnya biaya jabatan adalah 5% (lima persen) dari penghasilan bruto setinggi-tingginya
Rp1.296.000,00 (satu juta dua ratus sembilan puluh enam ribu rupiah) setahun atau Rp 108.000,00 (
seratus delan ribu rupiah) sebulan.
Iuran yang terikat pada gaji yang dibayar sendiri oleh pegawai kepada dana pensiun yang pendiriannya
telah disahkan oleh Menteri Keuangan, atau badan penyelenggara Tabungan Hari Tua atau Tunjangan
Hari Tua (THT) yang dipersamakan dengan dana pensiun.

3. Untuk memperoleh penghasilan netto setahun, dengan cara penghasilan netto sebulan dikalikan 12 atau
banyaknya bulan sejak pegawai yang bersangkutan mulai bekerja sampai dengan bulan Desember.

4. Menghitung Penghasilan Kena Pajak (PKP) dengan cara penghasilan netto setahun dikurangi dengan
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).
Besarnya PTKP adalah :
- Rp. 13.200.000 untuk diri pegawai.
- Rp. 1.200.000 tambahan untuk pegawai yang kawin.
- Rp. 1.200.000 tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan semenda dalam garis keturunan lurus
serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya paling banyak 3 (tiga) orang.

5. Menghitung PPh. Pasal 21 setahun, dengan cara Penghasilan Kena Pajak (PKP) dikalikan tarif PPh. Pasal
17. ( untuk keperluan penerapan tarif, Penghasilan Kena Pajak dibulatkan kebawah dalam angka ribuan penuh)

6. Menghitung PPh. Pasal 21 sebulan, dengan cara PPh. Pasal 21 setahun dibagi 12 atau banyaknya bulan
pegawai yang bersangkutan bekerja.

Contoh : (Pegawai menerima penghasilan teratur dari awal tahun pajak)


Basuki status kawin belum mempunyai anak, bekerja sebagai pegawai tetap pada PT. DOLTINUKU sejak tahun
2005, gaji yang diterima setiap bulan tahun 2008 Rp. 1.500.000,00. PT. DOLTINUKU mengikuti program
Jamsostek dan program Pensiun untuk pegawainya, dimana premi asuransi kecelakaan kerja dan premi
asuransi kematian yang dibayar oleh pemberi kerja setiap bulannya untuk Basuki masing-masing 3,5% dan
1,5% dari gaji. Disamping itu PT. DOLTINUKU menanggung iuran THT dan iuran Pensiun untuk Basuki sebesar
3% dan 2% dari gaji. Sedangkan Basuki membayar sendiri Iuran THT Rp.18.000,00 dan iuran Pensiun Rp.
12.000,00

Pertanyaan : Hitung PPh.Pasal 21 yang terhutang atas gaji yang diterima setiap bulan tahun 2008.

Jawaban :
Gaji sebulan = Rp. 1.500.000,00
1/2
Premi asuransi kecelakaan kerja = Rp. 52.500,00
Premi asuransi kematian = Rp. 22.500,00
Jumlah penghasilan bruto sebulan = Rp. 1.575.000,00

Pengurang :
Biaya jabatan (5% x Rp. 1.575.000,00) = Rp. 78.750,00
Iuran THT = Rp. 18.000,00
Iuran Pensiun = Rp. 12.000,00
Jumlah pengurang = Rp. 108.750,00

Penghasilan neto sebulan ( Rp. 1.575.000,00 - Rp. 108.750,00) = Rp. 1.466.250,00


Penghasilan neto setahun (12 x Rp. 1.466.250,00) = Rp. 17.595.000,00
PTKP (K/-) = (Rp. 13.200.000,00 + Rp. 1.200.000,00) = Rp. 14.400.000,00

Penghasilan Kena Pajak (PKP) = Rp. 17.595.000,00 - Rp. 14.400.000,00 = Rp. 3.195.000,00
PPh Pasal 21 terhutang setahun (5% x Rp. 3.195.000,00) = Rp. 159.750,00
PPh Pasal 21 terhutang sebulan (Rp. 159.750,00 : 12) = Rp. 13.313,00

Selanjutnya untuk pengitungan PPh 21 pegawai yang menerima penghasilan teratur mulai pertengahan tahun
pajak atau dalam tahun pajak, akan saya bahas pada episod selanjutnya.

2/2

Anda mungkin juga menyukai