PASAL 21
Pertemuan ke-4
Masa Perolehan Penghasilan Kurang dari 12 Bulan
1. WP OP DN meninggal dunia
atau meninggalkan 1. WP OP DN mulai bekerja
Indonesia selamanya; pada tahun berjalan;
2. Orang asing mulai bekerja
di Indonesia pada tahun 2. WP OP DN pindah kerja ke
berjalan untuk jangka pemberi kerja yang lain
waktu lebih dari 6 bulan;
3. Karyawan pindah cabang
Contoh 1: Pegawai baru mulai bekerja Pada Tahun Berjalan
Budiyanta bekerja sebagai pegawai tetap sejak September 2016, Belum menikah & tanpa
tanggungan. Gaji sebulan yang diterimanya Rp. 15.000.000, dan iuran pensiun yang dibayarkan
perbulan nya sebesar Rp. 150.000
Perhitungan PPh Pasal 21 adalah :
Pengurangan :
1. Biaya Jabatan (5% x Rp. 15.000.000) -->750000 500,000
2. Iuran Pensiun 150,000
650,000
Penghasilan Neto Sebulan 14,350,000
Penghasilan Neto Setahun = 4*14.350.000 57,400,000
PTKP (K/0)
Untuk diri Wajib Pajak Sendiri 54,000,000
Penghasilan Kena Pajak 3,400,000
Penghitungan PPh Pasal 21 yang terutang selama bekerja dalam tahun kalender 2016 (Sd Sept 2016)
Gaji (Jan - Sept 2016) --> 9 * 7.500.000 67,500,000
Pengurangan :
1. Biaya Jabatan (5% x Rp. 67.500.000) 3,375,000
2. Iuran Pensiun --> 9*100.000 900,000
4,275,000
Penghasilan Neto 9 Bulan 63,225,000
PTKP (K/0)
Untuk diri Wajib Pajak Sendiri 54,000,000
Penghasilan Kena Pajak 9,225,000
PPh Pasal 21 terutang ( Jan - Sept 2016) 5% x 9.225.000 --> 461,250
PPh Pasal 21 yg sdh di potong sd Agst : 8 x 126.250 --> 1,010,000
PPh pasal 21 Lebih Potong 548,750
Latihan 1: Pegawai Berhenti bekerja pada tahun berjalan dan sekaligus
kehilangan Pajak Subjektif
Lewis Oshea ( K/3) mulai bekerja pada Mei 2010 dan berhenti bekerja
sejak 1 juni 2016. Ia meninggalkan Indonesia dan Kembali ke Negara
asalnya ( Kehilangan Wajib pajak Subjektif). Selama 2016 ia menerima :
Gaji Perbulan Rp. 15.000.000
Di Bulan April menerima Bonus Rp. 20.000.000
Diminta :
Hitunglah PPh Pasal 21 terutang dan harus dipotong untuk Bulan Mei
2016
Latihan 2: Pegawai tetap memperoleh penghasilan dalam bentuk Natura
Ph BRUTO(>10,2jt) – PTKP
PPh Ps 21 Setahun
Upah kumulatif > Rp4,5 jt s.d. Rp10,2 jt sebulan
Dibagi 12
Upah sehari dikurangi PTKP sehari
PPh Pasal 21 Sebulan
Tarif PPh 21 = 5%
Pegawai tidak tetap/tenaga kerja lepas,pemagang & calon pegawai
menerima upah harian,mingguan,satuan,Borongan & uang saku harian
Fahmi berstatus belum menikah , karyawan perakit televisi di sebuah Perusahaan Elektronik dengan
upah / unit Rp. 150.000. Upah dibayarkan setiap minggu 6 hari kerja. Dalam 1 minggu Fahmi mampu
merakit 20 unit Televisi dengan upah Rp. 3.000.000. PPh 21 yang harus di potong adalah :
Marwan berstatus belum menikah , Pada September 2016 ia mengerjakan pembuatan rumah secara
Borongan sebesar Rp. 6.400.000 selama 20 hari. PPh 21 yang harus di potong adalah :
Contoh 7 :
Rukmana berstatus menikah tanpa tanggungan. Ia bekerja di Perusahaan elektronik dengan gaji satuan. Pada
September 2016, Rukmana bekerja selama 25 hari dan mengerjakan 50 unit barang dengan upah per unit Rp.
225.000. PPh 21 yang harus di potong adalah
Contoh 8 :
Ibu Endah bekerja di PT Fajar Wisesa. Pada 1 Jan 2016 ia berhenti kerja di Perusahaan tersebut. Pada Maret
2016 menerima Bonus tahun 2015 sebesar Rp. 25.000.000 dan pada Juni 2016 Menerima Jasa Produksi
sebesar Rp. 35.000.000. Perhitungan PPh Pasal 21 :
Zakaria Safaat adalah pegawai PT Sampurna Sejati. Ia menerima Gaji sebesar Rp.
2.000.000/bln. PT Sampurna Sejati mengikuti program pension bagi para pegawainya
dengan membayar iuran pensiun untuk Zakaria sebesar Rp. 100.000 /bln ke Daba
Pensiun Manfaat Sejahtera, yang pendiriannya telah di sahkan oleh Menteri Keuangan.
Zakaria membayar iuran serupa ke Dana Pensiun yang sama sebesar Rp. 50.000 sebulan.
Pada April 2016, Zakaria memerlukan biaya untuk perbaikan rumahnya dan
mengambilbiuran dana pension yang telah dibayar sendiri sebesar Rp. 20.000.000. Pada
Juni 2016 ia menarik lafi dana sebesar Rp. 15.000.000. Kemudian, Bulan Oktober 2016
untuk keperluan lainnya ia menarik lagi dana sebesar Rp. 25.000.000
Diminta :
PPh Pasal 21 atas penarikan Dana pensiun Tersebut
((50% X Ph Bruto) - PTKP bulanan)
BERKESINAMBUNGAN Kumulatif
Bukan Pegawai yang telah memiliki NPWP dan hanya memperoleh penghasilan dari
hubungan kerja dengan pemotong PPh Pasal 21/26 serta tidak memperoleh
penghasilan lainnya
CONTOH SOAL 9 : Bulan Komisi Agen (Rupiah)
Jan 45,000,000
Feb 45,000,000
Mar 50,000,000
23,500,000 33,000,000
Latihan 6:
Bukan pegawai memperoleh penghasilan lainnya dari pemoting PPh Pasal 21/26
atau memperoleh penghasilan lainnya
Nov 43,000,000
Diminta :
PPh Pasal 21 untuk bulan jan – Des 2016 Des 40,000,000
TOTAL 524,000,000
Latihan 7:
Bukan Pegawai yang menerima Imbalan tidak bersifat berkesinambungan
Toga Marlop Simanjuntak adalah pengacara. Dalam menangani sebuah kasus beliau
mendapatkan Fee sebesar Rp. 450.000.000 dari PT. Manis Manja.
Diminta :
PPh Pasal 21 dengan NPWP dan Tanpa NPWP
Latihan 8:
Peserta Kegiatan yang menerima Imbalan
Sony adalah atlet bulitangkis Profesional Indonesia bertempat tinggal di Jakarta. Ia menjuarai
turnamen Indonesia Grand Prix Gold dan memperoleh hadiah sebesar Rp. 200.000.000
Diminta :
PPh Pasal 21 atas hadiah tsb
Penerima Uang pensiun,Uang Manfaat Pensiun, Tunjangan hari tua atau Jaminan hari tua sekaligus ( PPh Bersifat Final)
Pada Juli 2016, PT Palagan membayar uang Pesangon kepada pegawai yang telah purna tugas sbb :
1. Tuan Bagus (Menikah tanpa Tanggungan) sebesar Rp. 45.000.000
2. Tuan Azis (Menikah dengan 2 tanggungan) sebesar Rp. 176.000.000
PPh Pasal 21 :
Contoh 11 :
Ratno 500,000 Tidak Ber NPWP, Gol II Ratno Tidak Dikenakan Pajak Nihil
Saskia 750,000 Ber NPWP Gol III
Saskia 5% x 750000 37,500
Subjek Pajak Luar Negeri
PPh Pasal 26 = 20 % x Penghasilan Bruto
Contoh 12 :
Mr. Geoferry menerima Honorarium Rp. 100.000.000 dari Hotel Melia Yogyakata. Honorarium tersebut
diperoleh shubungan dengan jasa konsultasi yang telah diberikannya