PENGHASILAN BRUTO:
gaji Rp 6,500,000
tunjangan Rp 200,000
jkk Rp 150,000
jkm Rp 10,000
jpk Rp 100,000 Rp 6,960,000
Pengurangan :
1. Biaya Jabatan
5% x 3,500,000 Rp 175,000
2. Iuran pensiun 100,000
Rp 275,000
Penghasilan Neto sebulan Rp 3,225,000
PTPK Setahun
WP Sendiri Rp 15,840,000
Tambahan WP Kawin Rp 1,320,000
Rp 17,160,000
Pengh. Kena Pajak setahun Rp 21,540,000
PhKP Sebulan
PPh Setahun
PPh Sebulan
Contoh Perhitungan :
Pegawai Harian dibayar BUKAN Bulanan .. harian (1)
Contoh 1 :
Soleh (K/0) punya NPWP, adalah buruh harian sebagai tukang bangunan di PT PATUH PAJAK,
selama bulan Juni 2009 bekerja selama 15 hari dan menerima upah harian Rp.90.000. Hitung
PPh pasal 21 yang harus dipotong atas penghasilan Soleh setiap hari.
Jawab :
1 Upah sehari Rp 90.000
2 Batas Tidak Kena Pajak Rp 150.000
3 Upah sehari < Rp.150.000 (Rp 60.000)
4 PPh ps. 21 sehari (tarif 5%) Rp 0
Pada hari ke 15, upah Soleh telah mencapai Rp.1.350.000 dan telah melebihi Rp.1.320.000.
Oleh karena itu harus dilakukan penghitungan ulang PPh pasal 21 dengan menggunanakan
PTKP Soleh yang sebenarnya, sbb :
1 Upah sehari Rp 90.000
2 PTKP (K/0) sehari : Rp.17.160.000/360 = Rp 47.667 -/-
3 Penghasilan Kena Pajak Rp 42.333
4 PPh ps. 21 sehari (tarif 5%) Rp 2.117
5 PPh ps. 21 s.d hari ke-15 = 2.117 x 15 Rp 31.750
6 PPh ps.21 sudah dipotong = Rp 0 -/-
7.PPh ps.21 harus dipotong di hari ke 15 = Rp 31.750
20
Contoh Perhitungan :
Pegawai Harian dibayar BUKAN Bulanan .. harian (1)
Contoh 2 :
Bowo (TK/0) punya NPWP, adalah buruh harian sebagai tukang bangunan di PT PATUH
PAJAK, selama bulan Juni 2013 bekerja selama 25 hari dan menerima upah harian
Rp.300.000.
21
Contoh Perhitungan :
Pegawai Harian dibayar BUKAN Bulanan .. harian (1)
PPh Pasal 21 hari 8-23 :
1. Upah sehari Rp 300.000
2. PTKP sehari (24.300.000/360) Rp 67.500
3. Ph Kena Pajak per hari Rp 232.500
4. PPh Ps. 21 sehari (tarif 5%) Rp 11.625 = Rp 151.125 (13 hari)
22
Contoh Perhitungan :
Pegawai Harian di byr BUKAN Bulanan . Satuan (2)
Contoh 3 :
Mudjiman (ber NPWP) adalah seorang karyawan yang bekerja sebagai perakit
TV pada PT BIKIN TIPI, dia tidak menikah. Upah yang dibayar berdasarkan atas
jumlah unit/satuan yang diselesaikan yaitu Rp 40.000,00 per buah TV dan
dibayarkan tiap minggu. Di Tahun 2012, dalam waktu 1 minggu (6 hari kerja)
dihasilkan sebanyak 30 buah TV dengan upah Rp 1.200.000. Hitung PPh pasal
21 yang harus dipotong.
Jawab :
23
Contoh Perhitungan :
Pegawai Harian dibayar BUKAN Bulanan. Borongan (3)
Contoh 4 :
24
Contoh Perhitungan :
Penghasilan Lebih dari Rp 6jt sebulan (4)
Contoh 5 :
Haris (TK/0) berNPWP mengerjakan dekorasi sebuah kantor dengan
upah borongan. Upah dibayar mingguan dengan rincian sbb:
Minggu1 = 5 hari kerja Rp. 1.750.000
Minggu2 = 5 hari kerja Rp. 1.750.000
Minggu3 = 5 hari kerja Rp. 1.750.000
Minggu4 = 4 hari kerja Rp. 1.000.000
Hitunglah PPh 21 yg hrs dipotong!
Jawab :
Perhitungan PPh 21 Minggu 1,2,3
1 Upah sehari Rp. 1.750.000/5 = Rp. 350.000
2 Batas Tidak Kena Pajak = Rp. 150.000
3 Upah sehari > Rp. 150.000 = Rp. 200.000
4 PPh21 sehari (tarif 5%) = Rp. 10.000
5 PPh 21 seminggu = Rp. 50.000
25
Contoh Perhitungan :
Penghasilan Lebih dari Rp 6jt sebulan (4)
Pada saat pembayaran minggu ke4, penghasilan haris sudah melebihi
6 juta, sehingga berlaku tarif pasal 17 atas jumlah PKP yang
disetahunkan, sbb:
1 upah sebulan RP. 6.250.000
2 Upah setahun (x12) Rp.75.000.000
3 PTKP (TK/0) Rp.15.840.000
4 PKP Rp.59.160.000
5 PPh 21 setahun Rp. 3.874.000
6 PPh 21 sebulan (:12) Rp. 322.833
7 PPh 21 yang dipotong
minggu 1,2,3 Rp. 150.000
8 PPh 21 dipotong minggu 4 Rp. 172.833
26
Penghitungan PPh Pasal 21 - #3
Penghasilan Bruto
Jasa Produksi,
Tantiem, Penarikan
Gratifikasi, dana pada
Honorarium Dan Bonus Dana Pensiun
Diterapkan (update)
Tarif PPh Pasal 17 UU
(Kumulatif per 1 Tahun kalender)
X P. Bruto
Penghitungan PPh Pasal 21 - #4
Penghasilan berupa Honor dan Imbalan lain
Update
diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan
tersendiri
Uang Pesangon, Uang Tebusan #5
Pensiun dan THT/JHT dibayar sekaligus
(PP No. 149 Tahun 2000 - berlaku s.d 15 Nop 2009)
Penghasilan berupa Uang Pesangon, Uang Tebusan
Pensiun dan Tunjangan Hari Tua atau Jaminan
Hari Tua yg dibayarkan sekaligus
Bersifat
FINAL
Update
Uang Pesangon adalah penghasilan yang dibayarkan oleh pemberi kerja termasuk
Pengelola Dana Pesangon Tenaga Kerja kepada pegawai, dengan nama dan dalam
bentuk apapun, sehubungan dengan berakhirnya masa kerja atau terjadi pemutusan
hubungan kerja, termasuk uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak.
Uang Manfaat Pensiun adalah penghasilan dari manfaat pensiun yang dibayarkan
kepada orang pribadi peserta dana pensiun secara sekaligus sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang dana pensiun oleh Dana Pensiun Pemberi Kerja atau
Dana Pensiun Lembaga Keuangan yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri
Keuangan.
Tunjangan Hari Tua adalah penghasilan yang dibayarkan sekaligus oleh badan
penyelenggara tunjangan hari tua kepada orang pribadi yang telah mencapai usia pensiun.
Jaminan Hari Tua adalah penghasilan yang dibayarkan sekaligus oleh badan
penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja kepada orang pribadi yang berhak dalam
jangka waktu yang telah ditentukan atau keadaan lain yang ditentukan.
UANG PESANGON, UANG MANFAAT PENSIUN, THT, DAN JHT
YANG DIBAYARKAN SEKALIGUS #5b 2
(PP No. 68 Tahun 2009 tgl 16 Nopember ‘09)
UANG PESANGON
> 0 s/d 50.000.000,- 0%
50 juta s/d 100 juta 5%
100 juta s/d 500 juta 15%
> 500 juta 25%
Bersifat FINAL
(dlm hal dibayar sekaligus)
Bersifat
FINAL
KESIMPULAN
KELOMPOK Karyawan berdasarkan PENGURANG PENGHASILAN :
1. Berhak mendptkan Biaya Jabatan atau Biaya Pensiun, dan PTKP
adl Karyawan Tetap dan Pensiun Bulanan
2. Berhak mendptkan PTKP saja adl :
a. Pegawai harian lepas dng upah harian, mingguan, satuan,
borongan, dll => dasar byknya hari
b. Pegawai tidak tetap dibayar bulanan .
3 Berhak mendptkan pengurang 50% dari Pengh. Bruto TP Tidak
Berhak mendptkan PTKP : Bukan pegawai Pengh. Tdk
berkesinambungan dan berkesinambungan tp TDK memenuhi
syarat )*
4 Berhak mendptkan pengurang 50% dari Pengh. Bruto dan PTKP adl
Bukan Pegawai berkesinambungan (memenuhi syarat)
5 Berhak mendptkan pengurang Rp 25 juta adl Penerima Pesangon
atau Tebusan Pensiun --- sekaligus (ketentuan lama)
6 Tidak Berhak mendptkan Pengurang APAPUN adl Peserta
Kegiatan
#7
TDK BERKESINAMBUNGAN
(Tarif Ps. 17 x 50% x P. Bruto) Peserta Kegiatan (Tarif
BERKESINAMBUNGAN Ps. 17 x Bruto tiap kali byr)
Utk tiap pembayaran
MEEMENUHI syarat *
(Tarif Ps. 17 (kumulatif TH kalender) x
PhKP (50%P. Bruto – PTKP bulanan))
#7
Saat Terutang
PPh Pasal 21/26
AKHIR BULAN
DILAKUKANNYA
PEMBAYARAN ATAU
TERUTANGNYA
PENGHASILAN
Pasal
Pasal 21
21
43
Kewajiban Pemotong
• Wajib Mendaftarkan Diri ke KPP
• Wajib menghitung, memotong, menyetorkan dan
melaporkan PPh Pasal 21 dan Pasal 26 yang terutang
untuk setiap bulan kalender.
• PPh Pasal 21/26 yang dipotong wajib disetor ke Kantor
Pos atau Bank paling lama 10 hari setelah Masa Pajak
berakhir.
• Pemotong Pajak wajib lapor sekalipun nihil, paling lama
20 hari setelah Masa Pajak berakhir.
• Wajib Membuat Catatan atau Kertas Kerja Perhitungan
PPh Ps. 21/26 Untuk Setiap Masa Pajak
• Wajib Menyimpan Catatan atau Kertas Kerja Sesuai
Ketentuan
• Wajib Membuat Bukti Potong dan Memberikannya
Kepada Penerima Penghasilan
44