Anda di halaman 1dari 10

Contoh Perhitungan PPH Pasal 21

Studi Kasus 1
Drs. Hanung Wicaksana seorang PNS golongan IV/b status kawin tanpa tanggungan. Pada bulan Februari
2017 menerima gaji pokok Rp4.000.000,00. NPWP 09.437.550.6.497.000. Tunjangan istri 10%, Iuran
pensiun 4,75%. Tunjangan Fungsional Rp3.000.000,00. Berdasarkan data diatas, Anda diminta:
Menghitung PPh terutang atas gaji Drs. Hanung Wicaksana untuk tahun 2017!
Jawab:
Perhitungan pajak untuk Drs. Hanung Wicaksana :
Gaji pokok Rp 4.000.000,00
Tunjangan istri 10% x Rp 4.000.000 Rp 400.000,00
Tunjangan fungsional Rp 3.000.000,00 +
Penerimaan Brutto Rp7.400.000,00
Pengurangan:
Biaya jabatan
5% x Rp7.400.000,00 = Rp 370.000,00
(maksimal Rp500.000,00 per bulan)
Biaya pensiun
4,75% x Rp7.400.000,00 = Rp 351.500,00 +
Rp 721.500,00 -
Penghasilan netto per bulan Rp 6.678.500,00

Penghasilan setahun (12xRp6.678.500,00) Rp80.142.000,00


PTKP (SK/-) Rp58.500.000,00 -
Penghasilan Kena Pajak Rp21.642.000,00
Pajak penghasilan atas gaji Drs. Hanung Wicaksana adalah:
Pajak 5 % x Rp21.642.000,00 Rp 1.082.100,00
Pajak satu bulan Rp1.082.100,00: 12 Rp 90.175,00
Dibulatkan ke atas menjadi Rp 90.200,00
Studi Kasus 2
Rangga, M.Pd. seorang PNS golongan IV/a status kawin tanpa tanggungan. NPWP 09.683.350.6.698.000.
Pada bulan Februari 2017 menerima gaji pokok Rp4.400.000,00. Tunjangan istri 10%, Iuran pensiun
4,75%. Tunjangan Fungsional Rp6.000.000,00 dan tunjangan struktural Rp2.500.000,00. Berdasarkan
data diatas, Anda diminta menghitung PPh terutang atas gaji Rangga, M.Pd. untuk tahun 2017!
Jawab:
Perhitungan pajak untuk Rangga, M.Pd:
Gaji pokok Rp 4.400.000,00
Tunjangan istri 10% x Rp 4.400.000 Rp 440.000,00
Tunjangan fungsional Rp 6.000.000,00
Tunjangan struktural Rp 2.500.000,00 +
Penerimaan Brutto Rp 13.340.000,00
Pengurangan:
Biaya jabatan
5% x Rp13.340.000,00 = Rp500.000,00
(maksimal Rp500.000,00 per bulan)
Biaya pensiun
4,75% x Rp13.340.000,00 = Rp 633.650,00 +
Rp 1.133.650,00 -
Penghasilan netto per bulan Rp12.206.350,00

Penghasilan setahun (12xRp12.206.350,00) Rp146.476.200,00


PTKP (SK/-) Rp 58.500.000,00 -
Penghasilan Kena Pajak Rp87.976.200,00
Dibulatkan menjadi Rp85.970.000,00
Pajak penghasilan atas gaji Rangga, M.Pd adalah:
Pajak 5 % x Rp87.976.000,00 Rp 4.398.810,00
Pajak satu bulan Rp4.398.810,00 : 12 Rp 366.567,50
Dibulatkan ke atas menjadi Rp 366.600,00
Studi Kasus 3
Bambang Raharjo, SH, seorang PNS golongan III/c memiliki NPWP 05.605.825.2.705.000. Mulai bulan
April 2017, gaji pokok menjadi Rp4.000.000,00 berlaku surut sejak 1 Januari 2017, tunjangan fungsional
Rp4.000.000,00. Status kawin dan memiliki 2 tanggungan. Bambang Raharjo, SH. menerima rapel
Rp1.800.000,00. Pajak penghasilan sebelum kenaikan gaji yang telah dibayar Rp100.000,00. Berdasarkan
data diatas, Anda diminta Menghitung pajak atas rapel Bambang Raharjo, SH
Jawab:
Penghitungan PPh Pasal 21 terutangnya adalah sebagai berikut:
Gaji sebulan Rp 4.000.000,00

Tunjangan istri Rp 380.000,00

Tunjangan anak Rp 152.000,00

Tunjangan fungsional Rp 4.000.000,00 +

Rp 8.532.000,00

Pengurangan:

Biaya jabatan 5% Rp426.600,00

Iuran rapel 4,75% Rp405.270,00 +

Rp 831.870,00 –

Rp 7.700.130,00

Penghasilan neto setahun

12 x Rp7.700.130,00 Rp92.401.560,00

PTKP Rp63.000.000,00 –

Rp29.401.560,00

Pajak Penghasilan Pasal 21 setahun

5% x Rp29.401.560,00 = Rp1.470.078,00

Pajak Penghasilan Pasal 21 sebulan

Rp1.470.078,00 : 12 = Rp122.506,50

Dibulatkan menjadi Rp122.500,00

Pajak yang harus dibayar Rp122.500,00

Sudah dibayar Rp100.000,00 –

Pajak Kurang Bayar Rp 22.500,00


Studi Kasus 4
Arifin adalah pegawai di perusahaan PT. Indomarco memiliki NPWP 09.905.950.2.205.000 pada Tahun
2017, memperoleh gaji sebulan Rp15.000.000,00 dengan status menikah tanpa anak. PT. Indomarco
mengikuti program Jamsostek, premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan Premi Jaminan Kematian dibayar
oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-masing 0,50% dan 0,30% dari gaji. PT. Indomarco
menanggung iuran Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar 3,70% dari gaji sedangkan Arifin membayar
iuran Jaminan Hari Tua sebesar 2,00% dari gaji setiap bulan. Selain itu PT. Indomarco juga mengikuti
program pensiun untuk pegawainya. PT. Indomarco membayar iuran pensiun untuk Arifin ke dana
pensiun, setiap bulan sebesar Rp150.000,00, yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan,
sedangkan Arifin membayar iuran pensiun sebesar Rp70.000,00. Berdasarkan data diatas, Anda diminta
menghitung PPh Pasal 21 atas Arifin!
Jawab:
Perhitungan pajak untuk Arifin:
Gaji sebulan Rp15.000.000,00
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja (15.000.000 x 0,50%) Rp 75.000,00
Premi Jaminan Kematian (150.000.000 x 0,30%) Rp 45.000,00 +
Rp15.120.000,00
Pengurangan:
Biaya jabatan
5% x Rp15.120.000,00 Rp756.000,00
Iuran Jaminan Hari Tua
2% x Rp15.000.000,00 Rp300.000,00
Iuran Pensiun Arifin Rp 70.000,00 +
Rp 1.126.000,00 -
Penghasilan neto sebulan Rp 13.994.000,00

Penghasilan setahun (12 x Rp13.994.000,00) Rp167.928.000,00


PTKP (SK/0): Rp 58.500.000,00 -
Penghasilan Kena Pajak Rp109.428.000,00

Pajak penghasilan atas gaji Arifin adalah:


5% x Rp50.000.000,00 Rp 2.500.000,00
15% x Rp59.428.000,00 Rp 8.914.200,00 +
Rp11.414.200,00
Pajak per bulan Rp11.414.200,00 : 12 Rp 951.183,34
Pajak dibulatkan menjadi Rp951.200,00

Studi Kasus 5
Putri Sundari, S.E adalah pegawai pada perusahaan PT. Mustika Jaya Abadi, memiliki NPWP
05.705.750.3.305.000 status tidak menikah. Pada tahun 2017 memperoleh gaji pokok sebulan
Rp5.500.000,00. Tunjangan struktural sebesar Rp2.000.000,00. PT. Mustika mengikuti program
Jamsostek, di mana premi Jaminan Kecelakaan Kerja, Premi Jaminan Kematian, dan premi Jaminan
Pelayanan Kesehatan dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-masing 0,24%; 0,3%; dan 6%
dari gaji. PT. Mustika Jaya Abadi menanggung iuran Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar 3,7% dari
gaji, sedangkan Putri Sundari, S.E membayar iuran Jaminan Hari Tua sebesar 2% dari gaji setiap bulan.
Putri Sundari, S.E membayar iuran pensiun sebesar Rp70.000,00. Berdasarkan data diatas Anda diminta
Menghitung Pajak Penghasilan PT Mustika Jaya Abdi untuk tahun fiskal 2017.
Jawab:
Penghitungan pajak untuk Eriyanto, S.E:
Gaji sebulan Rp 5.500.000,00
Tunjangan struktural Rp 2.000.000,00
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja 0,24% Rp 13.200,00
Premi Jaminan Kematian 0,3% Rp 16.500,00
Premi Jaminan Pelayanan Kesehatan 6% Rp 330.000,00 +
Penghasilan Bruto Rp7.859.700,00
Pengurangan:
1. Biaya jabatan
5% x Rp7.859.700,00 Rp 392.985,00
2. Iuran Jaminan Hari Tua
2% x Rp5.500.000,00 Rp 110.000,00
3. Iuran Pensiun Rp 70.000,00 +
Rp 572.985,00 -
Penghasilan neto sebulan Rp 7.286.715,00

Penghasilan setahun (12 x Rp7.286.715,00) Rp 87.440.580,00


PTKP (TK) Rp 54.000.000,00 -
Penghasilan Kena Pajak setahun Rp 33.440.580,00

Pajak penghasilan atas gaji Eriyanto, S.E adalah:


5% x Rp33.440.580,00 Rp1.672.029,00
Pajak per bulan Rp1.672.029,00 : 12 = Rp139.335,75
Pajak dibulatkan menjadi Rp139.400,00

Studi Kasus 6
Irma Ayu, S.E. adalah pegawai pada PT Langgeng Jaya di Surabaya. NPWP 06.437.250.5.488.000 Sejak
1 Februari 2017, ia dipindahtugaskan ke kantor cabang di Semarang. Gaji Irma Ayu, S.E. sebesar
Rp5.500.000,00. Iuran pensiun yang dibayar sendiri sebesar Rp150.000,00. Berdasarkan data diatas Anda
diminta untuk menghitung PPh Pasal 21 untuk Irma Ayu, S.E.!
Catatan: karena tidak ada keterangan berarti tidak kawin tanpa tanggungan
Jawab:
a. Kantor Pusat di Surabaya
Gaji (Januari 2017)
1 x Rp5.500.000,00 Rp5.500.000,00
Pengurangan:
Biaya jabatan:
5% x Rp5.500.000,00= Rp 275.000,00
Iuran pensiun:
1 x Rp150.000,00 = Rp 150.000,00 +
Rp 425.000,00 -
Penghasilan neto 1 bulan adalah Rp5.075.000,00
Penghasilan neto setahun
12/1 x Rp5.075.000,00 Rp60.900.000,00
PTKP (TK/0):
Untuk WP sendiri Rp54.000.000,00 -
Penghasilan Kena Pajak Rp 6.900.000,00
PPh Pasal 21 terutang setahun
5% x Rp6.900.000,00 Rp 345.000,00
PPh Pasal 21 terutang sebulan
Rp345.000,00 : 12 Rp 28.750,00
PPh Pasal 21 terutang dan harus dipotong
Untuk masa Januari 2017 adalah:
Rp 28.750,00

b. Kantor Cabang Semarang


Penghasilan neto di Semarang
Gaji Februari s.d. Desember 2017 = 11 x Rp5.500.000,00 Rp60.500.000,00
Pengurangan:
Biaya jabatan
5% x Rp60.500.000,00 Rp3.025.000,00
Iuran pensiun
11 X Rp150.000,00 Rp1.650.000,00 +
Rp 4.675.000,00 -
Penghasilan Neto di Semarang Rp55.825.000,00
Penghasilan neto di Surabaya Rp 5.075.000,00 +
Jumlah penghasilan Neto setahun Rp60.900.000,00
PTKP(TK/0) :
Untuk WP sendiri Rp54.000.000,00 -
Penghasilan Kena Pajak Rp 6.900.000,00

PPh Pasal 21 terutang tahun 2017


5% x Rp6.900.000,00 Rp 345.000,00
PPh Pasal 21 yang telah dibayar di Surabaya
(sebelum pindah) Rp 28.750,00
PPh Pasal 21 terutang di Semarang Rp 316.250,00
PPh Pasal 21 sebulan yang harus dipotong di Semarang
Rp316.250,00 : 11 Rp 28.750,00

Studi Kasus 7
Lestari Wijayanti, S.E. berstatus tidak kawin tanpa tanggungan, pada tahun 2017 bekerja pada PT Jaya
Sakti, dengan gaji sebesar Rp6.000.000,00 sebulan. NPWP 06.298.550.5.378.000. Pada tahun yang
bersangkutan menerima bonus sebesar Rp48.000.000,00. Setiap bulan Lestari Wijayanti, S.E. membayar
iuran pensiun sebesar Rp75.000,00. Berdasarkan data diatas, Anda diminta mengitung Pajak atas bonus
Lestari Wijayanti, S.E.!
Jawab:
PPh Pasal 21 atas gaji dan bonus (penghasilan setahun):
Gaji setahun (12 x Rp6.000.000,00) Rp 72.000.000,00
Bonus Rp 48.000.000,00 +
Penghasilan bruto setahun Rp120.000.000,00
Pengurangan:
1. Biaya jabatan
5% x Rp120.000.000,00 Rp 6.000.000,00
2. Iuran pensiun setahun Rp 900.000,00 +
Rp 6.900.000,00 +
Penghasilan neto setahun Rp113.100.000,00
PTKP (STK/0) Rp 54.000.000,00 -
Penghasilan Kena Pajak Rp 59.100.000,00
PPh Pasal 21 terutang
5% x Rp50.000.000,00 Rp 2.500.000,00
15%x 9.100.000,000 Rp 1.365.000,00+
Rp 3.865.000,00

PPh Pasal 21 atas gaji setahun:


Gaji setahun (12 x Rp6.000.000,00) Rp72.000.000,00
Pengurangan:
1. Biaya jabatan
5% x Rp72.000.000,00 Rp3.600.000,00
2. Iuran pensiun setahun Rp 900.000,00 +
Rp 4.500.000,00 -
Penghasilan neto setahun Rp67.500.000,00
PTKP (STK/0) Rp54.000.000,00 -
Penghasilan Kena Pajak Rp13.500.000,00

PPh Pasal 21 terutang


5% x Rp13.500.000,00 Rp675.000,00

PPh Pasal 21 atas bonus:


PPh Pasal 21 atas bonus adalah:
Rp3.865.000 – Rp675.000,00 = Rp3.190.000,00

Studi Kasus 8
Pada bulan November 2017, Barata mengerjakan memborong sebuah rumah dengan upah borongan
sebesar Rp7.500.000,00. NPWP 08.566.450.4.258.000. Pekerjaan diselesaikan dalam 25 hari. Barata
Status tidak kawin tanpa tanggungan. Berdasarkan data diatas, Anda diminta menghitung PPh Pasal 21
untuk Barata tahun 2017!
Jawab:
Perhitungan Pajak penghasilan
Upah borongan sehari = Rp7.500.000,00 : 25 Rp300.000,00
PTKP sebenarnya/hari Rp150.000,00 (-)
Penghasilan Kena Pajak (PKP) per hari Rp150.000,00

PPh 21 terutang per hari


PPh 21 terutang per hari (5% x Rp150.000,00) Rp 7.500,00
PPh 21 terutang 25 hari (25 x Rp7.500,00) Rp187.500,00

Catatan: PTKP Rp150.000,00 berasal dari PTKP TK/0 (Rp54.000.000,00 : 360 hari)

Studi Kasus 9
Wibisono adalah seorang karyawan yang bekerja pada PT Karya Mandiri. NPWP 06.278.530.5.340.000.
Wibisono menerima upah yang dibayar berdasarkan atas jumlah unit/satuan yang diselesaikan yaitu
Rp75.000,00 per unit dan dibayarkan tiap minggu. Pada bulan Agustus 2017 dalam waktu satu minggu (5
hari kerja) menghasilkan 50 unit dengan upah Rp3.750.000,00. Wibisono status tidak kawin tanpa
tanggungan. Berdasarkan data diatas, Anda diminta mengitung PPh 21 Wibisono tahun 2017!
Jawab:
Perhitungan PPh 21 Wibisono adalah sebagai berikut:
Upah sehari Rp3.750.000,00 : 5 = Rp 750.000,00
PTKP sebenarnya/hari = Rp 150.000,00 (-)
Penghasilan Kena Pajak /hari = Rp 600.000,00
Penghasilan Kena Pajak /minggu = 5 x Rp.600.000,00 = Rp3.000.000,00
PPh 21/minggu = 5% x Rp3.000.000,00 = Rp 150.000,00
Catatan: PTKP Rp150.000,00 berasal dari PTKP TK/0 ((Rp54.000.000,00 : 360 hari).

Studi Kasus 10
Nugroho bekerja sebagai pegawai tidak tetap pada PT Putra Perdana dengan dasar upah harian yang
dibayarkan bulanan. NPWP 06.554.478.5.886.000. Bulan Mei 2017, Nugroho bekerja selama 24 hari
kerja dengan upah sehari sebesar Rp180.000,00. Status kawin tanpa tanggungan. Berdasarkan data diatas,
Anda diminta menghitung PPh pasal 21 untuk Nugroho bulan Mei 2017!
Jawab:
Perhitungan PPh 21 Nugroho adalah sebagai berikut:
Penhasilan per hari Rp180.000,00
Penghasilan yang tidak dipotong PPh perhari Rp150.000,00 -
PPh 21 terutang Rp 30.000,00

PPh 21 terutang perhari (5%xRp30.000) Rp 1.500,00


PPh 21 terutang 24 hari (24xRp1.500) Rp 36.000,00
(catatan PTKP Rp150.000,00 berasal dari Rp54.000.000: 360 hari)

Anda mungkin juga menyukai