Studi Kasus 1
Drs. Hanung Wicaksana seorang PNS golongan IV/b status kawin tanpa tanggungan. Pada bulan Februari
2017 menerima gaji pokok Rp4.000.000,00. NPWP 09.437.550.6.497.000. Tunjangan istri 10%, Iuran
pensiun 4,75%. Tunjangan Fungsional Rp3.000.000,00. Berdasarkan data diatas, Anda diminta:
Menghitung PPh terutang atas gaji Drs. Hanung Wicaksana untuk tahun 2017!
Jawab:
Perhitungan pajak untuk Drs. Hanung Wicaksana :
Gaji pokok Rp 4.000.000,00
Tunjangan istri 10% x Rp 4.000.000 Rp 400.000,00
Tunjangan fungsional Rp 3.000.000,00 +
Penerimaan Brutto Rp7.400.000,00
Pengurangan:
Biaya jabatan
5% x Rp7.400.000,00 = Rp 370.000,00
(maksimal Rp500.000,00 per bulan)
Biaya pensiun
4,75% x Rp7.400.000,00 = Rp 351.500,00 +
Rp 721.500,00 -
Penghasilan netto per bulan Rp 6.678.500,00
Rp 8.532.000,00
Pengurangan:
Rp 831.870,00 –
Rp 7.700.130,00
12 x Rp7.700.130,00 Rp92.401.560,00
PTKP Rp63.000.000,00 –
Rp29.401.560,00
5% x Rp29.401.560,00 = Rp1.470.078,00
Rp1.470.078,00 : 12 = Rp122.506,50
Studi Kasus 5
Putri Sundari, S.E adalah pegawai pada perusahaan PT. Mustika Jaya Abadi, memiliki NPWP
05.705.750.3.305.000 status tidak menikah. Pada tahun 2017 memperoleh gaji pokok sebulan
Rp5.500.000,00. Tunjangan struktural sebesar Rp2.000.000,00. PT. Mustika mengikuti program
Jamsostek, di mana premi Jaminan Kecelakaan Kerja, Premi Jaminan Kematian, dan premi Jaminan
Pelayanan Kesehatan dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-masing 0,24%; 0,3%; dan 6%
dari gaji. PT. Mustika Jaya Abadi menanggung iuran Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar 3,7% dari
gaji, sedangkan Putri Sundari, S.E membayar iuran Jaminan Hari Tua sebesar 2% dari gaji setiap bulan.
Putri Sundari, S.E membayar iuran pensiun sebesar Rp70.000,00. Berdasarkan data diatas Anda diminta
Menghitung Pajak Penghasilan PT Mustika Jaya Abdi untuk tahun fiskal 2017.
Jawab:
Penghitungan pajak untuk Eriyanto, S.E:
Gaji sebulan Rp 5.500.000,00
Tunjangan struktural Rp 2.000.000,00
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja 0,24% Rp 13.200,00
Premi Jaminan Kematian 0,3% Rp 16.500,00
Premi Jaminan Pelayanan Kesehatan 6% Rp 330.000,00 +
Penghasilan Bruto Rp7.859.700,00
Pengurangan:
1. Biaya jabatan
5% x Rp7.859.700,00 Rp 392.985,00
2. Iuran Jaminan Hari Tua
2% x Rp5.500.000,00 Rp 110.000,00
3. Iuran Pensiun Rp 70.000,00 +
Rp 572.985,00 -
Penghasilan neto sebulan Rp 7.286.715,00
Studi Kasus 6
Irma Ayu, S.E. adalah pegawai pada PT Langgeng Jaya di Surabaya. NPWP 06.437.250.5.488.000 Sejak
1 Februari 2017, ia dipindahtugaskan ke kantor cabang di Semarang. Gaji Irma Ayu, S.E. sebesar
Rp5.500.000,00. Iuran pensiun yang dibayar sendiri sebesar Rp150.000,00. Berdasarkan data diatas Anda
diminta untuk menghitung PPh Pasal 21 untuk Irma Ayu, S.E.!
Catatan: karena tidak ada keterangan berarti tidak kawin tanpa tanggungan
Jawab:
a. Kantor Pusat di Surabaya
Gaji (Januari 2017)
1 x Rp5.500.000,00 Rp5.500.000,00
Pengurangan:
Biaya jabatan:
5% x Rp5.500.000,00= Rp 275.000,00
Iuran pensiun:
1 x Rp150.000,00 = Rp 150.000,00 +
Rp 425.000,00 -
Penghasilan neto 1 bulan adalah Rp5.075.000,00
Penghasilan neto setahun
12/1 x Rp5.075.000,00 Rp60.900.000,00
PTKP (TK/0):
Untuk WP sendiri Rp54.000.000,00 -
Penghasilan Kena Pajak Rp 6.900.000,00
PPh Pasal 21 terutang setahun
5% x Rp6.900.000,00 Rp 345.000,00
PPh Pasal 21 terutang sebulan
Rp345.000,00 : 12 Rp 28.750,00
PPh Pasal 21 terutang dan harus dipotong
Untuk masa Januari 2017 adalah:
Rp 28.750,00
Studi Kasus 7
Lestari Wijayanti, S.E. berstatus tidak kawin tanpa tanggungan, pada tahun 2017 bekerja pada PT Jaya
Sakti, dengan gaji sebesar Rp6.000.000,00 sebulan. NPWP 06.298.550.5.378.000. Pada tahun yang
bersangkutan menerima bonus sebesar Rp48.000.000,00. Setiap bulan Lestari Wijayanti, S.E. membayar
iuran pensiun sebesar Rp75.000,00. Berdasarkan data diatas, Anda diminta mengitung Pajak atas bonus
Lestari Wijayanti, S.E.!
Jawab:
PPh Pasal 21 atas gaji dan bonus (penghasilan setahun):
Gaji setahun (12 x Rp6.000.000,00) Rp 72.000.000,00
Bonus Rp 48.000.000,00 +
Penghasilan bruto setahun Rp120.000.000,00
Pengurangan:
1. Biaya jabatan
5% x Rp120.000.000,00 Rp 6.000.000,00
2. Iuran pensiun setahun Rp 900.000,00 +
Rp 6.900.000,00 +
Penghasilan neto setahun Rp113.100.000,00
PTKP (STK/0) Rp 54.000.000,00 -
Penghasilan Kena Pajak Rp 59.100.000,00
PPh Pasal 21 terutang
5% x Rp50.000.000,00 Rp 2.500.000,00
15%x 9.100.000,000 Rp 1.365.000,00+
Rp 3.865.000,00
Studi Kasus 8
Pada bulan November 2017, Barata mengerjakan memborong sebuah rumah dengan upah borongan
sebesar Rp7.500.000,00. NPWP 08.566.450.4.258.000. Pekerjaan diselesaikan dalam 25 hari. Barata
Status tidak kawin tanpa tanggungan. Berdasarkan data diatas, Anda diminta menghitung PPh Pasal 21
untuk Barata tahun 2017!
Jawab:
Perhitungan Pajak penghasilan
Upah borongan sehari = Rp7.500.000,00 : 25 Rp300.000,00
PTKP sebenarnya/hari Rp150.000,00 (-)
Penghasilan Kena Pajak (PKP) per hari Rp150.000,00
Catatan: PTKP Rp150.000,00 berasal dari PTKP TK/0 (Rp54.000.000,00 : 360 hari)
Studi Kasus 9
Wibisono adalah seorang karyawan yang bekerja pada PT Karya Mandiri. NPWP 06.278.530.5.340.000.
Wibisono menerima upah yang dibayar berdasarkan atas jumlah unit/satuan yang diselesaikan yaitu
Rp75.000,00 per unit dan dibayarkan tiap minggu. Pada bulan Agustus 2017 dalam waktu satu minggu (5
hari kerja) menghasilkan 50 unit dengan upah Rp3.750.000,00. Wibisono status tidak kawin tanpa
tanggungan. Berdasarkan data diatas, Anda diminta mengitung PPh 21 Wibisono tahun 2017!
Jawab:
Perhitungan PPh 21 Wibisono adalah sebagai berikut:
Upah sehari Rp3.750.000,00 : 5 = Rp 750.000,00
PTKP sebenarnya/hari = Rp 150.000,00 (-)
Penghasilan Kena Pajak /hari = Rp 600.000,00
Penghasilan Kena Pajak /minggu = 5 x Rp.600.000,00 = Rp3.000.000,00
PPh 21/minggu = 5% x Rp3.000.000,00 = Rp 150.000,00
Catatan: PTKP Rp150.000,00 berasal dari PTKP TK/0 ((Rp54.000.000,00 : 360 hari).
Studi Kasus 10
Nugroho bekerja sebagai pegawai tidak tetap pada PT Putra Perdana dengan dasar upah harian yang
dibayarkan bulanan. NPWP 06.554.478.5.886.000. Bulan Mei 2017, Nugroho bekerja selama 24 hari
kerja dengan upah sehari sebesar Rp180.000,00. Status kawin tanpa tanggungan. Berdasarkan data diatas,
Anda diminta menghitung PPh pasal 21 untuk Nugroho bulan Mei 2017!
Jawab:
Perhitungan PPh 21 Nugroho adalah sebagai berikut:
Penhasilan per hari Rp180.000,00
Penghasilan yang tidak dipotong PPh perhari Rp150.000,00 -
PPh 21 terutang Rp 30.000,00