Anda di halaman 1dari 16

Nama : Dian Musfitasari

NIM : 1805112937

Kelas : PE AKT-4

Mata Kuliah : Akuntansi Perpajakan

1. Jawaban:
PTKP adalah pengurangan penghasilan neto yang diperkenankan oleh UU No. 36 Tahun
2008 tentang Pajak Penghasilan. PTKP hanya diberikan kepada Wajib Pajak orang
pribadi yang menjalankan usaha dan atau pekerjaan bebas sesuai pasal 6 aya 3 UU PPh.
Setiap tahunnya, besaran PTKP terus mengalami kenaikan. Kenaikan tersebut didasarkan
pada pertimbangan pemerintah, sepertinya adanya perlambatan ekonomi, perlunya
meningkatkan daya beli masyarakat seta bentuk penyesuaian dengan kenaikan upah
minimum regional (UMR). Penentuan besarnya PTKP akan dilihat pada keadaan awal
tahun seseorang dan tidak akan berubah sepanjang tahun tersebut. Jumlah PTKP juga
mengalami perkembangan mengikuti kondisi perekonomian nasional secara umum.

2. Jawaban:
Pajak atas sewa menyewa properti:
a. PPh (Pajak Penghasilan)
Dasar hukum Pasal 2 ayat 1 serta Pasal 3 Peraturan Pemerintah No.29/1996 yang
diubah menjadi Peraturan Pemerintah No.5/2002 tentang pembayaran PPh atas
penghasilan dari persewaan tanah dan atau bangunan yang isinya:
Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dari penyewa yang bertindak atau
ditunjuk sebagai pemotong pajak wajib dipotong PPh. Bila penyewa hukum sebagai
pemotong pajak, maka PPh yang terutang wajib dibayar sendiri oleh orang pribadi atau
badan yang menerima/memperoleh penghasilan, besarnya PPh yang wajib
dipotong/dibayar sendiri adalah 10% dari jumlah bruto nilai sewa tanah maupun
bangunan dan bersifat final.
b. PPN (Pajak Pertambahan Nilai)
Dasar hukum UU No. 18 Tahun 2000 tentang PPN Barang dan Jasa Pajak Penjualan
atas Barang Mewah menyebutkan bahwa jasa persewaan tanah dan atau bangunan
merupakan jasa yang tidak dikecualikan dari pengenaan PPN.

3. Jawab:
Gaji sebulan Rp 8.000.000
Tunjangan jabatan Rp 4.000.000
Tunjangan transportasi Rp 2.000.000
Tunjangan kesejahteraan Rp 2.000.000
Tunjangan makan Rp 2.000.000
Tunjangan instri 50% dari gaji Tuan Hendro Rp 4.000.000
Premi asuransi kecelakaan Rp 50.000
Premi kematian Rp 100.000
Penghasilan bruto Rp 22.150.000
Dikurang
Biaya jabatan :5%× Rp 22.150.000 Rp 1.107.500
Iuran pensiunan Rp 25.000
Iuran THT Rp 30.000
Jumlah pengurang Rp 1.162.500
Penghasilan neto sebulan Rp 20.987.500
Pengahasilan neto setahun (20.987.500 ×12) Rp251.850.000
PTKP(K/1)
Wajib pajak Rp 54.000.000
Istri Rp 4.500.000
Anak Rp 4.500.000
Rp 63.000.000
Penghasilan kena pajak (PKP) Rp 188.850.000
PPh 21 setahun
5% ×50.000.000 Rp 2.500.000
15% × 138.850.000 Rp 20.827.500
Rp 23.327.500
PPh 21 perbulan (23.327.500÷12) Rp 1.943.958

a. Transaksi pembayaran gaji dan tunjangan


Beban Gaji Rp 8.000.000
T. Pasal 21 Rp 14.000.000
Utang PPh 21 Rp 1.943.958
Kas Rp 20.056.042
b. Transaksi penyetoran PPh 21 yang telah dipotong kekas Negara
Utang PPh 21 Rp 1.943.958
Kas Rp 1.943.958

4. Jawaban:
a. Pendapatan Ekspor
Gaji perbulan Rp 14.000.000
Tunjangan transportasi Rp 500.000
Pendapatan kotor Rp 14.500.00

Dikurang:
Iuran pensiun Rp 200.000
Iuran jaminan hari tua 2% x gaji
2% x Rp 14.000.000 Rp 280.000
Total pengeluaran Rp 480.000
Pendapatan Bersih Rp 14.020.000

PTKP (K/1)
Untuk orang pribadi Rp 54.000.000
Status kawin Rp 4.500.000
T. 1 anak Rp 4.500.000
Total PTKP Rp 63.000.000/tahun
Rp 63.000.000 x 1/12 Rp 5.250.000/bulan
PKP Rp 8.770.000
PPh 21
Rp 8.770.000 x 5% Rp. 438.500

b. Besar THP Esther = (pendapatan rutin + pendapatan insidentil) – (komponen


pemotong gaji)

THP = (gaji perbulan + tunjangan transportasi) – (iuran pensiun + jaminan hari tua)

THP = Rp 14.500.000 – Rp 480.000

THP = Rp 14.020.000

c. Jurnal
Beban gaji karyawan Rp 14.000.000

Kas Rp 14.000.000

d. Jurnal
1. Utang PPh 21 Rp 8.770.000

Kas Rp 8.770.000

2. Beban asuransi kerja Rp 70.000

Beban asuransi kematian Rp 42.000

Kas Rp 112.000

3. Beban iuran pensiun Rp 500.000

Kas Rp 500.000

4. Beban jaminan hari tua Rp 798.000

Kas Rp 798.000
5. Jawaban:
Gaji Rp 1.600.000
T. Transportasi Rp 200.000
T. Konsumsi Rp 100.000
Ph Bruto Rp 1.900.000
Biaya Jabatan Rp 1.900.000 X 5% = Rp 95.000
Pendapatan Neto Rp 1.900.000 – Rp 95.000 = Rp 1.805.000 perbulan
Rp 21.660.000 pertahun
PTKP Rp 54.000.000
PHKP Rp 54.000.000 – Rp 21.660.000 = Rp 32.340.000
PPH 21 terutang Rp 32.340.000 x 6% = Rp 1.940.400/tahun
= Rp 161.750/bulan
a. Transaksi pembayaran gaji dan tunjangan
Beban Gaji Rp 1.600.000
T. Pasal 21 Rp 300.000
Utang PPh 21 Rp 161.750
Kas Rp 1.738.250
b. Transaksi penyetoran PPh 21 yang telah dipotong kekas Negara

Utang PPh 21 Rp 161.750

Kas Rp 161.750

6. Jawaban:
Gaji Rp 8.600.000
T. Transportasi Rp 1.000.000
T. Konsumsi Rp 500.000
Ph Bruto = Rp 10.100.000
Biaya Jabatan 5% (max. 108.000) = Rp 108.000
Pendapatan Neto pegawai sebulan = Rp 9.992.000
Pendapatan neto setahun (Rp 9.992.000 x12) = Rp119.904.000
PTKP
Wajib pajak = Rp 13.200.000
Tanggungan ortu (2x Rp 1.200.000) = Rp 2.400.000
= Rp 15.600.000
Penghasilan kena pajak = Rp104.340.000
PPh pasal 21 setahun
5% x Rp 50.000.000 = Rp 2.500.000
10% x Rp 54.340.000 = Rp 5.434.000
PPh pasal 21 setahun = Rp 7.934.000
PPh pasal 21 sebulan (Rp 7.934.000) = Rp 661.166

Jurnal
a. Saat pembayaran gaji
Biaya gaji Rp 8.600.000
Kas Rp 7.938.834
Utang PPh pasal 21 Rp 661.166

Saat penyetoran tunjangan

Biaya tunjangan Rp 1.500.000

Kas Rp 1.500.000

b. Saat penyetoran PPh pasal 21 ke bank persepsi


Utang PPh pasal 21 Rp 661.166
Kas Rp 661.166

Total PTKP Rp 63.000.000/thn


Rp 63.000.000 x 1/12 Rp 5.250.000/bln
PKP Rp109.890.000
PPh 21
Rp 109.890.000 x 15% Rp 16.483.500/thn
Rp 1.373.625/bln
a. Transaksi pembayaran gaji dan tunjangan
Jurnal
Beban gaji Rp 8.600.000
T. Pasal 21 Rp 300.000
Utang PPh 21 Rp 1.373.625
Kas Rp 7.526.375
b. Transaksi penyetoran PPh 21 yang telah dipotong ke Bank Persepsi
Utang PPh 21 Rp 1.373.625
Kas Rp 1.373.625

7. Jawab:
Rp 1.265.000 x 7 = Rp 8.885.000
Diskon = Rp 155.000
Total = Rp 8.700.000
Pembayaran uang muka = Rp 8.700.000 x 50% = Rp 4.350.000
PPh 23 berhubungan dengan sewa menyewa kalau memiliki NPWP 2% tapi kalau tidak
4% x penghasilan sewa: Harga sewa Rp 8.700.00 x 2% = Rp 174.000

Jurnal
Sewa diterima dimuka Rp 8.700.000
Utang PPh 23 Rp 174.000
Utang sewa Rp 4.350.000
Kas Rp 4.176.000

Kas PT Makmur
Kas Rp 4.176.000
PPh 23 Rp 174.000
Piutang sewa Rp 4.350.000
Sewa diterima dimuka Rp 8.700.000
8. Jawaban:
PT Avatar dan PT Brian
a. PT Avatar menyewakan mobil kepada PT Brian,
Rp. 5.000.000/bln
Pembayaran pertama di tanggal 15 Juli 2007
Jurnal oleh PT Avatar
 Jurnal saat penerimaan uang sewa 1 tahun
Kas 64.800.000
PPh pasal 23 1.200.000
Pendapatan Sewa 60.000.000
PPn Keluaran 6.000.000
 Jurnal saat pengakuan
Sewa diterima dimuka 5.000.000
Pendapatan sewa 5.000.000

Jurnal oleh PT Brian


 Jurnal pembayaran sewa mobil
Sewa dibayar di muka 5.000.000
PPn Masukan 500.000
Utang PPh 23 100.000
Kas 5.400.000
 Jurnal penyesuaian pengakuan beban sewa
Beban sewa 5.000.000
Sewa dibayar di muka 5.000.000

b. PT Avatar menyewa mesin PT Brian


5.000.000/bln
Pembayaran pertama 15 Juli 2007
Jurnal oleh PT Avatar
 Jurnal pembayaran sewa mesin
Sewa dibayar di muka 5.000.000
PPn masukan 500.000
PPh 23 terutanng 100.000
Kas 5.400.000
 Jurnal saat pengakuan
Beban sewa 5.000.000
Sewa di bayar di muka 5.000.000

Jurnal oleh PT Brian


 Jurnal saat pengakuan
Sewa di terima di muka 5.000.000
Pendapatan sewa 5.000.000

9. Jawaban:
Jurnal 02/06/12
- Jurnal untuk PT. Poki
Beban sewa Rp 15.000.000
Sewa dibayar di muka Rp 15.000.000
- Jurnal untuk PO Pluit
Sewa diterima dimuka Rp 15.000.000
Pendapatan sewa Rp 15.000.000
Jurnal 10/06/12
- Jurnal untuk PT. Poki
Utang Carteran Rp 15.000.000
Utang PPh 23 Rp 300.000
Kas Rp 14.700.000
- Jurnal untuk PO Pluit
Kas Rp 14.700.000
PPh 23 dibayar Dimuka Rp 300.000
Piutang Rp 15.000.000
Jurnal 10/07/12
- PT. Poki
PPh 23 atas Jasa Rp 300.000
Kas Rp 300.000
- PT. Pluit
Tidak ada jurnal

10. Jawaban:
Membayar jasa audit Rp 14.000.000
Penghasilan neto jasa akuntan publik (50% x Rp 14.000.000) = Rp 7.000.000
PPh (15% x Rp 14.000.000) = Rp 2.100.000
PPN (10% x Rp 14.000.000) = Rp 1.400.000
- Jurnal untuk PT Sejahtera
Beban Jasa Audit Rp 14.000.000
PPN Masukan Rp 1.400.000
Utang PPh 23 Rp 2.100.000
Kas Rp 14.200.000
- Jurnal untuk KAP Diestri dan rekan
Kas Rp 4.900.000
PPh 23 dibayar Dimuka Rp 2.100.000
Pendapatan Jasa Audit Rp 7.000.000

11. Jawaban:
a. Jurnal
- Jurnal untuk PT. Aries
Sewa Kantor Rp 240.000.000
PPN Masukan Rp 24.000.000
PPh Pasal 4 Ayat 2 Rp 24.000.000
Kas Rp 240.000.000
- Jurnal untuk PT. Yani

Kas Rp 240.000.000

PPh Pasal 4 Ayat 2 Rp 24.000.000

PPN Keluaran Rp 24.000.000


Pendapatan Sewa Rp 240.000.000
- Jurnal untuk PT. Yani
Kas Rp 162.000.000
PPh 23 dibayar Dimuka Rp 3.000.000
PPN Keluaran Rp 15.000.000
Pendapatan Jasa Rp 150.000.000
- Jurnal untuk PT. Sugeng
Beban Jasa Konsultasi Rp 150.000.000
PPN Masukan Rp 15.000.000
Utang PPh 23 Rp 3.000.000
Kas Rp 162.000.000
- Jurnal untuk PT. Yani
Utang Carteran Rp 60.000.000
Utang PPh 23 Rp 1.200.000
Kas Rp 58.800.000
- Jurnal untuk PT. Utama
Kas Rp 58.800.000
PPh 23 dibayar Dimuka Rp 1.200.000
Piutang Rp 60.000.000

b. Jurnal
- Jurnal PT. Aries
Tidak ada jurnal
- Jurnal PT. Yani
PPN Keluaran Rp 24.000.000
Kas Rp 24.000.000

- Jurnal PT. Sugeng


Tidak ada jurnal
- Jurnal PT. Yani
PPN Keluaran Rp 15.000.000
Kas Rp 15.000.000

- Jurnal PT. Yani


Tidak ada jurnal
- Jurnal PT. Utama
PPh 23 atas Jasa Rp 1.200.000
Kas Rp 1.200.000

12. Jawaban:
PPN Keluaran Rp 180.000.000
PPN Masukan Rp 100.000.000
PPN Lebih Bayar Rp 60.000.000
Kas Rp 20.000.000
13. Jawaban:

Rata-rata pinjaman perbulan:

Bulan Pinjaman Jangka Waktu Rata-Rata Pinjaman


Januari s.d April Rp 125.000.000 4 bulan Rp 500.000.000
Mei s.d Agustus Rp 250.000.000 4 bulan Rp 1.000.000.000
September s.d Rp 125.000.000 4 bulan Rp 500.000.000
Desember
Jumlah Rata-Rata Pinjaman Setahun Rp 2.000.000.000
Maka rata-rata pinjaman perbulan adalah  Rp 2.000.000.000 : 12 = Rp 166.666.667

Rata-rata deposito perbulan:

Bulan Pinjaman Jangka Waktu Rata-Rata Pinjaman


Januari s.d Maret Rp 25.000.000 3 bulan Rp 75.000.000
April s.d September Rp 50.000.000 6 bulan Rp 300.000.000
Oktober s.d Rp 60.000.000 3 bulan Rp 180.000.000
Desember
Jumlah Rata-Rata Deposito Setahun Rp 555.000.000

Maka rata-rata deposito perbulan = Rp 555.000.000,00 : 12 = Rp 46.250.000,00


Berdasarkan perhitungan rata-rata pinjaman dan deposito perbulan, maka biaya bunga
yang dapat dibebankan sebagai biaya secara fiskal yaitu : 
15% x (Rp 166.666.667 - Rp 46.250.000) = Rp 18.062.500

14. Jawaban:

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK


NOMOR SE - 46/PJ.4/1995

TENTANG

PERLAKUAN BIAYA BUNGA YANG DIBAYAR ATAU TERUTANG DALAM


HAL WAJIB PAJAK MENERIMA 
ATAU MEMPEROLEH PENGHASILAN BERUPA BUNGA DEPOSITO ATAU
TABUNGAN LAINNYA 
(SERI PPh UMUM NO. 20)

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

1. Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1994, maka atas bunga


deposito, tabungan, serta diskonto SBI yang diterima atau diperoleh baik oleh Wajib
Pajak badan maupun oleh Wajib Pajak orang pribadi dipotong Pajak Penghasilan yang
bersifat final.
2. Berdasarkan Pasal 2 huruf b Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1994, untuk
menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan Bentuk
Usaha tetap (BUT), biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan
yang pengenaan pajaknya bersifat final yang diatur tersendiri berdasarkan Pasal 4 ayat
(2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1994, tidak boleh dikurangkan dari
penghasilan bruto.
3. Dapat terjadi bahwa dana yang ditempatkan dalam bentuk deposito berjangka atau
tabungan lainnya langsung atau tidak langsung berasal dari pinjaman atau dana yang
berasal dari pihak ketiga yang dibebani biaya bunga. Apabila hal tersebut terjadi Wajib
Pajak dapat memperkecil Penghasilan Kena Pajak secara tidak wajar, karena bunga yang
terutang atau dibayar atas pinjaman tersebut dikurangkan sebagai biaya, sedangkan bunga
yang diterima atau diperoleh yang berasal dari penempatan dana dalam bentuk deposito
berjangka atau tabungan lainnya tidak ditambahkan dalam penghitungan Penghasilan
Kena Pajak karena telah dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final sebesar 15%.
4. Sehubungan dengan hal-hal tersebut diatas, dengan ini diberikan penegasan sebagai
berikut :
a. Apabila jumlah rata-rata pinjaman sama besarnya dengan atau lebih kecil dari
jumlah rata-rata dana yang ditempatkan sebagai deposito berjangka atau tabungan
lainnya, maka bunga yang dibayar atau terutang atas pinjaman tersebut seluruhnya
tidak dapat dibebankan sebagai biaya.
b. Apabila jumlah rata-rata pinjaman lebih besar dari jumlah rata-rata dana yang
ditempatkan dalam bentuk deposito atau tabungan lainnya, maka bunga atas pinjaman
yang boleh dibebankan sebagai biaya adalah bunga yang dibayar atau terutang atas
rata-rata pinjaman yang melebihi jumlah rata-rata dana yang ditempatkan sebagai
deposito berjangka atau tabungan lainnya.

15. Jawaban:
1 bulan = 4 minggu
Gaji sebulan (4 x Rp 1.750.000) Rp 7.000.000
Premi kecelakaan kerja Rp 25.000
Premi kematian Rp 8.000
Penghasilan bruto Rp 7.033.000
Pengurang:
Biaya jabatan (5% x Rp 7.033.000) Rp 351.650
Penghasilan neto sebulan Rp 6.681.350
Penghasilan neto setahun (Rp 6.681.350 x 12) Rp 80.176.200

PTKP (K/2)
Wajib pajak Rp 54.000.000
Istri Rp 4.500.000
Anak 2 (2 x Rp 4.500.000) Rp 9.000.000
Total PTKP Rp 67.500.000
Penghasilan kena pajak (PKP) Rp 12.676.200

PPh 21 setahun:
5% ×Rp 12.676.200 Rp 633.810
PPh 21 per bulan (Rp 633.810 ÷ 12) Rp 52.187,5
PPh 21 per minggu (Rp 52.187,5 ÷ 4) Rp 13.204,375

16. Jawaban:
Gaji sebulan Rp 22.000.000
Tunjangan jabatan Rp 4.000.000
Tunjangan transportasi, makan, dan komunikasi Rp 4.000.000
Premi kematian (0,20% x Rp 22.000.000) Rp 44.000
Iuran Pensiun Rp 200.000
Penghasilan bruto Rp 30.244.000
Dikurang:
Biaya jabatan: 5%× Rp 30.244.000 Rp 1.512.200
Iuran pensiun Rp 150.000
Jumlah pengurang Rp 1.662.200
Penghasilan neto sebulan Rp 28.581.800
Pengahasilan neto setahun (28.581.800×12) Rp 342.981.600

PTKP(K/2)
Wajib pajak Rp 54.000.000
Istri Rp 4.500.000
Anak (2 x Rp 4.500.000) Rp 9.000.000
Rp 67.500.000
Penghasilan kena pajak (PKP) Rp 275.481.600
PPh 21 setahun
5% ×50.000.000 Rp 2.500.000
15% × 200.000.000 Rp 30.000.000
25% × 25.481.600 Rp 6.370.400
Rp 38.870.400
PPh 21 perbulan (38.870.400 ÷ 12) Rp 3.239.200

17. Jawaban:
Penghasilan Sinta selama 16 hari bekerja:
(16 x Rp 75.000) = Rp 1.200.000
Karena jumlah kumulatif upah yang diterima belum melebihi Rp 4.500.000, maka tidak
ada PPh Pasal 21 yang dipotong.

Anda mungkin juga menyukai